1
Menu yang terdapat pada jendela data editor adalah:
a) File
Menu ini berhubungan dengan segala sesuatu tentang file data
seperti membuat file baru, membuka file tertentu, mengambil file
data dari program lain, mencetak isi data editor dan sebagainya
sesuai dengan perintah yang ada dalam menu file.
Menu-menu yag terdapat pada file adalah :
b) Edit
Menu ini berfungsi untuk melakukan perubahan atau memperbaiki
data seperti: mengkopy data, menghapus atau yang lainnya. Selain
itu juga bisa digunakan untuk mengubah setting pada Options
(output, label, Script dan lainnya).
Tampilan menu edit adalah :
2
c) View
Menu ini berfungsi untuk mengatur status toolbar, penampakan
value label dan lainnya.
d) Data
Berfungsi untuk melakukan perubahan data SPSS secara
keseluruhan seperti mengurutkan data, menyeleksi data,
menggabung data dan sebagainya.
3
e) Transform
Berguna untuk melakukan modfikasi terhadap data, misal membuat
variabel baru dengan cara mengelompokkan data, membuat
variabel baru dengan cara melakukan fungsi matematika (kali,
bagi, tambah, kurang) atau perubahan variabel lainnya dengan
kriteria tertentu.
f) Analyze
Menu ini merupakan menu inti dari SPSS. Menu ini berguna untuk
melakukan semua analisis dan perhitungan statistik baik analisis
univarit, bivariat dan analisis multivariat. Pada menu ini terdapat
4
berbagi uji statistik seperti uji T, uji anova, uji regresi, uji korelasi,
uji chi square dan lain sebagainya:
g) Graphs
Menu ini berguna untuk membuat berbagai jenis grafik dalam
mendukung analisis statistik terutama untuk analisis univariat.
Berbagai grafik yang ada seperti pie, scatter plot, histogram, bar,
line dan sebagainya.
h) Utilites
5
Merupakan menu pendukung yang memberikan informasi tentang
file yang sedang dikerjakan dan mengatur tampilan menu-menu
yang lain.
i) Add-ons
Merupakan menu tambahan yang memberikan berbagai informasi
tentang SPSS dan statistik lainnya seperti sampel power, pelatihan
SPSS dan sebagainya. Sehingga dengan membuka menu ini kita
menjadi tahu web.site internet yang memberikan informasi tentang
SPSS sesuai dengan kebutuhan kita dan langsung dapat diakses ke
internet sesui dengan kebutuhan.
j) Window
Menu ini berfungsi untuk berpindah (switch) diantara menu-menu
SPSS
6
k) Help
Menu ini berfungsi menyediakan bantuan informasi mengenai program
SPSS yang bisa diakses dengan mudah dan jelas.
7
d. Menu Script editor
Berguna untuk melakukan berbagai pengerjaan SPSS secara otomatis
seperti membuka dan menutup file.
Ini bisa diakses dengan membuka menu FILE, klik NEW atau OPEN,
klik SCRIPT.
1. Name
Merupakan fasilitas untuk membuat nama variabel. Diisi dengan nama
variabel. Pada SPSS V.13 beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pembuatan nama variabel.
- Nama variabel dapat ditulis dengan huruf besar atau huruf kecil (pada
SPSS versi di bawah 13 maka penulisan nama hanya dengan huruf kecil,
maksimal 8 karakter).
8
- Tidak boleh memakai spasi
- Tidak boleh menggunakan tanda baca. Awal kata harus menggunakan
huruf, tidak boleh menggunakan angka.
2. Type
Merupakan tipe data yang akan digunakan. Jika kita mengentri data dalam
bentuk angka maka otomatis tipe data adalah numerik, tapi jika dientri dalam
bentuk huruf maka otomatis tipe data berubah menjadi string. Data berbentuk
angka bisa diubah tipe menjadi string tapi angka disini hanyalah karakter
sehingga tidak dapat diproses oleh SPSS, karena SPSS hanya memproses data
yang bertipe numerik. Untuk itu jika datanya kualitatif terlebih dahulu harus
diberi kode dengan angka sehingga bisa diolah oleh SPSS.
3. Width
Ini berguna untuk menentukan jumlah digit yang dibutuhkan untuk mengentry
data (menentukan lebar kolom). Digit yang tersedia maksimal 255 digit.
4. Decimals
Ini berguna untuk menentukan jumlah desimal (angka di belakang koma) yang
akan dientry untuk data yang bertipe numerik. Sedangkan untuk data yang
bertipe string maka menu decimal ini menjadi tidak akan aktif.
5. Label
Ini berguna untuk memberi keterangan tentang nama variabel. Biasanya nama
variabel dibuat dalam bentuk yang sederhana dan singkat. Untuk lebih
9
menjelaskan tentang variabel maka perlu setiap variabel diberi keterangan
dengan membuatnya pada label.
6. Value
Berguna untuk menjelaskan kode yang digunakan yaitu untuk data kategorik
Contoh : Jenis kelamin, kode 1= Laki-laki, kode 2= perempuan.
Caranya klik bagian kanan dari kolom value, sehingga keluar tabel dan pada
tabel diisi keterangan dari kode yang dibuat
10
Berguna untuk mengatur posisi data, apakah rata kiri, rata kanan atau berada
ditengah-tengah kolom.
10. Measure
Ini berguna untuk menentukan type variabel. Type variabel berguna untuk
menentukan jenis uji statistik (jenis analisis yang digunakan).Measure ini ada
3 sesuai dengan skala pengukuran yaitu scale (interval dan rasio), nominal dan
ordinal.
C. ENTRY DATA
Langkah-langkah entry data
1. Membuka file baru
Caranya adalah :
a. Panggil program SPSS dengan cara mengklik
icon SPSS atau klik START Program, pilih menu SPSS,
SPSS for windows
b. Klik File New Data
c. Pilih layar variabel view
d. Untuk pindah antar kolom cukup dengan
menggeser kursor sesuai dengan kolom yang akan diisi.
2. Membuat template
a. Nama variabel
Ketik nama variabel dengan singkat dan sederhana, sesuai dengan
ketentuan yang sudah dijelaskan sebelumnya
b. Type data
Pilih type data yang digunakan. Secara default type data di SPSS
adalah numerik. Jika yang akan dientry adalah data berbentuk angka
(numerik) maka biarkan type data numerik, kecuali jika yang dientry
adalah data yang berbentuk huruf.
c. Decimal
Untuk data yang bertipe numerik dalam bentuk decimal, ketik jumlah
decimal yang dibutuhkan.
d. Label
Buat keterangan dari nama variabel yang dibuat.
e. Value
11
Buat keterangan dari kode yang dibuat untuk data kategorik
Contoh:
Membuat variabel jenis kelamin yang diberi kode 1= laki-laki 2= perempuan
1. Nama variabel = sex
2. Type data = numerik
3. Decimal = 0
4. Label = jenis kelamin
responden
5. Value = 1= laki-laki, 2=
perempuan
2) Entry data
Untuk mengentri data maka buka layar data view. Lakukan entri data
sesuai dengan tempelate yang sudah tersedia.
