Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 02 NO.

01 MEI 2018

Available online at : http://jurnal.poltekapp.ac.id/

Jurnal Manajemen Industri dan Logistik


| ISSN (Print) 2622-528X | ISSN (Online) 2598-5795 |

Logistic Management

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI
EFFECT OF LEADERSHIP STYLE AND WORK MOTIVATION TO EMPLOYEE
PERFORMANCE

Andhi Sukma Hanafi1, Chairil Almy2,M.Tirtana Siregar3


1)
Universitas Syah Kuala, Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Syiah Kuala,
Kota Banda Aceh, 23111, Indonesia
2)
Management and Science University, Malaysia
3)
Politeknik APP Jakarta, Jl. Timbul No. 34 , Jakarta

email: 4ndh15ukma@gmail.com

Diterima: 23 03 2018 Disetujui: 06 04 2018 Dipublikasi: 31 05 2018

Abstract

Leadership style is a style used by a leader to lead the organization by using existing resources within the
organization to achieve organizational goals. Human resources are one of the resources that exist within the
organization that can be utilized leader for the achievement of organizational goals. Employees are human
resources that can be utilized by a leader in achieving organizational goals. It is important for a leader to be able to
use an appropriate leadership style with the organization, in an effort to improve employee work motivation, which
affects the performance of employees who support the achievement of organizational goals. In this study will be
discussed about the performance of employees who are influenced by the style of leadership and work motivation.
The results showed that employee performance is influenced by the level of work motivation and leadership style. In
addition, the appropriate style of leader will affect the level of employee motivation, so it can significantly improve
the performance of employees within an organization.

Keywords : leadership style, work motivation, employee performance

Abstrak

Gaya kepemimpinan merupakan gaya yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin organisasi dengan
menggunakan sumber daya yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia
merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi yang dapat dimanfaatkan pemimpin untuk
pencapaian tujuan organisasi. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan oleh seorang
pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk dapat menggunakan
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi, dalam upayanya untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai,
yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dalam penelitian ini
akan dibahas mengenai kinerja pegawai yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh tingkat motivasi kerja dan gaya kepemimpinan.
Selain itu, gaya pemimpin yang sesuai akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi kerja pegawai, sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam suatu organisasi.

Kata kunci : gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja pegawai

Page | 52
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

1. PENDAHULUAN menggunakan gaya kepemimpinan yang


sesuai dengan organisasi, dalam upayanya
Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai,
oleh kualitas sumber daya manusia yang ada yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai
didalamnya, mulai dari kemampuan yang mendukung pencapaian tujuan
menangkap permasalahan yang ada dalam organisasi.
organisasi, melakukan analisa permasalahan, 2. LANDASAN TEORI
dan mengantisipasi dampak yang akan terjadi
dalam organisasi tersebut. Sehingga dapat Pengertian Kinerja Pegawai
dikatakan bahwa pegawai sebagai sumber
daya manusia dalam suatu organisasi Kinerja berasal dari kata job performance
merupakan aset penting yang harus atau actual performance yang berarti prestasi
diperhatikan. kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang. Performance atau kinerja
Kinerja pegawai merupakan hasil kerja secara merupakan hasil atau keluaran dari suatu
kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh proses (Nurlaila, 2010)[18].
seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu
diberikan kepadanya dalam pencapaian tujuan perbandingan antara hasil kerja dengan
organisasi. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh standar yang ditetapkan (Dessler, 2007)[11].
tingkat motivasi kerja dari pegawai untuk Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas
menjalankan tugas dan fungsinya dalam maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pencapaian tujuan organisasi. Disinilah dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung
pemimpin mengambil peranan penting dalam jawab yang diberikan (Mangkunegara,
menjalankan peran motivator bagi pegawai 2005)[16]. Kinerja adalah hasil atau tingkat
yang dipimpinnya. Suatu kepemimpinan keberhasilan seseorang secara keseluruhan
sangat diperlukan suatu organisasi dengan selama periode tertentu dalam melaksanakan
harapan dengan kepemimpinan yang sesuai tugas dibandingkan dengan berbagai
akan memudahkan berkomunikasi dan kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
mengatur pegawai dalam menyelaraskan target atau sasaran atau kriteria yang telah
tujuan organisasi. ditentukan terlebih dahulu telah disepakati
bersama (Rivai, 2009)[20].
Dalam memimpin, seorang pemimpin
memiliki gaya masing-masing yang Sedangkan Mathis dan Jackson (2006)[17]
dipengaruhi oleh karakter, pendidikan dan menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya
lingkungan. Gaya kepemimpinan merupakan adalah apa yang dilakukan atau tidak
gaya yang digunakan oelh seorang pemimpin dilakukan pegawai. Manajemen kinerja
untuk memimpin organisasi dengan adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan
menggunakan sumber daya yang ada dalam untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. organisasi, termasuk kinerja masing-masing
Sumber daya manusia merupakan salah satu individu dan kelompok kerja di perusahaan
sumber daya yang ada dalam organisasi yang tersebut. Kinerja merupakan hasil kerja dari
dapat dimanfaatkan pemimpin untuk tingkah laku (Amstrong, 1999)[9]. Pengertian
pencapaian tujuan organisasi. Pegawai kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja
merupakan sumber daya manusia yang dapat dengan tingkah laku. Sebagai tingkah laku,
dimanfaatkan oleh seorang pemimpin dalam kinerja merupakan aktivitas manusia yang
mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, sangat diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi
penting bagi seorang pemimpin untuk dapat yang dibebankan kepadanya.

