Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

METODE PEMBELAJARAN : CERAMAH DAN DISKUSI

DALAM MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Dr. Sri Haryani, M.Si. dan Dra. Sri Nurhayati, M.Pd.

Disusun Oleh :

Dian Pratiwi

4301418043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1
2020KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan saya rahmat sehingga pembuatan makalah yang berjudul “METODE
PEMBELAJARAN : CERAMAH DAN DISKUSI” selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Kimia. Diharapkan setelah pembuatan makalah ini kita semua mendapat informasi
serta pengetahuan baru yang membuat kita semakin kompeten.. Saya juga
berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam
penyusunan makalah ini, dan juga saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun karena tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik
Allah, namun kita harus terus berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik lagi.

Semarang, 10 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan Penuisan....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6
2.1 Hakikat Metode Pembelajaran..............................................................6
2.2 Metode Pembelajaran Ceramah............................................................8
2.2.1 Pengertian Metode Ceramah.......................................................8
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah.............................9
2.2.3 Langkah – Langkah Metode Ceramah........................................9
2.3 Metode Pembelajaran Diskusi..............................................................12
2.3.1 Pengertian Metode Diskusi..........................................................13
2.3.2 Langkah dan Prosedur Metode Diskusi.......................................13
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi...............................15
2.4 Penerapan Metode Ceramah dan Metode Diskusi pada materi Sistem
Periodik Unsur......................................................................................16
BAB III PENUTUP..........................................................................................19
3.1 Kesimpulan...........................................................................................20
3.2 Penutup.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Bila dipahami secara mendalam, proses belajar mengajar yang


merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi
interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen
tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu guru, materi
pelajaran, dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan
sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat
belajar, sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan
tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian,
guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, harus
memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik
penyajian materi atau biasa disebut metode mengajar.

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar


yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran
itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Karena
makin baik metode mengajar, maka makin efektif pula pencapaian tujuan.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa metode yang digunakan


dalam mentransfer materi baik dari guru kesiswa, ataupun dari siswa itu
sendiri, antara lain dengan metode ceramah, diskusi, tanya-jawab, penemuan
terbimbing, metode permainan dan beberapa metode-metode lainnya.
Pentingnya metode pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu untuk
menunjang keberhasilan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena
itu, dalam makalah ini kami akan memaparkan beberapa ulasan mengenai
metode pembelajaran diskusi dalam pembelajaran.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana hakikat dari metode pembelajaran?

4
2. Apa yang dimaksud dengan metode ceramah?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah?
4. Bagaimana langkah penggunaan metode ceramah?
5. Apa pengertian dari metode diskusi?
6. Bagaimana langkah penggunaan metode diskusi?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi?
8. Bagaimana cara mengiplementasikan metode ceramah dan metode
diskusi pada materi Sistem Periodik Unsur Kelas X?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian metode ceramah.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah.
4. Untuk mengetahui langkah – langkah penggunaan metode diskusi.
5. Untuk mengetahui pengertian metode diskusi.
6. Untuk mengetahui langkah – langkah penggunaan metode diskusi.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode diskusi.
8. Untuk memahami penerapan metode ceramah dan diskusi pada materi
Sistem Periodik Unsur Kelas X.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN


Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam
Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata “meta” berarti
melalui, dan “hodos: yang berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untukmencapai suatu maksud. Berdasarkan
definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode
merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61) adalah ”suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan”. Lingkungan belajar hendaknya
dikelola dengan baik karena pembelajaran memiliki peranan penting dalam
pendidikan. Sejalan dengan pendapat Sagala (2010: 61) bahwa pembelajaran
adalah ”membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diuraikan bahwa:
“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan

6
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.”.
Menurut Ahmadi (1997:52) metode pembelajaran adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau
instruktur. Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat
diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
proses pembelajaran pada diri pembelajar. Sedangkan metode pembelajaran
menurut Djamarah, SB. (2006: 46) ”suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan’. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir. Konsep model pembalajaran menurut
Trianto (2010: 51), menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau
tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
materi dan mekanisme metode pembelajaran.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh
para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangatbergantung
pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Apabila
kita ingin mengajarkan suatu mata pelajaran kepada anak/peserta didik dengan
baik dan berhasil, pertam-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau
cara yang akan dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai
atau terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jika
pengetahuan tentang metode dapat mengklasifikasikannya dengan tepat maka
sasaran untuk mencapai tujuan akan semakin efektif dan efisien.

