Anda di halaman 1dari 17

BAB I

DEFINISI

Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan


terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup
dalam jumlah dan kualitas yang lebih banyak, karena pada umumnya aktivitas fisik
yang cukup tinggi dan masih dalam proses belajar. Apabila intake zat gizi tidak
terpenuhi maka pertumbuhan fisik dan intelektualitas balita akan mengalami gangguan,
yang akhirnya akan menyebabkan mereka menjadi generasi yang hilang (lost
generation), dan dampak yang luas negara akan kehilangan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas (Welasasih and Wirjatmadi 2012).
Menurut Dorice M. dalam Waspadji (2003), bahwa status gizi optimal adalah
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi. Dengan demikian
asupan zat gizi Memengaruhi status gizi seseorang. Status gizi adalah keadaan
kesehatan individu yang ditentukan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan
kebutuhan zat gizi. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang
.Banyaknya faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan linier atau tinggi badan
anak balita, maka dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti meliputi karakteristik
balita dan orang tua balita, tingkat konsumsi zat gizi balita, riwayat menyusui dan pola
konsumsi balita, pola asuh keluarga terhadap balita, kejangkitan penyakit infeksi, dan
praktek hygiene sanitasi ibu pada balita (Welasasih and Wirjatmadi 2012).
Status gizi stunting disebut juga sebagai gizi kurang kronis yang
menggambarkan adanya gangguan pertumbuhan tinggi badan yang berlangsung pada
kurun waktu cukup lama. Pada kelompok balita stunting sebagian besar balita berada
pada kelompok umur 23–36 bulan, kemungkinan mereka pernah mengalami kondisi gizi
kurang pada saat berada di tahapan usia 12–24 bulan atau bahkan sebelumnya.
Dengan demikian manifestasi stunting semakin tampak pada mereka saat berada pada
tahapan usia 23–36 bulan. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Soetjiningsih (2005),
bahwa umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak
mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak sehingga diperlukan perhatian khusus. Selain itu, masa balita adalah
masa yang cukup penting karena pada kelompok usia balita mengalami proses
perkembangan dan pertumbuhan yang cepat dan menentukan kualitas anak di
kemudian hari dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sedangkan pada kelompok umur 6–23 bulan merupakan kelompok umur yang sedang
1
mengalami pertumbuhan kritis. Oleh karenanya penanganan gizi kurang pada
kelompok umur ini (6–23 bulan) menjadi lebih diperhatikan karena apabila tidak
ditangani dengan baik dapat mengalami kegagalan tumbuh (growth failure) (Depkes
2000)

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengertian Balita
B. Pertumbuhan Balita
C. Parameter dan cara penilaian pertumbuhan
D. Pencatatan

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengertian Balita
Adapun pengertian BALITA yaitu :
1. Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai
dari dua sampai dengan limatahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu
usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena
balita menggunakan banyak energi untuk bergerak (Wikipedia 2016).
2. Milyatani menyebutkan bahwa Balita adalah masa anak mulai berjalan dan
merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1
sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan
kepandaian dan pertumbuhan intelektual (Mitayani 2010).
3.Menurut Depkes RI (2009) yang berada pada kategori mur 0 - 5 tahun.
4.Menurut Profil Kesehatan (2013), balita merupakan anak yang usianya  berumur
antara satu hingga lima tahun. Saat usia balita kebutuhan akan aktivitas
hariannya masih tergantung penuh terhadap orang lain mulai dari makan, buang
air besar maupun air kecil dan kebersihan diri. Masa balita merupakan masa yang
sangat penting bagi proses kehidupan manusia. Pada masa ini akan berpengaruh
besar terhadap keberhasilan anak dalam proses tumbuh kembang selanjutnya

B. Pertumbuhan Balita
Secara umum pertumbuhan setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya
senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni (Erly 2015):
1.Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal).
Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2.Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak
akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam,
sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
3.Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi
keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-
lain. Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan4 gejala kuantitatif.
Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta
jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses
multiplikasi organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal
ini ditandai oleh:
1. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan.
2. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.
3. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.
4. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
5. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan
sebagainya.
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis. Sebaliknya,
berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada tiap
bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses
pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan
ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan. Cara
mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan
mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu
Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula
berat dan tinggi badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi.
Pemantauan status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya oleh
Harvard University dan Wolanski. Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah
dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak Indonesia.

C. Parameter dan cara penilaian pertumbuhan


Untuk memantau keadaan gizi masyarakat, kelompok anak balita merupakan
parameter yang sangat sesuai karena dinilai berada pada masa yang cukup
sensitif. Hal ini berhubungan erat dengan konsumsi energi dan protein yang
merupakan dua jenis zat gizi yang paling sering menimbulkan masalah gizi
kesehatan pada skala nasional atau daerah luas regional di Indonesia
(Sediaoetama 2008). Masa balita merupakan masa kritis dalam upaya menciptakan
SDM yang berkualitas. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-
masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan balita di masa yang akan
datang dan sulit diperbaiki (Shekar, Heaver et al. 2006; Erni and Rialihanto 2008).
Status gizi terutama ditentukan oleh ketersediaan zatzat gizi pada tingkat sel
dalam jumlah yang cukup dan kombinasi yang tepat yang diperlukan tubuh untuk
tumbuh, berkembang, dan berfungsi normal. Oleh karena itu, pada prinsipnya
status gizi ditentukan oleh dua hal, yaitu: asupan zat-zat gizi yang berasal dari
makanan yang diperlukan tubuh serta peran faktor yang menentukan besarnya
5
kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi tersebut (Erni and Rialihanto
2008; Waspadji, Suyono et al. 2010).
Pemantauan pertumbuhan memerlukan standar yang tepat yang bertujuan
untuk mendeteksi dini adanya gangguan pertumbuhan, memantau status gizi serta
dapat meningkatkan gizi anak, menilai dampak kegiatan intervensi medis dan
nutrisi, serta deteksi dini penyakit yang mendasari gangguan pertumbuhan. Adapun
pengukran pertumbuhan balita dapat dilakukan sebagai berikut (LAB 2012):
1. Alat
Perlengkapan pengukuran dasar seperti timbangan berat badan yang sudah
ditera, papan pengukur panjang /tinggi badan, pita pengukur lingkar kepala, pita
pengukur lengan kiri atas.
2. Persiapan
a. Mempersiapkan dacin

6
3. Mengukur pertumbuhan anak
Mulai dari catatan pertumbuhan (growth record) anak yang berupa KMS.
Dibedakan untuk balita Laki-laki dan balita perempuan. Tentukan umur anak
pada saat pengukuran. Kenali tanda-tanda klinis marasmus dan kwashiorkor
1) Ukur dan catat berat badan anak.
2) Ukur dan catat panjang badan atau tinggi badan
3) Ukur dan catat lingkar kepala anak
7
4) Ukur dan catat lingkar lengan kiri atas anak

4. Tanda-tanda marasmus dan Kwashiorkor


Tanda-tanda klinis marasmus dan kwashiorkor perlu diketahui karena perlu
penanganan khusus segera yang meliputi pemberian asupan khusus,
pemantauan ketat, antibiotika, dll. Anak dengan kondisi seperti ini sebaiknya
segera dirujuk

5. Pengukuran Berat Badan

6. Pengukuran panjang Badan


Untuk bayi dan anak dengan panjang badan ≤85 cm, panjang badan diukur
menggunakan papan pengukur kayu atau Perspex (Perspex measuring board,
(Gambar 4).

Gambar 4. Papan pengukur panjang (Length board) 8


Pengukuran dilakukan oleh dua pemeriksa untuk memastikan posisi anak secara
benar agar hasilnya akurat dan dapat dipercaya.
Anak diposisikan dengan wajah menghadap ke atas, kepala menempel pada sisi
yang terfiksasi (Gambar 5), bahu menempel di permukaan papan, dan tubuh
paralel terhadap aksis papan.

Gambar 5. Kepala anak melawan fixed headboard


Pemeriksa kedua memegang kaki anak, tanpa sepatu, jari kaki menghadap ke
atas, dan lutut anak lurus.
Ujung papan yang dapat digerakkan, didekatkan hingga tumit anak dapat
menginjak papan (Gambar 6).
Bila anak tidak dapat diam, pengukuran dapat dilakukan hanya dengan mengukur
tungkai kiri.
Pengukuran dilakukan hingga milimeter terdekat.

Gambar 6. Pengukuran panjang badan


Cantumkan hasil pengukuran pada grafik sesuai umur.

7. Pengukuran Tinggi Badan


Untuk anak dengan tinggi badan >85 cm atau berusia >2 tahun dan sudah bisa
berdiri, pengukuran tinggi badan harus dilakukan dalam posisi berdiri karena
terdapat perbedaan sebesar 0.7 cm antara pengukuran dalam posisi berdiri dan
berbaring.
Jika memungkinkan, gunakan free-standing stadiometer atau anthropometer
(Gambar 7).

9
Gambar 7. Papan pengukur tinggi (height board)

8. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan right-angle headboard dan batang


pengukur, pita yang tidak meregang dan terfiksasi ke dinding, atau wall-mounted
stadiometer.
9. Pakaian anak seminimal mungkin sehingga postur tubuh dapat dilihat dengan jelas.
Sepatu dan kaos kaki harus dilepas.
10. Anak diminta berdiri tegak, kepala dalam posisi horisontal, kedua kaki dirapatkan,
lutut lurus, dan tumit, bokong, serta bahu menempel pada dinding atau permukaan
vertikal stadiometer atau anthropometer. Kedua lengan berada disisi tubuh dan
telapak tangan menghadap ke paha; kepala tidak harus menempel pada
permukaan vertikal. Untuk anak yang lebih muda, tumit perlu dipegang agar kaki
tidak diangkat (Gambar 8).

Gambar 8. Pengukuran tinggi badan posisi berdiri

Papan di bagian kepala yang dapat bergerak (movable head-board) diturunkan


perlahan hingga menyentuh ujung kepala. Tinggi badan dicatat saat anak
inspirasi maksimal dan posisi mata pemeriksa paralel dengan papan kepala.
Tinggi badan diukur hingga milimeter terdekat. Cantumkan hasil pengukuran
pada grafik sesuai umur.

10
11. Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada semua bayi dan anak secara rutin
untuk mengetahui adanya mikrosefali, makrosefali, atau normal sesuai dengan
umur dan jenis kelamin. Alat yang dipakai adalah pita pengukur fleksibel, terbuat
dari bahan yang tidak elastik (pita plastik atau metal yang fleksibel). Sebaiknya
ada yang membantu memegang kepala bayi/anak selama pemeriksaan agar
posisi kepala anak tetap. Kepala pasien harus diam selama diukur
Pita pengukur ditempatkan melingkar di kepala pasien melalui bagian yang
paling menonjol (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella), pita pengukur
harus kencang mengikat kepala.
Cantumkan hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala.
Interpretasi
Pemeriksaan lingkar kepala secara serial dapat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan otak: normal, terlalu cepat (keluar dari jalur pertumbuhan normal)
seperti pada hidrosefalus , terlambat atau tidak tumbuh yang dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit. Jika lingkar kepala lebih besar dari 2 SD di atas angka
rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (> + 2 SD) disebut makrosefali. Bila
lingkar kepala lebih kecil dari 2 SD di bawah angka rata-rata untuk umur dan
jenis kelamin/ras (< - 2 SD) disebut mikrosefali.

12. Pengukuran Lingkar Lengan Atas


Alat pengukuran yang dipakai adalah pita skala Shakir yang disederhanakan
oleh Morley dengan memberi warna hijau, kuning dan merah agar mudah
dipahami. Pengukuran dilakukan pada pertengahan lengan kiri atas, antara
akromion dan olekranon.
Ukuran normal lingkaran lengan :
Bayi baru lahir : 11 cm
Umur 1 tahun : 16 cm
Umur 5 tahun : 17 cm.
Apabila hasil pengukuran terdapat pada warna hijau, hasil pengukuran adalah
normal. Interpretasi kecenderungan pada kurva pertumbuhan, dan menentukan
apakah anak tumbuh normal, mempunyai masalah pertumbuhan atau berisiko
mengalami masalah pertumbuhan. Peningkatan dan penurunan tajam pada garis
pertumbuhan (growth line).

11
D. PENCATATAN HASIL PENGUKURAN
Pada penimbangan pertama,isilah kolom identitas yang tersedia pada KMS/Buku
KIA

Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak.

12
13
14
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Kegiatan di Dalam Gedung :


1. Pencatatan hasil pengukuran dan penimbangan
2. Entri data di apliksai SKDN/bulan timbang
3. Entri data di aplikasi EPPGBM
B. Kegiatan di Luar Gedung :
Form pencatatan kohort bayi dan balita
1. Jenis Laporan pengukuran dan penimbangan
Laporan LB 3 (dilaporkan dalam laporan bulanan LB3)

15
LAMPIRAN

REGISTER KOHORT ANAK BALITA

BULAN TIMBANG
NO NAMA ALAMAT UMUR L/P ANAK KE KET
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKT NOP DES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 16
REFRENSI

Buku Panduan Kader Posyandu, Menuju Keluarga Sadar Gizi, Kementrian Kesehatan
RI, 2011
Makalah Pertumbuhan, program studi ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanudin, Makasar, 2016

17

Anda mungkin juga menyukai