FARMASI FISIKA
DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA
Disusun oleh :
Kelompok 2B
1. Azizah Salma Hayyu (22010319130056)
2. Rahmatissa Rizkyagsyana Aidhaadzany (22010319130057)
3. Alga Diva Logarisma (22010319130058)
4. Lintang Avi Mehira Nahid (22010319130060)
5. Raden Roro Gusmaya Faizatunnisa (22010319130061)
6. Raphael Jovanca Sulistyo Utomo (22010319130063)
7. Sesilia Ivanna Hapsari (22010319130064)
8. Lisa Nur Afifah (22010319130065)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan, Praktikan,
Praktikan,
Praktikan, Praktikan,
Mengetahui,
Asisten
Aprilia Ekasanti
NIM: 22010318130026
PERCOBAAN II
DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA
I. TUJUAN
(Sudarmo, 2016)
Koloid adalah dispersi partikel kecil dari satu bahan di lain yang
tidak menetap di bawah gravitasi. Dalam konteks ini, “kecil” berarti
dimensi yang setidaknya lebih kecil dari 500 nm (sekitar panjang
gelombang cahaya tampak). Banyak koloid yang merupakan suspensi
nano partikel (partikel berdiameter ke atas sekitar 100 nm). Secara umum,
partikel koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop optik biasa.
Mereka melewati sebagian besar kertas saring, tetapi bisa saja terdetelisi
oleh hamburan cahaya sedimentasi (Artkins, 2016).
Pada beberapa koloid dapat dilihat dengan jelas, namun ada juga
yang tidak. Koloid yang dapat dilihat dengan jelas adalah santan, susu,
dan lem. Sedangkan yang tidak dapat dilihat dengan jelas adalah koloid
belerang dalam air dan santan (Sudarmo, 2016).
Sistem dispersi koloid dapat terbentuk dari dispersi zat padat, cair
atau gas ke dalam medium pendispersi dalam fase padat, cair, dan gas.
Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem
koloid diberi nama berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi
sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut
Medium
Fase terdispersi Jenis koloid Contoh
pendispersi
Padat Sol padat Mutiara, kaca warna
(Sudarmo, 2016)
(Chaudhari, 2012)
(Patnaik, 2003)
(Sujianti, 2010)
(Sujianti, 2010)
a. Akuades e. Gelatin
b. Air mendidih f. NaCl
c. FeCl3 g. Alkohol 96%
d. Na lauril sulfat
FeCl₃ 100 mg
Labu Takar
Labu Takar
Ditimbang 50 mg FeCl3.
Hasil
Na Lauril Sulfat 1 gr
gram Labu Takar
Hasil
Na Lauril Sulfat 500 mg
Labu Takar
Hasil
c. Pembuatan Larutan Koloid dari Gelatin
Gelatin 10 gr
Labu Takar
Hasil
Gelatin 5 gr
Labu Takar
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil Hasil
Hasil Hasil
Hasil
Hasil
Gelatin 5%
Gelatin 10%
Cawan Porselen
Cawan Porselen
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
Waktu
Nama Zat
1 2 3 4 5
Larutan
FeCl3 13,19 s 13,22 s 13,22 s 14,62 s 14,72 s
0,05%
Larutan
15,32 s 14,15 s 14,15 s 14,21 s 14,81 s
FeCl3 0,1%
Larutan SLS
19,06 s 13,00 s 13,00 s 13,53 s 13,44 s
0,5%
Larutan SLS
15,26 s 13,94 s 13,94 s 13,31 s 13,50 s
1%
Larutan
14,59 s 15,19 s 15,19 s 14,96 s 17,12 s
Gelatin 5%
Larutan
17,37 s 18,15 s 18,15 s 18,21 s 17,87 s
Gelatin 10%
V NaCl
Nama Zat
1 2 3 4 5
Volume Alkohol
Nama Zat
1 2 3 4 5
Larutan
Gelatin 4 ml 4,5 ml 0,6 ml 3 ml 2,75 ml
5%
Larutan
Gelatin 1,5 ml 3,5 ml 0,1 ml 5,4 ml 2 ml
10%
Kelompok 1,2,3,5
Reversibel Irreversibel
SLS (0,5% dan 1%) FeCl3 (0,05% dan (0,1%)
Gelatin (5% dan 10%)
Kelompok 4
Reversibel Irreversibel
SLS (0,5% dan 1%) FeCl3 (0,05% dan (0,1%)
Gelatin (5% dan 10%)
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, berjudul Dispersi Koloidal dan Sifat - Sifatnya.
Praktikum dilaksanakan pada Jumat 13 September 2019 di Laboratorium
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Dalam praktikum ini dilakukan
pembuatan larutan koloidal dan beberapa percobaan untuk mengetahui sifat -
sifat koloid.
(Kurniawati, 2014)
(Kurniawati, 2014)
(Kurniawati, 2014)
(Kurniawati, 2014)
Koloid dibagi menjadi tiga yaitu koloid liofilik, koloid liofobik, dan
juga koloid amfilik. Liofilik berarti suka pelarut sedangkan liofobik tidak
menyukai pelarut. Hasil percobaan yang telah kami lakukan yaitu larutan
FeCl3 0,5 % membutuhkan waktu sebanyak 13,22 s, FeCl3 0,1 %
membutuhkan waktu sebanyak 14,15 s, SLS 0,5% membutuhkan waktu 13.00
s, dan SLS 1% membutuhkan waktu 13,94 s. Sedangkan gelatin 5%
membuthkan waktu 15,19% dan gelatin 10% membutuhkan waktu 18,15 s
sehingga didapati kesimpulan bahwa semakin besar konsentrasi larutan maka
viskositasnya akan semakin besar.
Menurut Martin (1983), selain kolid liofilik dan liofobik terdapat pula
koloid amfifilik. Koloid amfifik merupakan kolid gabungan liofilik dan
liofobik. Molekul - molekul atau ion - ion tertentu disebut amfifil atau zat
aktif yang melawan afinitas larutan dalam molekul atau ion sama. Jika ada
dalam suatu konsentrasi rendah. Jika konsentrasi ditingkatkan, terjadi
agregasi pada suatu jangkauan konsentrasi yang lebih sempit. Salah satu
contohnya adalah surfaktan.
Jadi gelatin merupakan koloid liofilik, FeCl3 koloid liofobik, dan SLS
merupakan koloid amfifilik. SLS koloid amfifilik dikarenakan SLS
merupakan salah satu surfaktan. Dimana pada surfaktan memiliki dua gugus
liofilik dan liofobik.
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Artkins, Peter. 2006. Artkins Physical Chemistry Eight Edition. New York : W.H.
Freeman and Company
Hame, D.I., and P. Hazel. 1998. E-book : Analytical Biochemistry Third Edition.
England : Pearson Education
Keenan et all. 1986. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Martin, A., Swarbrick, J. dan Cammarata, A. 2014. Farmasi Fisik Edisi Ketiga.
Jakarta : UI-Press
Nelson, D.L., Cox, M.M. 2012. Lehninger, Principle of Biochemistry (6th ed.).
Freeman, W.H. & Company
Sudarmo, Unggul. 2016. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta : Erlangga
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung : Penerbit
Grafindo
Wulandari, Erna Tri et all. 2018. Detik-Detik Ujian Nasional Kimia. Yogyakarta :
PT Intan Pariwara
LAMPIRAN
Data Perhitungan
1. FeCl3 0,05%
0,05
Massa = x 100 mL
100
= 0,05 gram
= 50 mg
2. FeCl3 0,1%
0,1
Massa = x 100 mL
100
= 0,1 gram
= 100 mg
4. Na Lauryl Sulfat 1%
1
Massa = x 100 mL
100
= 1 gram
= 1000 mg
5. Gelatin 5%
5
Massa = x 100 mL
100
= 5 gram
= 5000 mg
6. Gelatin 10%
10
Maasa = x 100 mL
100
= 10 gram
= 10.000 mg
7. NaCl 20%
20
Massa = x 100 mL
100
= 20 gram
= 20.000 mg