7
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan
efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan atau dapat
dikatakan tujuan telah tercapai, bila semakin tinggi kekuatannya untuk
menghasilkan sesuatu semakin efektif pula metode tersebut. Sedangkan metode
mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu
yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan
waktu minimum, semakin kecil tenaga, usaha, biaya, dan waktu yang
dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.
2.2 METODE PEMBELAJARAN CERAMAH
2.2.1 Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa atau peserta didik, yang pada umumnya mengkuti
secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan buku dan alat bantu peraga. Metode
ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu
proses penyampaian informasi dari pengajar kepada peserta didik,
sementara proses belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam
melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan
menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi denagn lisan
dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan
berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari
pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan
sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dipakai
oleh peserta didik. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode
mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran dikuasai
dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya
di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba
menangkap apa isinya dan membuat catatan.

8
Implementasi metode ceramah ini adalah guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar, definisi dari rumus diberikannya, penurunan
rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru.
Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh
guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka
meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Kriteria dalam pemilihan metode ceramah ini adalah berdasarkan
waktu pembelajaran karena misalnya waktu untuk pembelajaran pendek
maka metode yang tepat digunakan adalah metode ceramah ini.
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Kelebihan metode ceramah adalah :
a. Dapat menampung banyak siswa, sehingga setiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan si
pengajar, dan biaya pun menjadi relatif lebih murah.
b. Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang dianggap
penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan seefektif
mungkin.
c. Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus dengan lebih mudah dan
lebih cepat.
Sementara kekurangan metode ceramah adalah :
a. Kegiatan belajar mengajar akan mejadi tidak efektif, bahkan
membosankan, karena tidak adanya interaksi dalam kegiatan itu.
Terlalu banyaknya materi yang di ceramahkan (disampaikan)
akan membuat si anak tidak mampu menguasai semua materi.
b. Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih mudah
terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan (learning
to do).
c. Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote learning),
sehingga akan kebingungan bila ditanya pengertian dan asal
muasal suatu rumus misalnya dalam pembelajaran matematik.

9
2.2.3 Langkah – Langkah Metode Ceramah
Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah diantaranya sebagai
berikut :
a. Persiapan
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran
adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan
tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus
dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah
proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung pada tingkat
penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan.
Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok
materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-
pokok itu juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang
relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
3) Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan
untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu
tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau
media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan
langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan
ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan
dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih
dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Oleh karena
tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan
demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa

10
untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui
ceramah itu.
Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah
menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi
pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi
dalam langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan
secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi
pembelajaran. Selain itu, langkah ini pada dasarnya langkah
untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah
masuk dan menempel diotak.
2) Tahap Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi
pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah kita
berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus
menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga
perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan.
Menjaga kontak mata secara terus-menerus denga siswa.
Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau
memerhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat berarti
sebuah penghargaan dari guru kepada siswa. Siswa yang
selalu mendapat pandangan dari guru akan merasa dihargai
dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis
dipapan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak
berlama-lama menghadap papan tulis atau membuat catatan
yang panjang di papan tulis.
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna
oleh sswa. Oleh sebab itu sebaiknya guru tidak menggunakan
istilah-istilah yang kurang populer. Selain itu, jaga intonasi
suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak
meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.

11
Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil
apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa
memberika respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan
dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan
hati. Sedangkan. Seandainya siswa memberi respons yang
kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa respons siswa perlu
perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan
untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan siswa
tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara
yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap
kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang
bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi
pembelajaran, serta sekali-kali memberikan humor-humor
yang segar dan menyenankan.
3) Penutup
Ceramah harus ditutup agar materi pembelajaran yang
sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali.
Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa
tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya :
a. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau
merangkum materi pelajaran yang baru saja
disampaikan.
b. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau
memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran
yang telah disampaikan.
c. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja
disampaikan

2.3 METODE PEMBELAJARAN DISKUSI

12
2.3.1 Pengertian Metode Diskusi
Diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan
ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling
bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
Menurut Wahab (2008:100) diskusi adalah suatu tugas yang benar-benar
memerlukan keahlian sedangkan menurut Sagala (2011:208) Diskusi
adalah percakapan ilmiah yang reponsif berisikan pertukaran pendapat
yang dijalin dengan pertanyaan -pertanyaan problematis pemunculan ide-
ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang
yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh
pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran. Dalam diskusi
selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Dalam percakapan itu
diharapkan para pembicara tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
Mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok masalahnya. Pada
hakikatnya diskusi berbeda dengan percakapan, situasi lebih santai kadang
diselingi dengan humor. Dalam diskusi, semua anggota turut berfikir dan
diperlukan disiplin yang ketat.
Metode diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah suatu
cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada
para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

2.3.3 Langkah dan Prosedur Metode Diskusi


Menurut Zaini (2010:86) menyebutkan langkah-langkah umum
pelaksanaan diskusi sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah secara jelas.
b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok -
kelompok diskusi memilih pimpinan diskusi (ketua,
sekretaris,pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan
sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi.

