Anda di halaman 1dari 12

ELEMEN FASAD RUANG PEMBELAJARAN SMK PERTANIAN

MALANG DENGAN KONSEP AGRITECTURE

Nadia Almira Jordan, Rinawati P. Handajani, Damayanti Asikin


Jurusan Aristektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

E-mail: nadiaalmirajordan@gmail.com

Abstraksi
Kerusakan lingkungan, sebagai dampaknya pemanasan global semakin banyak dan
semakin parah oleh terpangkasnya ruang terbuka hijau. Konsep agritecture merupakan
konsep menyatukan arsitektur dengan agrikultur yang pada studi ini diterapkan pada fasad
bangunan SMK pertanian agar dapat memberikan pembelajaran pertanian vertikal dan konsep
ramah lingkungan kepada siswa dan masyarakat sekitar. Perancangan elemen fasad SMK
pertanian dengan konsep agritecture ini menggunakan metode analitis dengan metode
pendekatan programatis dengan dua analisis besarn yaitu analisis karakter ruang
pembelajaran SMK pertanian dan analisis konsep agritecture terkait sistem perletakan,
penyiraman dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Penerapan pada dinding bangunan
dimaksudkan untuk memaksimalkan sinar matahari pada proses pertumbuhan tanaman
produksi yang dibudidayakan. Penanaman vertikal tanaman pada fasad bangunan dalam studi
ini diterapkan pada empat jenis ruangan yang memiliki perbedaan kebutuhan penghawaan
dan pencahayaan, yang tentunya akan menghasilkan jenis penerapan dan jenis tanaman yang
berbeda di keempat jenis ruang tersebut. Manfaat yang diharapkan dari studi ini adalah
terciptanya rancangan desain fasad ruang pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa
dan menjadi salah satu alternatif perancangan dengan konsep ramah lingkungan untuk
bangunan pendidikan, sebagai salah satu upaya untuk menyelaraskan bangunan dengan
lingkungan di sekitarnya.
Kata kunci: elemen fasad, SMK pertanian, agritecture.

PENDAHULUAN building. SMK Pertanian sebagai sarana


pendidikan formal bidang pertanian, juga
Latar Belakang diharapkan dapat memberikan
pembelajaran ramah lingkungan. Melalui
Perubahan iklim yang ekstrim sebagai konsep agritecture yang merupakan
dampak pemanasan global telah terjadi di penerapan konsep green building dengan
Indonesia dan semakin diperparah oleh sistem Building-Integrated Agriculture,
kegiatan pertambangan secara besar- SMK pertanian dapat memberikan
besaran. Kerusakan lingkungan, sebagai pembelajaran pertanian vertikal dan
salah satu dampaknya, dapat mengganggu konsep ramah lingkungan kepada siswa
kesehatan karena kegiatan pengambilan dan masyarakat sekitar.
sumber daya alam serta lahan hijau tanpa
adanya pengganti ruang terbuka hijau. Perumusan Masalah
Berbagai usaha untuk menanggulangi Berdasarkan latar belakang yang
dampak buruk hal tersebut telah dilakukan, dipaparkan pada artikel ilmiah ini,
salah satunya dikenal dengan konsep green
dirumuskan satu permasalahan kajian- pada setiap program keahlian yang
rancang, yaitu: digunakan siswa untuk melakukan praktik
Bagaimana rancangan elemen fasad khusus dalam mata pelajaran produksi.
bangunan ruang pembelajaran SMK Sedangkan fasad bangunan
pertanian dengan konsep agritecture? merupakan elemen arsitektur terpenting
yang dapat menggambarkan fungsi dan
Tujuan dan Manfaat makna sebuah bangunan (Krier, 2001. Di
Tujuan dari kajian-perancangan ini adalah: negara tropis seperti Indonseia dengan
radiasi sianr matahari yang tinggi, desain
Mendapatkan rancangan fasad bangunan fasad bangunan khususnya orientasinya,
SMK pertanian dengan konsep agritecture, sangat berpengaruh terhadap intesitas sinar
sebagai upaya menyatukan bangunan matahari yang diterima (Sukawi, 2010).
dengan lingkungan pertanian di sekitarnya, Aspek yang dapat dijadikan acuan
juga untuk dapat dijadikan sebagai dalam menilai sebuah ruangan adalah
pembelajaran mengenai konsep peduli aspek kenyamanan, yaitu penghawaan,
lingkungan. pencahayaan, dan akustik.
Karakteristik SMK Pertanian Konsep Agritecture
Pembelajaran SMK terdiri dari mata Agritecture merupakan penggabungan
pelajaran adaptif, normatif, dan produktif. dari agrikultur dan arsitektur. Konsep ini
Mata pelajaran yang diutamakan pada disebut juga sebagai Building-Integrated
studi ini adalah mata pelajaran produktif, Agriculture oleh Dr. Ted Caplow di dalam
yaitu seluruh mata pelajaran yang dapat tulisannya pada Passive and Low Energy
memberikan bekal bagi para siswa tentang Cooling Conference di Yunani pada tahun
pengetahuan teknik dasar keahlian 2007. Sistem Building-Integrated
kejuruan (Depdikbud, 1999 dalam Agriculture (BIA) merupakan praktek
Destiana, 2012). Strategi dalam program perletakan sistem pertanian hidroponik di
pembelajaran produktif adalah dalam greenhouse yang dipadukan di atas
mengarahkan siswa agar terbentuk dan di dalam bangunan untuk
kompetensi di bidang pertanian secara mengusahakan kesinergisan antara
professional dan produktif, serta lingkungan terbangun dan agrikultur.
kompetensi pendukung, yaitu komunikasi, Perletakan sistem BIA sebaiknya pada
kerjasama, pengambilan keputusan, building envelope untuk memaksimalkan
pemecahan masalah, penguasaan teknologi penggunaan cahaya matahari. Baik
informasi dan penggunaan konsep permukaan vertikal (fasad) maupun
matematika. horizontal (atap) dapat digunakan sebagai
media penanaman.
Ruang Pembelajaran a. Metode penanaman
Berdasarkan Peraturan Menteri Terdapat beberapa sistem
Pendidikan Nasional Republik Indonesia penanaman yang sering dilakukan di area
nomor 40 tahun 2008 tentang standar perkotaan yang diintegrasikan dengan
sarana dan prasarana SMK/MK, terdapat bangunan, antara lain secara vertikal dan
dua jenis ruang pembelajaran pada SMK, horizontal. Penerapan metode penanaman
yaitu ruang pembelajaran umum dan ruang tersebut harus memperhatikan jenis
pembelajaran khusus. Ruang pembelajaran tanaman yang akan ditanam beserta
umum merupakan ruang pembelajaran kebutuhannya, bentuk bangunan, dan
