Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Pembangunan Ekonomi, Tujuan Pembangunan Ekonomi di Indonesia,

Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia serta Sistem Pelaksanaan Pembangunan


Ekonomi di Indonesia

Oleh:

KELOMPOK 2

Putu Chandrika Adriana Ekasari (1707531069)

I Dewa Agung Ayu Mega Maharani Martha (1707531075)

Ni Luh Putu Karlina Dewi (1707531079)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan


pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu Negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu Negara. Suatu Negara memerlukan pembangunan ekonomi
nasional sebagai upaya untuk membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara
untuk mewujudkan tujuan suatu Negara.

Di Indonesia pembangunan ekonomi memiliki tujuan yang tercantum dalam Alinea ke


2 Pembukaan UUD 1945, yaitu “adil dan makmur”. Untuk mencapai tujuan pembangunan
ekonomi tersebut, maka perlu adanya strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam
pencapaian tujuan tersebut, strategi ini haruslah dilakukan bersamaan dengan system
pelaksanaan yang tepat. Dimana system pelaksanaan yang tepat berasal dari strategi yang
tepat pula. Dalam sistem pelaksanaan pembangunan ekonomi ini, peran penting pemerintah
dan masyarakat juga.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian pembangunan ekonomi?

1.2.2 Apakah tujuan pembangunan ekonomi di Indonesia?

1.2.3 Apa saja strategi pembangunan ekonomi di Indonesia?

1.2.4 Bagaimana sistem pelaksanaan pembangunan ekonomi di Indonesia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian pembangunan ekonomi

1.3.2 Untuk mengetahui tujuan pembangunan ekonomi di Indonesia

1.3.3 Untuk mengetahui strategi pembangunan ekonomi di Indonesia

1.3.4 Untuk mengetahui sistem pelaksanaan pembangunan ekonomi di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan


pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu Negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu Negara.

2.1.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi menurut Para Ahli

Beberapa ahli ilmu ekonomi pernah menjelaskan tentang economic


development, diantaranya adalah:

1. Sadono Sukirno (1996)

Pembangunan ekonomi adalah upaya meningkatkan pendapatan perkapita dengan


jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi real dengan melakukan
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan
ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.

2. Adam Smith

Menurut Adam Smith, economic development adalah proses perpaduan atau


kombinasi antara pertumbuhan penduduk (pendapatan perkapita) dan kemajuan
teknologi.

3. Prof. Meier

Menurut Prof. Meier, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan pendapatan riil
perkapita dalam jangka waktu yang panjang.

2.2 Tujuan Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Tujuan mengadakan pembangunan ekonomi di Indonesia dapat ditemukan dalam


Pembukaan UUD 1945, yang pada prinsipnya ingin mewujudkan masyarakat adil dan
makmur dalam material serta spiritual. Dimana masyarakat yang adil dan makmur dalam
material dan spiritual dapat direfleksikan hanya pada masyarakat adil dan makmur.
Masyarakat adil-makmur dibahas melalui tinggi/rendahnya dan distribusi pendapatan
nasional. Berikut merupakan uraian dari tujuan masyarakat adil dan tujuan masyarakat
makmur:

2.2.1 Tujuan Masyarakat Makmur

Ukuran suatu kemakmuran dapat dilihat dari tingkat pendapatan keluarga tersebut
atau tingkat pendapatan nasional per-kapita. Tetapi, salah satu tujuan pembngunan
ekonomi pada umumnya adalah agar pendaptan nasional meningkat agar memperoleh
kemakmuran yang lebih tinggi. Terdapat beberapa elemen pertumbuhan ekonomi yang
berhubungan dengan tujuan masyarakat makmur, yaitu:

 Akumulasi modal, terjadi apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan


diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari. Akumulasi modal dapat membantu dalam meningkatkan dan
menambah sumber daya yang sudah ada karena meningkatkan produktivitas, tentunya
hal ini berpengaruh terhadap perekonomian.

 Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk tentunya bersamaan dengan


pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu faktor pertumbuhan
ekonomi. Jumlah tenaga yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga
produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar akan meningkatkan
ukuran pasar domestiknya. Namun semua hal ini juga bergantung pada kemampuan
system perekonomian tersebut untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan
tambahan angkatan kerja.

 Kemajuan tekonologi, adalah cara baru atau perbaikan atas cara lama dalam
menangani pekerjaan tradisional. Dimana ada 3 jenis kemajuan, yaitu kemajuan
tekonologi netral (teknologi ini memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih
tinggi dengan jumlah/kombinasi faktor input yang sama), kemajuan teknologi hemat
tenaga (teknologi ini memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi
dengan jumlah/kombinasi input tenaga kerja yang sama), dan kemajuan teknologi
hemat modal (teknologi ini memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih
tinggi dengan jumlah/kombinasi input modal yang sama).

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Tujuan Masyarakat Makmur akan dapat
terealisasikan jika tingkat pendapatan keluarga tersebut atau tingkat pendapatan nasional
per-kapita mengalami peningkatkan dengan bantuan elemen-elemen pertumbuhan
ekonomi tersebut yang pemanfaatannya harus dilakukan dengan baik.

2.2.2 Tujuan Masyarakat Adil

Suatu keadilan dalam masyarakat dapat diukur dengan bagaimana kekayaan


(pendapatan) didistribusikan di antara yang berhak. Makin merata pembagiannya
sebaliknya makin timpang pembagiannya makin kurang adil. Di Indonesia, pemerintah
telah membuat kebijakan agar terjadi pemerataan distribusi pendapatan nasional, adapun
kebijakannya antara lain:

1. Undang-undang Pokok Agraria tahun 1960, dimana undang-undang ini


bertujuan untuk pemerataan dalam kepemilikan tanah.

2. Pajak penghasilan untuk perorangan dan badan, dimana agar distribusi antar
perorangan lebih merata.

3. Berbagai kredit perbankan yang memihak kepada rakyat kecil.

4. Berbagai program yang lebih memihak untuk mereka yang berpenghasilan


rendah, misalnya seperti, pembangunan akses jalan ke daerah terpencil.

5. Berbagai kebijaksanaan jaring pengaman social yang bersifat khusu untuk


memerangi kemiskinan, misalnya seperti BLT (bantuan langsung tunai)

Selain dari kebijaksanaan di atas pemerintah juga membuat kebijakan untuk mereka
yang memiliki pendapatan lebih dengan membuat modal menjadi lebih murah dari
semestinya dan membuat tenaga kerja relative mahal, berikut kebijakan-kebijakan
tersebut:

1. Undang-undang Penanaman Modal Asing, yang memberi fasilitas kepada


investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.

2. Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri, yang memberi fasilitas


kredit pada investor besar dalam negeri untuk lebih aktif dalam pembangunan
ekonomi.

3. Kredit dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, yang memberi fasilitas kredit
dengan bunga rendah bahkan ada yang tanpa bunga kepada bank nasional
yang mengalami kesulitan likuiditas.
4. Tingkat bunga kredit yang relative lebih rendah untuk investasi jangka
panjang.

5. Pembebasan bea masuk bagi investor yang memasukan barang modal dari luar
negeri.

6. Nilai rupiah yang dibuat terlalu mahal, sehingga pemerintah berkali-kali


melaksanakan kebijaksanaan devaluasi nilai rupiah.

Di sini dapat disimpulkan bahwa Tujuan Masyarakat Adil adalah kekayaan


(pendapatan) didistribusikan di antara yang berhak. Dengan bantuan kebijkan-kebijakan
pemerintah serta peran langsung masyarakat yang harus menuruti berbagai kewajiban
kebijakan dari pemerintah agar mencapai hak yang relative sama.