13
c. Siswa diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru dalam
melakukan diskusi.
d. Guru memberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
e. Materi diskusi harus dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok
tidak menyuruh salah satu siswa untuk mengerjakan.
f. Seluruh siswa mencatat hasil diskusi dengan baik dan sistematik
dan menyampaikan di depan kelas.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi
adalah:
a. Persiapan/perencanaan diskusi
1) Tujuan dikusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih
terjamin.
2) Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan
jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
3) Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan
harus jelas.
4) Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan
berlarut-larut.
b. Pelaksanaan diskusi
1) Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota).
2) Membagi-bagi tugas dalam diskusi.
3) Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi.
4) Mencatat ide-ide /saran-saran yang penting.
5) Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta.
6) Menciptakan situasi yang menyenangkan.
c. Tindak lanjut diskusi
1) Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari diskusi.
2) Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi
seperlunya.
3) Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut
untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada
diskusi-diskusi yang akan datang.

14
d. Berhasil tidaknya diskusi banyak tergantung pada faktor
1) Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi.
2) Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan.
3) Partisipasi dari setiap anggota.
4) Terciptanya situasi yang merangsang jalanya diskusi.
5) Mengusahakan masalahnya supaya cukup problematik dan
merangsang siswa berfikir. Biasanya masalah tersebut
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pikiran.
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
a. Kelebihan Metode Diskusi
Kelebihan metode diskusi menurut Suryosubroto (2019:172)
yaitu :
1) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung
dalam proses belajar.
2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan
penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
3) Metode dikusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan
cara berfikir dan sikap ilmiah.
4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya
dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh
kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
5) Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap demokrasi para siswa.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Diskusi terlampau menyerap waktu. Kadang-kadang diskusi
larut dengan keasikannya dan dapat mengganggu pelajaran
lain.
2) Pada umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan
diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka
kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
3) Kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara
melaksanakan diskusi kadang-kadang guru tidak memahami

15
cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya
diskusi menjadi tanya jawab.

Kelemahan ini menunjukan bersumber dari guru yang kurang


menguasai penggunaan dana manfaat metode diskusi dalam
membahas materi pelajaran. Kelemahan juga datang dari peserta
didik yaitu kurang mampu melaksanakan diskusi dengan baik,
karena terjebak dengan tanya jawab atau debat kusir, sehingga
makna diskusi sebagai suatu teknik untuk memahami materi
pelajaran tidak terpenuhi dengan baik. Usaha yang dapat dilakukan
oleh guru supaya diskusi bisa berhasil dengan baik yaitu :

1) Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung


pertanyaan dari peserta didik. Masalah itu menarik perhatian
mereka karena bertalian erat dengan pengalaman mereka.
2) Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi.
Guru harus membagi-bagi pertanyaan dan memberi petunjuk
tentang jalanya diskusi. Guru juga berperan sebagai
penangkis terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik.
3) Guru hendaknya memperhatiakan pembicaraan agar fungsi
guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
2.4 Aplikasi Metode Ceramah Dan Diskusi Pada Materi Sistem Periodik
Unsur

2.4.1 Metode Ceramah.


Pada materi Sistem Periodik Unsur, dapat diterapkan metode ceramah
dalam pembelajaran. Alokasi waktu yang diperlukan adalah sebanyak tiga
kali pertemuan dengan masing – masing pertemuan berdurasi 6 x 45 menit
(3 kali pertemuan). Adapun sub-bab materi yang akan disampaikan
sebagai berikut:
Materi Sitem Periodik Unsur (SPU) Kimia kelas X terdiri atas
beberapa sub materi pokok yaitu :
a. Perkembangan sistem periodik unsur (pertemuan pertama : 2 x
45 menit)

16
 Menjelaskan pengelompokkan berdasarkan sifat logam dan
nonlogam.
 Menjelaskan hukum triade dobreiner.
 Menjelaskan hukum oktaf newlands.
 Menjelaskan sistem periodik Meyer dan Mendeleev.
 Menjelaskan sistem periodik modern
b. Bilangan Kuantum (pertemuan pertama : 2 x 45 menit)
 Menjelaskan bilangan kuantum utama.
 Menjelaskan bilangan kuantum azimut.
 Menjelaskan bilangan kuantum magnetik.
 Menjelaskan bilangan kuantum spin
c. Orbital (pertemuan kedua : 2 x 45 menit)
 Menjelaskan pengertian orbitas s
 Menjelaskan pengertian orbital p
 Menjelaskan pengertian orbital d
 Menjelaskan pengertian orbital f
d. Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
 Menjelaskan konfigurasi berdasarkan kulit atom (pertemuan
kedua : 2 x 45 menit)
 Menjelaskan konfigurasi berdasarkan sub kulit atom.
(pertemuan ketiga 2 x 45 menit)
e. Sifat – Sifat Keperiodikan Unsur (pertemuan ketiga : 2 x 45
menit)
 Menjelaskan pengertian jari – jari atom.
 Menjelaskan pengertian energi ionisasi.
 Menjelaskan pengertian afinitas elektron.
 Menjelaskan pengertian keelektronegatifan.
 Menjelaskan pengertian kereaktifan
 Menjelaskan sifat logam dan nonlogam
Pada materi ini dapat diterapkan metode ceramah. Metode ceramah
yang digunakan tidak hanya ceramah yang hanya berpusat pada guru saja
, namun dapat diterapkan dengan metode ceramah plus. Metode ceramah

17
plus adalah hasil kombinasi antara metode ceramah dengan metode –
metode yang lain. Jadi dalam pelaksanaannya selalu menggunakan
metode ceramah kemudian diselingi dengan metode yang lain seperti
diskusi atau tanya jawab, sehingga proses pembelajaran efektif dan
efisien.
Metode ceramah dapat diaplikasikan dengan menjelaskan
kesuluruhan materi menggunakan buku pegangan guru atau dengan
memanfaatkan sarana LCD proyektor dengan guru membuat rangkuman
materi tersebut tersendiri. Materi tersebut dapat ditampilkan melalui
Powerpoint dengan guru menjelaskan tersendiri secara rinci dari materi
tersebut didukung dengan animasi atau gambar yang membantu siswa
untuk memahami materi sistem periodik unsur. Metode ceramah ini dapat
didukung dengan penggunaan software kimia dengan syarat guru tersebut
harus menguasainya terlebih dahulu.
Untuk menggunakan metode ceramah pada materi sistem periodik
unsur terlebih dahulu dilakukan persiapan oleh Guru mengenai materi-
materi yang akan disampaikan, menyusun urutan penyajian materi, dan
merumuskan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai. Dalam
pelaksanaannya, guru tidak hanya dapat menggunakan metode ceramah
biasa melainkan dapat menggunakan metode ceramah bervariasi seperti
ceramah yang disertai dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan
dapat ditutup dengan laporan hasil diskusi setiap kelompok.
Pada akhir pembelajaran, Guru dapat menunjuk beberapa siswa
untuk sedikit mengulas kembali mengenai materi yang telah dijelaskan,
hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa mendengarkan dan
memperhatikan dengan baik dan saksama atau tidak.

2.4.2 Metode Diskusi


Pada materi Sistem Periodik Unsur, dapat diterapkan metode
diskusi dalam pembelajaran. Alokasi waktu yang diperlukan adalah
sebanyak tiga kali pertemuan dengan masing – masing pertemuan

18
berdurasi 6 x 45 menit. Materi Sitem Periodik Unsur (SPU) Kimia kelas
X terdiri atas beberapa sub materi pokok yaitu :
a. Perkembangan sistem periodik unsur
b. Bilangan Kuantum
c. Orbital
d. Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
e. Sifat – Sifat Keperiodikan Unsur

Penyampaian materi Sistem Periodik Unsur dengan metode diskusi


dapat diawali dengan penyampaian materi secara umum oleh Guru,
penyampaian materi awal ini dapat berupa contoh unsur yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian Guru menyampaikan
mengenai kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam diskusi dan
membagi siswa dalam beberapa kelompok.

Pada pertemuan sebelumnya, Guru telah menginstruksikan siswa


untuk membaca materi mengenai sistem periodik unsur yang akan
didiskusikan dari berbagai sumber seperti internet atau buku yang
dimiliki oleh siswa. Siswa kemudian bergabung dengan kelompoknya
masing-masing dimana setiap kelompok beranggotakan 5 - 6 orang. Guru
akan membagi materi yang berbeda pada setiap orang yang terdapat
dalam kelompok tersebut. Kemudian setiap anggota kelompok yang
mendapatkan materi yang sama dengan anggota kelompok lain nanti
akan bergabung untuk membentuk kelompok ahli. Setelah itu diskusi
akan dimulai dengan diberikan waktu selama 15-20 menit untuk
mendiskusikan mengenai materi yang difokuskan pada tiap kelompok.

Tujuan dari pembentukan kelompok ahli ini agar setiap kelompok


fokus mengenai pokok-pokok bahasan dalam materi sistem periodik
unsur sesuai yang telah dibagi oleh Guru, yang mana setelah melakukan
diskusi dengan kelompok ahli setiap anggota kelompok ahli ini akan
kembali ke kelompok awal mereka untuk bertukar informasi atau materi
sesuai yang setiap anggota diskusikan pada kelompok ahli. Diskusi yang
dilakukan dengan kelompok awal diberikan waktu selama 15 menit, lalu

19
guru mulai memberikan soal-soal kepada siswa untuk dibahas dan
diselesaikan secara bersama-sama dalam kelompok tersebut. Setelah itu
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan
menjawab, menjelaskan, serta menyajikan hasil diskusi yang telah
dilakukan.

Pada akhir pembelajaran, Guru memberikan informasi/materi


tambahan mengenai sistem periodik unsur yang belum sempat dijelaskan
atau didiskusikan oleh siswa pada setiap kelompok. Sub materi yang
sesuai untuk diterapkan pada metode diskusi adalah. Metode ini sesuai
untuk digunakan pada sub materi tersebut.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak
digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan
dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat
praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan
mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar
yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan,
oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode
pengajaran  tradisional karena  sejak dulu   metode   ini  digunakan sebagai
alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Diskusi adalah proses penglihatan dua atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau
sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Metode diskusi
memiliki tujuh macam bentuk yang dapat digunakan yaitu: Brainstorm,
kelompok 6, tutorial, tugas kelompok, role playing, diskusi panel dan
simulasi.Meskipun metode diskusi sering digunakan oleh pengajar tetapi
metode ini juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan oleh guru.
Dalam melaksanakn metode ini guru harus memperkecil kekurangan yang
ditimbulkan agar metode diskusi dapat berjalan lebih efektif lagi. Dari metode
diskusi ini juga akan diperoleh dampka langsung maupun pengiring yang
ingin dicapai. Dengan meminimalkan kekurangannya maka akan
memperbesar keberhasilan mencapai tujuan dampak yang ingin dicapai.
Semua materi turunan hidrokarbon dapat menggunakan metode ceramah
dan diskusi dengan catatan diberi penjelasan terlebih dahulu oleh guru.
Metode apa yang baik digunakan untuk mengajar suatu materi patut untuk
diperhatikan, karena tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan metode
yang sering digunakan.

21
3.2 SARAN
a. Jika ingin menggunakan metode ceramah, alangkah baiknya apabila
dalam menjelaskan guru tidak terlalu monoton dengan hanya duduk di
meja atau melihat powerpoint yang ditampilkan. Akan tetapi, alangkah
lebih baik apabila guru lebih aktif lagi dengan sering melakukan kontak
mata dengan siswa atau menjelaskan sambil berkeliling kelas.
b. Bagi mereka yang terlibat dalam dunia keguruan, hendaknya secara
antusias meningkatkan perkembangan pengetahuan.
c. Disamping menggunakan berbagai teknik mengajar, perlu juga
memanfaatkan teknologi dan terdapat variasi dalam proses belajar
mengajar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. B. 2008. Strategi belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.


Handayani. 2009. Strategi Belajar Mengajar dengan ICM.
http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/02/18/stategi-belajaraktif.html.
Diakses pada tanggal 09 Maret 2020
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudrajat, A. 2011. Model Pembelajaran Langsung. [online]. Tersedia :
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/modelpembelajaran-
langsung/ : Diakses pada Tanggal 09Maret2020
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif. Jakarta : Bumi
Aksara.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Wahab, Aziz. (2008). Metode dan model-model mengajar.Bandung : Alfabeta.
Zaini, Hisyam. 2008. Strategi pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan
Maadani.

23

Anda mungkin juga menyukai