Operasi Bisnis 1
Operasi Bisnis 1
Desain Jasa
Sistem pengoperasian dan penyampaian jasa dibutuhkan agar agar operasi jasa dapat
berlangsug dengan semestinya. Sistem ini harus dirancang sedemikian rupa agar nantinya
menghasilkan bentuk jasa yang efektif bagi pelanggan.
1. Pasar sasaran.
Salah satu aspek yang penting dalam rangka menyusun rancangan jasa adalah penetuan
pasar sebagai sasaran yang ingin dilayani. Pasar dapat diartikan sebagai semua pelanggan
potensal yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia atau
sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau
keinginan tersebut. Dengan ditetapkannya pasar sasaran, maka perusahaan dapat lebih mudah
menyeimbangkan keterampilan dan kapasitasnya dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggannya.
Pertama, sifat jasa maupun perilaku pelanggan tidak terlalu berbeda atau sulit untuk
dibedakan. Kedua, permintaan atas jasa perusahaan cukup tinggi, sehingga pasar tidak
memperdulikan bila ada perbedaan produk(jasa). Ketiga, kemampuan perusahaan
memproduksi jasa relatif seragam atau kalau pun dibedakan, tidak akan memberikan manfaat
yang berarti. Contoh jenis jasa yang banyak menerapkan pendekatan ini adalah Bank,
bioskop, dan restoran fastfood, dimana jasa yang diberikan relatif tidak dibedakan.
Pedagang segmentasi pasar beranggapan bahwa tidak semua pasar memiliki perilaku dan
respon yang homogen. Dengan demikian perlu dilakukan pengelompokan pasar keseluruhan
yang bersifat heterogen kedalam segmen-segmen tertentu dimana masing-masing segmen
memiliki kesamaan perilaku dan respon. Perusahaan kemudian memilih satu atau beberapa
segmen yang akan dijadikan pasar sasaran. Setiap segmen akan dilayanin dengan program
pemasaran dan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan segmen tersebut.
Contoh jenis jasa yang banyak menerapkan segmentasi pasar adalah jasa transportasi
Ada empat area lingkungan perusahaan yang mempengaruhi fleksibilitas manufaktur yaitu:
1. Strategi
3. teknologi
Sejalan dengan makna yang telah diuraikan, Flexible Manufacturing System (FMS) adalah suatu
sistem manufaktur otomatis dengan volume dan variasi produk level menengah yang dikontrol
oleh komputer.
FMS meliputi spektrum lebar dari aktivitas manufaktur seperti mesin-mesin produksi, metal
working, pabrikasi, dan assembly. Pada sebuah FMS, suatu kelompok part–part dari produk–
produk dengan karakteristik serupa diproses.
Pada FMS setiap job guna memproduksi sesuatu, mempunyai beberapa alternatif jalur mesin–
mesin untuk menyelesaikannya. Sistem penanganan material pada FMS harus dikontrol
komputer untuk menentukan alternatif jalur job tadi secara otomatis. Disiplin antrian yang
digunakan biasanya adalah First Come First Serve (FCFS), Last Come First Serve (LCFS) atau
prioritas.
Mesin NC/CNC adalah sebuah mesin yang dikendalikan dengan kode angka–angka adalah
proses yang secara otomatis menjalankan operasi manufaktur menurut perintah yang tersusun
dalam kode angka.
Namun mesin berkode angka ini memiliki kelemahan jika dibandingkan dengan mesin biasa,
yakni:
2. penggunaannya menuntut berbagai perubahan pada peranan operator, penyedia dan pekerja
yang lain, tingkat dukungan tenaga spesialis dan tenaga terampil, serta membawa berbagai
masalah yang biasanya timbul bila orang menggunakan teknologi baru.
Flexible Manufacturing System (FMS) pertama kali didesain pada pertengahan 1960-an oleh
perusahan Inggris, dan diberi nama system 24.
Sehubungan dengan kurangnya kontrol teknologi, sistem tersebut tidak pernah selesai diinstal.
Instalasi awal Flexible Manufacturing System (FMS) di US yang paling terkenal terdapat di
Caterpillar Inc. oleh Kearney & Trecker. Tujuan dari FMS sangat spesifik dan menuntut
penerapan yang spesial. FMS tidak mempunyai fleksibilitas seperti yang telah didefinisikan di
atas, tetapi bagaimanapun Kearney & Trecker merasa cukup puas.
Persaingan pasar pada awal 1980-an menuntut adanya efisiensi produksi yang tinggi, biaya
rendah, respon yang cepat; sebagai hasilnya para usahawan menginstall FMSs untuk produksi
berskala kecil dan menengah. FMS sendiri didefinisikan oleh Automation
Encyclopedia (Graham 1988), sebagai berikut:
“Flexible manufacturing system adalah satu atau lebih mesin produksi yang diintegrasikan
dengan pemindahan material secara otomatis, dimana operasinya diatur dengan komputer”.
Untuk mencapai fleksibilitas dan respon yang cepat yang dibutuhkan kustomer maka
diberlakukanlah Flexible manufacturing system (FMS). 5 level teknologi yang dibuat
bedasarkan FMS contohnya : Enterprise, system, sel, mesin dan peralatan . Sebuah bangunan
blok dari FMS disebut dengan Flexible Manufacturing Cell (FMC). FMC adalah suatu
kelompok atau grup mesin yang saling berhubungan.
2. Peningkatan jumlah bagian yang sama yang diproduksi dalam suatu sistem
4. Kemampuan untuk merubah setup sistem dengan cepat dari satu tipe produksi ke yang
lainnya.
Fleksibilitas Rute berarti part–part produk tersebut dapat diproduksi dengan beberapa rute
alternatif. Fleksibilitas rute secara utama digunakan untuk memanage perubahan internal yang
disebabkan oleh kerusakan alat, kegagalan pengontrol, dan hal-hal lain sejenis dan juga dapat
membantu peningkatan output.
Fleksibilitas Proses atau yang dikenal juga dengan nama Mix Flexibility adalah kemampuan
untuk menyerap perubahan yang terjadi pada produk dengan melakukan operasi–operasi sejenis
atau memproduksi produk–produk sejenis atau mempermudah untuk menambah line poduksi
baru dan mengurangi kecelakaam kerja yang bias terjadi pada line produksi.
Andri Feryanto & Endang Shyta Triana. (2015). Pengantar Manajemen (3 in 1) untuk Mahasiswa
dan Umum. Yogyakarta: Mediatera.
Heizer, Jay dan Barry Render. (2015), Operations Management (Manajemen Operasi), ed.11,
Penerjemah: Dwi anoegrah wati S dan Indra Almahdy, Salemba empat, Jakarta.