Page | 53
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan


Dari beberapa pengertian diatas maka dapat reality (knowledge + skill). Adapun faktor
disimpulkan kinerja pegawai adalah hasil motivation terbentuk dari sikap (attitude)
kerja secara kualitas dan kuantitas yang seorang pegawai dalam menghadapi situasi
dicapai oleh seorang pegawai dalam kerja.
melaksanakan fungsinya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berhubungan dengan faktor yang
mempengaruhi kinerja Mathis dan Jackson
Kinerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, (2006)[17] menjelaskan bahwa terdapat tiga
menurut Prawirosentono (1999)[19] ada faktor yang berperan dalam kinerja pegawai,
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap yaitu kemampuan individu untuk melakukan
kinerja, diantaranya: pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang
a. Efektifitas dan efisiensi, bila suatu tujuan dicurahkan, dan dukungan organisasi.
tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh
mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif Sedangkan indikator dalam pengukuran
tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kinerja menurut Peraturan Menteri Menteri
kegiatan menilai yang penting dari hasil yang Perindustrian Republik Indonesia Nomor
dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan 98/M-IND/PER/11 /2015[8], kinerja pegawai
walaupun efektif dinamakan tidak efesien. dapat diukur dari sasaran kerja pegawai dan
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak produktifitas kerja pegawai. Adapun sasaran
penting atau remeh maka kegiatan tersebut kerja pegawai meliputi kuantitas, kualitas, dan
efesien. waktu. Sedangkan produktifitas kerja pegawai
b. Otoritas (wewenang) adalah sifat dari meliputi orientasi pelayanan, integritas,
suatu komunikasi atau perintah dalam suatu komitmen, disiplin, kerjasama, dan
organisasi formal yang dimiliki seorang kepemimpinan.
anggota organisasi kepada anggota yang lain a. Kuantitas, merupakan ukuran jumlah atau
untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai banyaknya hasil kerja yang dicapai oleh
dengan kontribusinya. pegawai.
c. Disiplin adalah taat kepda hukum dan b. Kualitas, merupakan ukuran mutu setiap
peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin pegawai hasil kerja yang dicapai oleh pegawai.
adalah kegiatan pegawai yang bersangkutan c. Waktu, merupakan ukuran lamanya proses
dalam menghormati perjanjian kerja dengan setiap hasil kerja yang dicapai oleh seorang
organisasi. pegawai.
d. Inisiatif, yaitu berkaitan dengan daya pikir d. Orientasi pelayanan, merupakan sikap dan
dan kreatifitas dalam membentuk ide perilaku kerja pegawai dalam memberikan
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan kepada yang dilayani antara lain
tujuan organisasi. meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja,
unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
Wirawan (2009)[23] menjelaskan bahwa e. Integritas, merupakan kemampuan seorang
kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari pegawai untuk bertindak sesuai dengan nilai,
sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut adalah norma dan etika dalam organisasi.
faktor lingkungan internal organisasi, faktor f. Komitmen, merupakan kemauan dan
lingkungan eksternal, dan faktor internal kemampuan seorang pegawai untuk dapat
pegawai. Sedangkan faktor yang menyeimbangkan antara sikap dan tindakan
mempengaruhi kinerja menurut untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan
Mangkunegara (2005)[16] adalah faktor mengutamakan kepentingan dinas daripada
kemampuan (ability) dan faktor motivasi kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau
(motivation). Faktor ability terdiri dari golongan.

