FASE KERENTANAN
Pada tahap ini terjadi proses etiologic,dimana factor penyebab pertama
untuk pertama kalinya bertemu dengan pejamu. Faktor penyebab pertama belum
menimbulkan penyakit, tetapi telah meletakkan dasar-dasar bagi berkembangnya
penyakit. Hal ini berarti merupakan factor resiko.
Dalam penyakit jantung koroner yang menjadi fase kerentanan antara lain:
a. Kolesterol LDL yang tinggi
b. Pengidap diabetes lama yang sudah berkomplikasi ke arah koroner jantung
c. Pria mempunyai mempunyai resiko lebih tinggi daripada wanita
d. Usia lanjut mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung
e. Tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai resiko terkena penyakit
jantung koroner. Karena orang dengan sosial ekonomi tinggi mempunya
kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola konsumsi makan dengan kadar
kolesterol tinggi.
f. Tekanan darah tinggi (hypertensi). Tekanan darah tinggi secara terus menerus
akan menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah arteri secara perlahan-
lahan. Apabila kerusakan itu diperparah dengan endapan lemk/kolesterol yang
akan menimbulkan penyempitan rongga pembuluh darah, dan hal ini juga dapat
terjadi pada arteri koroner.
g. Rokok. Peranan rokok terhadap penyakit jantung koroner dapat timbul dalam
beberapa cara, diantaranya:
- Karbon monoksida (CO) yang terkandung di dalam asap rokok lebih kuat
menarik atau menyerap oksigen dibandingkan sel darah merah dengan
haemoglobinnya sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk
membawa oksigen ke jaringan termasuk jantung.
- Perokok memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah, berarti pelindung
terhadap penyakit jantung koroner menurun.
- Merokok dapat menyembunyikan angina, yaitu sakit dada yang merupakan tanda
terhadap adanya sakit jantung. Tanpa adanya gejala itu, penderita tidak akan sadar
penyakit berbahaya yang sedang menyerangnya.
h. Obesitas, kurangnya aktivitas fisik juga menjadi pemicu terjadinya penyakit
jantung koroner.
FASE PRE-SYMTOMATYC
Pada tahap ini belum terjadi gangguan fungsi organ dan belum
menunjukkan
gejala. Terjadi perubahan anatomi dan histology. Pada penyakit jantung koroner
terjadi aterosklerotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah.Fase ini sulit untuk didiagnosa secara klinis.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Rehabilitasi pengobatan yang spesifik ditentukan berdasarkan :
Usia, kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.
Perluasan dari penyakit tersebut
Daerah yang mengalami sumbatan
Tanda-tanda dan gejala-gejala yang dialami pasien
Riwayat kesehatahan dan pengobatanan seseorang terkait dengan
sensivitasnya terhadap terapi&prosedur pengobatan yang pernah dialami
Arah yang di harapkan untuk penyakit ini ke depannya.
Pendapat atau pilihan.
Rehabilitasi yang dilakukan adalah penerapan perilaku sehat dalam
keseharian seperti menghindari konsumsi alcohol dan rokok serta
olahraga secara teratur, asupan gizi yang sesuai, menghindari makanan-
makanan yang tinggi kolesterol, pemeriksaan secara berkala, dan
psikoterapi untuk mengendalikan.