yang digunakan seluruh siswa dalam kebutuhan akan kualitas ruang tertentu.
menerima teori dan melakukan kegiatan Pada penanaman vertikal
praktik. Sedangkan ruang pembelajaran (vertikultur) metodenya dengan
khusus adalah ruang khusus yang terdapat menggunakan wadah penanaman vertikal.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan Jenis tanaman yang dapat
mudah dipindah-pindahkan. Tidak semua diterapakan pada konsep ini merupakan
jenis tanaman bisa atau cocok untuk tanaman produksi dari golongan
vertikultur, namun sayuran adalah yang hortikultura, ditinjau dari jenis
paling banyak diterapkan, disesuaikan penanamannya. Tanaman hortikultura
dengan kebutuhan dan memiliki nilai dengan akar pendek merupakan jenis
ekonomis tinggi, berumur pendek, dan tanaman yang dibudidayakan, terdiri dari
berakar pendek. Sedangkan penanaman tanaman buah, tanaman bunga, tanaman
secara horisontal dilakukan dengan sayuran dan tanaman obat.
penanaman pada atap bangunan
(Haryanto, 2007). METODE KAJIAN-PEANCANGAN
Sedangkan penanaman pada sistem
Perancangan elemen fasad SMK
BIA secara horizontal contohnya adalah
pertanian dengan konsep agritecture ini
roof garden. Istilah ini merujuk pada
bertujuan untuk mendapatkan desain SMK
semua taman yang letaknya berada pada
sebagai upaya menyatukan bangunan
atap bangunan. Selain sebagai elemen
dengan lingkungan pertanian di sekitarnya
dekoratif, penanaman pada atap dapat
dan juga dapat dijadikan sebagai
menghasilkan makanan, mengontrol suhu,
pembelajaran mengenai konsep peduli
habitat untuk satwa di sekitar bangunan
terhadap lingkungan. Proses yang
dan area rekreasi.
dilakukan untuk mecapai tujuan studi
b. Letak penanaman
adalah dengan menggunakan metode
Letak penanaman pada sistem ini
analitis dengan metode pendekatan
selain dapat dilakukan pada building
programatis, untuk mendapatkan sebuah
envelope seperti yang dikemukakan
desain fasad bangunan SMK pertanian
Caplow (2007), dapat juga dilakukan
dengan konsep agritecture.
penanaman di dalam bangunan, asalkan
Analisis yang dilakukan pada studi ini
tanaman tetap mendapatkan unsur utama
dibagi menjadi dua, yaitu analisis ruang
pertumbuhannya seperti cahaya, air dan
pembelajaran SMK pertanian dan analisis
nutrisi. Penerapan pada building envelope
konsep agritecture. Pada analisis ruang
dapat dilakukan di dinding eksterior, tiang
pembelajaran, dikaji jenis dan karakter
atau kolom bangunan, dan atap bangunan
ruang berdasarkan kegiatan yang diwadahi
(Dewanto, 2011).
untuk mendapatkan kebutuhan
c. Media tanam
pencahayaan dan penghawaan ruang
Jenis media tanam yang digunakan
pembelajaran, sehingga didapatkan
dalam penanaman ini adalah media tanam
persyaratan perletakaan dan arah hadap
hidroponik. Hidroponik adalah cara
ruang, yang nantinya berpengaruh pada
bercocok tanam tanpa menggunakan media
intensitas sinar matahari yang diteriap tiap-
tanah sebagai media tanamnya. Hal yang
tiap fasad ruangan. Selanjutnya pada
sangat dibutuhkan dalam metode
analisis konsep agritecture, pengkajian
penanaman ini adalah air dan nutrisi.
dilakukan dengan mengambil beberapa
Media penanaman hidroponik sendiri
aspek dasar pola sistem penanaman
dapat dibagi atas dua jenis yang berbeda
tanaman secara vertikal pada dinding
ketahanan dan kemampuannya menyimpan
bangunan, yaitu letak penanaman, metode
air, yaitu media organik (arang sekam,
penanaman, jenis media tanam dan jenis
serbuk gergaji, sabut kelapa, akar pakir,
tanaman. Penerapan pada dinding
vermikulit, gambut) dan non-organik
bangunan dimaksudkan untuk
(perlit, rockwool, clay granular, pasir,
memaksimalkan sinar matahari pada
gravel, batu apung, batu bata, batu karang)
proses pertumbuhan tanaman produksi
(Susila, 2004).
yang dibudidayakan. Setelah itu, hasil
d. Jenis tanaman
kajian pola penanaman dan jenis tanaman
disesuaikan dengan fasad bangunan
terntentu. Perbedaan intensitas sinar
matahari yang diterima setiap fasad
bangunan akan mempengaruhi pola
penanaman dan jenis tanaman yang Jalan Ikan Tombro

