Tugas Rangkuman DR Salman

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Kelainan paratiroid:

1. Hiperparatiroid : meningkatkan sekresi PTH, yang akan menybabkan terjadinya


hiperkalsemia dan hipofosfatemia
 Primer: Sekresi PTH terus menerus, yang akan menyebabkan terjadinya
Hiperkalsemia, dimana 80% disebabkan oleh single adenoma kelenjar
paratiroid.
 Sekunder: disebabkan karena adanya hipokalsemia. Yang akan menjaga
kalsium tetap normal, akibatnya hormon paratiroid diseksresikan lebih
banyak. Biasanya terjadi pada kasus defisiensi vitamin D dan CKD.
 Tersier: terjadi akibat hiperparatiroidisme sekunder yang
berkepanjangan kelenjar paratiroid secara autonomic mengeluarkan
hormone terus-menerus.
2. Hipoparatiroid= penurunan sekresi atau aktivitas PTH, yang menyebabkan
terjadinya hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
 Primer
 Sekunder

Hiperparatidroid : meningkatkan sekresi PTH, yang akan menybabkan terjadinya


hiperkalsemia dan hipofosfatemia

 Tanda dan gejala klinis: akibat keadaan hiperkalsemia:


o hiperkalsiurianefrolithiasis\
o motilitas menurun konstipasi
o resorbsi kalsium meningkatosteopenia/ osteoporosisfraktur
 Prevalensi: primer: 25 kasus/ 100.000 orang/ tahum, 1-4/1000 orang. Rata-rata usia:
52-56 tahun. Jenis kelamin: wanita > pria, dengan perbandingan 3:1

Hipoparatiroid : penurunan sekresi atau aktivitas PTH, yang menyebabkan terjadinya


hipokalsemia dan hiperfosfatemia

 Prevalensi:
o Di Indonesia sampai saat ini masih belum ada data yang jelas
o Di US adalah 37/ 100.000 orang/ tahun, rata-rata usia >45 tahun.
Perbandingan 75% wanita dan 25% pria.
o Di Denmark: 22/100.000 orang/ tahun.
 Tanda dan Gejala klinis: akibat keadaan hipokalsemia:
o Gejala iritabilitas neuromuscular: parestesia (ujung jari, perioral area),
hiperiritabilitas, fatigue, anxiety, kejang, hoarseness (laringospasme),
wheezing/ dyspnea, kram otot, diaphoresis dan kolik bilier,
hipomagnesemia, hypokalemia dan alkalosis (hiperventilasi)
o Chovstek,s sign: ketukan pada ipsilateral N. fasial, tepat di depan telinga
(+) twitching
o Trousseau’s sign: pompa cuff sampai dengan > 20 mmHg dari radial
pulseless selama 3-5 menit (+) spasme carpal.

Pemeriksaan penunjang:

1. kalsium: hipokalsemia hipoparatiroid, hiperkalsemiahipertiroid.


2. PTH:
a. Hipoparatiroid primer: PTH rendah disertai dengan hipokalsemia
b. Pseudohypoparatiroid: PTH serum meningkat (resisten: mitasi reseptor
PTH)
c. Hipoparatiroid sekunder: PTH serum rendah disertai dengan serum kalsium
yang tinggi.
3. Vitamin D: defisiensi vitamin Ddefisiensi PTH
4. Magnesium: hipomagnesemiadefisiensi PTH
5. Phospate: hiperfosfatemiahipoparatiroid, hipofosfatemiahiperparatiroid

Tatalaksana

A. Hiperparatiroid:
a. terapi bedah (paratiroidektomi) pada hiperparatiroid primer dengan indikasi.
b. Pada hiperparatiroid sekunder akibat CKD: suplementasi vitamin D dan
kalsium disertai dengan restriksi protein.
B. Hipoparatiroid:
a. PTH:
 recombinant human parathyroid hormone (hrPTH (1-84)), Natpara:
diindikasikan pada pasien yg tidak dapat terkontrol dengan
suplementasi kalsium dan vitamin D aktif. Dosis inisial: 50 mcg dan
dapat dititrasi dari 25, 50, 75 atai 100 mcg. Serum kalsium harus
dimonitor dalam 3-7 hari setelah pemberian obat.
 Autotransplant parathyroid gland
b. Koreksi kalsium
 Suplementasi kasium
 Suplementasi vitamin D (aktif)

Anda mungkin juga menyukai