Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aldi Reinaldi

NRP : 142016004
TKA-454 Teknologi Nano

1. Apakah yang dimaksud dengan Nanopartikel? Sebutkan 3 aplikasi dari Nanopartikel


(Jenis apapun) dalam segala bidang. Jelaskan

Jawab :
Nanopartikel merupakan suatu material yang memiliki ukuran antara 1 nanometer
sampai dengan 100 nm (Horikoshi dan Serpone, 2013). Karena nanopartikel
memiliki ukuran partikel yang kecil menyebabkan nanopartikel memiliki beberapa
kelebihan salah satunya rasio luas permukaan terhadap volume partikel dan juga
aktivitas atom pada permukaan partikelnya tinggi sehingga sifat partikel dan
interaksinya dengan materi lainnya dapat berubah (Holister dkk., 2003).
Aplikasi :
 Di Bidang Medis
Dalam beberapa tahun terakhir, material ini telah muncul sebagai pemain

penting dalam kedokteran modern, dengan aplikasi klinis mulai dari agen

kontras dalam pencitraan untuk obat-obatan dan pembawa gen yang

dikirimkan ke tumor. Aplikasi nanopartikel dalam pencitraan terbagi dalam

tiga area yaitu : pencitraan optikal, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan

pengiriman obat dan gen. Di antara bidang aplikasi lain nanopartikel,

pemberian obat merupakan salah satu yang paling maju. Sebagian besar

karena keberhasilan sistem pengiriman obat berbasis   liposome dan polimer

yang banyak digunakan di bidang klinis akhir-akhir ini. Salah satu penerapan

sistem pengiriman obat berbasis polimer adalah untuk terapi kanker.

(http://blog.unnes.ac.id/hanhafid/2015/11/12/nanopartikel-dan-

aplikasinya-di-bidang-medis/ )

 Pangan dan Pertanian


Fungisida, katalis pemroses makanan, sensor analisis keamanan pangan, dan
pengemasan makanan.
 Tekstil dan Kain
Sebuah kain telah diproduksi yang berisi nanopartikel karbon, berasal dari
bamboo yang di masukan berbagai serat. Mempunyai daya serap tinggi,
daerah permukaan yang luas dan memodifikasi permukaan nanopertikel, maka
baju nanopartikel yang digunakan untuk memberian sifat , termasuk
antbakteri, anti jamur, penghilang bau.
(https://www.thoharianwarphd.com/2015/11/aplikasi-kimia-pembuatan-
partikel-nano.html )

2. Apakah yang dimaksud dengan Quantum Confinement? Apa kaitannya dengan


nanoteknologi? Jelaskan

Jawab :
Dalam struktur nano, material termoelektrik dapat mengkonversi energi dengan efisiensi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan material bulk. Hal ini berkaitan dengan faktanya
bahwa di dalam struktur nano berbagai fenomena, sifat, dan fungsi baru yang tidak biasa
(unusual) dapat muncul, salah satunya yaitu efek kuantum. Bentuk struktur nano dari
material tertentu mengakibatkan munculnya efek pembatasan gerak dari pembawa muatan
listrik pada skala mikroskopik atau yang dikenal sebagai efek kuantum (quantum
confinement) yang dapat meningkatkan nilai koefisien Seebeck dan konduktivitas listrik
(Sutjahja, 2011).
( Sumber : jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2B8D1)
Sebagai contoh TiO2 dan ZnO menjadi berwarna bening pada skala nano dan skala
nano dapat di aplikasikan sebagai sunscreen.

(sumber: https://www.researchgate.net/post/What_is_Quantum_confinement_effect
https://www.slideshare.net/TioPW/nanopartikel-nanosains-nanoteknologi )

3. Sebutkan salah sati metoda pembuatan nanopartikel secara Top-Down. Jelaskan

Jawab :
Metode top-down. Sintesis nanopartikel dengan metode top-down dapat
menghasilkan nanopartikel dengan ukuran 10 nanometer sampai dengan 100
nanometer. Ukuran nano ini diperoleh dengan cara memperkecil ukuran suatu partikel
melalui pemberian gaya luar terhadap suatu material berukuran besar sampai ukuran
nya berubah menjadi ukuran nano dan metode ini hanya diterapkan untuk bahan
dengan fasa padat (Horikoshi dan Serpone, 2013). Metode top-down dapat dilakukan
dengan pemotongan, penggilingan, dan penggoresan/etsa pada skala nano (Fouda,
2012).
4. Sebutkan salah sati metoda pembuatan nanopartikel secara Bottom-Up. Jelaskan

Jawab :
Metode bottom-up. Sintesis nanopartikel dengan metode bottom-up dapat
menghasilkan struktur nano yang komposisi kimianya lebih homogen, dilakukan
dengan pembentukan struktur nanopartikel oleh atom suatu molekul (Landage
dkk.,2014). Metode bottom-up ini dapat dilakukan dengan melalui dua fasa yaitu
fasa gas dan fasa liquid. Pada fasa liquid dapat dilakukan dengan metode reduksi
kimia yang dimana dengan metode tersebut agen pereduksi, pendispersi, waktu, dan
suhu reaksi dapat disesuaikan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran nanopartikel
yang diinginkan (Horikoshi dan Serpone, 2013).

5. Sebutkan 3 aplikasi dari carbon nanotube dalam segala bidang ? Jelaskan.

Jawab :
 Carbon nanotube diimplementasikan dalam sistem nanoelektromekanikal
seperti elemen memory (NRAM-dikembangkan oleh Nantero Inc) dan motor
elektrik skala nano. Pakaian perang, tangga untuk kapal luar angkasa, hingga
kerangka sepeda (Floyd Landis) telah memakai nanotube sebagai bahan
dasarnya.
 Bahan karbon aktif dikombinasi dengan carbon nanotubes (CNT) sebagai
elektroda paralel. Dengan rekayasa teknologi karbon aktif akan dikombinasi
dengan carbon nanotubes (CNT) untuk digunakan sebagai elektroda yang
dapat memisahkan senyawa garam dari air laut. Kombinasi kedua material ini
diharapkan dapat meningkatkan unjuk kerjanya di dalam proses serapan ion-
ion. Hal ini dikarenakan oleh karakteristik pori yang berukuran sangat kecil
memungkinkan akan memperluas area permukaan serapan terhadap ion-ion
Na+ maupun Cl-. Secara ekonomis maka sistem desalinasi dengan metode
kapasitor ini lebih murah dibandingkan metode termal maupun osmosis balik.
Sedangkan secara teknologi merupakan teknologi baru hasil rekayasa material
karbon untuk aplikasi elektroda (Zhang et al, 2006).
 Berbagai komponen elektronika telah dikembangkan dengan menggunakan
segala kelebihan dari carbon nanotube. Dioda sebagai salah satu komponen
dasar elektronika telah diterapkan dengan menggunakan nanotube. Transistor
sebagai rangkaian switching juga telah dapat digantikan oleh nanotube.
( https://fikrulmaarif.blogspot.com/2018/02/material-mutakhir-carbon-
nanotubes.html )

6. Sebutkan perbedaan katalis biasa dan nanokatalis

Jawab :

Katalis merupakan zat yang mampu meningkatkan laju suatu reaksi kimia agar reaksi
tersebut dapat berjalan lebih cepat. Dalam suatu reaksi sebenarnya katalis ikut terlibat,
tetapi pada akhir reaksi terbentuk kembali seperti bentuknya semula. Dengan
demikian, katalis tidak memberikan tambahan energi pada sistem dan secara
termodinamika tidak dapat mempengaruhi keseimbangan. Katalis mempercepat reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi reaksi.
(Campbell, 1998).
Nanokatalis adalah nanopartikel yang memiliki peran sebagaimana mestinya katalis
yaitu mempercepat suatu reaksi tanpa ikut serta dalam hasil reaksi. Keunggulan
nanokatalis adalah aktivitas yang lebih baik sebagai katalis karena material
nanokatalis memiliki permukaan yang luas dan rasio-rasio atom yang tersebar secara
merata pada permukaannya. Nanokatalis ukuran 1 - 100 nm. Secara umum,
nanokatalis dibagi menjadi 2 jenis yaitu Top-down dan Bottom-up. Top-down adalah
nanokatalis yang dibuat dengan cara mekanik (penggerusan). Bottom-up adalah
nanokatalis yang dibuat dari reaksi kimia, kristalisasi, atau proses presipitasi yang
meliputi 3 cara yaitu simple heating, penumbuhan dalam zeolit, dan penumbuhan
dalam silika. Contoh nanokatalis misalnya, nanokatalis CuO/ZnO/Al 2O3 untuk
mengubah metanol menjadi gas hidrogen untuk bahan bakar kendaraan fuel cell atau
nanokatalis nikel untuk memperbaiki sifat serapan material magnesium hidrida
(MgH2).
(Widegren et al., 2003).
7. Sebutkan 3 aplikasi dari nanokatalis (jenis apapun) dalam segala bidang reaksi kimia.
Jelaskan?
Jawab :
 STUDI PEMBUATAN NANOKATALIS γ-ALUMINA DENGAN METODE SOL-
GEL
Perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah dalam pengembangan katalis. Untuk
memaksimalkan efektifitas katalis berbagai teknologi telah dilakukan dalam rekayasa
katalis, salah satunya adalah pembuatan nanokatalis. Alumina terutama γ-Alumina
banyak digunakan sebagai katalis dan support katalis karena memiliki luas permukaan
yang besar. Nanokatalis γ-Al2O3 yang dihasilkan kemudian dilakukan karakterisasi XRD
untuk mengetahui kristalinitas dan ukuran kristal, karakterisasi BET untuk mengetahui
luas permukaan, analisa PSA untuk mengetahui ukuran partikel serta analisa
spektrofotometer untuk daya serap pada larutan metilen biru.
(Sumber : http://repository.its.ac.id/3597/ )
 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS CuO/TiO2 YANG
DIAPLIKASIKAN PADA PROSES DEGRADASI LIMBAH FENOL
Telah dilakukan sintesis katalis berukuran nanometer CuO/TiO2 dengan metode sol-gel
dimodifikasi menggunakan Polietilen Glikol (PEG). CuO/TiO2 yang telah disintesis dan
dikarakterisasi kemudian diaplikasikan untuk degradasi fenol.
(Sumber: https://lib.unnes.ac.id/19684/ )
 Aktivitas Katalis Hijau Nanopartikel CaO dari kulit Pinctada maxima pada Reaksi
Alkoholisis : Kulit kerang mutiara P. maxima dari Nusa Tenggara Barat mengandung
senyawa CaO sebesar 98,05% yang dapat digunakan sebagai katalis hijau. Aktivitas
katalis heterogen CaO dari kulit P. maxima berskala nanometer lebih efektif
dibandingkan berskala mikrometer sehingga mampu meningkatkan yield produk
pada reaksi alkoholisis.
( Sumber : https://journal.uii.ac.id/Eksakta/article/viewFile/11015/pdf )

Anda mungkin juga menyukai