Anda di halaman 1dari 23

Reproduksi Fungi, Faktor-faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan


jamur dan kurva pertumbuhan
jamur

1
Fitri Rahmi Fadhilah, S.Si, M.Biomed
Cara Hidup
Heterotrof
• Saprofit = memperoleh zat organik dr sisa2
organisme mati, misal daun2, kertas.

Saprofit, misalnya Gymnophilus


Habitat
• Di darat dan di laut

• Di tempat yang lembap

• Mengandung zat organik

• Lingkungan yang asam, manis


Reproduksi
Struktur Penghasil Spora
* Sporangiospora * Konidiospora
Trikogin
Askus dengan
Askogonium
8 askospora Jenis jantan
Anteredium

Tiap inti haploid


membelah sekali
Inti haploid jantan
dengan mitosis
Berpindah ke dalam
Jenis betina
askogonium

Hifa dikariotik
(n + n) berkembang
dari askogonium

Meiosis

Askus
muda

Nukleus
diploid (2n)

Askokarp terdiri dari hifa dikariotik


(n + n) dan hifa steril (n)

Reproduksi seksual pada Ascomycota


Pembentukan Ascus
Bentuk-bentuk Konidium

Aspergilus
Aspergilus flavus

Penicillium

Cladosporium Phialophora
Hifa + Basidiospora
Basidium
Hifa bermiselia

Basidiospora
Hifa -

Miselium dikariotik

Basidium

Basidiokarp muda
Bilah-bilah
Sterigma dengan basidia

Tudung

Bilah

Basidiokarp
(tubuh buah)

Perkembangan
basidia

Reproduksi seksual pada Basidiomycota


Pendahuluan
• Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan,
begitu pula fungi. Kurva tersebut diperoleh dari menghitung
massa sel pada kapang atau kekeruhan media pada khamir
dalam waktu tertentu.
• Kurva pertumbuhan mempunyai beberapa fase (Gandjar,
2006)

11
1.Fase lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan,
pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat;
2. fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelah dan fase lag
menjadi fase aktif;
3. fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang
sangat banyak, aktivitas sel sangat meningkat, dan fase ini merupakan
fase yang penting dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita
dapat memanen enzim-enzim dan pada akhir dari fase ini atau;
4. fase deselerasi (Moore-Landecker, 1996 dalam Gandjar, 2006), yaitu
waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen
biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh
sel-sel;
5. fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel
yang mati relatif seimbang. Kurva pada fase ini merupakan garis lurus
yang horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen
pada fase stasioner;
6. fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif 12
sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.
Kurva Pertumbuhan Fungi

13
Figure 6.13
Figure 6.12b
Jika 100 sel ditumbuhkan selama 5 jam menghasilkan 1.720.320 sel maka:
Faktor-Faktor pertumbuhan
fungi
• Pada umumnya pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh (Gandjar,
2006):
1. Substrat
2. Kelembapan
3. Suhu
4. Derajat keasaman lingkungan
5. Bahan Kimia

17
Substrat
• Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi fungi.
Nutrien-nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi
mengekskresi enzim-enzim ekstraselular yang dapat mengurai
senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
• Misalnya, apabila substratnya nasi, atau singkong, atau
kentang, maka fungi tersebut harus mampu Universitas
Sumatera Utara mengekskresikan enzim α-amilase untuk
mengubah amilum menjadi glukosa. Senyawa glukosa tersebut
yang kemudian diserap oleh fungi.
• Apabila substratnya daging, maka fungi tersebut harus
mengeluarkan enzim yang proteolitik untuk dapat menyerap
18
senyawa asam-asam amino hasil uraian protein.
Kelembapan
• Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau
Mucor memerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi
90%, sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium, Fusarium,
dan banyak hyphomycetes lainnya dapat hidup pada
kelembapan nisbi yang lebih rendah, yaitu 80%
• Fungi yang tergolong xerofilik tahan hidup pada kelembapan
70%, misalnya Wallemia sebi, Aspergillus glaucus, banyak
strain Aspergillus tamarii dan A. Flavus (Santoso et al., 1998
dalam Gandjar, 2006).

19
Suhu
• Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk
pertumbuhan, fungi dapat dikelompokkan sebagai
1.Fungi psikrofil,
2. Fungi mesofil,
3. Fungi termofil.

• Fungi psikrofil adalah fungi yang dengan kemampuan untuk


tumbuh pada atau Universitas Sumatera Utara dibawah 0ºC
dan suhu maksimum 20ºC
• Fungi mesofil adalah fungi yang tumbuh pada suhu 10-35ºC,
suhu optimal 20-35ºC. Fungi dapat tumbuh baik pada suhu
ruangan (22-25ºC). Sebagian besar fungi adalah mesofilik. 20
• Fungi termofil adalah fungi yang hidup pada suhu minimum 20
º C, suhu optimum 40 ºC dan suhu maksimum 50-60 º C.
Contohnya Aspergillus fumigatus yang hidup pada suhu 12-55
º C.

21
Derajat Keasaman Lingungan
• pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena
enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat
sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi
menyenangi pH di bawah 7.0.
• Jenis-jenis khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH yang
cukup rendah, yaitu pH 4.5-5.5.

22
Bahan Kimia
• Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan
fungi.
• Senyawa formalin disemprotkan pada tekstil yang akan
disimpan untuk waktu tertentu sebelum dijual.
• Hal ini terutama untuk mencegah pertumbuhan kapang yang
bersifat selulolitik, seperti Chaetomium globosum, Aspergillus
niger, dan Cladosporium cladosporoides yang dapat
merapuhkan tekstil, atau meninggalkan noda-noda hitam
akibat sporulasi yang terjadi, sehingga menurunkan kualitas
bahan tersebut.

23

Anda mungkin juga menyukai