Disusun Oleh :
1. Arin Widiastuti ( P27220018049 )
2. Choyrun Nisa F ( P27220018051 )
3. Fiqi Makrifah ( P27220018057 )
4. Meliana Krisnandiar ( P27220018066 )
5. Taris Sekar Pramesthi S ( P27220018079 )
JURUSAN KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi pada Pasien dengan Gangguan Asma Bronkhial.
Pembuatan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas metodelogi
keperawatan.
DAFTAR ISI
ii
Cover
..........................................................................................................................
i
Kata Pengantar
..........................................................................................................................
ii
Daftar Isi
..........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.................................................................................................................
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
............................................................................................................
3
2. Tujuan Khusus
............................................................................................................
3
C. Manfaat
.................................................................................................................
3
D. Sistematika Penulisan
.................................................................................................................
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Asma
1. Pengertian
............................................................................................................
7
2. Klasifikasi
............................................................................................................
7
iii
3. Etiologi
............................................................................................................
8
4. Patofisiologi
............................................................................................................
9
5. Manifestasi Klinis
............................................................................................................
10
6. Pemeriksaan Penunjang
............................................................................................................
11
7. Penatalaksanaan
............................................................................................................
13
8. Diagnosa Banding
............................................................................................................
14
9. Komplikasi
............................................................................................................
15
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Asma
1. Pengkajian Keperawatan
............................................................................................................
15
2. Pemeriksaan Fisik
............................................................................................................
16
3. Diagnosa dan Intervensi
............................................................................................................
20
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
.................................................................................................................
23
iv
B. Riwayat Kesehatan
.................................................................................................................
24
C. Pemeriksaan Fisik
.................................................................................................................
29
D. Pemeriksaan Penunjang
.................................................................................................................
33
E. Terapi Yang Diberikan
.................................................................................................................
33
F. Data Fokus
.................................................................................................................
34
G. Rumusan Masalah
.................................................................................................................
35
H. Diagnosa Keperawatan
.................................................................................................................
35
I. Intervensi
.................................................................................................................
36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................................................
38
B. Saran
.................................................................................................................
39
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menurut WHO merupakan negara yang memiliki kurang lebih 12,5 juta
penderita asma, secara ironis juga tercatat sebagai salah satu kota dengan
bernapas, seperti dada terikat tali yang begitu kuat dan disertai suara mengi.
episodik berulang berupa batuk, sesak nafas, mengi dan rasa berat di dada
terutama pada waktu malam hari dan dini hari yang pada umumnya bersifat
baik anak-anak sampai orang dewasa yang disebabkan karena faktor bawaan
(genetik) maupun faktor lingkungan yang terdapat polusi udara dan adanya
1
tungau, debu, jamur dan alergen lainnya . Serangan asma yang mendadak dan
kematian asma. Berdasarkan data dari WHO (2002) dan GINA (Global
Initiative for Asthma) (2011), di seluruh dunia diperkirakan terdapat 300 juta
orang menderita Asma dan tahun 2025 diperkirakan jumlah pasien Asma
mencapai 400 juta. Jumlah ini dapat saja lebih besar mengingat asma
ke-5 di antara negara-negara Asia untuk tingkat kematian tertinggi akibat asma.
Karena asma pula, 3,1—5,5 hari kerja/sekolah hilang per kapita setiap tahun
akibat adanya korelasi antara polusi udara dan biaya penyakit pernapasan.
napas, dada terasa seperti diikat dengan tali, terasa sesak dan berat. Disertai
dengan adanya suara mengi. Novarin et al (2015) menjelaskan pada klien asma
aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi terhambat, sehingga ventilasi paru
2
sehingga kesulitan untuk bernapas. Sudiro et al (2019) menjelaskan tingkat
keparahan obstruksi jalan napas diukur melalui nilai-nilai FVC (Forced Vital
tingkatan dimana manifestasi asma dapat diamati pada pasien atau telah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
2. Bagi Penelitian
3. Bagi Masyarakat
4
4. Bagi Pelayanan Kesehatan
D. Sistematika Penulisan
1. Bagian Pembuka
bronkhial yang mencakup halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian Inti
a. BAB I Pendahuluan
5
c. BAB III Asuhan Keperawatan
6
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian
7
2. Klasifikasi
3. Etiologi
yaitu, asma, polip nasal, dan alergi aspirin (Black dan Hawks, 2014).
8
4. Patofisiologi
oleh limfosit B. Antibodi IgE akan melekat pada sel mast dan basofil di
banyak lagi.
Sekitar setengah hari dari seluruh klien asma mengalami reaksi fase
dengan fase awal, reaksi fase lambat akan dimulai 4-8 jam setelah paparan
pada saluran napas. Pada respons fase lamat, mediator menarik sel-sel
radang lainnya dan memuat siklus ostruksi, serta inflamasi yang terus-
erikutnya berespon tidak hanya pada antigen spesifik, tetapi pada ransangan
9
Resep alfa-adrenergik dan beta-adrenergik dari sistem paraf simpatis
5. Manifestasi Klinis
Tanda usaha untuk bernapas antara lain napas cuping hidung, bernapas
gejala lanjutan.
meliputi
a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai
b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari
10
f. Sering proses eksaserbasi, sianosis sentral sekunder akibat hipoksia berat
dapat terjadi
menjalani latihan fidik, tidak terdapat gejala pada malam hari, dan
6. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan radiologi.
a. Pemeriksaan Diagnostik
11
2) Tes Provokasi Bronkhus
b. Pemeriksaan Kulit
dalam tubuh
c. Pemeriksaan Laboratorium
2) Sputum
3) Sel eosinofil
Sel eosofil pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai 1000-
12
d. Pemeriksaan Radiologi
7. Penatalaksanaan
napas. Tujuan umum terapi asma adalah mencegah asma kronis dan
agen agonis beta2. Agonis beta2 akan menstimulasi reseptor beta adrenergik
FEV1 masih <50% di bawah perkiraan), atropin sulit dapat diberikan baik
parasimpatis. Tonus otot polos pada bronkus akan meningkat bila nervus
vagus terangsang. Bila terapi ini tidak mengurangi manifestasi klinis, klien
13
Suplementasi oksigen dibutuhkan bila PaO2 turun hingga di bwah 60
respirasi klien sehingga mencegah udara terjebak lebih banyak dan tekanan
dan spasme.
8. Diagnosa Banding
menetap
14
e. Gangguan ADL yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum,
keletihan
9. Komplikasi
menjadi 5-10 kali lebih berat, sehingga dapat menyebabkan pulmonal akut
asidosis. Bila kondisi tersebut tidak titangani dan diperbaiki, dapat terjadi
1. Pengkajian Keperawatan
Muttaqin (2014)
15
a. Anamnesis
Keluhan utama meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada,
dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti
tekanan darah.
dan polip hidung. Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu dan alergen-
Kaji tentang riwayat penyakit asma atau penyakit alergi lain pada
anggota keluarganya
e. Pengkajian Psiko-sosio-kultural
Kecemasan dan koping yang tidak efektif sering didapatkan pada klien
16
f. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Klien dengan asma harus mengubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang
serangan asma.
Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri
tinggi.
17
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
istirahat klien.
1) B1 (Breathing)
pernapasan.
dengan ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3 kali inspirasi,
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
18
klien.
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
pruritus, eksim, dan adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis.
tentang bagaimana tidur dan istirahat klien, serta berapa besar akibat
lainnya.
19
3. Diagnosa dan Intervensi
bronkospasme
suara napas tambahan dan wheezing (-), pernapasan klien normal (16-20
Intervensi
obstruksi
20
Rasional : Ventilasi maksimal membuka lumen jalan napas dan
dikeluarkan
Bronkodilator golongan B2
gas membaik
napas 16-20 x/menit, frekuensi nadi 60-120 x/meni, warna kulit normal,
tidak ada dipnea, dan gas darah arteri (GDA) dalam batas normal
Rencana Intervensi
1) Pantau status pernapasan tiap 4 jam, hasil GDA, intake, dan output
21
Rasional : untuk mengidentifikasi indikasi ke arah kemajuan atau
5) Berikan pengobatan yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda-
tanda toksisitas
kondisi sebelumnya
22
BAB III
A. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 56 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No. Rm : 052980
Penanggung Jawab
Nama : Tn. I
Umur : 58 Tahun
23
Pendidikan terakhir : SMA
B. Riwayat Kesehatan
tidak bisa tidur karena sesak nafas, tidak ada nafsu makan, perut terasa
mual, jika makan muntah, tidak dapat beraktifitas seperti biasanya, jika
RSUD dengan penyakit yang sama pada tahun 2016. Klien tidak ada
alergi obat , makanan, tetapi klien tidak tahan terhadap cuaca yang
24
3. Riwayat Keluarga
: Perempuan : Pasien
: Menikah : Serumah
anaknya
25
4. Riwayat Psikologis dan Spiritual
kambuh lagi
rumah tangga
26
sedangkan aktivitas keagamaan atau kepercayaan yang dilakukan
adalah klien shalat lima waktu dan klien percaya dengan Tuhan
5. Lingkungan
Klien tinggal bersama suami dan anak juga cucunya, klien mengatakan
a. Nutrisi
selera makan klien baik, jenis makanan nasi, sayur dan lauk pauk.
Tidak ada makanan pantangan, tidak ada alergi makanan dan klien
b. Eliminasi
27
saat BAB dan tidak menggunakan obat pencahar. BAK normal 5 -6
kuning teh, hanya jika BAK klien dibantu oleh keluarga dan
c. Kebersihan diri
selesai mandi. Sejak dirawat klien mandi dibantu oleh anaknya dan
Sebelum sakit : klien tidur 7 jam/hari, dari jam 22.00 wib s/d jam
05.00 wib. Klien jarang tidur siang, hanya sesekali saja. Sebelum
klien tidak dapat tidur, klien hanya bisa tidur 3 jam/hari, dan klien
28
selalu terbangun jika tidur. Klien mengatakan tidak bisa tidur
Klien tidak merokok, klien tidak pernah meminum minuman keras dan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaran umum
RR : 32 ×/menit
N : 92 × /menit
S : 37°C
29
2. Sistem Penglihatan
ikterik tapi tampak merah, pupil isohor, tidak ada strabismus, fungsi
kaca mata, tidak memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya kanan
dan kri positif, tampak warna hitam pada kelopak mata bawah skitar
3. Sistem Pendengaran
Palpasi : daun telinga simetris dan tidak sakit bila digerakkan, tidak
bengkak. Tidak ada serumen dan juga nanah, tidak ada lesi, tidak ada
4. Sistem Wicara
5. Sistem Penciuman
tidak terdapat sinusitis, tidak ada polip, tidak ada epitaksis, fungsi
penciuman baik
6. Sistem Pernafasan
30
Frekuensi 30 x/menit , irama tidak teratur, menggunakan alat bantu
batuk yang produktif, tidak ronkhi, adanya wheezing, rales tidak ada,
7. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer yaitu nadi 100 x/menit, irama teratur, denyut kuat,
2/detik. Sirkulasi jantung yaitu Heart Rate 100 x/menit , irama teratur,
tidak ada bunyi jantung tambahan gallop dan murmur, tidak ada nyeri
8. Sistem Hematologi
dan ekimosis juga tidak ada, tidak ada perdarahan, ptechiae dan
purpura tidak ada, tidak ada hematomoegali dan gusi tidak mudah
berdarah.
31
10. Sistem Pencernaan
Tidak ada nyeri tekan pada epigastrium, tidak ada nyeri tekan pada
x/menit. Tidak ada pembesaran pada hepar, tidak ada acites, umbilicus
Gula darah 107, nafas tidak berbau keton, tidak ada poliura, tidak ada
warna kuning teh, tidak terdapat distensi kandung kemih, tidak ada
Turgor kulit elastis, kulit kering , keadaan kulit bersih, tidak ada lesi,
tidak ada ulkus, tidak ada ptechiae, tidak gatal, tidak ada insisi
operasi, tidak ada luka bakar, tidak ada decubitus, tidak ikterik.
tetes / menit, ekstremitas bawah tidak ada oedema, tidak ada jejas
32
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Haemoglobin : 13 gr%
4. Hematokrit : 40%
6. SGOT : 85 mg/d
7. SGPT : 89 mg/dl
Combifent
33
F. DATA FOKUS
Data Subjektif :
keputihan
Data Objektif :
8. Adanya whezing
34
G. RUMUSAN MASALAH
DS :
DO :
putih kental
keputihan
d. TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
N : 92 X/menit
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
napas
35
I. INTERVENSI
jalan napas
Pernapasan klien normal (16-20 x/menit) tanpa ada penggunaan otot bantu
napas.
Intervensi
obstruksi
dikeluarkan
36
10) Kolaborasi dalam pemberian obat
Bronkodilator golongan B2
37
A. Kesimpulan
1. Dari pengkajian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan
gangguan asma bronkhial didapatkan beberapa diagnosa yaitu :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan
napas
assma menetap
keletihan
38
ada beberapa intervensi yang tidak diterapkan dalam kasus Ny. K
B. Saran
sampai ada diagnosa yang bisa dirumuskan pada kasus tetapi tidak
intervensi yang tidak bisa dilakukan karena kondisi pasien yang tidak
39
DAFTAR PUSTAKA
Bhaskara, Y., Bakhtiar, R., & Moerad, E. B. (2017). Hubungan tingkat kontrol asma
dengan kualitas hidup pasien asma di klinik paru rsud abdul wahab sjahranie
samarinda, 000(2), 2–10.
Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manjemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Emban Patria.
Mangguang, M. D. (2016). FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASMA PADA ANAK DI KOTA
PADANG, 3(1), 1–7.
Muttaqin, A. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Novarin, C., & Widayati, N. (2015). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap
Aliran Puncak Ekspirasi Klien dengan Asma Bronkial di Poli Spesialis Paru B Rumah
Sakit Paru Kabupaten Jember, 3(2).
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Media Action.
Putra, Y. A., Udiyono, A., & Yuliawati, S. (2018). GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN DAN
DERAJAT SERANGAN ASMA PADA PENDERITA DEWASA ASMA BRONKIAL, 6.
Smeltzer, S. C. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth
(Edisi 8). Jakarta: EGC.
Soemantri, & Irman. (2009). Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan Pasien
Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Sudiro, S., Martono, M., Nursalam, N., & Efendi, F. (2019). Early Detection of Risk Factors
and Severity of Airway Obstruction Through Early Detection of Risk Factors and
Severity of Airway Obstruction Through Measurement of Critical Values of FVC and
FEV 1 on Bus Terminal Officers, (January). https://doi.org/10.5958/0976-
5506.2019.00126.8
40