Perekonomian Indonesia SAP 2
Perekonomian Indonesia SAP 2
Oleh:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2. Adam Smith
3. Prof. Meier
Menurut Prof. Meier, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan pendapatan riil
perkapita dalam jangka waktu yang panjang.
Ukuran suatu kemakmuran dapat dilihat dari tingkat pendapatan keluarga tersebut
atau tingkat pendapatan nasional per-kapita. Tetapi, salah satu tujuan pembngunan
ekonomi pada umumnya adalah agar pendaptan nasional meningkat agar memperoleh
kemakmuran yang lebih tinggi. Terdapat beberapa elemen pertumbuhan ekonomi yang
berhubungan dengan tujuan masyarakat makmur, yaitu:
Kemajuan tekonologi, adalah cara baru atau perbaikan atas cara lama dalam
menangani pekerjaan tradisional. Dimana ada 3 jenis kemajuan, yaitu kemajuan
tekonologi netral (teknologi ini memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih
tinggi dengan jumlah/kombinasi faktor input yang sama), kemajuan teknologi hemat
tenaga (teknologi ini memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi
dengan jumlah/kombinasi input tenaga kerja yang sama), dan kemajuan teknologi
hemat modal (teknologi ini memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih
tinggi dengan jumlah/kombinasi input modal yang sama).
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Tujuan Masyarakat Makmur akan dapat
terealisasikan jika tingkat pendapatan keluarga tersebut atau tingkat pendapatan nasional
per-kapita mengalami peningkatkan dengan bantuan elemen-elemen pertumbuhan
ekonomi tersebut yang pemanfaatannya harus dilakukan dengan baik.
2. Pajak penghasilan untuk perorangan dan badan, dimana agar distribusi antar
perorangan lebih merata.
Selain dari kebijaksanaan di atas pemerintah juga membuat kebijakan untuk mereka
yang memiliki pendapatan lebih dengan membuat modal menjadi lebih murah dari
semestinya dan membuat tenaga kerja relative mahal, berikut kebijakan-kebijakan
tersebut:
3. Kredit dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, yang memberi fasilitas kredit
dengan bunga rendah bahkan ada yang tanpa bunga kepada bank nasional
yang mengalami kesulitan likuiditas.
4. Tingkat bunga kredit yang relative lebih rendah untuk investasi jangka
panjang.
5. Pembebasan bea masuk bagi investor yang memasukan barang modal dari luar
negeri.
Dari kedua prespektif yang ada dapat kita simpulkan kembali bahwa Tujuan
Pembangunan di Indonesia adalah agar terciptanya masyrakat yang adil dan makmur
sesuai dengan yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Dimana tingkat pendapatan
keluarga tersebut atau tingkat pendapatan nasional per-kapita mengalami peningkatkan
dengan bantuan elemen-elemen pertumbuhan ekonomi serta kekayaan (pendapatan)
didistribusikan di antara yang berhak. Dengan bantuan kebijkan-kebijakan pemerintah
serta peran langsung masyarakat. Jadi antara masyarakat dengan pemerintah harus saling
bekerjasama dalam usaha mencapai Tujuan Pembangunan Ekonomi di Indonesia.
1. Strategi Pertumbuhan
Strategi ini berpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya
secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi. Kemudian hasil dari pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh
golongan lemah melalui proses merambat kebawah (trickle-dowm-effect)-
pendistribusian kembali. Namun kekurangan dari strategi pertama ini berdasarkan
kenyataan yang telah terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi Pembangunan Dengan Pemerataan
Konsep strategi pembangunan ini adalah, dengan ditekannya peningkatan pembangunan
melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk,
dan paket program terpadu. Dengan kata lain pembangunan masih diselenggarakan atas
dasar persepsi instrumen yangditentukan dari dan oleh mereka yang berada di atas.
Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan
masalah pokok yang dihadapi Negara negara sedang berkembang seperti pengangguran
masal, kemiskinan struktural dan kepincangan social
3. Strategi Ketergantungan
Belum sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan
dengan nama strategi ketergantungan. Konsep dari strategi ini menjelaskan bahwa
kemiskinan yang terjadi di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu
negara ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah
meningkatkan produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam
bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
4. Strategi Yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-
sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih
maju/kaya. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat
daerah kaya atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin
(spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke
daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah,
bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO) pada
tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
2.4 Sistem Pelaksanaan Pembangunan
Yang kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia
pada saat ini dan di masa depan.
Hal ini mengingat visi pembangunan berkelanjutan bertolak dari Pembukaan Undang
- Undang Dasar 1945 yaitu terlindunginya segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia; tercapainya kesejahteraan umum dan kehidupan bangsa yang cerdas; dan
dapat berperannya bangsa Indonesia dalam melaksankan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, visi pembangunan
yang kita anut adalah pembangunan yang dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan
masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan
generasi mendatang. Oleh karena itu fungsi lingkungan hidup perlu terlestarikan.
Kebijakan pembangunan Nasional menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang
memadukan ketiga pilar pembangunan yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Dalam penerapan prinsip Pembangunan Berkelanjutan tersebut pada Pembangunan Nasional
memerlukan kesepakatan semua pihak untuk memadukan tiga pilar pembangunan secara
proposional. Sejalan dengan itu telah diupayakan penyusunan Kesepakatan Nasional dan
Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan melalui serangkaian pertemuan yang diikuti
oleh berbagai pihak. Konsep pembangunan berkelanjutan timbul dan berkembang karena
timbulnya kesadaran bahwa pembangunan ekonomi dan sosial tidak dapat dilepaskan dari
kondisi lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran