Anda di halaman 1dari 1

Bab 9

Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola


prilaku biaya yang mendsari hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi
biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena
signifikansiume mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan,
yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan
laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan yang kompleks karena
hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya atau
sebagian diluar kendali manajemen.
Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapatkan
laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat didefinisikan sebagai titik
dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana total marjin
kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik impas ini selanjutnya dapat dihitung
dengan menggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan metode grafik,
baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu
yang digunakan dalam transaksi bisnis. Dalam perencanaan analisis biaya volume laba
dapat dimanfaatkan dengan menggunakan 2 cara yaitu, analisis target laba dan analisis
sensitivitas. Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat
merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-langkah operasional untuk bertahan
agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin keamanan. Dalam
rangka penerapan fungsi-fungsi manajemen pendekatan analisis hubungan biaya,
volume dan laba termasuk perhitungan seperti ini akan memberikan isyarat kepada
manajemen mengenai apa yang sedang terjadi dalam pencapaian tujuan atau perolehan
laba perusahaan.

Bab 10

Proses penganggaran bermula dari prakiraan penjualan,yang menetapkan taksiran


penjualan dan harga jual per unit. Prakiraan penjualan, yang disusun oleh manajer
penjualan didasarkan pada analisis kondisi ekonomi secara umum, tren industry, dan
prospek perusahaan. Dari sinilah anggaran penjualan disusun. Berikutnya, anggaran
produksi disusun berdasarkan prospek penjualan dan tingkat persediaan yang
dikehendaki. Anggaran produksi dan anggaran penjualan menjadi landasan yang dipakai
untuk menyusun anggaran-anggaran bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
overhead pabrikasi, persediaan akhir barang jadi,dan overhead pabrikasi. Hasil-hasil
yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam laporan laba rugi
dianggarkan. Akhirnya, hasil financial dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam
anggaran kas dan neraca dianggarkan.

Anda mungkin juga menyukai