Latihan :
Lakukan entry data terhadap data yang terdapat pada kuesioner tersebut di bawah ini:
1. Nomor responden
12
2. Pekerjaan responden
1 = PNS 2 = Swasta 3 = Buruh 4 = Petani 5 = TNI/Polri
3. Hasil pengukuran tekanan darah sebelum pemberian obat
4. Hasil pengukuran tekanan darah setelah pemberian obat
5. Umur responden
6. Jenis kelamin responden
0 = Perempuan 1 = Laki-laki
7. Jumlah kalori yang dikomsumsi satu hari
8. Pemberian obat
0 = Tidak diberi 1 = Diberi
9. Kadar kolesterol responden
10. Berat badan responden
11. Tinggi badan responden
12. Sikap responden tentang pola makan
1 = Sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3= Setuju 4 = Sangat tidak
setuju
13. Sikap responden tentang olahraga
1 = Sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3= Setuju 4 = Sangat tidak
setuju
14. Sikap responden tentang perilaku merokok
1 = Sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3= Setuju 4 = Sangat tidak
setuju
15. Sikap responden tentang istirahat
1 = Sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3= Setuju 4 = Sangat tidak
setuju
Datanya adalah :
nomor kerja tekdarah1 tekdarah2 umur intake sex katopril kolesterol beratb tinggi sikap1 sikap2 sikap3 sikap4
adan badan
1 0 150 150 40 1910 0 0 268.85 70 150 4 4 4 2
2 0 120 120 43 1579 0 1 165.38 56 165 3 3 2 3
3 2 130 125 50 1230 1 1 193.46 40 155 2 2 1 4
4 3 110 120 46 1514 1 1 164.23 56 164 4 2 3 1
5 1 110 110 35 1809 0 1 152.69 70 154 3 1 2 4
6 4 110 110 36 1392 0 1 150.77 45 165 4 1 1 3
7 5 140 140 45 1571 1 0 245.77 60 155 3 4 2 2
8 0 145 150 30 1481 1 0 180 56 175 4 4 4 1
9 4 120 110 42 1335 1 1 157.69 40 164 2 2 3 1
13
10 5 110 110 28 2516 1 1 145.38 70 165 1 2 2 2
11 3 160 158 52 1776 0 0 280.38 60 160 3 2 3 3
12 5 156 156 45 1761 1 0 214.62 46 157 4 3 1 4
13 4 160 160 49 1473 0 0 254.23 45 165 2 1 2 3
14 3 120 130 32 1580 1 1 184.62 76 170 3 1 3 2
15 0 170 135 46 2206 1 0 224.62 60 155 4 1 4 1
16 1 100 100 31 1340 0 1 171.15 45 156 2 2 4 4
17 3 140 120 45 1566 1 0 241.92 59 160 3 4 2 2
18 2 120 100 33 1303 0 1 186.92 48 159 4 2 3 3
19 5 120 100 47 1840 1 1 228.08 65 165 1 4 4 1
20 1 150 145 46 2759 1 1 217.69 81 158 3 1 2 2
21 1 110 10 43 1880 0 1 162.69 60 170 2 2 3 3
22 1 140 150 38 1827 1 1 182.69 58 162 4 2 1 1
23 1 100 120 25 1773 0 1 141.15 60 159 2 1 4 1
24 1 110 120 26 1733 1 1 143.08 56 160 1 1 3 1
25 1 110 130 30 2051 0 1 180.38 79 162 4 3 1 1
26 3 150 160 46 1654 1 0 250 75 162 2 1 2 1
27 3 155 155 60 1838 1 0 255.38 68 159 3 2 3 1
28 4 120 130 35 1939 1 1 198.85 64 168 1 2 3 1
29 5 110 110 38 1746 0 1 178.46 45 163 2 3 2 1
30 5 160 150 50 1697 0 0 253.08 56 165 4 2 3 1
31 3 110 110 38 1749 0 0 136.54 65 162 3 1 1 1
32 2 148 150 42 2220 1 0 226.54 58 155 2 4 4 1
33 0 150 120 29 1069 1 0 201.15 79 164 1 2 3 1
34 0 160 130 38 1845 0 0 213.46 85 162 2 3 2 1
35 1 165 125 48 1441 0 0 235.38 46 170 4 2 2 1
36 2 154 160 49 1935 1 0 213.85 53 170 3 2 3 1
37 3 110 110 56 1263 1 1 278.08 52 160 1 1 4 1
38 3 160 120 54 1260 1 0 230 46 157 2 2 2 1
39 5 110 120 31 1444 1 1 175 41 180 4 3 3 1
40 3 100 100 34 1306 0 1 196.92 45 159 4 2 1 1
41 2 110 110 28 1545 0 1 183.85 46 172 4 1 2 1
42 3 120 120 26 1459 0 1 187.69 45 173 2 2 3 1
43 4 110 110 28 1581 1 1 159.23 40 162 2 1 4 1
44 0 125 130 26 1535 1 1 181.92 48 159 3 4 3 1
45 0 120 125 28 1774 0 1 168.46 47 161 3 2 2 1
46 3 110 110 30 1316 1 1 168.46 46 154 1 3 4 1
47 2 130 120 28 1876 0 0 215 58 162 1 4 1 1
48 5 110 110 30 1603 0 1 244.23 45 157 2 4 2 1
49 2 125 125 30 1075 0 1 213.46 48 172 1 1 3 1
50 1 136 120 52 1713 0 0 234.62 75 164 4 2 4 2
51 1 110 110 34 2195 1 1 175 42 159 2 2 2 2
52 5 110 110 28 1831 0 1 297.31 46 170 2 2 3 2
53 3 120 120 49 1517 1 1 217.69 48 162 3 4 1 2
54 0 130 120 41 1728 1 0 161.15 49 167 3 4 2 2
55 0 120 120 32 2027 1 1 179.23 56 165 3 1 3 2
56 3 110 110 25 2181 1 1 174.62 42 162 1 1 3 2
57 2 130 130 29 2065 1 1 152.31 57 163 1 1 1 2
58 1 150 120 25 2227 1 0 151.15 54 164 2 2 3 2
59 4 125 130 24 1491 0 1 181.15 56 159 4 1 4 2
60 5 130 130 29 1817 0 0 190 60 171 2 2 2 2
61 0 110 120 25 2011 0 1 148.08 48 154 3 1 2 2
62 2 100 120 26 2057 0 1 151.54 51 159 2 1 3 2
63 1 95 110 28 1784 1 1 165 57 157 1 2 4 2
14
64 0 100 120 26 1672 1 1 168.85 58 147 2 1 2 2
65 3 130 120 27 1655 1 1 211.54 59 148 2 4 3 2
66 2 160 130 56 2040 0 0 195.38 64 157 1 4 1 2
67 0 130 125 53 1843 0 0 136.15 54 162 4 3 4 2
68 3 140 120 35 1405 1 0 205.77 51 160 1 2 2 2
69 2 130 120 29 1821 0 0 183.08 53 159 1 2 3 2
70 0 135 120 45 2036 1 0 169.62 58 162 2 1 2 2
71 3 140 135 42 1691 0 0 231.15 52 155 2 1 3 3
72 2 130 120 28 1442 1 0 133.08 51 162 4 2 3 3
73 1 135 120 34 1599 1 0 219.23 54 164 1 3 2 3
74 1 140 130 40 2186 1 0 202.69 59 165 2 2 1 3
75 5 145 145 36 1994 1 0 204.23 57 157 2 1 2 3
76 2 130 130 31 1983 1 0 146.54 56 159 1 4 1 3
77 3 150 130 29 1809 0 0 209.23 54 152 2 1 2 3
78 1 130 120 28 2190 0 0 196.15 56 175 4 2 3 3
79 1 130 120 34 1403 0 0 195.38 54 172 3 3 4 3
80 4 152 130 50 1601 0 0 340.77 68 149 3 1 3 3
81 3 135 135 25 1713 1 0 216.54 54 152 3 1 2 3
82 1 170 170 60 1869 0 0 266.92 56 155 1 2 1 3
83 1 160 130 59 1805 1 0 230 57 156 1 2 1 3
84 0 156 160 54 1944 0 0 208.08 59 158 1 1 2 3
85 0 110 120 50 2445 1 1 170.38 82 162 2 1 3 3
86 3 120 130 46 2061 0 1 155.77 49 158 2 4 4 3
87 4 150 150 42 2269 1 0 202.69 75 164 2 4 1 3
88 2 170 180 48 1654 0 0 348.85 41 149 2 4 2 3
89 2 140 120 52 1734 0 1 180.77 48 150 4 2 3 3
90 1 120 120 41 1864 1 1 201.54 51 157 4 2 2 3
91 5 110 120 35 1710 1 1 130.77 51 159 4 1 1 3
92 2 120 120 48 2621 0 1 203.46 42 155 3 1 2 3
93 3 100 100 32 1926 1 1 164.62 48 154 3 2 3 3
94 2 135 125 31 1831 1 1 136.54 51 155 2 3 4 3
95 1 150 150 36 1290 1 0 172.31 60 160 2 2 1 3
96 5 190 130 34 1738 1 0 194.23 45 160 1 2 2 3
97 3 170 170 38 1647 1 0 188.46 70 162 1 4 2 3
98 2 110 110 37 1453 0 1 187.31 39 163 2 1 3 3
99 1 150 160 53 1836 0 0 249.23 45 162 2 2 3 3
100 0 140 140 43 1436 0 0 190.38 45 162 3 2 4 4
D. MENYIMPAN DATA
Setiap membuat file baru dan mengentry data jangan lupa untuk melakukan
penyimpanan data. Cara menyimpan data adalah :
15
1. Klik File
2. Pilih save as
3. Tentukan directory yang akan
digunakan untuk menyimpan data yaitu pada bagian Save in
4. Buat nama file yang gampang untuk
dingat pada file name
5. Pastikan bahwa data tersimpan pada
SPSS (*.sav) yang dilihat pada bagian save as type
6. Klik save
Dengan demikian data sudah tersimpan.
Untuk data di atas beri nama file : tekanan darah.sav
16
F. MENGEDIT DATA
Pada saat kita melakukan entry data mungkin terjadi kesalahan sehingga kita harus
memperbaiki, atau ada data yang sama sehingga cukup dikopi saja. Pada program
SPSS juga bisa dilakukan edit data. Beberapa edit data yang mungkin perlu
dilakukan di SPSS antara lain menghapus kasus/variabel, menyisip atau
menambah variabel atau kasus dan mengkopi data.
1. Menghapus data hanya pada satu
sel
Untuk menghapus data pada satu sel saja maka buka layar data view.
Letakkan kursor pada sel yang akan dihapus.
17
c. Setelah disorot klik kanan,
klik clear atau cut
18
3. Menghapus variabel
Untuk menghapus variabel dapat dilakukan pada layar data view atau pada
layar variabel view
19
variabel lebih dari satu maka variabel-variabel yang akan dihapus
diblok terlebih dahulu.
3) Tekan delete pada
keyboard, atau edit pada icon SPSS dan pilih clear/cut atau klik
kanan dan pilih clear/cut.
20
3 Mengcopy isi sel
a. Blok isi sel yang akan dikopi dengan menempatkan kursor
pada sel dan membloknya
b. Mengkopi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1) Klik menu edit pada icon SPSS dan pilih copy,
pindahkan kursor pada sel tempat hasil copy, klik menu edit
pada icon SPSS dan pilih paste
2) Setelah sel yang akan dicopy diblok, lakukan klik
kanan. Pilih copy. Pindahkan kursor pada sel tempat hasil
copy. Klik kanan kembali dan pilih paste.
3) Dengan menggunakan keyboard, setelah dilakukan
blok tekan ctrl C. Pindahkan kursor ke tempat sel hasil copy,
pada keyboard tekan ctrl V.
5 Mengcopy variabel
21
a. Tempatkan kursor pada bagian paling kiri dari variabel
yang akan dicopy sampai kursor berubah menjadi panah hitam kecil
dan langsung klik
b. Beberapa variabel dapat dicopy sekaligus tergantung dari
jumlah variabel yang diblok.
c. Cara mengcopy sama seperti mengcopy kasus seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya.
6 Menyisip kasus
Kadang-kadang setelah dilakukan pengentrian ternyata ada kasus yang
belum terentri sementara nomor kasus tersebut berada di tengah. Untuk itu
perlu dilakukan penyisipan kasus (insert case). Untuk menyisip kasus
maka kita bekerja pada layar data view.Caranya adalah :
1. Letakkan kursor pada bagian paling kiri tempat kasus akan disisip
sampai kursor berubah warna menjadi panah hitam kecil dan langsung
klik
2. Penyisipan kasus dapat dilakukan dengan dua cara :
a. Lakukan klik kanan pada mouse dan pilih insert case
22
7 Menyisip variabel
Sama halnya dengan menyisip kasus, maka pada SPSS juga bisa dilakukan
penyisipan variabel. Untuk penyisipan variabel maka maka kita dapat bekerja
pada layar variabel view atau pada layar data view.