diterapkan.

Jalan Sudimoro
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jalan Soekarno
Tinjauan Umum Kota Malang Hatta

Keterangan:
Kota Malang merupakan kota terbesar
Permukiman kepadatan sedang
kedua di Jawa Timur setelah Kota
Permukiman kepadatan tinggi
Surabaya, yang terletak pada ketinggian
Fasilitas umum
antara 440-667 meter diatas permukaan air
Lahan Pertanian
laut. Letak Kota Malang yang dikeliling Fasilitas Pendidikan
oleh Gunung Arjuno di sebelah utara, Perdagangan dan jasa
Gunung Semeru di sebelah timur, Gunung Gambar 1 Letak Tapak pada Wilayah Sekitarnya
Kawi dan Panderman di sebelah barat dan
Gunung Kelud di sebelah selatan, Konsep SMK pertanian
menjadikan Malang sebagai kota di Fungsi SMK pertanian tentunya
dataran tinggi yang sejuk dan memiliki sebagai tempat kegitan belajar mengajar
tanah yang subur. (KBM) bagi siswa dan guru. Lebih sempit
Tapak perancangan berada pada lagi dari fungsi tersebut, SMK ini
wilayah Kelurahan Tunjungsekar, yang merupakan tempat bagi siswa dalam
merupakan wilayah pada Kecamatan mempelajari keilmuan pertanian, yang
Lowokwaru, yang sedang mengalami didalamnya terdapat beberapa program
perkembangan di sektor infrastruktur keahlian yang dipelajari lebih dalam oleh
berupa jalan, saluran drainase dan juga siswa sebagai bekal pengetahuan dan
pengembangan di bidang permukiman dan keterampilan yang dapat digunakan untuk
fasilitas pendidikan. terjun ke dunia kerja.
Kondisi eksisting tapak merupakan SMK yang murni berada di bidang
lahan pertanian basah. Pemilihannya pertanian ini memiliki empat program
didasarkan pada pola peruntukan lahan keahlian yang diajarkan pada siswa sejak
Kota Malang, karena area tersbut bangku kelas satu, antara lain:
diperuntukkan sebagai pembangunan 1. Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman
fasilitas pendidikan dan selain itu, SMK 2. Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
pertanian membutuhkan tanah yang subur 3. Keahlian Mekanisasi Pertanian
dan masih produktif untuk menunjang 4. Keahlian Penyuluhan Pertanian
kegiatan praktek siswa dalam bidang Pelaku pada SMK pertanian ini antara
pertanian. lain adalah siswa, guru, pimpinan sekolah,
karyawan administrasi, dan karyawan
laboratorium.
Konsep Ruang
SMK pertanian memiliki tiga
kelompok besar ruangan, yaitu kelompok
ruang pembelajaran umum, kelompok
ruang pembelajran khusus (sesuai dengan
pembelajaran setiap program keahlian) dan Terdapat dua zona besar ruang pada
kelompok ruang penunjang. SMK pertanian ini, yaitu zona ruang
pembelajaran dan ruang penunjang.
Analisis Komparasi
Analisis komparasi yang dilakukan Zona Ruang
bertujuan untuk mendapatkan masukan Pembelajaran
penerapan konsep agritecture yang telah
diterapkan pada beberapa bangunan yang
dijadikan acuan. Analisis dilakukan
berdasarkan aspek-aspek pola penanaman
tanaman pada bangunan, antara lain letak
penanaman, sistem penanaman, bentuk
penanaman, media tanam yang digunakan, Zona Ruang
dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Penunjang
Komparasi dilakukan pada bangunan
Gambar 2 Zona besar ruang SMK pertanian
kantor Pasona Headquarters di Tokyo,
Greenhouse Project di New York, dan New Ruang penunjang guru dan siswa
Bronx Housing Project di New York, dengan diletakkan pada sisi kiri tapak karena
kesimpulan yang dapat diambil antara lain: aksesnya mudah dijangkau tamu.
 penanaman tanaman pada fasad adalah Sedangkan ruang pembelajaran diletakkan
tanaman hias yang memiliki daun pada kanan tapak mempertimbangkan
rimbun untuk meneduhkan dan letak ruang dan lahan praktek untuk
mendinginkan sisi dalam bangunan, menerima sinar matahari lebih banyak.
sedangkan tanaman produksi di tanam Kemudian, di dalam dua zona besar
pada area dalam bangunan. tersebut terdapat tiga kelompok besar
 penempatan tumbuhan di dalam ruang ruang yang didasarkan pada pembagian
dapat dilakukan, namun dengan jurusan, sedangkan untuk ruang
pertimbangan jenis tanaman yang dapat penunjang, pembagian ruang didasarkan
hidup di dalam keadaan gelap atau pada pengguna ruang, antara lain:
ternaungi, untuk mengantisipasi A. Zona A : Ruang pembelajaran umum
penggunaan energi yang terlalu besar. B. Zona B : Ruang pembelajaran jurusan
 penanaman pada greenhouse pada atap produksi tanaman
bangunan tinggi memiliki kelebihan C. Zona C : Ruang pembelajaran jurusan
yaitu terhindar dari polusi jalan raya teknologi hasil pertanian
dan mendapatkan sinar matahari D. Zona D : Ruang pembelajaran jurusan
maksimal. mekanisasi pertanian
E. Zona E : Ruang pembelajaran jurusan
Analisis Kualitatif penyuluhan pertanian
Analisis kualitatif yang dilakukan F. Zona F : Ruang penunjang guru
merupakan analisis kebutuhan G. Zona G : Ruang penunjang siswa
pencahayaan dan penghawaan yang Berdasarkan kebutuhan pencahayaan
mempengaruhi perletakan zona dan ruang, dan penghawaan zona, didapatkan konsep
yang berpengaruh pada intensitas sinar perletakan zona di dalam tapak.
matahari yang diterima fasad bangunan. Zona penunjang guru diletakkan pada
Hasil analisis ini selanjutnya digunakan area tepi kiri yang sangat berdekatan
untuk menentukan letak ruang pada tapak dengan akses utama sekolah. Sedangkan
dan jenis penerapan konsep agritecture- area pembelajaran khusus disusun terpisah
nya. pada area kanan tapak, untuk memberikan
area yang privat dan untuk
Kebutuhan Kualitatif Zona
memaksimalkan sinar matahari yang pencahayaan alami digunakan untuk
diterima. kegiatan pengamatan objek, sedangkan
pencahayaan buatan dibutuhkan untuk
kegiatan pengamatan reksi dan diskusi.
3. Ruang semi terbuka: Ruang yang
membutuhkan sirkulasi udara dari
penghawaan alami yang lancar dapat
dilakukan dengan memberi bukaan
ruangan.
4. Ruang dengan kebutuhan penghawaan
buatan penuh: Ruang ini tertutup secara
penghawaan, namun dapat terbuka pada
Gambar 3 Alternatif 3 Perletakan Zona pencahayaan.
Ruang pembelajaran umum diletakkan
ditengah sekolah yang dikelilingi oleh Analisis Konsep Agritecture
lapangan upacara dan lapangan olahraga Konsep perancangan agritecture
untuk pencapaian yang lebih mudah dan didapatkan berdasarkan analisis sistem
sebagai pembatas anatara zona agritecture dan juga karakteristik yang
pembelajaran dan zona penunjang. diambil melalui objek komparasi.
Kebutuhan Kualitatif Ruang Analisis Konsep Agritecture

Analisis kualitatif ruang dilakukan


pada ruang pembelajaran umum dan
khusus, sebagai objek fokus dalam studi Analisis Metode Analisis Media Penanaman
ini, dengan tujuan untuk mendapatkan Penanaman dan Jenis Tanaman
persyaratan perletakan dan arah hadap Acuan Bentuk Acuan Media Tanam dan
ruang di dalam zona dan juga untuk Penanaman pada Jenis Tanaman
membatasi konsep agritecture yang dapat Konsep Agritecture
Acuan Metode Penyiraman
diterapkan pada ruang tersebut. Tanaman Berdasarkan Jenis
Aspek yang dijadikan acuan adalah Analisis Letak Media Tanam
pencahayaan dan penghawaan yang Penanaman pada
merupakan aspek penting dalam Fasad Bangunan
kenyamanan proses pembelajaran, serta
persyaratan khusus ruang yang dibutuhkan Analisis Kualitatif Ruang Pembelajaran
untuk kelangsungan kegiatan praktik di
dalam ruang tertentu. Hasil tersebut Karakter ruang berdasarkan kebutuhan
nantinya juga mempengaruhi besar pencahayaan dan penghawaan
kecilnya instesitas sinar matahari yang
didapatkan oleh fasad ruang tertentu. Konsep Desain Fasad Bangunan
Terdapat empat kelompok ruang dengan Penerapan Agritecture
pembelajaran berdasarkan karakteristik Diagram 1 Alur Analisis Konsep Agritecture
kebutuhan pencahayaan dan penghawaan
Konsep dan Desain Tapak
yang sama, yaitu
1. Ruang steril tertutup tanpa sinar Berada di tepi jalan penghubungan
matahari: Ruang yang tertutup baik area perkotaan dan permukiman, akses
bagi pencahayaan maupun penghawaan utama tapak berada pada sisi Jalan Ikan
alami untuk melindungi alat dan bahan Tombro, mempertimbangkan kepadatan
praktik dari kelembapan udara. siswa dan kendaraan yang masuk di pagi
2. Ruang dengan kebutuhan pencahayaan hari dan keluar di siang hari, sehingga
alami dan buatan yang sama: letaknya tidak terlalu dekat dengan
bangunan sekitar.
digunakan sebagai patokan dalam
perletakan zona di dalam tapak, yaitu
ruang pembelajaran pada sisi utara dan
ruang penunjang pada sisi selatan.
Ruang Penunjang

Ruang Kelas

Ruang Laboratorium

Taman

Lahan Praktik

Gambar 5 Akses Utama Tapak Gambar 8 Tata Massa Area Pembelajaran


Pada sisi depan tapak ditambahkan
area pedestrian yang digunakan untuk Perletakan ruang pembelajaran ke arah
pejalan kaki yang melewati tapak, barat laut tapak, arah yang memungkinkan
khususnya pengguna SMK pertanian, untuk seluruh ruang semi terbuka
karena tidak terdapat jalur pedestrian pada mendapatkan sinar matahari secara
Jalan Ikan Tombro. maksimal adalah dengan menyusun ruang
tersebut ke arah utara. Selain itu, dilakukan
penyusunan ruangan secara vertikal untuk
memaksimalkan ruang dengan kebutuhan
pencahayaan alami tersebut

Gambar 6 Jalur Pedestrian dan Utilitas Tapak


Desain letak akses utama sekolah
seperti pada gambar 7 menunjukkan
letaknya pada tepi jalan ikan tombro dan
menyesuaikan dengan letak ruang
penunjang.

Gambar 8 Zoning Ruang Pembelajaran

Ruang semi
terbuka

Ruang dengan
pencahayaan
alami dan
Gambar 7 Desain tata massa di dalam tapak buatan
Konsep dan Desain Tata Massa
Ruang steril
Berdasarkan analisis kualitatif zona tertutup
yang telah dilakukan, telah didapatkan
kebutuhan persyaratan zona yang Gambar 8 Desain Zoning Ruang Pembelajaran
Konsep Ruang Luar
Ruang luar pada SMK pertanian
adalah area tidak terbangun di sisi luar
sekolah yang dimanfaatkan sebagai taman
dan lahan pertanian untuk kegiatan praktek
siswa.

Gambar 10 Perletakan Tanaman Hias pada Tapak


SMK Pertanian
Sedangkan taman produksi adalah
taman yang berada pada area diantara
ruang pembelajaran, yang berisi tanaman
produksi. Tanaman pada taman produksi
merupakan tanaman yang sama dengan
yang diterapkan pada bangunan, antara
lain sawi, cabe, kangkung, brokoli, bayan,
Gambar 9 Zoning Taman pada Tapak SMK tomat, dan juga tanaman rempah seperti
Pertanian kunyit, kencur, kayu manis dan lada.
Penanaman tersebut dilakukan secara
Lahan hidroponik, maupun aquaponik dengan
Praktek
kolam ikan pada area yang lebih lebar.
Pertanian
Area luar bangunan pada sisi timur
Taman tapak dimanfaatkan sebagai area lahan
Produksi pertanian untuk kegiatan praktik siswa.
Lahan pertanian merupakan area praktik
Taman
bagi siswa program keahlian produksi
Hias tanaman pada kompetensi tanaman
perkebunan dan pembibitan tanaman, dan
juga program keahlian mekanisasi
pertanian untuk praktik pengolahan lahan
pertanian.
Gambar 9 Desain Zoning Taman pada Tapak
SMK Pertanian 4 5
Taman pada SMK pertanian dibagi 3
menjadi dua jenis, taman hias dan taman 1
produksi. Taman hias paling banyak
berada pada sisi tepi bangunan, sedangkan Gambar 4.45 Tata Lahan Praktik SMK Pertanian
taman produksi berada pada area hijau di
antara bangunan pembelajaran. 1. Lahan Pertanian Sayur dan Buah -
Perletakan mempertimbangkan ketinggian
tanaman sayur dan buah yang rendah, dan
kebutuhkan sinar matahari yang banyak.
2. Lahan Pertanian Palawija -
Perletakan mempertimbangkan tajuk
tanaman yang agak tinggi, sehingga tidak
menutupi lahan pertanian sayur dan buah
3. Lahan Perkebunan -
Perletakan mempertimbangkan tajuk pohon
yang tinggi dan lebar agar tidak menutupi area
pembelajaran terlalu banyak, selain itu juga dan penghawaan alami cukup, sehingga
agar tidak menutupi lahan praktik tanaman penerapan agritecture pada fasad ruang
buah dan sayur lainnya dari sinar matahari kelas memanfaatkan bukaan ruang sebagai
4. Lahan Sawah (Monkultur) area tanam tanaman produksi.
Perletakan di area belakang dekat dengan Sisi utara dan timur ruang yang
prog. keahlian mekanisasi pertanian untuk
mendapatkan sinar matahari lebih banyak
memudahkan praktik pengolahan lahan.
dimanfaatkan untuk penanaman sayuran
dengan toleransi terhadap paparan sinar
matahari, seperti bayam merah dan selada.
Bayam
4
3 merah
2
1 Selada

Rak
Keterangan: kayu
1. Lahan pertanian sayur (kangkung, bayam, Tangkir air
kubis) dan buah (melon, tomat, cabai) bernutrisi
2. Lahan palawija (jagung, kacang tanah, ubi Gambar 4.53 Rak dinding barat ruang kelas
kayu) h
3. Lahan perkebunan (pohon mangga dan
sawi) a
4. Lahan sawah (padi) b
Gambar 4.45 Desain Tata Lahan Praktik SMK
Pertanian c
Konsep dan Desain Bangunan d
Konsep agritecture yang diterapkan
pada selubung dan elemen ruang SMK
pertanian khususnya pada area e
f
pembelajaran ini mempertimbangkan g
aspek yang sangat mempengaruhi kegiatan Keterangan:
a. Pipa PE – menyalurkan air dari pipa PVC ke dripline
dan proses pertumbuhan tanaman, yaitu b. Adapter – penyesuai debit air dari pipa PVC ke pipa PE
sinar matahari dan angin. c. Pipa PVC – menyalurkan air dari pompa ke pipa PE
d. Timer digital – pengatur waktu air nutrisi menyirami tanaman
Massa bangunan yang diletakkan e. Stop kontak listrik – penyumplai listrik untuk timer dan pompa
f. Pompa celup – pompa kecil untuk menaikan air ke pipa PVC
berdasarkan program keahlian, menerima g. Tandon air – wadah air bernutrisi untuk pengairan tanaman
h. Dripline - penyiram air berupa lubang tetes, ke area dekat akar
intensitas sinar matahari yang berbeda.
Bangunan yang terletak paling timur atau Gambar 4.53 Detail rak dinding barat ruang kelas
utara mendapatkan sinar matahari lebih Selain rak pada dinding, penerapan
banyak, sehingga tanaman yang tepat agritecture juga dilakukan pada pagar di
diterapkan adalah tanaman dengan koridor lantai 2 dan kolom di koridor
kebutuhan sinar matahari banyak. lantai 1.
Sedangkan bangunan di sisi barat atau Pagar

selatan menerapakn tanaman yang dapat Tangki air


Sumbu
hidup di bawah naungan atau tanaman
Adapter
dengan kebutuhan sinar sedikit.
Pada studi ini, diambil 2 contoh ruang Rak aluminium

