Anda di halaman 1dari 6

Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 - 26 ISSN 0216-1877

OKSIGEN TERLARUT (DO) DAN KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGI


(BOD) SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR UNTUK MENENTUKAN
KUALITAS PERAIRAN

Oleh :

Salmin 1 )

ABSTRACT

DISSOLVED OXYGEN (DO) AND BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND (BOO)


AS INDICATOR TO DETERMINE WATER QUALITY. All animal need oxygen for
the metabolism in their cells. Oxygen takes apart in oxydation and reduction process of
chemical matter to be the simple compound. Atmosphere and photosynthesis by product
are the main source of oxygen in waters. Dissolved oxygen (DO) and biological oxygen
demand (BOO) are the most important parameter of water quality. DO and BOD are
determined by iodometry titration or electro chemical with DO meter apparature.

PENDAHULUAN daerah estuarin ini kondisi perairannya dinamis


karena menerima beban dari daratan dan debit
Estuarin merupakan daerah ekosistem air sungai. Pada daerah ini akan terjadi proses
pesisir yang produktif, tapi lingkungannya fisika dan kimia. Bahan organik dan anorganik
paling mudah terganggu akibat dari kegiatan yang terbawa aliran sungai menjadikan estuarin
manusia, maupun proses alamiah. Kegiatan sebagai perairan yang subur. Sesuai dengan
manusia sebagai bentuk kegiatan pembangunan perkembangan penduduk dan pembangunan,
akan berdampak pada ekosistem, baik secara maka fungsi sungai akan mendapat beban
langsung maupun tidak langsung. Dampak limbah rumah tangga, pertanian, perikanan,
yang tidak langsung akan dirasakan sebagai industri dan transportasi. Limbah ini tujuan
adanya kerusakan pada ekosistem, misalnya akhimya ke perairan estuarin.
pencemaran dari air buangan. Hampir semua air Pencemaran air adalah penambahan
yang digunakan oleh manusia, baik yang unsur atau organisme laut kedalam air, sehingga
digunakan untuk konsumsi maupun industri pemanfaatannya dapat terganggu. Pencemaran
akan menghasilkan air buangan yang pada air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan
gilirannya jika tidak diproses secara benar akan sosial, karena adanya gangguan oleh adanya
menimbulkan dampak pencemaran. zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang
Perairan estuarin adalah sebagai tujuan berlebih. Keadaan ini akan menyebabkan
akhir dari suatu aliran sungai, sehingga di oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang

1)
Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta

21
kritis, atau merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar oksigen dalam air laut akan bertambah
kadar kimia air tersebut akan berpengaruh dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang
terhadap fungsi dari air. Besarnya beban dengan semakin tingginya salinitas. Pada
pencemaran yang ditampung oleh suatu lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih
perairan, dapat diperhitungkan berdasarkan tinggi, karena adanya proses difusi antara air
jumlah polutan yang berasal dari berbagai dengan udara bebas serta adanya proses
sumber aktifitas air buangan dari proses-proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman
industri dan buangan domestik yang berasal akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut,
dari penduduk. karena proses fotosintesis semakin berkurang
Telah banyak dilakukan penelitian dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan
tentang pengaruh air buangan industri dan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan
limbah penduduk terhadap organisme perairan, organik dan anorganik Keperluan organisme
terutama pengaruhnya terhadap ikan. Akibat terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung
yang ditimbulkan antara lain dapat pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan
menyebabkan kelumpuhan ikan, karena otak oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif
tidak mendapat suplai oksigen serta kematian lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan
karena kekurangan oksigen (anoxia) yang pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan
disebabkan jaringan tubuh ikan tidak dapat tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari
mengikat oksigen yang terlarut dalam darah udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih
(JONES, 1964). Untuk mengetahui kualitas air terhadap perairan yang kekurangan oksigen
dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan terlarut (WARDOYO, 1978). Kandungan
mengamati beberapa parameter kimia, sepeti oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dan dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh
kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxy- senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen
gen Demand = BOD). Tulisan ini lebih terlarut minimum ini sudah cukup mendukung
difokuskan pada dua parameter dimaksud. kehidupan organisme (SWINGLE, 1968).
Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak
OKSIGEN TERLARUT (DO) boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam
dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan
DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm
pernapasan, proses metabolisme atau untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan (ANONIMOUS, 2004).
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Oksigen memegang peranan penting
Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk sebagai indikator kualitas perairan, karena
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi
dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dan reduksi bahan organik dan anorganik.
dalam suatu perairan berasal sari suatu proses Selain itu, oksigen juga menentukan khan
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik
organisme yang hidup dalam perairan tersebut atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan
(SALMIN, 2000). Kecepatan difusi oksigen dari oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan
udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti organik dan anorganik dengan hasil akhirnya
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa adalah nutrien yang pada akhirnya dapat
air dan udara seperti arus, gelombang dan memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi
pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan

22
mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan
lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. menggunakan indikator larutan amilum (kanji).
Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan
peranan oksigen terlarut sangat penting untuk sebagai berikut :
membantu mengurangi beban pencemaran pada
MnCI2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCI
perairan secara alami maupun secara perlakuan
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H20
aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air H+
buangan industri dan rumah tangga. MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen I2 + 2 Na2S2C3 Na2S4O6 + 2 NaI
berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang
lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping 2. Metoda elektrokimia
itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh Cara penentuan oksigen terlarut dengan
mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk
tertentu, seperti mikroorganisme, sangat menentukan oksigen terlarut dengan alat DO
berperan dalam menguraikan senyawa kimia meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan
beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih probe oksigen yang terdiri dari katoda dan
sederhana dan tidak beracun. Karena anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit.
peranannya yang penting ini, air buangan Pada alat DO meter, probe ini biasanya
industri dan limbah sebelum dibuang ke menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda
lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini
kadar oksigennya. dilapisi dengan membran plastik yang bersifat
semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia
ANALISIS OKSIGEN TERLARUT yang akan terjadi adalah :
(DO) _ _
Katoda : O2 + 2 H2O + 4 4 HO
_ _
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau Anoda : Pb + 2 HO PbO + H20 + 2e
ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :
Aliran reaksi yang terjadi tersebut
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
tergantung dari aliran oksigen pada katoda.
2. Metoda elektrokimia
Difusi oksigen dari sampel ke elektroda
berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
terlarut.
Metoda titrasi dengan cara WINKLER Penentuan oksigen terlarut (DO) dengan
secara umum banyak digunakan untuk cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya analitis apabila dibandingkan dengan cara alat
dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam
yang akan dianalisis terlebih dahulu titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir
ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat dan
sehingga akan terjadi endapan Mn02. Dengan pembuatan larutan standar kaliumbikromat yang
menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan tepat. Dengan mengikuti prosedur penim-
yang terjadi akan larut kembali dan juga akan bangan kaliumbikromat dan standarisasi
membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil
dengan oksigen terlarut. Iodium yang penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat.
dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan Sedangkan penentuan oksigen terlarut dengan

23
cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan Penguraian bahan organik secara
salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan biologis di alam, melibatkan bermacam-macam
suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap organisme dan menyangkut reaksi oksidasi
akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara dengan hasil akhir karbon dioksida (CO2) dan
DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya air (H2O). Pemeriksaan BOD tersebut dianggap
alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat sebagai suatu prosedur oksidasi dimana
menentukan akurasinya hasil penentuan. organisme hidup bertindak sebagai medium
Berdasarkan pengalaman di lapangan, untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2
penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi dan H2O. Reaksi oksidasi selama pemeriksaan
lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis
lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan dengan kecepatan reaksi yang berlangsung
jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran. sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan
suhu. Karenanya selama pemeriksaan BOD,
KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGI suhu harus diusahakan konstan pada 20°C yang
(BOD) merupakan suhu yang umum di alam. Secara
teoritis, waktu yang diperlukan untuk proses
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) oksidasi yang sempurna sehingga bahan
didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang organik terurai menjadi CO2 dan H2O adalah
diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan tidak terbatas. Dalam prakteknya dilabo-
bahan organik, pada kondisi aerobik. ratoriurn, biasanya berlangsung selama 5 hari
Pemecahan bahan organik diartikan bahwa dengan anggapan bahwa selama waktu itu
bahan organik ini digunakan oleh organisme persentase reaksi cukup besar dari total BOD.
sebagai bahan makanan dan energinya Nilai BOD 5 hari merupakan bagian dari total
diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD,1973). BOD dan nilai BOD 5 hari merupakan 70 - 80%
Parameter BOD, secara umum banyak dari nilai BOD total (SAWYER & MC CARTY,
dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran
1978). Penentuan waktu inkubasi adalah 5 hari,
air buangan. Penentuan BOD sangat penting
dapat mengurangi kemungkinan hasil oksidasi
untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat
ammonia (NH3) yang cukup tinggi. Sebagaimana
hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD
diketahui bahwa, ammonia sebagai hasil
merupakan suatu prosedur bioassay yang
sampingan ini dapat dioksidasi menjadi nitrit
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen
dan nitrat, sehingga dapat mempengaruhi hasil
yang digunakan oleh organisme selama
penentuan BOD. Reaksi kimia yang dapat terjadi
organisme tersebut menguraikan bahan organik
adalah :
yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi
yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di _ +
alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang 2NH3+3 O2 2NO2 + 2 H + + 2 H2O
diperiksa harus bebas dari udara luar untuk _
rnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada 2NO2 + O2 2 NO3
di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel
tersebut juga harus berada pada suatu tingkat Oksidasi nitrogen anorganik ini memerlukan
pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga oksigen terlarut, sehingga perlu diperhitungkan.
supaya oksigen terlarut selalu ada selama Dalam praktek untuk penentuan BOD
pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan yang berdasarkan pada pemeriksaan oksigen
mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas terlarut (DO), biasanya dilakukan secara
dan hanya berkisar ± 9 ppm pads suhu 20°C langsung atau dengan cara pengenceran.
(SAWYER & MC CARTY, 1978). Prosedur secara umum adalah menyesuaikan

24
sampel pada suhu 20°C dan mengalirkan Dimana :
oksigen atau udara kedalam air untuk B = volume botol sampel BOD = 250 ml
memperbesar kadar oksigen terlarut dan B - 2 = volume air dalam botol sampel setelah
mengurangi gas yang terlarut, sehingga sampel ditambah 1 ml larutan MnCl2 dan 1 ml
mendekati kejenuhan oksigen terlarut. Dengan NaOH - KI.
cara pengenceran pengukuran BOD didasarkan 5,6 = konstanta yang sama dengan ml
atas kecepatan degradasi biokimia bahan oksigen ~ 1 mgrek tiosulfat
organik yang berbanding langsung dengan 10 = volume K 2 Cr 2 O 7 0,01 N yang di-
banyaknya zat yang tidak teroksidasi pada saat tambahkan
tertentu. Kecepatan dimana oksigen yang N = normalitas tiosulfat
digunakan dalam pengenceran sampel V = volume tiosulfat yang dibutuhkan
berbanding lurus dengan persentase sampel untuk titrasi.
yang ada dalam pengenceran dengan
anggaapan faktor lainnya adalah konstan. Berikut ini adalah tabel nilai DO dan BOD
Sebagai contoh adalah 10 % pengenceran akan untuk tingkat pencemaran perairan.
menggunakan sepersepuluh dari kecepatan
penggunaan sampel 100% (SAWYER & MC Tabel 1. Tingkat pencemaran perairan ber-
CARTY, 1978). Dalam hal dilakukan dasarkan nilai DO den BOD
pengenceran, kualitas aimya perlu diperhatikan
dan secara umum yang dipakai aquades yang Parameter
telah mengalami demineralisasi. Untuk analisis Tingkat pencemaran
DO (ppm) BOD
air laut, pengencer yang digunakan adalah stan-
Rendah >5 0 -10
dard sea water (SSW). Oerajat keasaman (pH)
Sedang 0-5 10 - 20
air pengencer biasanya berkisar antara 6,5 - 8,5
dan untuk menjaga agar pH-nya konstan bisa Tinggi 0 25
digunakan larutan penyangga (buffer) fosfat. Sumber : WIROSARJONO (1974)
Untuk menentukan BOD, terlebih dahulu diukur
DO nya (DO 0 hari), sementara sampel yang
lainnya diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20°C, KESIMPULAN
selanjutnya setelah 5 hari diukur DO nya (DO 5
hari). Kadar BOD ditentukan dengan rumus : 1. Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua
jasad hidupuntuk pernapasan dan proses
5 X [ kadar { DO(0 hari) - DO (5 hari) }] ppm metabolisme. Dalam perairan oksigen
berperan dalam proses oksidasi den reduksi
Selama penentuan oksigen terlarut, baik bahan kimia menjadi senyawa yang lebih
untuk DO maupun BOD, diusahakan seminimal sederhana sebagai nutrien yang sangat
mungkin larutan sampai yang akan diperiksa dibutuhkan organisme perairan. Sumber
tidak berkontak dengan udara bebas. Khusus utama oksigen diperairan berasal dari proses
untuk penentuan BOD, sebaiknya digunakan difusi udara bebas dan hasil proses
botol sampel BOD dengan volume 250 ml dan fotosintesis.
semua isinya dititrasi secara langsung. 2. Untuk mengetahui kualitas suatu perairan,
Perhitungan kadar DO nya : parameter oksigen terlarut (DO) dan
kebutuhan oksigen biokimia (BOD)
DO,ml/L = B/B -2 x 5,6 x 10 x N x V memegang peranan penting. Prinsip
penentuannya bisa dilakukan dengan cara

25
titrasi iodometri atau langsung dengan alat SALMIN. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di
DO meter. Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
3. Suatu perairan yang tingkat pencemarannya Karang dan Teluk Banten. Dalam : Fora-
rendah dan bisa dikatagorikan sebagai minifera Sebagai Bioindikator Pen-
perairan yang baik, maka kadar oksigen cemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin
terlarutnya (DO) > 5 ppm dan kadar oksigen Sungai Dadap, Tangerang (Djoko P.
biokimianya (BOD) berkisar 0 - 10 ppm. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi
Riyono, eds.) P3O - LIPI hal 42 - 46
SAWYER, C.N and P.L., MC CARTY, 1978.
DAFTAR PUSTAKA Chemistry for Environmental Engineer-
ing. 3rd ed. Mc Graw Hill Kogakusha Ltd.:
ANONIMOUS. 2004. Keputusan Menteri 405 - 486 pp.
Negara Lingkungan Hidup. No. 5 1 Tahun SWINGLE, H.S. 1968. Standardization of Chemi-
2004. Tentang : Baku Mutu Air Laut. cal Analysis for Water and Pond Muds.
2004. 11 hal. F.A.O. Fish, Rep. 44, 4 , 379 - 406 pp.
HUET, H.B.N. 1970. Water Quality Criteria for WARDOYO, S.T.H. 1978. Kriteria Kualitas Air
Fish Life Bioiogical Problems in Water Untuk Keperluan Pertanian dan
Pollution. PHS. Publ. No. 999-WP-25. Perikanan. Dalam : Prosiding Seminar
160-167 pp. Pengendalian Pencemaran Air. (eds
JONES, H.R.E. 1964. Fish and River Pollution. Dirjen Pengairan Dep. PU.), hal 293-300.
Buther Worth. London : 203 pp. WIROSARJONO, S. 1974. Masalah-masalah
ODUM, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. yang dihadapi dalam penyusunan kriteria
W.B. Saunder Com. Philadelphia 125 pp. kualitas air guna berbagai peruntukan.
PESCOD, M. D. 1973. Investigation of Rational PPMKL-DKI Jaya, Seminar Penge-
Effluen and Stream Standards for lolaan Sumber Daya Air. , eds. Lembaga
Tropical Countries. A.I.T. Bangkok, Ekologi UNPAD. Bandung, 27 - 29 Maret
59 pp 1974, hal 9 - 15

26

Anda mungkin juga menyukai