Caranya adalah :
a. Pada layar variabel view:
1) Letakkan kursor pada bagian paling kiri tempat
variabel yang akan disisipkan, sampai kursor berubah warna menjadi
panah hitam kecil dan langsung klik
2) Insert variabel dapat dilakukan dengan cara klik
kanan pada mouse dan pilih insert variabel
23
b. Pada layar data view
1) Letakkan kursor pada bagian paling atas tempat
variabel tersebut akan disisip, sampai kursor berubah menjadi panah
kecil hitam dan langsung klik
2) Insert variabel dapat dilakukan dengan cara klik
kanan mouse dan pilih insert variabel.
24
Selain yang sudah dijelaskan diatas maka pada data yang sudah terentry juga
dapat dilakukan beberapa hal dengan menggunakan menu pada SPSS seperti:
a. Menemukan sel tertentu (go to case)
Ini berguna untuk mempercepat mencari kasus sesuai dengan nomor
yang diinginkan. Sangat bermanfaat sekali terutama untuk file yang
jumlah kasusnya banyak. Caranya adalah :
- Klik menu data pada SPSS dan pilih go to case dan langsung
klik sehingga keluar pada layar :
25
- Maka kursor secara otomatis akan mencari responden dengan
nomor urut 70
b. Menyeleksi data dengan kriteria tertentu (Select case)
Select cases digunakan jika kita ingin hanya menganalisis
sebagian data dengan kriteria tertentu
Misal : Dengan menggunakan data pada file tekanan darah kita
hanya akan menganalisis data yang respondennya adalah
perempuan. Caranya adalah :
1) Buka file tekanan darah
2) Klik menu data pada SPSS dan pilih Select cases
sehingga muncul kotak dialog. Pilih Select pilih if
condition is satified sehingga if menjadi aktif
26
Pada data maka data yang tidak akan dianalisis akan dicoret
yang artinya data tersebut tidak termasuk dalam kriteria
yang diseleksi sehingga tidak diikutkan dalam analisis
sesuai dengan kriteria tersebut.
27
A. CLEANING DATA
Setelah data selesai dientri, maka perlu dilakukan pengecekan kembali apakah
data yang dientry sudah sesuai dengan kuesioner dan kode-kode yang terentri
sudah sesuai dengan buku kode yang kita buat sebelumnya. Untuk melakukan
cleaning data dapat digunakan program SPSS. Pada cleaning data yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Missing data
Yaitu untuk mengetahui apakah masih ada data yang belum terentry. Pada
SPSS data yang missing ditandai dengan titik. Untuk mengetahui missing
data dapat dilakukan dengan cara membuat distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel. Jika pada variabel tersebut terdapat missing maka pada
hasil analisis akan diinformasikan data yang missing.
b. Konsistensi data
Konsistensi data juga perlu diperhatikan pada saat cleaning data. Yang
dimaksud dengan konsistensi data adalah bahwa variabel yang satu
konsisten dengan variabel yang berhubungan. Untuk mengetahui konsistensi
data dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang
berhubungan tersebut.
Contoh: jika jumlah balita yang terkena diare adalah 60 dari 100 balita,
maka jumlah balita yang terkena diare yang dirawat di rumah sakit adalah 40
dari 60 balita. Jika ditemukan bahwa balita yang diare dirawat di rumah sakit
adalah 40 dari 70 balita berarti data tidak konsisten. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tampilan tabel
Tabel 1
Distribusi balita yang menderita diare di daerah X tahun 2006
No Diare Jumlah %
1 Ya 60 60
2 Tidak 40 40
100 100
28
Tabel 2
Distribusi balita yang menderita diare di rawat di rumah sakit di daerah
X tahun 2006
Terlihat bahwa data yang terdapat pada tabel 1 dan tabel 2 tidak
konsisten, artinya ada kesalahan dalam mengentry data sehingga perlu
diperbaiki.
c. Variasi data
Walaupun secara jumlah data yang dientry sudah benar namun dari
variasi data bisa jadi masih keliru. Misalkan penelitian terhadap 100
responden untuk variabel pekerjaan diberi kode 1 sampai 5 yaitu :
Kode 1 (Pegawai negeri/swasta)
Kode 2 (Petani)
Kode 3 (Buruh)
Kode 4 (Wiraswasta)
Kode 5 (Tidak bekerja)
Setelah data dilist dan dibuat tabel distribusi frekuensi maka hasilnya
29
Tabel 3
Distribusi responden menurut pekerjaan di daerah X tahun 2006
No Pekerjaan Jumlah %
1 Pegawai negeri/swasta 20 20
2 Petani 30 30
3 Buruh 20 20
4 Wiraswasta 15 15
5 Tidak bekerja 10 10
6 6 5 5
Jumlah 100 100
Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah responden sudah 100. Namun
ternyata ada muncul kode 6. Ini berarti ada kesalahan dalam entry sehingga
harus diperbaiki.
B. TRANSFORMASI/MODIFIKASI DATA
Data yang dientry masih merupakan data mentah sesuai dengan pertanyaan-
pertanyaan di kuesioner. Kadangkala data mentah belum lagi sesuai dengan tujuan
penelitian. Seperti pada kuesioner, untuk mengukur pengetahuan dibutuhkan beberapa
pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian hanyalah untuk mengukur tingkat
pengetahuan. Agar data pengetahuan tersebut dapat dianalisis sesuai tujuan penelitian
maka skor dari pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan harus dijumlahkan
terlebih dahulu. Demikian juga jika kita butuh data tentang kelompok umur berisiko
dan tidak berisiko dengan kriteria tertentu, maka data umur yang ada harus
dikelompokkan terlebih dahulu. Dengan demikian transformasi data atau modifikasi
data sangat dibutuhkan agar data siap dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam modifikasi data yaitu compute yaitu
modifikasi data yang menggunakan fungsi matematika atau logika dan recode yaitu
mengelompokkan data
30
1. Compute
Compute digunakan untuk membuat variabel baru dari data variabel yang sudah
ada dengan menggunakan fungsi matematika seperti perkalian, penambahan,
pembagian dan pengurangan serta membuat variabel baru dengan menggunakan
logika.
Contoh:
1. Membuat variabel rata-rata tekanan darah dengan cara menjumlahkan
tekanan darah pengukuran pertama dan tekanan darah pengukuran kedua
dan dibagi 2
2. Membuat variabel berat badan dengan satuan pond dari variabel berat
badan yang satuannya kg
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan perintah compute
1. Pada compute dapat melibatkan lebih dari satu variabel.
2. Perintah compute hanya dapat digunakan untuk data numerik dengan skala
pengukuran interval dan rasio
Compute untuk lebih jelasnya dapat langsung dipraktekkan dengan menggunakan
file tekanan darah, yaitu membuat variabel baru yang merupakan perbandingan
antara tinggi badan dengan berat badan.
Langkah-langkah :
1. Buka file tekanan darah
2. Klik transform pada menu SPSS dan pilih compute sehingga muncul kotak
dialog
3. Pada kotak target variable buat nama variabel baru misal rasiotbbb. Untuk
membuat nama variabel baru yang perlu diperhatikan adalah bahwa nama
variabel baru yang dibuat tidak boleh sama dengan nama variabel yang sudah
ada
4. Pada kotak numeric experisson masukkan variabel tinggi badan dibagi
variabel berat badan sehingga pada tertulis tinggibadan/beratbadan
5. Klik ok
31
6. Terlihat akan terbuat variabel baru yaitu rasiotbbb. Untuk selanjutnya rapikan
variabel tersebut dengan membuka jendela variabel view yaitu dengan
membuat label dari variabel.
2. Recode
Recode berguna untuk membuat variabel baru dengan cara melakukan
pengelompokkan data dari variabel yang sudah ada. Beberapa hal yang
diperhatikan dalam menggunakan perintah recode:
1. Recode hanya melibatkan satu variabel
2. Perintah recode dapat digunakan untuk variabel berdata numerik dan
kategorik.
Untuk lebih jelasnya dengan menggunakan file tekanan darah, buat variabel
baru dengan nama katumur dari umur dengan cara mengelompokkan umur menjadi 3
kelompok yaitu
1 <= 25 tahun
2 26-45 tahun
3 >45 tahun
Langkah-langkah
1. Buka file tekanan darah
2. Pilih menu transform pada icon SPSS dan klik recode
3. Ada dua pilihan yaitu into same variables atau into different variables. Jika
yang dipilih adalah into same variables maka variabel yang baru dibuat akan
menimpa variabel lama sehingga kehilangan data. Sedangkan into different
32
variables maka variabel lama tetap ada. Dengan demikian disarankan untuk
memilih into different variables. Muncul kotak dialog
4. Pada kotak input variables output variables masukkan variabel yang
akan direcode yaitu umur . Sehingga muncul tanda tanya
5. Pada kotak name pada output variables tulis nama variable baru yaitu
katumur . Sedangkan pada kotak label buat label dari variabel katumur yaitu
Kelompok umur responden
6. Klik Change, sehingga tanda tanya pada kotak input variables output
variables hilang
7. Klik kotak Old and New Values, sehingga muncul kotak dialog yang baru
8. Kotak dialog ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu Old value
merupakan tempat untuk menuliskan value (nilai) dari variabel lama yang
akan direcode, sedangkan bagian new value merupakan tempat untuk menulis
33
nilai dari variabel baru yang merupakan hasil recode. Pada old value ada
beberapa pilihan, yang sering dipakai adalah :
Value ini digunakan untuk melakukan perubahan nilai variabel lama dengan
cara satu per satu
Range digunakan untuk melakukan perubahan nilai variabel lama dengan
terlebih dahulu melakukan pengelompokkan nilai variabel lama
9. Untuk soal di atas maka klik Range lowest through (artinya nilai terendah
sampai....) masukkan angka 25. Pada bagian new value klik value dan
masukkan angka 1 dan selanjutnya klik add. Artinya disini adalah bahwa nilai
terendah sampai 25 pada variabel lama diubah menjadi nilai 1 pada variabel
baru.
10. Selanjutnya pada old value klik ..... range..... (artinya nilai tertentu sampai
nilai tertentu.Masukkan angka 26 dan 45. Pada new value klik value dan
masukkan angka 2 dan klik add. Artinya nilai 26 sampai dengan 45 pada
variabel lama berubah menjadi nilai pada variabel baru
11. Selanjutnya klik ..... through highest (artinya nilai tertentu sampai nilai
tertinggi. Masukkan angka 46. Pada new value klik value dan masukkan
angka 3 dan klik add. Artinya nilai 46 ke atas pada variabel lama, berubah
menjadi nilai 3 pada variabel baru.
12. Selanjutnya klik continue dan klik ok. Sehingga akan terlihat adanya
penambahan variabel katumur. Rapikan variabel baru tersebut dengan
merapikan desimal dan memberi label pada value yang baru dibuat dengan
membuka layar variables view.
3. If
Berguna untuk membuat variabel baru dengan menggunakan suatu syarat atau
kriteria tertentu. Contoh: Membuat variabel berisiko hipertensi dengan kriteria
yang dikatakan sebagai berisiko adalah mempunyai kadar kolesterol diatas 200
dan berat badan diatas 65. Berarti disini akan dibuat variabel baru risiko
dengan melibatkan variabel kadar kolesterol dan berat badan sebagai syarat,
dimana responden dengan kadar kolesterol diatas 200 dan berat badan diatas
65 dikelompokkan berisiko hipertensi sedangkan responden yang lainnya
dikelompokkan tidak berisiko hipertensi.
34
Caranya adalah :
1. Tentukan terlebih dahulu kode yang digunakan misal : kode 1 untuk
tidak berisiko dan kode 2 untuk berisiko
2. Buat terlebih dahulu variabel risiko yang berisi kode 1 semuanya
Caranya:
- Buka file tekanan darah
- Klik menu transform pada SPSS dan pilih compute
- Pada target variabel ketik Risiko
- Pada numerik expression ketik angka 1
- Klik ok, sehingga pada data terlihat variabel risiko dengan semua
nilai valuenya 1
35
- Klik continue dan klik ok sehingga muncul kotak dialog
- Klik ok, sehingga pada data akan muncul variabel risiko dengan
value 1 dan 2. Rapikan variabel risiko pada layar variabel view
yaitu dengan memberi label nama variabel dan memberi label dari
value dimana 1 tidak berisiko dan 2 berisiko
Latihan :
1. Buat variabel baru total sikap yang meruipakan penggabunagn
data sikap 1, sikap2, sikap3 dan sikap 4
2. Buat variabel baru dengan mengelompokkan data tekanan
darah menjadi dua kelompok yaitu hipertensi (>120 mmHg dan
tidak hipertensi (<=120 mmHg)
3. Kelompokkan pekerjaan responden menjadi 3 kelompok yaitu
tidak bekerja, pegawai (PNS, swasta dan TNI Polri)_ dan bukan
pegawai (buruh dan petani)
36
APLIKASI SPSS DALAM ANALISIS DATA
A. ANALISIS
UNIVARIAT
I. DATA KATEGORIK
Data kategorik disajikan dalam bentuk persentase. Langkah-langkahnya
adalah :
37
4. Masukkan variabel kerja ke kotak Variable(s) dan klik
ok sehingga keluar hasil analisis
Pekerjaan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak bekerja 17 17.0 17.0 17.0
PNS 22 22.0 22.0 39.0
Swasta 18 18.0 18.0 57.0
Buruh 22 22.0 22.0 79.0
Petani 8 8.0 8.0 87.0
TNI/Polri 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di daerah X tahun 2006
38
4 Buruh 22 22
5 Petani 8 8
6 TNI/Polri 13 13
Total 100 100
39
3. Melakukan uji statistik kolmogorov smirnov.
Pada uji kolmogorov smirnov maka terlebih dahulu dirumuskan
hipotesis yaitu :
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi normal
Jika P maka Ho ditolak (data berdistribusi tidak normal)
Jika P > maka Ho gagal ditolak (data berdistribusi normal)
Namun yang penting diperhatikan bahwa uji kolmogorov smirnov,
sangat sensitif dengan jumlah data. Semakin besar n maka nilai p
cenderung kecil dari alpha. Oleh karenanya tidak disarankan untuk
melihat kenormalan data dengan menggunakan uji ini.
40
Histogram
20
15
Frequency
10
Mean = 1752.35
Std. Dev. = 318.901
0 N = 100
1000 1500 2000 2500 3000
41
3) Masukkan variabel intake ke kotak Dependent List
4) Klik plot dan klik Normality Plots with tests
5) Klik continue dan ok
6) Akan langsung keluar hasil deskriptif dan hasil uji
kolmogorov smirnov
42
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kalori yang di
.076 100 .172 .981 100 .147
komsumsi satu hari
a. Lilliefors Significance Correction
43
Penyajian data numerik dalam laporan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Intake Makanan di Daerah X tahun 2006
Variabel Mean Min-Max 95% CI SD
Intake makanan 1752,35 1069 - 2759 1689,07 – 1815,63 318,901
Interpretasi:
Rata-rata intake kalori responden per hari adalah 1752,35 kilo kalori dengan
95%CI : 1689,07 – 1815,63 dan SD 318,901 kilo kalori. Komsumsi kalori
terendah dari responden adalah sebanyak 1069 kalori dan komsumsi kalori
tertinggi responden adalah 2759 kalori
Kesimpulan : Intake kalori rata-rata responden melebihi dari kebutuhan tubuh
per hari. Dimana kebutuhan tubuh per hari rata-rata adalah 1500 kilo kalori.
B. ANALISIS BIVARIAT
1. ANALISIS DATA
NUMERIK-KATEGORIK
a. UJI T INDEPENDEN
Melihat Apakah perbedaan rata-rata tekanan darah antara yang diberi dan
yang tidak diberi katopril ?
Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah yang minum katopril dan
yang tidak
Ha: Ada perbedaan rata-rata tekanan darah pria yang minum katopril dan yang
tidak
=5%
Langkah-langkah
1. Buka file tekanan darah
2. Klik Analyze pada menu
SPSS, pilih compare mean dan pilih independen sample T Test, dan klik
sehingga muncul kotak dialog independent samples T test
44
3. Masukkan variabel
berdata numerik dalam hal ini variabel tekanan darah 2 pada kotak test
variable dan variabel berdata kategorik dalam hal ini katopril ke
grouping variable. Pada variabel katopril terlihat ada tanda tanya
4. Klik define group
sehingga muncul kotak dialog. Disini ada kotak yang akan diisi yaitu
kotak group 1 dan group 2. Kotak ini diisi sesuai dengan kode yang kita
berikan untuk variabel kategorik (variabel katopril). Karena variabel
katopril dikode dengan angka 0 dan 1 maka pada group1 ditulis 0 dan pada
group 2 ditulis 1.
45
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Pemberian obat katopril N Mean Std. Deviation Mean
Tekanan darah Tidak diberi 49 137.33 17.323 2.475
responden
pengukuran kedua Diberi 51 115.78 18.449 2.583
46
10. Untuk mengetahui nilai p
uji t varians yang sama lihat nilai signifikan pada baris equal varians
assume, nilai signifikan (nilaip) uji t adalah 0.000
11. Kesimpulan statistik
adalah P(0,000)< (0,100). Dengan demikian Ho gagal ditolak, berarti
secara statistik pada tingkat kepercayaan 5% terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata tekanan darah antara responden yang diberi
katopril dengan respoden yang tidak diberi katopril.
12. Pada waktu menyajikan
dalam laporan maka tidak boleh disajikan dalam bentuk out put analisis
tapi harus dibuat dalam bentuk tabel baru. Bentuk tabel dalam penyajian di
laporan adalah :
Tabel 4
Hasil Uji Statistik Perbedaan Tekanan Darah Responden yang diberi dan tidak
diberi Obat Katoril di Daerah X Tahun 2006
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 49 responden rata-rata tekanannya adalah
137,33 mmHg dengan SD 17,323 mmHg dan dari 51 responden yang diberi
katopril rata-rata tekanan darahnya adalah 115,78 mmHg. Dengan SD 18,449
mmHg. Dari uji statistik diperoleh nilai P 0,0001. Dengan demikian pada 5%
maka secara statistik terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah yang bermakna
antara responden yang diberi katopril dengan responden yang tidak diberi katopril.
Kesimpulan: Obat katopril dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah.
(Hal ini didasarkan pada hasil statistik bermakna dan secara substansi juga
bermakna karena rata-rata tekanan darah responden yang diberi katopril adalah
137,33 mmHg (kecil dari 120 mmHg), karena secara teori seseorang dikatakan
hipertensi jika tekanan darahnya diatas 120 mmHg.)
47
b. UJI T DEPENDEN
Untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata tekanan darah responden pada
pengukuran I dan pengukuran II
Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah responden pada pengukuran I
dan pengukuran II
Ha: Ada perbedaan rata-rata tekanan darah responden pada pengukuran I dan
pengukuran II
Nilai yang digunakan adalah 5 %.
Langkah-langkah
1. Buka file tekanan darah
2. Klik Analyze pada menu SPSS, Pilih compare means dan klik Paired
Samples T Test sehingga muncul kotak dialog Paired samples T Test
48
4. Klik OK sehingga keluar output hasil analisis sebagai berikut
T-Test
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Tekanan darah
1 responden 131.22 100 20.725 2.073
pengukuran pertama
Tekanan darah
responden 126.34 100 20.846 2.085
pengukuran kedua
49
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Tekanan darah
1 responden pengukuran
pertama - Tekanan 4.880 16.883 1.688 1.530 8.230 2.890 99 .005
darah responden
pengukuran kedua
N Correlation Sig.
Pair Tekanan darah
1 responden pengukuran
pertama & Tekanan 100 .670 .000
darah responden
pengukuran kedua
4. Pada tabel Paired samples statistic terdapat deskripsi dari variable yaitu
mean, Sd, stnadar error dan jumlah data (n)
5. Pada tabel paired samples Correlations menunjukkan nilai koefisien korelasi
antara tekanan darah 1 dan tekanan darah 2
6. Pada tabel Paired samples Test merupakan hasil uji T dependen. Terlihat
bahwa nilai t adalah 2,890 dan nilai p nya adalah 0,005 yang berarti kecil dari
. Dengan demikian secara statistik terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah
yang bermakna pada responden sebelum dan sesudah pemberian katopril.
7. Dalam penyajian di laporan maka harus dibuat tabel ulang (tidak boleh
disajikan dalam bentuk output). Bentuk penyajian pada laporan adalah :
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 100 responden rata-rata tekanan darah pada
pengukuran I adalah 131,22 mmHg dengan SD 20,725 mmHg dan rata-rata
tekanan darah pada pengukuran II adalah 126,34 mmHg dengan SD 20,846
mmHg. Dari uji statistik diperoleh nilai P 0,005. Dengan demikian pada 5%
50
maka secara statistik dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna rata-
rata tekanan darah responden pada pengukuran I dan pengukuran II
c. UJI ANOVA
Apakah ada perbedaan rata-rata komsumsi kalori per hari menurut pekerjaan
responden ?
Pekerjaan responden dikelompokkan atas 3 yaitu :
Kode 0 = Tidak bekerja
Kode 1 = Pegawai yaitu : PNS, swasta dan TNI Polri
Kode 2 = Bukan Pegawai yaitu : Buruh dan Petani
Hipotesis :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata komsumsi kalori per hari menurut jenis
pekerjaan responden
Ha : Ada perbedaan rata-rata komsumsi kalori per hari menurut jenis pekerjaan
responden
Nilai alpha yang digunakan 5%
Langkah-langkah :
1. Buka file tekanan darah
2. Lakukan pengelompokkan variabel kerja terlebih dahulu dengan menggunakan
fungsi recode. Caranya adalah :
a. Klik transform pada menu SPSS, pilih recode, klik into different
variable
b. Masukkan variabel kerja pada kotak input variable output variable.
c. Pada kotak output variable buat nama variabel baru misal kerja1
d. Pada kotak label buat label variabel yaitu kelompok pekerjaan
responden
e. Klik change
f. Klik old and new values
g. Pada value bagian old tulis 0 dan pada value bagian new tulis 0 dan
klik add
h. Selanjutnya klik range dan tulis 1 trough 2 dan pada new value tulis 1
dan klik add
51
i. Selanjutnya pada old klik value dan tulis5, pada new value tulis 1 dan
klik add
j. Selanjutnya pada old klik old other values dan pada new value tulis 2
dan klik add.
k. Klik continue, klik ok
52
4. Masukkan variabel intake pada kotak dependent list dan variabel kerja1
pada kotak factor
5. Klik Option dan pada statistics tandai descriptive dan homogenity of
variance
6. Klik Continue dan klik ok
53
Oneway
Descriptives
ANOVA
8. Pada tabel descriptive merupakan deskripsi dari variabel. Pada tabel ini
menggambarkan rata-rata komsumsi kalori per hari pada setiap kelompok
pekerjaan, standar deviasi, 95% CI dan komsumsi minimum dan maksimum
9. Pada tabel Test of Homogenity of Variances menunjukkan hasil uji
homogenitas varians. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam uji anova
adalah varians data sama. Karena nilai p pada uji Levene’s Test adalah 0,692
(besar dari ) maka data mempunyai varians sama, sehingga asumsi varians
sama terpenuhi.
10. Pada tabel anova menunjukkan nilai hitung F dan nilai P. Nilai F = 3,180 atau
nilai P 0,046 (kecil dari =0,05). Dengan demikian ada perbedaan yang
bermakna komsumsi kalori per hari responden menurut jenis pekerjaannya.
Untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda maka dapat dilanjutkan
dengan uji Post Hoc. Caranya adalah :
54
a. Pilih lagi Analyze pada menu SPSS, Klik Compare mean dan pilih
One way anova, sehingga muncul kotak dialog one way anova
b. Kotak dialog yang sudah terisi biarkan saja, dan klik Post hoc pada
bagian bawah kotak dialog, sehingga muncul kotak dialog One Way
Anova Post Hoc Multiple Comparison. Tandai Bonferroni dengan
cara mengklik. Klik continue dan klik ok
Multiple Comparisons
Mean
(I) Kelompok (J) Kelompok Difference 95% Confidence Interval
pekerjaan responden pekerjaan responden (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Tidak bekerja Pegawai -9.640 86.993 1.000 -221.57 202.29
Selain pegawai 164.296 94.746 .258 -66.52 395.12
Pegawai Tidak bekerja 9.640 86.993 1.000 -202.29 221.57
Selain pegawai 173.936* 71.308 .050 .22 347.66
Selain pegawai Tidak bekerja -164.296 94.746 .258 -395.12 66.52
Pegawai -173.936* 71.308 .050 -347.66 -.22
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Dilihat dari nilai P maka kelompok pekerjaan yang berbeda adalah antara pegawai
dengan selain pegawai karena nilai P= 0,05 (sama dengan ). Untuk memudahkan
55
lihat pada kolom Mean Difference yaitu yang ditandai bintang dan juga bisa dilihat
pada kolom sig.
12. Untuk penyajian dalam laporan harus dibuat tabel baru sebagai berikut :
Tabel
Distribusi Rata-rata Komsumsi kalori per hari Responden Menurut Jenis
Pekerjaan
Variabel Mean SD 95% CI Nilai P
Pekerjaan
- Tidak 1796,53 323,944 1629,97 – 1963,09 0,046
bekerja 1806,17 333,607 1714,22 – 1898,12
- Pegawai 1632,23 261,444 1534,61 – 1729,86
- Selain
Pegawai
Pada tabel diatas terlihat bahwa komsumsi rata-rata kalori per hari pada responden
yang tidak bekerja adalah 1796,53 kk dengan SD 323,944 kk (95% CI: 1629,97 –
1963,09 kk). Pada responden yang pegawai maka komsumsi kalori per hari rata-
rata 1806,17 kk dengan SD 333,607kk (95% CI: 1714,22 – 1898,12 kk) dan pada
responden yang bekerja selain pegawai maka komsumsi kalori per hari rata-rata
adalah 1632,23 kk dengan SD 261,444kk (95% CI: 1534,61 -1729,98kk). Dari
hasil uji anova diperoleh nilai P 0,046 (> ). Dengan demikian secara statistik
dengan tingkat kemaknaan 95% terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata
komsumsi kalori per hari responden menurut jenis pekerjaan. Dimana kelompok
yang mempunyai perbedaan bermakna tersebut adalah responden yang bekerja
sebagai pegawai dengan responden yang bekerja selain pegawai. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut:
56
Tabel
Hasil Uji Anova Multiple Comparison Komsumsi kalori Per hari Menurut Jenis
Pekerjaan Responden Di Daerah X Tahun 2006
Kelompok Nilai P
Tidak bekerja dengan Pegawai 1,000
Tidak pekerja dengan Selain pegawai 0,258
Pegawai dengan Selain pegawai 0,05 *
2. ANALISIS DATA
NUMERIK-NUMERIK
a. UJI KORELASI
Apakah ada hubungan antara komsumsi kalori per hari dengan berat badan
responden
Ho : Tidak ada hubungan antara komsumsi kalori per hari dengan berat badan
responden
Ha : Ada hubungan antara komsumsi kalori per hari dengan berat badan
responden
Tingkat kepercayaan () = 5%
Langkah-langkah Uji Statistik
1. Buka file Tekanan Darah
2. Pilih menu Analyze pada SPSS, klik Correlate dan pilih Bivariate,
sehingga muncul kota dialog Bivariate Correlation
57
4. Hasil output analisis dapat dilihat sebagai berikut:
Correlations
Correlations
Kalori yang di
komsumsi Berat badan
satu hari responden
Kalori yang di Pearson Correlation 1 .338**
komsumsi satu hari Sig. (2-tailed) .001
N 100 100
Berat badan responden Pearson Correlation .338** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
5. Hasil uji terlihat bahwa nilai r adalah 0,338 sehingga hubungan dapat
dikategorikan sedang, sedangkan nilai P diperoleh 0,001. Sehingga ada
hubungan antara komsumsi kalori per hari dengan berat badan responden.
6. Penyajian dalam laporan penelitian adalah
Tabel
Analisis hubungan Kalori yang dikomsumsi dengan berat badan responden
Variabel R Nilai P
Kalori dengan Berat Badan 0,338 0,001
Dari tabel di atas terlihat bahwa komsumsi kalori per hari dengan berat
badan mempunyai koefisien korelasi (r) 0,338. Dimana hubungan tersebut
dapat dikategorikan sedang yang berpola positif artinya semakin banyak intake
58
maka berat badan semakin meningkat. Dari uji statistik di peroleh nilai P
0,001 dengan demikian secara statistik pada taraf kepercayaan 5% terdapat
hubungan yang bermakna antara komsumsi kalori per hari dengan berat badan
responden.
3. Masukkan variabel berat badan pada kotak dependent dan variabel intake
pada kotak independek dan klik ok.
59
4. Hasil analisis dapat dilihat pada output seperti di bawah ini:
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Kalori yang
di
. Enter
komsumsi a
satu hari
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Berat badan responden
Model Summary
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1248.964 1 1248.964 12.653 .001a
Residual 9673.626 98 98.710
Total 10922.590 99
a. Predictors: (Constant), Kalori yang di komsumsi satu hari
b. Dependent Variable: Berat badan responden
60
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 35.773 5.576 6.415 .000
Kalori yang di
.011 .003 .338 3.557 .001
komsumsi satu hari
a. Dependent Variable: Berat badan responden
Contoh :
Jika responden mengkomsumsi kalori 1867 kilo kalori per hari maka denga
menggunakan garis prediksi maka dapat dihitung berat badan responden yaitu :
61
Penyajian dalam laporan penelitian adalah :
Tabel 1
Hasil analisis regresi hubungan intake dengan berat badan responden
di daerah X tahun 2006
Pada tabel di atas terlihat bahwa hubungan intake denagn berat badan berkategori
sedang (r = 0,338) yang berpola positif. Artinya semakin banyak kalori yang
dikomsumsi per hari akan menyebabkan peningkatan berat badan. Sebesar 11,4%
Variabel berat badan dapat dijelaskan oleh variabel intake (koefisien determinasi
11,4%). Karena intake hanya mampu menjelaskan sangat kecil berat badan, maka
garis prediksi tidak tepat digunakan walaupun secara statistik menunjukkan adanya
hubungan linier yang bermakna antara intake dengan berat badan ( P = 0,001).
3. ANALISIS DATA
KATEGORIK-KATEGORIK
62
3. Lakukan analisis kai kuadrat dengan cara pilih menu Analyze dan klik
Descriptives Statistic, klik crosstabb sehingga muncul kotak dialog crosstab
5. Klik Statistik, sehingga muncul kotak dialog baru. Pada pojok kiri tandai chi
square dengan cara mengklik, pada bagian nominal interval klik risk dan
klik continue
63
6. Klik cells sehingga muncul kotak dialog baru dan pada bagian percentages
klik row dan klik continue dan klik ok
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengelompokan
umur responden *
100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Pengelompokan
kadar kolesterol
64
Pengelompokan umur responden * Pengelompokan kadar kolesterol Crosstabulation
Pengelompokan kadar
kolesterol
<250 >=250 Total
Pengelompokan <= 40 tahun Count 57 2 59
umur responden % within Pengelompokan
96.6% 3.4% 100.0%
umur responden
> 40 tahun Count 32 9 41
% within Pengelompokan
78.0% 22.0% 100.0%
umur responden
Total Count 89 11 100
% within Pengelompokan
89.0% 11.0% 100.0%
umur responden
Chi-Square Tests
Yang perlu diperhatikan adalah tabel crosstab yang memuat tabel silang dua
variabel, tabel chi squre test merupakan hasil uji kai kuadrat dan tabel risk
estimate yang memuat nilai OR. Pada tabel hasil uji perhatikan catatan di
bawahnya yang menjelaskan jumlah sel yang nilai E nya < 5. terlihat bahwa ada
25 % sel yang nilai E nya < 5. Dengan demikian nilai P yang digunakan adalah
nilai P Fisher Exact
65
8. Cara penyajian dilaporan adalah
Tabel
Distribusi responden menurut umur dan kadar kolesterol di Daerah X tahun 2006
Kadar Kolesterol
Kelompok Nilai P OR 95% CI
<250 >=250 Total
umur
n % N % n %
<= 40 tahun 57 96,6 2 3,4 59 100
>40 tahun 32 78 9 22 41 100
0,007 8,016
Jumlah 89 89 11 11 100
(1,631 – 39,392)
Dari 59 orang responden yang berumur <= 40 tahun sebanyak 3,4% mempunyai
kadar kolesterol < 250. Sedangkan dari 41 orang responden sebanyak 22%
mempunyai kadar kolesterol >= 250. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P 0,007
dan nilai OR 8,016 (95% CI: 1,631 – 39,392). Dengan demikian secara statistik
pada tingkat kepercayaan 5% terdapat hubungan yang bermakna antara umur
dengan kadar kolesterol. Responden yang berumur di atas 40 tahun berisiko 8 kali
untuk mempunyai kadar kolesterol >= 250 dibanding responden yang berumur <=
40 tahun dengan 95% CI : 1,631 = 39,392.
66