dari 4 kelompok ruang pembelajaran Gambar 4.59 Detail pagar koridor lantai dua
dengn karakteristik yang berbeda. Pengairan dengan sistem sumbu ini
a. Ruang kelas memanfaatkan daya serap air untuk
Ruang kelas merupakan ruang yang menyalurkannya ke tanaman. Tidak
medapatkan pencahayaan alami maksimal terdapat saluran air sisa kembali ke tandon
karena air yang diterima tanaman dari f
sistem ini dalam debit kecil, sehingga a g
kemungkinan untuk menyisakan air
b
kembali ke tandon juga kecil. h
c
Tanaman yang dibudidayakan pada
pagar ini merupakan tanaman yang dapat d i
hidup di bawah naungan, antara lain antara
lain anthurium, adenium, dan bunga e j
anyelir. Untuk penanaman pada pagar
koridor, dipilih tanaman hias karena lama Keterangan:
a. Pipa PE – menyalurkan air dari pipa PVC ke dripline
waktu hidupnya lebih lama dan b. Dripline - penyiram air berupa lubang tetes, ke media tanam
perawatannya lebih mudah. c. Adapter – penyesuai debit air dari pipa PVC ke pipa PE
d. Pipa PVC – penyalur air ke area dripline di bawah
Pada kolom di lantai satu, penerapan e. Lapisan tanaman – terdiri dari tiga tanaman dengan sifat
dapat dilakukan pada seluruh kolom berbeda
f. Rangka baja ringan – penyangga lapisan green wall
sekolah, namun dengan perbedaan jenis g. Papan polikarbonat – pembatas agar akar tanaman dan air
tanaman dan media tanamnya. Pengairan irigasi tidak mengenai dinding
h. Karpet glasswool – lapisan karpet pertama untuk lapisan
tanaman pada kolom ini adalah pengairan dasar
dengan tangan secara disiram, sehingga i. Karpet glasswool berlubang – lapisan karpet kedua dengan
lubang tempat tanaman ditanam
bentuk tersebut dapat diterapkan di semua j. Talang air – talang penerima air sisa penyiraman green wall
kolom bangunan lantai satu.
Gambar 4.55 Lapisan green wall
Bunga aster – dapat
Rak kayu tumbuh dibawah
vertikal paparan sinar matahari,
kebutuhan air tinggi
Bunga gardenia – dapat
Pipa PVC hidup di bawah naungan,
kebutuhan air sedang
148,2 cm
Corymbosa hijau – dapat
Batu koral
hidup dibawah naungan

Gambar 4.54 Susunan tanaman hias pada green


wall
Gambar 4.63 Detail rak pada kolom lantai satu Pada sisi barat, terdapat perbedaan
Sedangkan pada sisi utara bangunan penerapan sistem pengairan, karena sisi
ruang kelas, penerapan dilakukan pada barat tidak menerima banyak sinar
bidang dinding yang tidak terdapat bukaan, matahari.
yaitu dengan green wall. Sistem ini
dilakukan dengan menempelkan media a e
tanam berupa karpet glass wool pada b
dinding.
Sistem ini menggunakan jenis
c
penyiraman tetes, yaitu dengan dripper
nozzle. Lubang tetes ini digunakan untuk f
d
meneteskan air dalam jumlah yang
dibutuhkan media tanam. Media tanam Keterangan:
A: selang air yang menyalurkan air nutrisi ke media
glass wool yang memiliki daya serap air tanam
tinggi, dapat menyimpan air lebih banyak B: adapter penyesuai debit air dari pipa PVC
dan lebih lama. Sehingga penyiraman pada C: pipa PVC masuk yang menyalurkan air dari pompa ke
selar air
green wall tidak akan terbuang terlalu D: pompa celup untuk menaikkan air ke pipa
banyak. E: pipa PVC keluar yang menyalurkan air sisa
penyiraman
F: tandon air yang berisi air bernutrisi
Gambar 4.68 Detail rak dinding sisi barat ruang penelitian yang dilakukan oleh Damayanti
kelas dkk (2013) tanaman tersebut dapat
Media tanam yang digunakan adalah menurunkan suhu di dalam ruangan.
rockwool dengan pengairan otomatis, Penerapan pada area dalam ruang
yaitu sistem irigasi NFT (Nutrient Film laboratorium adalah pada sekat ruang
Technique). Pada sistem ini, air dialirkan antara ruang belajar dan ruang
dengan debit yang agak besar (bukan tetes) penyimpanan.
pada area perakaran.
b. Ruang laboratorium biologi
Ruang laboratorium biologi merupakan
laboratorium umum yang digunakan oleh
semua siswa pada mata pelajaran biologi
dasar. Laboratorium ini merupakan ruang
dengan kebutuhan pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan alami dibutuhkan
untuk kegiatan mengamati objek dan
Gambar 4.94 Rak kultur air pada sekat ruang
penelitian, sedangkan pencahayaan buatan
dibutuhkan dalam kegiatan presentasi dan
diskusi. Tanama
Penerapan pada sisi timur dsama n cabai
dengan penerapan pada ruang kelas
sebelumnya, namun dengan jenis tanaman
yang berbeda.
Tanaman
Sekat tanaman
strawberry
Media tanam
akar pakis Gambar 4.96 Potongan samping rak kultur air
pada sekat ruang
Sedangkan untuk sekat ruang yang
Tanaman lain yaitu sekat dengan rak tanaman
paprika dengan toleransi tempat teduh. Sekat
tersebut merupakan susunan tanaman hias
Gambar 4.89 Detail rak timur laboratoirum biologi kaktus dan calathea yang penyiramannya
Penerapan pada dinding barat sama dilakukan dengan tangan.
dengan dinding barat ruang lainnya, hanya Wadah Bingkai kayu
tanaman sebagai sekat
yang berbeda adalah tanaman yang ruang
dari pipa
dibudidayakan.
talang air Pipa PVC
persegi sebagai
Tandon air penyanggah
Tanaman sisa wadah tanaman
sawi penyiraman dan tempat
mengalirnya air
Gambar 4.98 Detail rak tanaman hias