Page | 54
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

g. Disiplin, merupakan kesanggupan seorang dari upaya tersebut serta difokuskan pada
pegawai untuk menaati kewajiban dan tujuan organisasi.
menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan atau peraturan Kebutuhan adalah kondisi internal yang
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan
dilanggar dijatuhi sanksi. yang tidak terpuaskan akan menimbulkan
h. Kerja sama, merupakan kemauan dan tegangan yang merangsang dorongan dari
kemampuan seorang pegawai untuk bekerja dalam diri individu. Dorongan ini
sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan menimbulkan perilaku pencarian untuk
baik dalam unit kerjanya maupun instansi lain menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata
dalam menyelesaikan suatu tugas dan terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan
tanggung jawab yang diembannya. terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya,
pegawai yang termotivasi berada dalam
Pengertian Motivasi Kerja kondisi tegang dan berupaya mengurangi
tingkat ketegangan dengan mengeluarkan
Motivasi berasal dari kata motif (motive), upaya. Proses motivasi dalam pemenuhan
yang berarti dorongan. Dengan demikian kebutuhan dapat dilihat pada gambar 1.
motivasi berarti suatu kondisi yang
mendorong atau menjadi sebab seseorang
melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang
berlangsung secara sadar. Motivasi menurut
Siswanto (2010)[22] diartikan sebagai keadaan Gambar 1. Proses motivasi dalam
kejiwaan dan sikap, mental manusia yang pemenuhan kebutuhan
memberikan energi, mendorong kegiatan
(moves) dan mengarah atau menyalurkan Dari uraian-uraian di atas, dapat diatas yang
perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang disebut motivasi kerja adalah suatu kondisi
memberi kepuasan atau mengurangi yang menyebabkan pegawai melakukan
ketidakseimbangan. pekerjaan untuk mencapai kebutuhan yang
Motivasi menurut Bangun (2012)[10], motivasi memberi kepuasan kepada pegawai dan
didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
mempengaruhi orang lain agar berperilaku (to organisasi.
behave) secara teratur. Motivasi merupakan
tugas bagi pimpinan untuk mempengaruhi Dalam perkembangannya, motivasi dapat
pegawai dalam suatu instansi kerja. dipandang dalam empat pendekatan (Bangun,
2012)[10], yaitu:
Dalam konteks pekerjaan, motivasi a. Traditional approach, lebih ditekankan
merupakan salah satu faktor penting dalam pada pengawasan (controlling) dan
mendorong seorang pegawai untuk bekerja. pengarahan (directing). Pimpinan
Motivasi adalah kesediaan individu untuk menemukan bahwa insentif berupa uang
mengeluarkan upaya yang tinggi untuk untuk memotivasi pegawai untuk
mencapai tujuan organisasi (Robbins, melaksanakan pekerjaan yang berulang.
2006)[21]. Ada tiga elemen kunci dalam b. Human relation approach, dalam
motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan pendekatan ini ditemukan bahwa
kebutuhan. Upaya merupakan ukuran melaksanakan pekerjaan yang berulang dapat
intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia menyebabkan kebosanan yang dapat
akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai menurunkan motivasi, sedangkan kontak
tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi sosial membantu dalam menciptakan dan
akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh mempertahankan motivasi.
karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas

Page | 55
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

c. Human resources approach, dalam kepemimpinan merupakan suatu cara


pendekatan ini dinyatakan bahwa motivasi pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya
pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor. yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah
Faktor yang mempengaruhi tidak hanya uang laku atau kepribadian. Seorang pemimpin
atau keinginan untuk mencapai kepuasan, merupakan seorang yang memiliki suatu
tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan program dan yang berperilaku secara
memperoleh pekerjaan yang berarti. bersama-sama dengan anggota-anggota
d. Contemporer approach, dalam pendekatan organisasi dengan mempergunakan cara atau
ini motivasi dipengaruhi oleh tiga tipe gaya tertentu, sehingga kepemimpinan
motivasi, teori isi, teori proses, dan teori mempunyai peranan sebagai kekuatan
penguatan. Teori isi diantaranya adalah teori dinamik yang mendorong, memotivasi dan
hierarki kebutuhan, teori ERG, dan teori dua mengkoordinasikan perusahaan dalam
faktor. Sedangkan teori proses diantaranya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya
adalah teori keadilan, dan teori harapan. kepemimpinan didefinisikan oleh Hijri
Adapun teori penguatan didukung oleh teori (2016)[24] sebagai suatu cara pemimpin untuk
alat-alat penguatan. mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan
dalam bentuk pola tingkah laku dan
Indikator motivasi kerja seorang pegawai kepribadian.
menurut Rizka (2015)[3] terdiri atas:
a. Mutu pekerjaan, merupakan peningkatan Dari penjelasan diatas, gaya kepemimpinan
hasil pekerjaan baik secara kuantitas dan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kualitas. suatu proses untuk mengarahkan dan
b. Pelaksanaan tugas, merupakan mempengaruhi pegawai agar dapat
kemampuan yang harus dimiliki untuk melaksanakan tugasnya untuk mencapai
melaksanakan tugas/ pekerjaan. tujuan organisasi dalam bentuk pola tingkah
c. Inisiatif, merupakan keinginan/prakarsa laku dan kepribadian.
dari pegawai untuk melaksanakan pekerjaan.
d. Hubungan kerja, merupakan hubungan Menurut Hasibuan (2007)[12] ada beberapa
kerja antara pimpinan dan pegawai. jenis kepemimpinan diantaranya adalah gaya
e. Pengorbanan, merupakan pengakuan dan kepemimpinan otoriter, demokratis dan
penghargaan yang diberikan kepada pegawai kendali bebas.
yang telah melaksanakan pekerjaan.
Gaya kepemimpinan Otoriter adalah gaya
Pengertian Gaya Kepemimpinan pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari
Lingkungan bisnis yang cepat berubah dan dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya
persaingan global yang semakin ketat kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin
membutuhkan pemimpin yang kreatif, mengendalikan semua aspek kegiatan.
inovatif serta memiliki kemampuan Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
komunikasi yang baik untuk menjawab yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai
tantangan tersebut (Safuan, 2017)[6]. Selain itu sasaran tersebut, baik itu sasaran utama
diperlukan juga pemimpin yang visioner dan maupun sasaran minornya. Pemimpin juga
berani mengambil risiko dari tindakan yang beperan sebagai pengawas terhadap semua
diambil. aktifitas anggotanya dan pemberi jalan keluar
bila anggota mengalami masalah. Dengan
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki kata lain, anggota tidak perlu pusing
perilaku yang berbeda dalam memimpin para memikirkan apapun. Anggota cukup
pegawainya, perilaku para pemimpin itu melaksanakan apa yang diputuskan pimpinan.
disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya

Page | 56
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota 1. Ancaman, pimpinan memberikan instruksi


yang memiliki kompetensi rendah tapi kerja dengan disertai sanksi apabila tidak
komitmennya tinggi. dilaksanakan perintahnya.
2. Pengawasan ketat, pekerjaan yang
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya diberikan diawasi dalam pelaksanaan dan
pemimpin yang memberikan wewenang penyelesaiannya.
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada 3. Tertutup, pengambilan keputusan dan
permasalahan selalu mengikutsertakan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam pimpinan, bawahan tidak diikutsertakan untuk
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan saran, ide, dan pertimbangan
memberikan banyak informasi tentang tugas dalam proses pengambilan keputusan.
serta tanggung jawab para bawahannya. Pada
kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki
peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya b. Kepemimpinan demokratis
menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja,
tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, 1. Komunikatif, pimpinan memberikan
anggota yang menentukan. Selain itu, anggota instruksi kerja dengan petunjuk pelaksanaan
juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
masalah yang dihadapinya. Kepemimpinan 2. Konsultatif, dalam pelaksanaan pekerjaan
demokrasi cocok untuk anggota yang membuka ruang untuk berkonsultasi dalam
memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen penyelesaian pekerjaan, dan bawahan
yang bervariasi. didorong untuk mengambil keputusan terkait
penyelesaian pekerjaan.
Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas dimana 3. Terbuka, keputusan tetap dilakukan
pemimpin jenis ini hanya terlihat dalam pimpinan dengan mempertimbangkan saran
kuantitas yang kecil dimana para bawahannya atau ide yang diberikan bawahannya.
yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya c. Kepemimpinan kendali bebas
kepemimpinan kendali bebas merupakan 1. Tuntutan ketrampilan, pimpinan
model kepemimpinan yang paling dinamis. menganggap bawahan dapat menyelesaikan
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pekerjaan dengan kemampuannya.
pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama 2. Kepercayaan, pimpinan menyerahkan
yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sepenuhnya kepada bawahan.
sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, 3. Kebebasan, bawahan dapat mengambil
dan untuk menyelesaikan masalah yang keputusan terkait penyelesaian pekerjaan.
dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan
demikian, pemimpin hanya berperan sebagai 3. METODE PENELITIAN
pemantau saja. Kepemimpinan kendali bebas
cocok untuk anggota yang memiliki Penelitian merupakan penelitian dengan studi
kompetensi dan komitmen yang tinggi. literatur mengenai pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja,
Lebih lanjut indikator masing-masing gaya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
kepemimpinan dapat dijelaskan sebagaimana pegawai, serta pengaruh gaya kepemimpinan
berikut: terhadap kinerja pegawai secara langsung.

a. Kepemimpinan Otoriter, dengan indikator: 4. HASIL PEMBAHASAN

Page | 57
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja


motivasi kerja pegawai

Menurut Kartono (2006)[15], Gaya Menurut Henry Simamora (Mangkunegara,


kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, 2005)[16] menyatakan bahwa terdapat
temperamen, watak dan kepribadian yang hubungan antara motivasi kerja terhadap
membedakan seorang pemimpin dalam kinerja. Faktor yang mempengaruhi kinerja
berinteraksi dengan orang lain. Gaya diantaranya yaitu motivasi kerja. Hal ini
kepemimpinan seorang pemimpin dalam dilihat dari pernyataan Henry Simamora
organisasi sangat penting dalam kemajuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
organisasi untuk maju mundurnya suatu kinerja, diantaranya faktor psikologis, dalam
perusahaan tergantung dari gaya faktor ini terdapat variabel motivasi kerja
kepemimpinan seorang pemimpin baik dalam terhadap pekerjaannya sendiri. Berdasarkan
proses mempengaruhi, mengarahkan dan dari pernyataan diatas bahwa terdapat
memberikan pengaruh yang penting agar hubungan antara motivasi kerja terhadap
tujuan perusahaan tercapai. kinerja. Dimana kinerja merupakan kualitas
dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)
Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya individu maupun kelompok dalam suatu
kepemimpinan yang dapat memberikan aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
motivasi kerja pada bawahannya. Ivancevich kemampuan alami atau kemampuan yang
(2001)[14] mengatakan, seorang pemimpin diperoleh dari proses belajar serta keinginan
harus menyatukan berbagai keahlian, beprestasi.
pengalaman, kepribadian dan motivasi.
Kinerja pegawai akan baik apabila pimpinan Lebih lanjut, Taghipour (2013)[7] menyatakan
dapat memberi motivasi yang tepat dan bahwa motivasi kerja berhubungan dengan
pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang kinerja pegawai, dimana saat pegawai
dapat diterima oleh seluruh pegawai dan termotivasi untuk masuk ke tempat kerja,
mendukung terciptanya suasana kerja yang maka kinerja akan meningkat. Selain itu
baik. Gaya kepemimpinan yang efektif, akan hubungan kerja antara pimpinan sebagai
memberikan pengarahan yang baik pada motivator dapat meningkatkan kinerja
bawahannya terhadap usaha-usaha semua pegawai dalam organisasi.
pekerjaan dalam mencapai tujuan. Pee (2016)[1] dalam penelitiannya
Selanjutnya Riyadi (2011)[2], Syafi’i (2015)[5], meyebutkan bahwa peningkatan motivasi
Hijri (2016)[24] dalam penelitiannya sangat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman
meyatakan bahwa variabel gaya pegawai mengenai ruang lingkup pekerjaan
kepemimpinan berpengaruh terhadap variabel yang dilakukan oleh pegawai.
motivasi kerja.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Kinerja pegawai akan baik apabila pimpinan beberapa peneliti tentang motivasi kerja dan
dapat memberi motivasi yang tepat dan kinerja pegawai saling mempengaruhi.
pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang Penelitian yang dilakukan oleh Riyadi
dapat diterima oleh seluruh pegawai dan (2011)[2], Taghipour (2013)[7], Musliyadi
mendukung terciptanya suasana kerja yang (2015)[25], dan Hijri (2016)[24], meyatakan
baik. Gaya kepemimpinan yang efektif, akan bahwa variabel kinerja dipengaruhi oleh
memberikan pengarahan yang baik pada variabel motivasi kerja.
bawahannya terhadap usaha-usaha semua Dari berbagai penjelasan diatas, dapat dilihat
pekerjaan dalam mencapai tujuan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi

Page | 58
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

kerja terhadap kinerja pegawai, dimana secara organisator dengan cara tertentu agar
peningkatan motivasi kerja dari pegawai akan dapat menghasilkan kinerja yang efektif.
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
pegawai. Riyadi (2011)[2], Sulaiman (2013)[26], Syafi’i
(2015)[5], Yakub (2016)[27], dan Hijri
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap (2016)[24] meyatakan bahwa variabel gaya
kinerja pegawai kepemimpinan berpengaruh terhadap variabel
kinerja pegawai.
Kemajuan organisasi sangat dipengaruhi oleh
kinerja pegawainya. Setiap organisasi akan
terus berusaha untuk meningkatkan kinerja
pegawainya agar dapat mencapai hasil kerja 5. KESIMPULAN
yang baik dan memuaskan. Untuk
mencapainya memerlukan banyak usaha yang Gaya kepemimpinan merupakan gaya yang
harus dilakukan baik oleh pimpinan dengan digunakan oleh pemimpin untuk dapat
gaya kepemimpinannya maupun para pegawai mengelola sumber daya yang ada dalam
dengan kinerja yang dihasilkan. Setiap organisasi, termasuk didalamnya sumber daya
pemimpin mempunyai kewenangan dan manusia. Peran pemimpin sangatlah penting
tanggung jawab dalam menentukan seluruh dalam melakukan kegiatan motivasi kepada
kegiatan diperusahaan, setiap manajer atau sumber daya manusia yang menjadi
pimpinan organisasi tersebut memiliki pegawainya untuk dapat bekerja lebih baik.
tanggung jawab yang besar dalam seluruh Dengan meningkatnya motivasi kerja para
proses yang biasanya termasuk dalam pegawai diharapkan dapat meningkatkan
manajemen sumber daya manusia yang kinerja pegawai yang ada dalam suatu
berkaitan dengan para pegawai yang berada organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat
dalam kewenangannya, sehingga dibutuhkan tercapai dengan baik.
kemampuan dan ketrampilan yang tinggi
untuk memimpin pegawainya dalam Dari pembahasan diatas, seorang pemimpin
perusahaan. harus dapat memahami tipe gaya
Menurut Habsari (2008)[13] dalam bukunya kepemimpinan, dan menyesuaikan gaya
Terobosan Kepemimpinan, kepemimpinan kepemimpinannya dengan kondisi organisasi
yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yang dipimpinnya, sehingga gaya
memperhitungkan minat sampai hasil akhir, kepemimpinan yang digunakan dapat
memahami bahwa hasil adalah selalu meningkatkan motivasi kerja pegawai,
penilaian terakhir, memiliki semangat meningkatnya kinerja pegawai, dan
menyelesaikan masalah, lebih demokratis dari tercapainya tujuan organisasi. Dengan gaya
pada autority, memberikan kesempatan untuk kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi
mencapai potensi setiap orang, memiliki etika akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi
dan moral yang tinggi, mengambil tanggung kerja pegawai, sehingga secara signifikan
jawab terhadap hasil tim. dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam
Menurut penelitian yang dilakukan Somech suatu organisasi.
(2006)[4], Gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai. Dalam konteks ini, 6. DAFTAR PUSTAKA
motivasi menjelaskan suatu aktifitas
manajemen atau sesuatu yang dilakukan [1]_Pee, L. G. Dan Lee, J. (2015).
seorang manajer untuk membujuk atau Intrinsically motivating employees’
mempengaruhi bawahannya untuk bertindak online knowledge sharing:
Understanding the effects of job

Page | 59
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

design. International Journal of Lingkungan Kementerian


Information Management, 35, 2015, Perindustrian.
679-690. [9]_Amstrong, M. (1999). Manajemen Sumber
[2]_Riyadi, S. (2011). Pengaruh kompensasi Daya Manusia. Terjemahan Sofyan dan
finansial, gaya kepemimpinan dan Haryanto. Jakarta: Elex Media
motivasi kerja terhadap kinerja Komputindo.
karyawan pada perusahaan [10]_Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber
manufaktur di jawa timur. Jurnal Daya Manusia. Jakarta: Gelora Penerbit
Erlangga.
Manajemen dan Kewirausahaan,
[11]_Dessler, G. (2007). Manajemen Personalia.
Vol.13, No.1, 2011, 40-45. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
[12]_Hasibuan, M. S. P. (2007). Manajemen
[3]_Rizka, N. Yusuf, R. Majid, M.S.A. SDM. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
(2015). Pengaruh struktur organisasi [13]_Habsari, A. R. (2008). Terobosan Kepemim
dan analisis jabatan terhadap motivasi pinan. Yogyakarta : Med Press.
kerja dan dampaknya pada kinerja [14]_Ivancevich. (2008). Perilaku dan
sekretariat Majelis Permusyawaran Manajemen Organisasi. Jakarta :
Ulama (MPU) Aceh. Jurnal Erlangga
Manajemen Pascasarjana Universitas [15]_Kartono, K. (2006). Pemimpin dan
Syiah Kuala, ISSN 2302-0199, pp 1-9. Kepemim-pinan. Jakarta: Rajawali.
[4]_Somech, A. (2006). The effect of [16]_Mangkunegara, A. P. (2005). Manajemen
leadership style on performance Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
improvement on a manufacturing task.
[17]_Mathis, R. L. & J. H. Jackson. (2006).
Journal of Business, Vol. 72
Human Resource Management:
[5]_Syafi’i, L. I. Thoyib, A. Nimran, U. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Djumahir. (2015). The Role of Terjemahan Dian Angelia. Jakarta:
Corporate Culture and Employee Salemba Empat.
Motivation as a Mediating Variable of [18]_Nurlaila. (2010). Manajemen Sumber
Leadership Style related with the Daya Manusia I. Ternate: LepKhair.
Employee Performance (Studies in [19]_Prawirosentono, S. (1999). Kebijakan
Perum Perhutani). Procedia-Social Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
and Behavioral Sciences, 211, 2015, BPFE.
1142-1147. [20]_Rivai, V. (2009). Manajemen Sumber Daya
[6]_Safuan. (2017). Pengembangan Sumber Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Raja
Daya Manusia Berjiwa Grafindo Persada.
Kepemimpinan Wirausaha Dalam [21]_Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi.
Menghadapi Tantangan Global. Jurnal Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
Manajemen Industri dan Logistik, [22]_Siswanto, H. B. (2010), Pengantar Manaje-
2017, ISSN 2598-5795, p89-96. men. Bandung: Bumi Aksara.
[7]_Taghipour, A. dan Dejban, R. (2013). Job [23]_Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Performance: Mediate Mechanism of Daya Manusia : Teori, Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
Work Motivation. Procedia-Social
[24]_Hijri, S. (2016), Pengaruh gaya
Behavioral Sciences, 84, 2013, 1601-
kepemimpinan dan motivasi terhadap
1605.
motivasi kerja serta dampaknya pada
[8]_Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
kinerja pegawai Badan Pelaksana
98 /M-IND/PER/11/2015
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
tentang Mekanisme Pemberian
Kehutanan (BP4K) Kabupaten Aceh
Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di
Barat. Tesis, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis: Universitas Syiah Kuala.

Page | 60
Andhi Sukma / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 2 No. 1, Mei 2018

[25]_Musliyadi. (2015). Pengaruh insentif,


moti-vasi, lingkungan kerja dan
budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai serta dampaknya pada
kinerja badan layanan umum daerah
rumah sakit umum Thk. Chik Ditiro
Sigli Aceh. Tesis, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis: Universitas Syiah Kuala.
[26]_Sulaiman. (2013). Pengaruh gaya
kepemim-pinan dan gaya komunikasi
terhadap kinerja pegawai serta
dampaknya pada kinerja Sekretariat
Daerah Kabupaten Pidie Jaya. Tesis,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis:
Universitas Syiah Kuala.
[27]_Yakub, S. (2016). Pengaruh Gaya
Kepemim-pinan, Struktur Organisasi
dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai serta dampaknya pada
Efektivitas Organisasi Kantor Pos
Banda Aceh. Tesis, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis: Universitas Syiah Kuala

Page | 61

Anda mungkin juga menyukai