Anggaran-Komisi Iv-Agnessia PDF
Anggaran-Komisi Iv-Agnessia PDF
(TAA
A-‐389)
Fungsi
Anggaran
Terkait
dengan
fungsi
anggaran,
DPR
memiliki
tugas
dan
wewenang:
• Memberikan
persetujuan
atas
RUU
tentang
APBN
(yang
diajukan
Presiden).
• Memperhatikan
pertimbangan
DPD
atas
RUU
tentang
APBN
dan
RUU
terkait
pajak,
pendidikan
dan
agama.
• Menindaklanjuti
hasil
pemeriksaan
atas
pengelolaan
dan
tanggung
jawab
keuangan
negara
yang
disampaikan
oleh
BPK.
• Memberikan
persetujuan
terhadap
pemindahtanganan
aset
negara
maupun
terhadap
perjanjian
yang
berdampak
luas
bagi
kehidupan
rakyat
yang
terkait
dengan
beban
keuangan
negara.
Indikator
untuk
mengukur
kinerja
fungsi
anggaran
adalah
kapabilitas.
Menurut
saya
dalam
hal
pembahasan
anggaran
harus
transparansi,
melihat
dari
berita-‐berita
masih
banyaknya
pembahasan
anggaran
yang
dilakukan
secara
tertutup
membuat
ruang
yang
nyaman
bagi
para
oknum
untuk
melakukan
penyimpangan
anggaran
dalam
pembahasan
di
DPR.
Untuk
menambah
kepercayaan
publik
dan
menjadikan
momentum
untuk
DPR
yaitu
transparansi.
Fungsi
anggaran
dilaksanakan
untuk
membahas
dan
memberikan
persetujuan
atau
tidaknya
terhadap
Rancangan
UU
tentang
APBN
yang
diajukan
oleh
Presiden.
Tugas
tersebut
sesuai
dengan
amanat
konstitusi,
yaitu
pasal
23
ayat
3
UUD
1945
yang
menyebutkan
jika
DPR
tidak
menyetujui
RUU
APBN
yang
diajukan
pemerintah,
maka
pemerintah
menjalankan
APBN
yang
lalu.
Hal
ini
dipertegas
oleh
UU
Nomor
17/2003
tentang
Keuangan
Negara
yang
menyatakan
APBN
merupakan
neraca
keuangan
pemerintah
yang
disetujui
DPR.
Selain
itu,
mengajukan
usul
perubahan
pada
sisi
pendapatan
&
belanja
atas
RAPBN
yg
diajukan
pemerintah
juga
peran
dari
DPR.
Dalam
menjalankan
fungsi
anggaran,
kedua
peraturan
perundangan
tersebut
merupakan
payung
hukum
bagi
DPR.
Karena
balik
lagi
menurut
opini
saya
fungsi
anggaran
DPR
juga
menjadi
alat
ukur
yang
menunjukan
keberpihakan
DPR
terhadap
rakyat
dalam
perwujudan
APBN
yg
disusun.
Dan
sebaiknya
secara
berkala
DPR
dalam
menjalankan
fungsi
anggaran
melaksanakan
raker
terkait
temuan-‐temuan
dari
BPK
serta
menindaklanjuti
hasil
temuan
tersebut
untuk
memantau
perkembangannya.
Seperti
yang
kita
ketahui
juga
selain
fungsi
anggaran,
ada
juga
fungsi
legislasi
&
fungsi
pengawasan.
Semua
fungsi
ini
saling
berhubungan
erat.
Fungsi
legislasi
memutuskan
kebijakan
yg
harus
dijadikan
patokan
dalam
penyusunan
program
dan
anggaran.
Sedangkan
fungsi
pengawasan
berperan
mengontrol
kualitas
pelaksanaan
APBN
dan
APBD
di
lapangan.
Dalam
penerapannya
tentu
dibutuhkan
pembedaan
yg
jelas
mengenai
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
APBN
dan
APBD
di
lapangan,
sampai
sejauhmana
kegiatan
pengawasan
dimaksud
merupakan
bagian
dari
fungsi
pengawasan
atau
merupakan
bagian
dari
fungsi
anggaran.
Panitia
Anggaran
DPR
tentu
saja
perlu
meninjau
berbagai
informasi
mengenai
pelaksanaan
anggaran
di
lapangan,
tapi
harus
dimengerti
bahwa
informasi
semacam
itu
diperlukan
oleh
panitia
anggaran
dalam
rangka
penyusunan
anggaran
berikutnya.
Artinya,
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
APBN
dan
APBD
itu
di
lapangan
memang
bukan
merupakan
bagian
dari
fungsi
anggaran,
melainkan
merupakan
bagian
yang
penting
dari
fungsi
pengawasan,
jadi
saling
berhubungan
erat
fungsi-‐fungsi
DPR
menurut
saya.
Jadi
dengan
perencanaan
APBN
yang
baik
dan
terukur,
akan
memudahkan
DPR-‐RI
dalam
memonitor
pelaksanaannya.
Aspek
pengawasan,
penyusunan,
pembahasan
anggaran
negara
merupakan
satu-‐kesatuan
yang
terus
menerus
harus
disikapi,
dicermati,
dan
dilaksanakan
oleh
DPR
RI
sebagaimana
yang
diamanatkan
dalam
konstitusi
dan
UU.
Kedepannya
tantangan
DPR
agar
bisa
lebih
berperan
aktif
dalam
pembahasan
dan
pengawasan
anggaran
negara.
Kemudian
juga
dibutuhkan
mengkritisi
dan
mempertimbangkan
apakah
setiap
kebijakan
&
program
pembangunan
sudah
sesuai
dgn
RPJMN
&
perekonomian
global
yang
belum
stabil.
Maka
dalam
pelaksanaan
APBN,
anggaran
negara
lebih
relatif
tahan
terhadap
berbagai
goncangan
perekonomian
dan
lebih
kredibel.
Dari
kebijakan
anggaran
maka
bisa
membenahi
&
meningkatkan
perekonomian,
kesejehteraan,
pembangunan
dan
kemakmuran
rakyat.
Fungsi
anggaran
juga
memuat
fungsi
legislasi,
karena
untuk
menetapkan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Negara
(APBN)
juga
perlu
menetapkan
Peraturan
Perundang-‐
undangannya
pada
setiap
tahun
anggaran.
Yang
terkait
dengan
fungsi
anggaran
DPR
tentunya
hal-‐hal
yang
berkenaan
dgn
pelaksanaan
kebijakan
dalam
bentuk
program-‐program
kerja
pemerintahan
&
pembangunan.
Oleh
sebab
itu
dalam
menjalankan
fungsi
anggaran
DPR
bisa
dimulai
dgn
perincian
detail
kebijakan-‐kebijakan
yg
tertuang
dalam
bentuk
hukum
yang
berlaku
misalnya
program-‐program
kerja
pemerintah
dan
pembangunan.
Jadi
menurut
saya,
fungsi
anggaran
DPR
itu
tidak
hanya
berhubungan
dengan
angka-‐
angka
anggaran
pendapatan
dan
belanja
negara
atau
daerah
tetapi
juga
bagiamana
bisa
mendistribusikan
dan
mengalokasikan
untuk
pelaksanaan
program
pemerintah
dan
proyek
pembangunan.
Bahkan
penyusunan
anggaran
pendapatan
dan
belanja
tahunan
itu
harus
pula
mengacu
kepada
perencanaan
pembangunan
jangka
panjang
dan
menengah
yang
juga
dituangkan
dalam
bentuk
UU
tersebut.
Jadi
kedudukan
DPR
dalam
pelaksanaan
fungsi
anggaran
sebenarnya
sangat
kuat.
Tetapi
dalam
praktiknya
harus
dilengkapi
staf
pendukung
yang
memadai
untuk
menyiapkan
konsep
tandingan
atau
setidaknya
bahan
pembanding
terhadap
usulan
yg
diajukan
oleh
pemerintah.
Alangkah
baiknya
jika
Badan
Anggaran
DPR
diperkuat
kapabilitas
kelembagaanya
agar
bisa
mendukung
upaya
penguatan
fungsi
anggaran
DPR
dalam
berhadapan
dengan
pemerintah.
Walaupun
yg
mengajukan
rancangan
APBN
adalah
pemerintah,
tapi
guna
mencapai
persetujuan
bersama
dalam
membahas
rancangan
materi
dan
baju
hukumnya
dalam
bentuk
UU,
kapasitas
DPR
dan
khususnya
Badan
Anggaran
harus
memadai.
Kemudian
hal
lainnya,
seperti
hasil
pemeriksaan
yg
dilakukan
oleh
BPK
disajikan
dan
disusun
dalam
laporan
hasil
pemeriksaan
segera
setelah
kegiatan
pemeriksaan
selesai.
Setiap
LHP
BPK
disampaikan
kepada
DPR
sesuai
dengan
kewenangannya
ditindaklanjuti
dan
membahasnya
bersama
pihak
terkait.
Dalam
pembagian
fungsi-‐fungsi
ini
juga
sebaiknya
dibentuk
pemisahan
kekuasaan
dan
distribusi
berdasarkan
fungsi
masing-‐masing
lembaga
yg
harus
diterapkan
dalam
suatu
negara
hukum
demokratis.
Oleh
karena
itu,
dalam
menyeimbangkan
peran
DPR
dalam
fungsi
anggaran
ini,
prinsip
checks
and
balances
dapat
dilaksanakan
oleh
DPR
melalu
fungsi
pengawasan
atas
penggunaan
anggaran
yg
sudah
disetujui
bersama
untuk
mencapai
kemakmuran
rakyat.
Fungsi
anggaran
eksekutif
dan
legislatif
dalam
penyusunan
APBN
baik
menurut
UUD
RI
1945
maupun
praktik
perencanaan
panganggaran
di
Indonesia
sangatlah
kompleks
karena
melibatkan
pihak
Pemerintah
dan
DPR.
Dalam
hal
ini,
Pemerintah
memiliki
peran
paling
besar
dalam
proses
perencanaan
dan
penganggaran
yang
merupakan
domain
fungsi,
kewenangan,
maupun
diskresi
lembaga
eksekutif
dalam
merencanakan
program/kegiatan
yang
dapat
dijalankan
secara
operasional
untuk
kepentingan
masyarakat
umum.
Namun,
untuk
mencegah
terjadinya
pemerintahan
otoriter,
maka
pelaksanaan
fungsi
Pemerintah
membutuhkan
pemeriksaan,
persetujuan,
maupun
pengawasan
oleh
lembaga
legislatif
yakni,
DPR.
Dengan
demikian,
proses
perencanaan
dan
penganggaran
dalam
hal
ini
merupakan
implementasi
konsep
negara
hukum
demokratis
yang
bertumpu
pada
checks
and
balances.