OLEH :
LINA SUSANTI
2014017013
AKUNTANSI 3 A1
Dosen : .........................................................
FAKULTAS EKONOMI
B. OPINI AUDITOR
1. Pengertian Opini Audit
Berdasarkan kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) mengemukakan
bahwa, opini audit adalah suatu laporan yang diberikan seorang akuntan publik
terdaftar sebagai hasil penilaiannya dari kewajaran laporan keuangan yang disajikan
oleh suatu perusahaan.
Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini audit
adalah suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa
pemeriksaan sudah dilakukan sesuai dengan norma dan aturan pemeriksaan akuntan
yang diikuti dengan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Opini audit diberikan oleh auditor dengan melalui beberapa tahap audit sehingga
auditor tersebut bisa memberikan kesimpulan dari opiini yang harus diberikan atas
laporan keuangan yang diauditnya tersebut.
2. Jenis-Jenis Opini Audit
Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri dari 5 jenis, yakni:
a. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Yaitu, suatu pendapat yang diberikan pada saat audit sudah dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing, auditor tidak menemukan adanya kesalahan material
secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari
adanya prinsip akuntansi yang berlaku (SAK). Bukti audit yang dibutuhkan sudah
terkumpul dan mencukupi, serta auditor sudah menjalankan tugasnya sesuai
standar auditing.
Bentuk laporan tersebut digunakan jika :
1) Standar umum sudah diikuti sepenuhnya di dalam perikatan kerja.
2) Laporan keuangan yang diaudit disajikan sesuai prinsip akuntansi dan
ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya.
3) Penjelasan mencukupi sudah disertakan pada catatan kaki serta bagian-bagian
lain dari laporan keuangan.
4) Tidak terdapat adanya ketidakpastian yang cukup berarti (no material
uncertainties).
b. Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified
unqualified opinion)
Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat suatu keadaan tertentu yang tidak
berpengaruh secara langsung terhadap adanya pendapat wajar. Keadaan tertentu
bisa terjadi apabila :
1) Pendapat auditor sebagian didasarkan dari pendapat auditor independen lain.
2) Belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat meyimpang
dari SAK.
3) Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa atau kejadian masa yang
akan datang, hasilnya belum bisa diperkirakan ditanggal laporan audit.
4) Terdapat keraguan yang besar terhadap suatu kemampuan satuan usaha
didalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
5) Diantara 2 (dua) periode akuntansi terdapat suatu perubahan yang material
didalam penerapan prinsip akuntansi.
6) Data keuangan tertentu yang diharuskn ada oleh BAPEPAM namun tidak
disajikan.
c. Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan keuangan dikatakan wajar
didalam hal yang material, namun terdapat sesuatu penyimpangan atau kurang
lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dilakukan pengecualian sehingga
kemungkinan yang terjadi :
1) Buktinya kurang cukup.
2) Adanya pembatasan dalam ruang lingkup.
3) Terdapat suatu penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum (SAK).
1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup dan jelas atau adanya pembatasan
dalam lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan
keuangan secara keseluruhan.
2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut berisi suatu penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku secara umum yang berdampak material
namun tidak mempengaruhi laporan keuangan tersebut secara keseluruhan.
d. Opini tidak wajar (adverse opinion)
Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara
keseluruhan itu bisa terjadi jika auditor harus memberi tambahan suatu paragraf
untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas suatu laporan keuangan, yang
disertai dengan dampak dari akibat adanya ketidakwajaran tersebut, pada suatu
laporan auditnya.
Opini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang
dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan
dan kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan
kondisi keuangan secara benar.
e. Opini tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup
pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan suatu
pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Pembuatan
laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan mengenai pembatasan
ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tersebut tidak memberi
pendapat.
Opini diberikan karena auditor tidak bisa meyakini apakah laporan
keuangan benar atau salah. Hal ini terjadi karena auditor tidak bisa memperoleh
bukti-bukti yang dibutuhkan untuk menyimpulkan dan menyatakan apakah
laporan sudah disajikan dengan benar atau salah.
3. Tahap-Tahap Opini Audit
Tahap-tahap audit menurut Arens :
a. Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit.
b. Pengujian ,pengendalian, dan transaksi.
c. Pelaksanaan prosedur analitis dan juga pengujian terinci atas saldo.
d. Penyelesaian dan penerbitan laporan audit.
1. Arens, Alvin A. ,dkk. 2006. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Kedua belas Jilid 1.
Jakarta. Erlangga.
2. Asdarmunandar.blogspot.co.id/2012/05/laporan-audit-bentuk-baku.html?m=1
3. Memebali.blogspot.co.id/2013/06/laporan-audit-bentuk-baku.html?m=1
4. www.gurupendidikan.com/pengertian-dan-10-jenis-opini-audit/
5. www.academia.edu/10134687/jenis-opini-auditor (a.n Frida Haryani)