DEFINISI
2
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Pengertian Balita
B. Pertumbuhan Balita
C. Parameter dan cara penilaian pertumbuhan
D. Pencatatan
3
BAB III
TATA LAKSANA
A. Pengertian Balita
Adapun pengertian BALITA yaitu :
1. Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai
dari dua sampai dengan limatahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu
usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena
balita menggunakan banyak energi untuk bergerak (Wikipedia 2016).
2. Milyatani menyebutkan bahwa Balita adalah masa anak mulai berjalan dan
merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1
sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan
kepandaian dan pertumbuhan intelektual (Mitayani 2010).
3.Menurut Depkes RI (2009) yang berada pada kategori mur 0 - 5 tahun.
4.Menurut Profil Kesehatan (2013), balita merupakan anak yang usianya berumur
antara satu hingga lima tahun. Saat usia balita kebutuhan akan aktivitas
hariannya masih tergantung penuh terhadap orang lain mulai dari makan, buang
air besar maupun air kecil dan kebersihan diri. Masa balita merupakan masa yang
sangat penting bagi proses kehidupan manusia. Pada masa ini akan berpengaruh
besar terhadap keberhasilan anak dalam proses tumbuh kembang selanjutnya
B. Pertumbuhan Balita
Secara umum pertumbuhan setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya
senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni (Erly 2015):
1.Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal).
Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2.Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak
akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam,
sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
3.Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi
keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-
lain. Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan4 gejala kuantitatif.
Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta
jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses
multiplikasi organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal
ini ditandai oleh:
1. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan.
2. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.
3. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.
4. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
5. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan
sebagainya.
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis. Sebaliknya,
berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada tiap
bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses
pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan
ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan. Cara
mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan
mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu
Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula
berat dan tinggi badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi.
Pemantauan status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya oleh
Harvard University dan Wolanski. Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah
dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak Indonesia.
6
3. Mengukur pertumbuhan anak
Mulai dari catatan pertumbuhan (growth record) anak yang berupa KMS.
Dibedakan untuk balita Laki-laki dan balita perempuan. Tentukan umur anak
pada saat pengukuran. Kenali tanda-tanda klinis marasmus dan kwashiorkor
1) Ukur dan catat berat badan anak.
2) Ukur dan catat panjang badan atau tinggi badan
3) Ukur dan catat lingkar kepala anak
7
4) Ukur dan catat lingkar lengan kiri atas anak
9
Gambar 7. Papan pengukur tinggi (height board)
10
11. Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada semua bayi dan anak secara rutin
untuk mengetahui adanya mikrosefali, makrosefali, atau normal sesuai dengan
umur dan jenis kelamin. Alat yang dipakai adalah pita pengukur fleksibel, terbuat
dari bahan yang tidak elastik (pita plastik atau metal yang fleksibel). Sebaiknya
ada yang membantu memegang kepala bayi/anak selama pemeriksaan agar
posisi kepala anak tetap. Kepala pasien harus diam selama diukur
Pita pengukur ditempatkan melingkar di kepala pasien melalui bagian yang
paling menonjol (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella), pita pengukur
harus kencang mengikat kepala.
Cantumkan hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala.
Interpretasi
Pemeriksaan lingkar kepala secara serial dapat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan otak: normal, terlalu cepat (keluar dari jalur pertumbuhan normal)
seperti pada hidrosefalus , terlambat atau tidak tumbuh yang dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit. Jika lingkar kepala lebih besar dari 2 SD di atas angka
rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (> + 2 SD) disebut makrosefali. Bila
lingkar kepala lebih kecil dari 2 SD di bawah angka rata-rata untuk umur dan
jenis kelamin/ras (< - 2 SD) disebut mikrosefali.
11
D. PENCATATAN HASIL PENGUKURAN
Pada penimbangan pertama,isilah kolom identitas yang tersedia pada KMS/Buku
KIA
12
13
14
BAB IV
DOKUMENTASI
15
LAMPIRAN
BULAN TIMBANG
NO NAMA ALAMAT UMUR L/P ANAK KE KET
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKT NOP DES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 16
REFRENSI
Buku Panduan Kader Posyandu, Menuju Keluarga Sadar Gizi, Kementrian Kesehatan
RI, 2011
Makalah Pertumbuhan, program studi ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanudin, Makasar, 2016
17