2.2.3 Kesimpulan Tujuan Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Dari kedua prespektif yang ada dapat kita simpulkan kembali bahwa Tujuan
Pembangunan di Indonesia adalah agar terciptanya masyrakat yang adil dan makmur
sesuai dengan yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Dimana tingkat pendapatan
keluarga tersebut atau tingkat pendapatan nasional per-kapita mengalami peningkatkan
dengan bantuan elemen-elemen pertumbuhan ekonomi serta kekayaan (pendapatan)
didistribusikan di antara yang berhak. Dengan bantuan kebijkan-kebijakan pemerintah
serta peran langsung masyarakat. Jadi antara masyarakat dengan pemerintah harus saling
bekerjasama dalam usaha mencapai Tujuan Pembangunan Ekonomi di Indonesia.

2.3 Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan pembangunan ekonomi di Indonesia


adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam mencapai tujuan tersebut
diperlukan suatu strategi/ cara untuk mencapai masyarakat adil - makmur, yakni sebagai
berikut :

a) Masyarakat Makmur dan Adil (Growth and Equity)


Dalam cara ini, semula dikejar kemakmuran (tingkatkan pendapatan nasional secara
maksimum), setelah kuenasionalnya besar baru dikejar keadilan (diadakan pembagian
pendapatan nasional yang lebih adil tidak terlalu timpang). Pertumbuhan nasionalnya
dikejar agar penggunaan sumber produksi yang efisien, kemudian melalui berbagai
kebijaksanaan fiscal dikejar pemerataan. Tujuan pemerataan ini diusahakan melalui
system pajak yang progresif disertai dengan pemberian bantuan social untuk penduduk
yang kurang beruntung dalam proses pembangunan ekonomi. Cara pencapaian tujuan
seperti ini biasanya dianggap berhasil untuk Negara – Negara maju karena diberlakukan
system pajak yang tegas, dan demikian juga system bantuan sosialnya. Kalau pun terjadi
pelanggaran system pajak dan system bantuan social ini, tidaklah sebanyak di Negara –
Negara yang sedang berkembang, maka dari itu system terpisah ini dianggap tidak cocok
diterapkan untuk Negara berkembang.
b) Masyarakat Makmur dengan Adil (Growth with Equity Objectives)
Dikenal dengan cara gabungan yakni, kemakmuran dan keadilan dikejar dalam waktu
bersamaan. Dasar logika pendekatan ini bahwa pembangunan ekonomi terdiri dari
serangkaian proyek pembangunan,dari A sampai Z. Dalam mengimplementasikan setiap
proyek mestinya tidak hanya dalam mengutamakan pertumbuhan ekonomi (penggunaan
sumber produksi secara efisien),melainkan sekaligus mempertimbangkan bagaimana
pembagian (distribusi) keuntungan dari proyek tersebut. Cara pencapaian yang kedua ini
banyak diperdebatkan karena banyak dari menteri kabinet waktu itu lebih menghendaki
cara pencapaian yang pertama (pertumbuhan dan pemerataan). Namun, barangkali
sebagian disebabkan oleh tekanan luar negeri,terutama bank dunia (Indonesia
peminjaman besar dari bank dunia), pendekatan yang kedua terpaksa di setujui dan
diterapkan mulai pada pelita III melalui delapan jalur pemerataan. Demikianlah tujuan
pembangunan diimplementasikan pada waktu itu, namun tampaknya tidak begitu lama
setelah itu sampai sekarang, tidak lagi terdengar istilah delapan jalur pemerataan tersebut.

Adapun beberapa strategi pembangunan lainnya yaitu :

1. Strategi Pertumbuhan
Strategi ini berpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya
secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi. Kemudian hasil dari pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh
golongan lemah melalui proses merambat kebawah (trickle-dowm-effect)-
pendistribusian kembali. Namun kekurangan dari strategi pertama ini berdasarkan
kenyataan yang telah terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi Pembangunan Dengan Pemerataan
Konsep strategi pembangunan ini adalah, dengan ditekannya peningkatan pembangunan
melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk,
dan paket program terpadu. Dengan kata lain pembangunan masih diselenggarakan atas
dasar persepsi instrumen yangditentukan dari dan oleh mereka yang berada di atas.
Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan
masalah pokok yang dihadapi Negara negara sedang berkembang seperti pengangguran
masal, kemiskinan struktural dan kepincangan social
3. Strategi Ketergantungan
Belum sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan
dengan nama strategi ketergantungan. Konsep dari strategi ini menjelaskan bahwa
kemiskinan yang terjadi di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu
negara ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah
meningkatkan produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam
bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
4. Strategi Yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-
sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih
maju/kaya. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat
daerah kaya atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin
(spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke
daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah,
bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO) pada
tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
2.4 Sistem Pelaksanaan Pembangunan

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang


berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam melaksanakan pembangunan nasional perlu
memperhatikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan secara seimbang, hal ini sesuai dengan
hasil Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup yang diadakan di Stockholm Tahun 1972
dan suatu Deklarasi Lingkungan Hidup KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992 yang
menyepakati prinsip dalam pengambilan keputusan pembangunan harus memperhatikan
dimensi lingkungan dan manusia serta KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg
Tahun 2002 yang membahas dan mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan hidup.
Bagi Indonesia mengingat bahwa kontribusi yang dapat diandalkan dalam menyumbang
pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa serta modal pembangunan adalah dari sumberdaya
alam, dapat dikatakan bahwa sumberdaya alam mempunyai peranan penting dalam
perekonomian Indonesia baik pada masa lalu, saat ini maupun masa mendatang sehingga,
dalam penerapannya harus memperhatikan apa yang telah disepakati dunia internasional.
Namun demikian, selain sumberdaya alam mendatangkan kontribusi besar bagi
pembangunan, di lain pihak keberlanjutan atas ketersediaannya sering diabaikan dan begitu
juga aturan yang mestinya ditaati sebagai landasan melaksanakan pengelolaan suatu usaha
dan atau kegiatan mendukung pembangunan dari sektor ekonomi kurang diperhatikan,
sehingga ada kecenderungan terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan menipisnya
ketersediaan sumberdaya alam yang ada serta penurunan kualitas lingkungan hidup.
Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuai dengan
daya dukungnya dapat menimbulkan adanya krisis pangan, krisis air, krisis energi dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir seluruh jenis sumberdaya alam dan
komponen lingkungan hidup di Indonesia cenderung mengalami penurunan kualitas dan
kuantitasnya dari waktu ke waktu.

Dalam pelaksanaan pembangunan di era Otonomi Daerah, pengelolaan lingkungan


hidup tetap mengacu pada Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan juga Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah serta Undang-undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah. Dalam melaksanakan kewenangannya diatur dengan Peraturan Pemerintah No 25
Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom. Dalam pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah Propinsi mempunyai 6
kewenangan terutama menangani lintas Kabupaten/Kota, sehingga titik berat penanganan
pengelolaan lingkungan hidup ada di Kabupaten/ Kota. Dalam surat edaran Menteri Dalam
Negeri No 045/560 tanggal 24 Mei 2002 tentang pengakuan Kewenangan/Positif List
terdapat 79 Kewenangan dalam bidang lingkungan hidup.

Sejalan dengan lajunya pembangunan nasional yang dilaksanakan permasalahan


lingkungan hidup yang saat ini sering dihadapi adalah kerusakan lingkungan di sekitar areal
pertambangan yang berpotensi merusak bentang alam dan adanya tumpang tindih
penggunaan lahan untuk pertambangan di hutan lindung. Kasus-kasus pencemaran
lingkungan juga cenderung meningkat. Kemajuan transportasi dan industrialisasi yang tidak
diiringi dengan penerapan teknologi bersih memberikan dampak negatif terutama pada
lingkungan perkotaan.
Masalah pencemaran ini disebabkan masih rendahnya kesadaran para pelaku dunia usaha
ataupun kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dengan kualitas lingkungan yang
baik.
Dengan kondisi tersebut maka pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang
berkelanjutan ditingkatkan kualitasnya dengan dukungan penegakan hukum lingkungan yang
adil dan tegas, sumberdaya manusia yang berkualitas, perluasan penerapan etika lingkungan
serta asimilasi sosial budaya yang semakin mantap.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan, sektor Sumberdaya


Alam dan Lingkungan Hidup perlu memperhatikan penjabaran lebih lanjut mandat yang
terkandung dari Program Pembangunan Nasional, yaitu pada dasarnya merupakan upaya
untuk mendayagunakan sumberdaya alam yang dipergunakan sebesar besarnya untuk
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan
hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal
sertapenataan ruang.
Hasil KTT Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development -
WSSD) di Johannesburg Tahun 2002, Indonesia aktif dalam membahas dan berupaya
mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan hidup, maka diputuskan untuk melaksanakan
pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang
dengan bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup yang
berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan memperkuat satu sama lain.
Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak
melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka. Konsep ini mengandung dua unsur :

 Yang pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan


masyarakat yang kurang beruntung, yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi dari semua
negara.

 Yang kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia
pada saat ini dan di masa depan.

Hal ini mengingat visi pembangunan berkelanjutan bertolak dari Pembukaan Undang
- Undang Dasar 1945 yaitu terlindunginya segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia; tercapainya kesejahteraan umum dan kehidupan bangsa yang cerdas; dan
dapat berperannya bangsa Indonesia dalam melaksankan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, visi pembangunan
yang kita anut adalah pembangunan yang dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan
masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan
generasi mendatang. Oleh karena itu fungsi lingkungan hidup perlu terlestarikan.
Kebijakan pembangunan Nasional menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang
memadukan ketiga pilar pembangunan yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Dalam penerapan prinsip Pembangunan Berkelanjutan tersebut pada Pembangunan Nasional
memerlukan kesepakatan semua pihak untuk memadukan tiga pilar pembangunan secara
proposional. Sejalan dengan itu telah diupayakan penyusunan Kesepakatan Nasional dan
Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan melalui serangkaian pertemuan yang diikuti
oleh berbagai pihak. Konsep pembangunan berkelanjutan timbul dan berkembang karena
timbulnya kesadaran bahwa pembangunan ekonomi dan sosial tidak dapat dilepaskan dari
kondisi lingkungan hidup.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total


dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi real dengan
melakukan penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.
Dimana tujuan Pembangunan di Indonesia adalah agar terciptanya masyrakat yang
adil dan makmur sesuai dengan yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Dimana
tingkat pendapatan keluarga tersebut atau tingkat pendapatan nasional per-kapita
mengalami peningkatkan dengan bantuan elemen-elemen pertumbuhan ekonomi serta
kekayaan (pendapatan) didistribusikan di antara yang berhak. Dalam mewujudkan
memerlukan strategi-strategi seperti Strategi Pertumbuhan, Strategi Pembangunan
dengan Pemerataan, Strategi Ketergantungan, Strategi yang Berwawasan Ruang, dan
Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok. Penerapan strategi pembangunan ekonomi
yang tepat ini diharapkan nantinya akan membantu dalam sistem pelaksanaan
pembangunan ekonomi yang nantinya juga akan mempengaruhi pembangunan di
bidang lainnya.

3.2 Saran

Sebaiknya pembangunan ekonomi di Indonesia pelaksanaannya harus


dilakukan dengan baik terutama untuk daerah Timur, karena seperti kita ketahui
pembangunan yang berada di daerah Timur masih kurang bahkan sangat kurang.
Namun, kita patut juga menghargai kinerja pemerintah yang mulai membangun
daerah Timur sedikit demi sedikit. Selain itu dalam sistem pelaksanaan pembangunan
ekonomi yang juga bersumber dari sumber daya alam patut dijaga dan pemerintah
diharapkan perlu segera mendorong terjadinya perubahan cara pandang terhadap
lingkungan hidup yang berwawasan etika lingkungan melalui internalisasi kedalam
kegiatan/proses produksi dan konsumsi, dan menanamkan nilai dan etika lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari termasuk proses pembelajaran sosial serta pendidikan
formal pada semua tingkatan.
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Bali:Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai