Oleh :
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : IRT
ii
PROSEDUR KERJA
CANTILEVER BRIDGE
3. Diskusi
5. Retraksi Gingiva
10. Kontrol
iii
I. PENDAHULUAN
Hilangnya satu atau beberapa gigi merupakan salah satu masalah yang
dapat mengganggu. Oleh karena itu, mereka yang kehilangan giginya ingin
mengganti dengan pemasangan gigi tiruan. Perbaikan keadaan ini perlu dilakukan
Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi
yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Gigi yang hilang perlu diganti untuk mencegah terjadinya :
4. Traumatik oklusi
5. Gingiva poket
1. Memulihkan daya kunyah yang berkurang karena hilangnya satu atau lebih
gigi asli.
2. Untuk memperbaiki estetika
3. Mencegah terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang kosong
karena hilangnya gigi.
4. Untuk memelihara dan mempertahankan gusi
5. Untuk memulihkan fungsi fonetik
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan untuk menggantikan satu atau lebih
gigi yang hilang, tidak dapat dilepas oleh pasien sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Gigi tiruan cekat diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown
dan bridge.
penggantian gigi asli sebagian atau seluruhnya dengan suatu crown pengganti.
Crown adalah suatu restorasi berupa crown penuh atau sebagian dari satu gigi
2. Karies yang besar khususnya apabila melibatkan sudut insisal gigi anterior
6. Gigi yang mengalami kelainan bentuk (gigi insisivus lateral yang conus)
8. Atrisi yang berat, abrasi atau erosi (biasanya mengenai beberapa gigi atau
2
10. Oklusi dan jaringan periodonsium baik
2. Gigi dengan tambalan yang sangat besar, gigi mungkin telah ditambal
5. Oklusi abnormal
Macam-macam crown
3
3. Mahkota berpasak : deattached dowel crown dan attached dowel crown
Attached dowel crown : core dengan mahkota merupakan suatu kesatuan yang
1. Pontic, yaitu bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang
b. Ridge lap pontic : satu sisi berkontak (pada labial (bukal) dan satu sisi lagi
menggantung (palatal/lingual)
pontic
3. Retainer, yaitu bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment
4
b. Intr corona retainer : retainer diletakandidalam gigi penyangga atau
mahkota gigi
Untuk pembuatan GTC diperlukan rontgen foto yang berguna untuk mengetahui :
Untuk memperkirakan berapa gigi yang akan dipakai sebagian abutment untuk
suatu jembatan digunakan Hukum Ante “ luas permukaan selaput periodontal dari
gigi abutment hendaknya sama dengan atau lebih besar dari luas selaput
Bahan mahkota jaket yang digunakan biasanya adalah resin akrilik atau
kelemahan.
5
- Resin akrilik
Keuntungan :
- Bahan ini memiliki sifat estetis yang sama bagusnya dengan porselen
Kerugian :
- Dengan adanya koefisien ekspansi termik yang tinggi dan sifat plastis
kehilangan bentuk aslinya, yang dapat terjadi oleh karena atrisi ataupun
- Warna yang mula-mula bagus dari resin akrilik akan berubah karena
- Karena adanya radang tepi gusi dan strukturnya yang poreus, dapat timbul
fetor ex ore.
- Porselen
Kelebihan :
6
- Endapan sukar melekat pada permukaan porselen yang dipolis dengan
baik
- Memiliki koefesien ekspansi yang kurang lebih sama dengan jaringan gigi
Kekurangan
- Kontak marginal lebih buruk dari pada mahkota cor sehingga terdapat
kemungkinan yang lebih besar terhadap iritasi gingiva pada daerah sub
gingiva
4. Manfaat psikologik
5. Oklusi fungsi
1. Karena dilekatkan pada gigi asli tidak mudah lepas atau tertelan
7
3. Melindungi gigi terhadap tekanan
jaringan pendukungnya.
2. Fixed movable bridge : salah satu konektor bersifat rigid dan konektor
lainnya bersifat non rigid. Dapat digunakan untuk gigi anterior dan
posterior
3. Spring bridge : pontic jauh dari retainer dan dihubunhgkan dengan palatal
4. Cantilever bridge : satu ujung bridge melekat kaku pada retainer sedang
5. Compound bridge : jembatan yang terdiri atas lebih dari satu macam
jembatan sederhana tersebut diatas
8
III. LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI PASIEN
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : IRT
B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pasien datang atas kemauan sendiri untuk membuatkan gigi tiruan. Pasien
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Lokal :
9
Formula gigi
18 17 16 15 1413 12 11 2122 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 3536 37 38
Keterangan :
18,36,37,46,47 : radix : pro OS
21 : missing : pro prostho
28 : nekrosis pulpa : pro OS
1. Pada gigi 11 dan 21 akan dibuatkan Gigi Tiruan Cekat dengan tipe cantilever
brigde dengan bahan porcelain fused to metal.
2. Gigi 11 dijadikan sebagai abutment dengan tipe retainer extra coronal.
3. Pada gigi 21 yang missing akan dibuatkan pontik dengan jenis ridge laps
pontic.
10
D. DESAIN BRIDGE
2 3
4
Keterangan :
1. Abutment
2. Connector
3. Pontic
4. Retainer Extra Coronal
11
IV. RENCANA PERAWATAN
Kunjungan I
RA dan RB : scalling
- Pada gigi 21 yang missing diindikasikan untuk dibuatkan gigi tiruan cekat.
(GTC). GTC yang akan dibuatkan adalah bridge dengan tipe cantilever
bridge tipe ponticnya adalah ridge laps pontic pada gigi 21. Sebagai
abutment dijadikan gigi 11 dengan tipe extra corona retainer (full crown).
Kunjungan II
- Preparasi gigi 11
Tahap-tahap preparasi :
12
- Pengurangan incisal (gigi 11)
interdental
Pengurangan proksimal
13
Finishing Line gigi
Caranya :
junction.)
Ada 2 cara :
1. Langsung
2. Tidak langsung
Pemeriksaan kita lakukan pada model yang telah kita cetak setelah
preparasi.
4. Bila sudut < 5 pada waktu penyemenan semen tidak dapat keluar
14
Kunjungan III
menit.
- Epinefrin 8%
- Adrenalin 10%
- Plastis instrument
Benang yang sudah tersedia yaitu benang yang telah direndam dalam
kemudian diperiksa apakah retraksi sudah cukup, jika belum cukup ulangi
work model.
Caranya :
15
Bahan double impression dengan teknik one stage (direct)
6 menit.
Putty di aduk
sampaihomogen.
16
3. Menentukan warna gigi
pencahayaan yang terang atau di luar ruangan dengan cahaya matahari serta
gigi tetangga dan shade guide dalam keadaan basah. Ada tiga prinsip
penentuan warna dengan shade guide, yaitu value, chroma, dan hue. Value
yaitu tingkatan warna dari gelap ke terang, chroma yaitu kepekatan warna,
Kunjungan IV
1. Try in Bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan
bentuk), kontak proksimal antara tepi mahkota jaket dengan gigi sebelahnya
2. Penyemenan Bridge :
menit.
17
d. Pemeriksaan oklusi dan estetis.
untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada
Kunjungan V
1. Pemeriksaan subjektif
2. Pemeriksaan objektif
stabilisasi Bridge.
18
V. DISKUSI
diindikasikan untuk dibuatkan cantilever bridge dengan gigi pegangan pada gigi
penyangga harus sama atau melebihi seluruh ligamen periodontal gigi yang
Pada kasus ini jenis pontik yang digunakan adalah ridge laps pontic untuk
mendapatkan self cleansing dan estetis yang baik, dimana pontik ini bagian labial
menggantung.
19
VI. KESIMPULAN
Kasus dimana pasien dengan gigi 21 yang missing akan dibuatkan gigi
tiruan cekat dengan cantilever Bridge dengan pegangan gigi 11. Bahan yang
digunakan adalah porselen fused to metal karena lebih memenuhi fungsi estetis.
Prognosa untuk kasus ini baik karena tidak dijumpai adanya kelainan
20
DAFTAR PUSTAKA
Alan DN, Foreman PC, Petunjuk Bergambar Mahkota dan Jembatan, Hipokrates,
Jakarta, 1994, 36 – 48
Johson, J.F., 1960, Modern Pracice in Crown and Bridge Prosthodontic, WB.
Saunders, Philadelphia
Prajitno, H.R., 1994, Ilmu Geligi Tiruan jembatan, Pengetahuan Dasar dan
Rancangan Pembuatan, EGC, 1991.
21