Media tanam KESIMPULAN DAN SARAN


rockwool
Berdasarkan hasil studi, konsep
agritecture yang diterapkan pada fasad
Gambar 4.91 Potongan samping rak dinding barat
bangunan SMK pertanian dilakukan
Tanaman yang dibudiayakan pada
dengan meletakkan media tanam pada
dinding barat laboratorium biologi adalah
selubung bangunan yaitu dinding, dengan
tanaman sayur sawi. Berdasarkan
mempertimbangkan jenis tanaman sesuai
dengan kebutuhan tanaman akan sinar DAFTAR PUSTAKA
matahari dan kebutuhan proses
pembelajaran siswa. Penerapan pada Destiana, I. D. 2012. Penerapan Model
dinding merupakan penerapan yang Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
memungkinkan untuk dilakukan, karena Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
letaknya dapat memberikan pengawaan Belajar Siswa Kelas X APTKJ Pada
alami dengan pendingin alami dari luar Standar Kompetensi Mengidenfikasi
ruangan dengan penyaringnya yaitu Tanaman dan Pertumbuhan di SMK
tanaman. Negeri 2 Cilaku Cianjur. Bandung :
Faktor yang sangat mempengaruhi Universitas Pendidikan Indonesia.
penerapan konsep ini adalah arah hadap Caplow, 2007. Passive and Low Energy
bangunan terhadap sinar matahari. Letak Cooling Conference. Greece
dinding terhadap banyaknya intensitas Asikin, D, Nugroho, A.M., Razziati, H.A.
sinar matahari yang diterima, dapat 2013. Pengaruh Geometri Lnasekap
mempengaruhi jenis media tanam yang sebagai Pendingin Alami pada
digunakan, karena kemampuan media Bangunan Rumah Tinggal di Kota
tanaman dalam menyimpan, menyerap dan Malang.
mengalirkan air sangat berbeda. Krier, R. 2001. Komposisi Arsitektur.
Faktor penanaman tersebut Jakarta: Erlangga.
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan Sukawi. 2010. Kaitan Desain Selubung
pembelajaran akan pencahayaan dan Bangunan terhadap Pemakaian Energi
penghawaan. Perletakan jenis tanaman dalam Bangunan. Seminar Nasional
pada dinding ruangan mempertimbangkan Universita Wahid Hasim Semarang,
jenis tanaman yang dapat tumbuh pada Universita Wahid Hasim Semarang.
keadaan ruangan tertentu, tanpa Dewanto, 2011. Taman Vertikal.
membutuhkan bantuan energi buatan yang http://www.rudydewanto.com/2011/02/t
terlalu besar. Selain itu, instensitas sinar aman-vertikal.html (diakses 10 Januari
matahari yang diterima fasad bangunan 2013)
tertentu, akan mempengaruhi jenis Susila, E.T. 2004. Hidroponik
tanaman yang diterapkan, sehingga untuk (media dan jenis tanaman). Lab. Ilmu
fasad-fasad yang ternaungi, tanaman yang Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
dapat diterapkan adalah tanaman yang Fakultas Pertanian Universitas
dapat hidup dibawah naungan, sebaliknya Gajahmada.
untuk fasad yang mendapatkan banyak
sinar matahari, tanaman yang dapat
diterapkan adalah tanaman yang
membutuhkan banyak sinar matahari untuk
tumbuh.
Untuk penerapan konsep agritecture
pada desain yang lain, saran yang dapat
diberikan adalah memahami jenis tanaman
yang dapat lebih banyak diterapkan pada
bangunan. Selain itu, penerapan pada
elemen selubung bangunan lainnya seperti
atap dan lantai juga dapat dikaji lebih
dalam lagi dengan memperhatikan
kegiatan yang diwadahi ruang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai