Anda di halaman 1dari 11

Volume 10, Nomor 01, Juni 2019

Hal. 74-84

EKSPLORASI PENGALAMAN KEPALA RUANGAN DALAM


MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN
(Exploring The Experience Of The Nurse Cheaf Carriying Out Management
Functions)

Lilis Rohayani1, Oyoh2, Giri Ramdhan3


1. Keperawatan Manajemen, Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1), STIKes Jenderal Achmad
Yani, Cimahi, 40533, Indonesia, email: lilisrohayanililis@yahoo.com
2. Keperawatan Manajemen, Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1), STIKes Jenderal Achmad
Yani, Cimahi, 40533, Indonesia
3. Keperawatan Manajemen, Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1), STIKes Jenderal Achmad
Yani, Cimahi, 40533, Indonesia

ABSTRAK

Manajemen keperawatan merupakan rangkaian fungsi dan aktivitas yang secara


simultan saling berhubungan dalam menyelesaikan pekerjaan melalui anggota staf
keperawatan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Seorang kepala ruangan harus
memahami ilmu manajemen dalam melakukan praktik keperawatan. Kepala ruang harus
mampu menjalankan fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman kepala ruangan dalam
melaksanakan fungsi manajemen keperawatan di ruang rawat inap RSUD Cibabat.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode
fenomenologi. Pemilihan partisipan menggunakan metode purposive sampling. Tiga
partisipan didapat sesuai dengan saturasi data. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara mendalam dan dilengkapi dengan catatan lapangan, sesuai dengan tempat
yang telah disepakati oleh partisipan dan peneliti. Wawancara mendalam direkam
kemudian dibuat transkrip verbaltim dan dianalisis dengan metode colaizzi.
Hasil penelitian menggambarkan pengalaman kepala ruangan dalam melaksanakan
fungsi manajemen dengan berbagai pengalamannya. Hasil penelitian ini menghasilkan
tema-tema yaitu : 1) Pentingnya panduan kerja dalam melaksanakan fungsi manajemen 2)
Hambatan kerja dalam pelaksanaan fungsi manajemen 3) Respon denial dan psikososial
dalam melaksanakan fungsi manajemen 4) Upaya yang dilakukan oleh kepala ruangan
untuk meningkatkan mutu pelaksanaan fungsi manajemen 5) Harapan kepala ruangan
dalam melaksanakan fungsi manajemen.
Saran untuk rumah sakit dapat menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan fungsi
manajemen di ruang rawat inap, peneliti berikutnya agar dapat dikembangkan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi manajemen.

Kata Kunci: Kualitatif Deskriptif, Pengalaman Kepala Ruangan, Fungsi


Manajemen

ABSTRACT

Nursing management is a series of functions and activities that are


simultaneously interconnected in completing the work through nursing staff members to
improve nursing services. The ward must understand the science of management in
conducting nursing practice. The ward as must be able to perform the management
functions so that organizational goals can be achieved. This study aims to explore the
experience of the ward in carriying out management functions in the inpatient wards of
Cibabat hospital.
The selection of participants using purposive sampling method. Three
participants were obtained according to the data saturation. Data collection was
conducted through in-depth interviews and completed with field notes, in accordance
with the places agreed by the participants and researchers. In-depth interviews were
recorded and then transcribed verbaltim and analyzed by colaizzi method. The results

74
describe the experience of the head of the room in carrying out management functions
with various experiences.
The results of this study produce the themes are: 1) The importance of work
guidlines in implementing management functions 2) Job barriers in the implementation of
management functions 3) Denial and psychosocial response in carrying out management
functions 4) Efforts made by the ward to improve the quality of the implementation of
management functions 5) Hope the wards in carrying out management functions.
Suggestions for hospitals can be an evaluation material in the implementation of
management functions in the inpatient room, subsequent researchers to be developed to
determine the factors that affect the implementation of management functions.

Keywords: Qualitative research with descriptive phenomenology, The experiences of


ward, Management fungtions

PENDAHULUAN manajemen harus menguasai teori


manajemen. Berikut pernyataannya:
Kepala ruangan dalam
“Saat saya pertama kali
menjalankan tugasnya harus
masuk ke ruangan ini, saya berusaha
menyadari bahwa setiap anggota
untuk melakukan kajian situasional,
kelompoknya memiliki perbedaan
saya ingin melihat bagaimana
dalam merepresentasikan sudut
karakter dari perawat disini,
pandangnya. Pengalaman yaitu
karakternya seperti apa di sini”.
sesuatu yang pernah dialami oleh
Selain itu, informasi yang di
seseorang. Pengalaman sebagai
dapatkan dari partisipan bahwa
pelajaran berharga yang berdampak
pengalaman kepala ruangan dalam
besar baik itu untuk individu ataupun
melaksanakan fungsi manajemen
sebuah kelompok. Pengalaman yang
sangat memerlukan fungsi controling
unik lainnya dialami oleh kepala
yang baik. Berikut pertanyaannya:
ruangan di salah satu ruangan yang
“Kenapa banyak yang mis,
berada di Rumah Sakit Umum
misalkan dari instruksi-instruksi
Daerah Cibabat. Berdasarkan hasil
dokter ada yang suka ketinggalan
wawancara informal dengan kepala
gitu, nah dari situ saya berfikir
ruangan dengan jenis kelamin
kenapa sih ini kok suka tertinggal
perempuan dengan masa jabatan
yang harusnya ini di harus kerjakan
lebih dari 6 bulan pada tanggal 19
tapi ini tidak di kerjakan. Itu
Februari 2018 di ajukan pertanyaan
ketahuannya tuh saat kita visit
sebagai berikut:
dengan dokter”.
“Bagaimana pengalaman
Informasi lainnya yang
bapak/ibu dalam melaksanakan
didapatkan dari partisipan bahwa
fungsi manajemen?”
pengalaman kepala ruangan dalam
Informasi yang didapatkan
melaksanakan fungsi manajemen
dari partisipan bahwa pengalaman
harus mampu memiliki komunikasi
dalam melaksanakan fungsi

75
yang baik dengan top manajer mapun seorang kepala ruangan dalam
low manajer. Berikut pernyataannya: memimpin anggotanya.
“Pada saat kepala bidang Rumah Sakit Umum Daerah
menginformasikan bahwa tidak (RSUD) Cibabat adalah salah satu
boleh adanya tukar dinas karena rumah sakit pemerintah tipe B yang
akan mempengaruhi sama menjadi rumah sakit rujukan untuk
remunerisasi, di sini itu ada perawat wilayah kabupaten dan sebagai
selama 2 minggu di dinesin sama rumah sakit tempat praktik dan
orang, dua minggu lagi dia masuk penelitian dengan jumlah tenaga
dinas, jadi jarang gitu. Saya perawat yang ada di RSUD Cibabat
menangkap bahwa ini adalah suatu yaitu sebanyak 327 orang dan 17
masalah. Kalo sifatnya emergency bidan untuk ruangan bersalin. Selain
mungkin hal yang wajar, kalo di itu RSUD Cibabat juga memiliki 10
laksanakan secara rutin ini tidak ruangan rawat inap.
sehat. Saya berusaha bertemu Pada hasil penelitian Fitriyani
dengan kedua oknum tersebut, saat dengan judul “Analisis hubungan
saya beri tahu awalnya memang fungsi manajerial kepala ruangan
tidak mau menerima.Yang membuat dengan kualitas dokumentasi asuhan
saya kaget oknum tersebut berani keperawatan di ruang rawat inap
untuk merespon. Tapi yang saya RSUD Pariaman”, seorang perawat
lakukan ini demi dia-nya sendiri dan dalam menjalankan tugasnya juga
pasien yang di rawat di sini”. dipengaruhi oleh kemampuan fungsi
Seorang kepala ruangan harus manajerial dari kepala ruangan yang
memahami ilmu manajemen dalam merupakan bagian dari faktor
melakukan praktik keperawatan. Hal organisasi yang mempengaruhi
tersebut dikarenakan tuntutan kinerja perawat (Fithriyani, 2017).
masyarakat terhadap kualitas Kepala ruangan dalam hal ini
pelayanan keperawatan merupakan memiliki sebuah peran penting yang
suatu fenomena yang direspon oleh harus di jalaninya. (Hidayat, 2007).
perawat (Nursalam, 2016). Dalam ruang perawatan, kepala
Pelayanan keperawatan memiliki ruangan adalah seorang yang
hubungan yang erat dengan gaya memiliki kewajiban untuk
kepemimpinan seorang kepala melakukan fungsi manajemen yang
ruangan dalam melakukan tugasnya. terdiri dari fungsi perencanaan,
Selain itu komunikasi yang baik juga fungsi pengorganisasian, fungsi
salah satu penentu keberhasilan penggerakan, dan fungsi pengawasan
(Suarli & Bahtiar, 2009).

76
Berdasarkan rumusan saturasi data, dimana partisipan
masalah tersebut, peneliti mengatakan pernyataan yang sama
merumuskan sebuah permasalahan secara beluang-ulang.
yaitu : “Bagaimanakah pengalaman Teknik pengambilan sampel
kepala ruangan rawat inap dalam pada penelitian ini adalah dengan
melaksanakan fungsi manajemen?” purposive sampling (Afiyanti &
Penelitian ini bertujuan untuk Rachmawati, 2014). Kriteria inklusi
mengeksplorasi pengalaman kepala dalam penelitian aini adalah kepala
ruangan dalam melaksanakan fungsi ruangan rawat inap dengan
manajemen keperawatan di ruang pengalaman minimal 6 bulan; Kepala
rawat inap RSUD Cibabat. Manfaat ruangan menyatakan bersedia
penelitian diharapkan mendapatkan berpartisipasi dalam penelitian di
informasi baru dalam memahami buktikan dengan menandatangani
pengalaman kepala ruangan dalam surat pernyataan persetujuan
melaksanakan fungsi manajemen, penelitian; Kepala ruangan mampu
sebagai bahan rujukan dalam mendeskripsikan pengalaman dalam
melakukan pengembangan melaksanakan fungsi manajemen,
penelitian, mengeksplor lebih dalam Pada penelitian ini partisipan
terkait manajemen kepala ruangan. memiliki rentang pengalaman
menjadi kepala ruangan 8 sampai
METODE DAN ANALISA dengan 12 tahun sedangkan kriteria
Metode penelitian yang ekslusi adalah partisispan yang tidak
digunakan adalah penelitian memungkinkan dalam proses
kualitatif dengan metode pengumpulan data dimana partisipan
fenomenologi (Rose Beeby dan berhalangan seperti cuti lama atau
Parker, 1995 dalam Carpenter 2011). dalam keadaan tidak memungkinkan
Peneliti menggunakan fenomenologi seperti keadaan kritis partisipan yang
transenden yang lebih dikenal menyebabkan tidak bisa
dengan sebutan fenomenologi dilaksanakannya pengambilan data.
deskriptif yang memiliki tiga tahapan Penelitian ini dilakukan di
intuiting, Analyzing, Describing. RSUD Cibabat Cimahi, pada akhir
Menurut Creswell (2014) jumlah bulan Maret - bulan Juli 2018.
partisipan atau populasi kurang lebih instrument utama dalam penelitian
3 sampai 10 dan dapat berubah ini adalah peneliti dilengkapi dengan
sampai terjadinya saturasi. Sampel alat perekam wawancara dengan
pada penelitian ini adalah 3 menggunakan dua buah voice
partisipan karena telah mencapai recorder dalam bentuk handphone

77
disertai dengan Charger dan catatan pengalaman kepala ruangan dalam
lapangan nonverbal partisipan melaksanakan fungsi manajemen,
selama wawancara berlangsung. telah teridentifikasi lima tema, yakni
Pengumpulan data menggunakan : 1) Pentingnya panduan kerja dalam
metode wawancara mendalam (in- melaksanakan fungsi manajemen 2)
depth interview). Lamanya proses Hambatan kerja dalam pelaksanaan
wawancara tidak lebih dari 60 menit fungsi manajemen 3) Respon denial
(Creswell, 2014). Pertanyaan dan psikososial dalam melaksanakan
selanjutnya (Probing Question) fungsi manajemen 4) Upaya yang
dipersiapkan untuk mengantisipasi dilakukan oleh kepala ruangan untuk
peneliti jika blocking. Peneliti meningkatkan mutu pelaksanaan
melakukan focusing dan Terminasi fungsi manajemen 5) Harapan kepala
akhir apabila telah yakin sudah ruangan dalam melaksanakan fungsi
adanya saturasi data. manajemen. Berikut penjelasan
Analisa data dilakukan secara rinci untuk masing-masing
menggunakan metode colaizzi, tema yang dihasilkan dalam
setelah peneliti membaca berulang- penelitian ini :
ulang transkrip wawancara kemudian
1. Tema 1: Pentingnya Panduan
peneliti mengidentifikasi perkataan-
Kerja Dalam Pelaksanaan
perkataan partisipan yang bermakna.
Fungsi Manajemen
Kemudian di kelompokan menjadi
Kepala ruangan baiknya
kategori, selanjutnya kategori-
memahami bagaimana melaksanakan
kategori yang mempunyai makna
secara keseluruhan fungsi
yang sama menjadi subtema.
manajemen. Fungsi manajemen
Selanjutnya masing-masing subtema
menurut G. R Terry adalah planning,
yang teridentifikasi dijadikan
organizing, actuating, dan
menjadi tema. Kemudian peneliti
controlling (Suarli & Bahtiar, 2009).
mendeskripsikan dalam bentuk
Dalam melaksanakan poin-poin dari
narasi hal ini dilakukan untuk
fungsi manajemen, diperlukan
menggabungkan seluruh tema, dan
panduan dalam melaksanakannya.
subtema. (Colaizzi dalam Polit D.F,
Panduan kerja dalam melaksanakan
& Beck 2010; Speziale & Carpenter,
fungsi manajemen sangat diperlukan.
2007).
Hal ini menjadikan pelaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN fungsi manajemen berjalan secara
optimal.
Hasil dari penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi

78
Panduan dapat memudahkan lingkungan di ruang rawat inap.
kepala ruangan dalam melaksanakan (Winasih, Nursalam, & Dian, 2015).
fungsi manajemen, Untuk mencapai Pada penelitian ini ditemukan bahwa
pelaksanaan fungsi manajemen yang budaya kerja yang menjadi salah satu
optimal tersebut, perlu SOP yang hambatan dalam pelaksanaan fungsi
mampu menjadikan arus kerja yang manajemen. Budaya kerja tersebut
lebih baik. Dengan adanya Standar pastinya berhubungan dengan
Operasional Prosedur, maka kontrol budaya organisasi. (Robbins &
atas program yang dibuatnya, peran Judge, 2008). Tanpa adanya budaya
pemimpin juga dalam mengambil kerja serta budaya organisasi yang
keputusan adalah sentral dan dinilai baik, maka kepatuhan perawat
strategis. Salah satu fungsi terhadap panduan yang di buat tidak
manajemen, dalam sebuah penelitian akan tercapai dengan baik. Salah satu
menunjukkan bahwa desicion maker contoh kecil dalam budaya kerja
memiliki gaya tersendiri. Kekuatan yang baik yakni dengan adanya
dan kelemahan pembuat keputusan kesadaran SDM untuk memelihara
ditentukan pada gaya yang alat serta fasilitas yang tersedia di
digunakan oleh pemimpin atau ruangan.
manajer. Hal ini membantu Hambatan dalam pelaksanaan
menjelaskan mengapa manajer yang fungsi manajemen terjadi pada
berbeda membuat keputusan yang pelaksanaan fungsi manajemen yakni
berbeda. Seorang pemimpin dalam ketenagaan yang kurang dalam ruang
suatu organisasi dapat mengambil perawatan serta hambatan dalam
keputusan yang tepat dan menciptakan budaya yang baik.
menerapkan gaya kepmimpinan Dengan kurangnya kesadaran untuk
sesuai dengan situasi dengan menerapkan budaya kerja yang baik,
berbagai pertimbangan yang telah maka pelayanan keperawatan akan
diperhutungkan secara matang sedikit terhambat, khususnya
(Suparno, 2012). kesadaran dalam memelihara alat
yang digunakan dalam perawatan.
2. Tema 2: Hambatan Kerja Kekurangan tenaga juga menjadi hal
Dalam Pelaksanaan Fungsi yang sering terjadi dalam ruang
Manajemen perawatan, maka dari itu
Hambatan dalam pelaksanaan pemaksimalan kinerja dilakukan
fungsi manajemen yakni hambatan untuk mempertahankan pelayanan
yang berasal dari personal perawat keperawatan, Ansori dan Mustajib
dan hambatan dari kondisi (2013).

79
3. Tema 3: Respon Denial Dan ruangan (Suparno, 2012; Nursalam,
Psikososial Dalam 2011).
Melaksanakan Fungsi Salah satu respon psikososial
Manajemen yang timbul berupa adanya respon
Penerimaan merupakan dasar emosi. Definisi itu menggambarkan
bagi setiap orang untuk dapat bahwa emosi diawali dengan adanya
menerima kenyataan hidup, semua suatu rangsangan, baik dari luar
pengalaman baik atau buruk. (benda, manusia, situasi, cuaca),
Penerimaan ditandai dengan sikap maupun dari dalam diri kita (tekanan
positif, adanya pengakuan atau darah, kadar gula, lapar, ngantuk,
penghargaan terhadap nilai-nilai segar dan lain-lain), pada indra-indra
individual tetapi menyertakan kita. Salah satu tantangan yang
pengakuan terhadap tingkah lakunya dirasakan oleh kepala ruangan yakni
(Kubler, 1969). Menurut Kubler HDR,perasaan tersebut memiliki
Ross (dalam teori faktor pemicu. Pemicu terjadinya
Kehilangan/Berduka), sebelum HDR salah satunya yakni respon
mencapai pada tahap penerimaan maladaptif yang dimiliki oleh kepala
individu akan melalui beberapa ruangan. Selain itu pengetahuan
tahapan yakni, tahap denial, anger, terkait dengan manajemen
bargainning, depression, dan keperawatan menjadi salah satu
acceptance. faktor pemicu kepala ruangan
Tahap denial inilah yang mengalami beberapa respon yang
dirasakan oleh kepala ruangan pada dialaminya (Fajariyah, 2012; Angelia
saat kali pertama melaksanakan Sintia, 2014)
fungsi manajemen. Hal tersebut
terjadi karena menjadi kepala 4. Tema 4: Upaya yang Dilakukan
ruangan sebelumnya tidak diprediksi Oleh Kepala Ruangan Untuk
oleh individu, sehingga banyak Meningkatkan Mutu
kekhawatiran dalam benak kepala Pelaksanaan Fungsi
ruangan tersebut. Selain perasaan Manajemen
tidak menyangka yang dirasakan Pelaksanaan kegiatan jaminan
oleh kepala ruangan pada saat mutu pelayanan keperawatan di
mendapatkan tanggung jawab rumah sakit dapat pula dilakukan
sebagai kepala ruangan, ada juga dalam bentuk kegiatan pengendalian
perasaan ragu dalam mengambil mutu. Kegiatannya dapat
suatu keputusan. Konflik dilaksanakan dalam dua tingkat yaitu
interpersonal terjadi pada kepala tingkat rumah sakit dan tingkat ruang

80
rawat (Potter & Perry, 2005). unit pengendalian mutu,
Tingkat rumah sakit dapat pendokumentasian yang benar,
dilaksanakan dengan cara melakukan evaluasi (Swansburg,
mengembangkan tim gugus kendali 2000; Brantas, 2009; Nursalam
mutu yang memiliki program baik 2011)
jangka pendek maupun jangka
panjang. Kegiatan menilai mutu pada 5. Tema 5: Harapan Kepala
tingkat rumah sakit akan diawali Ruangan Dalam Pelaksanaan
dengan penetapan kriteria Fungsi Manajemen
pengendalian, mengidentifikasi Seorang pemimpin memiliki
informasi yang relevan dengan cita-cita yang dimiliki. Pada
kriteria, menetapkan cara umumnya seorang pemimpin
mengumpulkan informasi/data. memiliki keinginan sesuai dengan
Kemudian melakukan pengumpulan visi untuk unit yang dipimpin
dan menganalisis informasi/data, olehnya. Stotland dab Gottschalk
membandingkan informasi dengan masing-masing mendeskripsikan
kriteria yang telah ditetapkan, harapan sebagai keingian untuk
menetapkan keputusan tentang mencapai tujuan, Stotland
kualitas, serta memperbaiki situasi menekankan hal yang penting dan
sesuai hasil yang diperoleh, lalu kemungkinan dalam mencapai
menetapkan kembali cara tujuan, sedangkan Gottschalk
mengumpulkan informasi (Marquis mendeskripsikan tenaga positif yang
dan Huston, 2000). Hal tersebut yang mendorong seseorang untuk bekerja
mendasari bahwa peran kepala melalui keadaan yang sulit (J.Lopez,
ruangan pada tingkat ruang rawat 2009).
sangat penting dalam melakukan Hasil penelitian Mona
upaya pengendalian mutu. Salah satu Saparwati (2013) dalam
strategi yakni dengan adanya penelitiannya yang berjudul
pembagian staff untuk meningkatkan Pengalaman kepala ruang dalam
mutu pelaksanaan fungsi manajemen mengelola ruang rawat inap di
(Huber, 2006; Nursalam 2011). RSUD Ambarawa menyatakan
Upaya peningkatan mutu bahwa adanya harapan kepala ruang
dapat dilakukan dengan cara: terhadap pimpinan atau atasan
pembuatan struktur organigram langsung agar perannya lebih
beserta uraian tugasnya dari tiap optimal meliputi peningkatan reward
fungsi, pembuatan jadual dinas, bagi perawat, perbaikan fasilitas dan
berjalannya supervisi, di terapkannya sarana prasarana, tindaklanjut dari

81
pimpinan dan pengembangan sumber KESIMPULAN DAN SARAN
daya manusia. Hasil penelitian Mona
Kesimpulan
Saparwati sejalan dengan penelitian
yang dilakukan yakni adanya Penelitian ini telah
harapan kepala ruangan untuk menemukan 5 tema utama yaitu : 1)
menngkatan ilmu pengetahuan Pentingnya panduan kerja dalam
melalui pendidikan dan pelatihan melaksanakan fungsi manajemen 2)
untuk di aplikasikan pada ruangan Hambatan kerja dalam pelaksanaan
yang dipimpin. fungsi manajemen 3) Respon denial
Harapan kepala ruangan dan psikososial dalam melaksanakan
untuk menambah program kerja tak fungsi manajemen 4) Upaya yang
lepas dari tujuan untuk dilakukan oleh kepala ruangan untuk
meningkatkan mutu pelayanan di meningkatkan mutu pelaksanaan
ruangannya. Harapan dengan adanya fungsi manajemen 5) Harapan kepala
program baru tersebut dapat ruangan dalam melaksanakan fungsi
terwujud dengan proses pengajuan manajemen.
pada manajerial serta adanya
Saran
dukungan dari pemangku kebijakan
sehingga program baru tersebut bisa 1. RSUD Cibabat
terwujud serta tercaai sesuai dengan Penelitian ini diharapkan
target yang diharapkan. Selain itu dapat memberikan masukan dalam
adanya harapan untuk meningkatkan pengembangkan kebijakan rumah
wawasan melalui pelatihan dan sakit khususnya bidang keperawatan
pendidikan juga menjadi salah satu untuk meningkatakan pendidikan
strategi yang baik untuk formal dan pelatihan di lingkungan
meningkatkan mutu pelayanan mutu perawat, adanya rotasi untuk kepala
di ruang perawatan. Dengan adanya ruangan, Adanya pengembangan
pendidikan dan pelatihan terkait jenjang karir, adanya pelatihan
kompetensi yang harus dimiliki oleh manjemen bangsal, adanya program
kepala ruangan, maka kepala kerja yang baru untuk meningkatkan
ruangan akan semakin siap untuk mutu pelaksanaan fungsi
dapat mengapliaksikan ilmu yang di manajemen.
dapat dalam pelaksanaaan pelayanan 2. Keperawatan Manajemen
keperawatan di ruangan. (Oyoh, Diharapkan perawat dapat
2017) memahami secara mendalam
bagaimana gambaran pelaksanaan
fungsi manajemen di ruang rawat

82
inap, perawat dapat memahami kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan di ruang rawat
secara mendalam kebutuhan apa
inap RSUD Pariaman. Jurnal
yang diperlukan oleh kepala ruangan Akademika Baiturrahim, 7.
dalam melaksanakan fungsi
Hidayat. (2007). Pengantar Konsep
manajemen. Berdasarkan lima tema Daar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
yang ditemukan dari tiga partisipan
manajemen dapat menjadi dasar bagi Huber, D. (2006). Leadership and
Nursing Management Care.
manajerial keperawatan dalam
Philadelphia: Saunders
merancang sebuah perencanaan dan Elsevier.
menyelesaikan masalah dengan Kubler, R. (1969). On death and
segera. dying. New York: Scribner.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Maleong, L. (2012). Metodologi
Menganalisis faktor-faktor Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung: PT. Remaja
yang berhubungan dengan Putra Karya.
pelaksanaan fungsi manajemen bagi
Marquis, & Husto. (2000).
kepala ruangan. Leadership roles and
management functions in
nursing. Philadelphia:
KEPUSTAKAAN Lippincott.
Afiyanti, D. Y., & Rachmawati, I. N. Marquis, & Huston. (2010).
(2014). Metodologi Kepemimpinan dan
Penelitian Kualitatif dalam manajemen keperawatan eori
Riset Keperawatan. Jakarta: dan Aplikasi. Alih bahasa:
Rajawali Grafindo Persada. Widyawati dan Handayani.
Jakarta: EGC.
Ansori, & Mustajib. (2008). Sistem
Perawatan Terpadu
Nursalam. (2016). Manajemen
(Integrated Maintenance
Keperawatan: Aplikasi dalam
System). Tanggerang: Graha
praktik keperawatan
Ilmu.
profesional (Edisi 5). Jakarta:
Salemba Medika.
Creswell, J. W. (2014). Qualitative
Inquiry and Research
Nursalam. (2011). Manajemen
Design: Choosing Among
Keperawatan aplikasi dalam
Five Traditions. California:
praktek keperawatan
SAGE Publication Inc.
profesional. Jakarta: Salemba
Medika.
Fajariyah. (2012). Asuhan
Keperawatan Dengan
Oyoh. (2017). Pengalaman perawat
Gangguan Harga Diri
dalam pelaksanaan sistem
Rendah. Jakarta: Trans Info
permberian pelayanan
Media.
keperawatan profesional di
RSUD Cibabat : Studi
Fithriyani. (2017). Analisis
Fenomenologi. Jurnal
hubungan fungsi manajerial
Keperawatan Unpad, 328.
kepala ruangan dengan

83
Potter, P., & Perry, A. (2007). Basic
Nursing essential for practice
(6th ed). Missouri: Mosby
Elsevier.

Robbins, & Judge. (2008). Perilaku


Organisasi (Terj. D.
Angelica, R.Cahyani, dan A.
Rosyid) Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat.

Suarli, & Bahtiar. (2009).


Manajemen Keperawatan
dengan Pendekatan Praktik.
Jakarta: Erlangga.

Suparno, H. (2012). Peran


Kepemimpinan Dalam
Mengambil Keputusan.
Jurnal Administrasi FISIP
UNTAG, 09.

Speziale, & Carpenter. (2007).


Qualitative Research in
Nursing: Advancing the
Humanistic Imperative 4rd
Edition. Pliladhelpia:
Lippincot William Wilkins.

Winasih, R., Nursalam, & Dian, N.


(2015). Budaya OrganisasiI
Dan QUality of Nursing
Work Life Terhadap Kinerja
dan Kepuasan Kerja Perawat
Di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Ners Vol 10, 02.

84

Anda mungkin juga menyukai