Disusun Oleh:
Riska Tri Fadilah (P00340219034)
Dosen Pembimbing:
Lidya Febrina, SST M,Tr,Keb
INDIKASI
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
LUKA
Definisi
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.
Trauma tajam menyebabkan :
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
c. luka gigitan : vulnus morsum
Trauma tumpul menyebabkan :
a. luka terbuka : vulnus apertum
b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )
Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.
Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :
a. luka steril : luka dibuat waktu operasi
b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam
(golden period).
c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan
telah timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor,
fungsio lesa).
1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu
sama lain dengan hati-hati.
2. Tegangan dari tepi–tepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau
mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau
merapikan kulit secara hati–hati sebelum dijahit.
3. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi
ringan pada tepi–tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal
daripada kulit yang dijahit.
4. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang
dapat diserap atau dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu
mmenjahit kulit.
5. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai
daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
6. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh
karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam–5
hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan
selama 10 hari atau lebih.
7. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
8. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
Menurut Sodera dan Saleh (1991), penjahitan merupakan suatu cara menjahit
untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan menjadi
:
1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama
proses penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh
luka dengan menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada
akhir jahitan serta dipotong setelah dibuat simpul. Digunakan untuk
menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang
mengakhiri suatu jahitan. Digunakan untuk memperkuat dan
mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak terlepas atau
mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali,
sedang simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.
1. Seide (Silk/Sutra): Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah
dikombinasi dengan perekat, tidak diserap oleh tubuh. Pada penggunaan
disebelah luar, maka benang harus dibuka kembali. Berguna untuk
menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran yang sering
digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
2. Plain Catgut: Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam
waktu 7–10 hari dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat
sumber pendarahan kecil, menjahit subcutis dan dapat pula digunakan
untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus dilakukan
penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila
penyimpulan dilakukan hanya 2 kali akan terbuka kembali.
3. Chromic Catgut: Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih
lama yaitu sampai 20 hari. Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi
inflamasi yang lebih besar dibandingkan dengan plain catgut. Berguna
untuk penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari
dan bila mobilitas harus segera dilakukan.
JENIS-JENIS BENANG
Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
1. Alami ( Natural)
1) Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini
hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi
secara sempurna dalam waktu 70 hari.
2) Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut ,
namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu
absorbsinya sampai 90 hari.
a. Alamiah ( Natural) Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang
dibuat dari protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam
serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
b. Buatan ( Synthetic ) Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar
nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang
Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ).
Alat (Instrumen)
a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps bergigi
ujungnya (surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu atraumatic
tissue forceps dan dressing forceps.
b. Scalpel handles dan scalpel blades
c. Dissecting scissors ( Metzen baum )
d. Suture scissors
e. Needleholders
f. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk segitiga
dan bentuk bulat
g. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)
h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)
i. Retractors, double ended
j. Towel clamps
Bahan
a. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )
b. Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )
c. Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.
d. Anestesi lokal lidocain 2%.
e. Sarung tangan.
f. Kasa steril.
tissue forceps
scalpel handles
dissecting scissors
suture scissors
needle holder
suture needles
sponge forceps
hemostatic forceps
Retractors
towel clamps
PERSIAPAN ALAT
Sterilisasi dan cara sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam
keadaan steril.Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti
formalin, savlon, alkohol.
b. Secara fisik yaitu dengan :
1) Panas kering ( oven udara panas )
Selama 20 menit pada 200° C
Selama 30 menit pada 180° C
Selama 90 menit pada 160° C