Anda di halaman 1dari 1

Pemanfaatan lahan pada hutan produksi dengan mengoptimalkan fungsi lahan pertanian.

Pengelola pertanian disamping mengeksploitasi lahan untuk menghasilkan manfaat (poduk)


tetapi juga mempunyai tanggung jawab untuk tetap menjaga kesuburan lahannya
(perbaikan/konservasi lahan). Kegiatan konservasi lahan merupakan cara yang efektif untuk
menjaga serta melestarikan hutan, karena di dalamnya mengandung banyak keanekaragaman
hayati (biodiversitas) yang harus dijaga kelestariannya juga berlangsung proses penguatan
ekonomi masyararakat melalui pemanfaatan lahan hutan tanpa harus menebang pohon.

Masyarakat dapat berbudidaya tanaman tumpangsari disamping tanaman pokok hutan (misal
jati, mahoni dan lain lain) dengan tanaman pangan (aneka kacang dan umbi) atau tanaman
industri (rempah-rempat dan obat). Ini dilakukan agar masyarakat aktif melakukan kegiatan
rehabilitasi hutan (menjaga hutan) disamping dapat mengelola dan mendapatkan hasilnya
untuk pendapatan keluarga.

Dalam program rehabilitasi itu saling menguntungkan, masyarakat mendapat izin


berusahatani dengan tanaman tumpangsasri dan sekaligus menjaga tanaman pokok (keras).
Kepemilikan lahan tetap pada otoritas kehutanan. Setelah lahan digarap masyarakat,
masyarakat menerima manfaar dari tanaman tumpang sari, sedangkan pihak kehutanan
menerima manfaat dari tanaman pokoknya.

Masyarakat pinggir hutan ini bermukim dan berusaha diareal hutan dan berhimpun dalam
satu lembaga yaitu Lembaga Masyarakat Desa Hutan seperti contoh LMDH Wana Hijau
Lestari adalah sebuah lembaga Desa yang masyarakatnya berinteraksi dengan hutan negara.
Lembaga ini berada di wilayah Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang yang
terletak pada ketinggian kurang lebih 550-800 meter dari prmukaan laut (dpl). Berjarak 35
km dari kantor Kabupaten dan 5 km dari kantor kecamatan.

LMDH ini mempunyai misi (1) peningkatan sumberdaya manusia (2) terciptanya
pembangunan desa secara merata dan (3) terciptanya semangat kebersamaan dalam segala
aspek kehidupan (humanistik). Terbentuknya kelembagaan ini bertujuan meningkatkan
harkat dan martabat masyarakat (petani) dalam semua aspek baik ekonomi maupun sosial.
Aspek ekonomi kemudahan akses dan layanan sarana produksi (pupuk, obat-obatan, benih),
produksi baik harga produk maupun kuantitasnya. Aspek sosial hubungan saling menolong
baik dalam proses produksi (budidaya tanaman) maupun dalam kehidupan sosial sehari-hari
(gotong royong). Dalam kelembagaan ini tercipta saling menghormati dan menghargai antar
anggota masyarakat. Karena dalam kelembagaan ada unsur etika dan nilai yang dipegang
oleh masyarakat yang sudah menjadi budaya.

Anda mungkin juga menyukai