Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

FILSAFAT TIMUR II

YULIANA C LUTURMAS (18-061-005)

DOSEN MATA KULIAH :


Kadek Adnyana,S.Ag

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS KEPERAWATAN
SULAWESI UTARA
 Pengertian filsafat
suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan logika, metode, dan sistem untuk mengkaji
masalah umum dan mendasar mengenai berbagai persoalan, seperti; pengetahuan,
akal, pikiran, eksistensi, dan bahasa.

Pendapat lain mengatakan bahwa arti filsafat adalah suatu kebijaksanaan hidup
(filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup secara menyeluruh berdasarkan
refleksi terhadap pengalaman hidup dan pengalaman ilmiah. Dengan kata lain, dalam
filsafat tidak terdapat eksperimen atau percobaan, tapi mengemukakan masalah secara
persis, mencari solusi, serta memberikan argumentasi atas solusi tersebut.

 Filsuf filsuf terkenal

1. Plato (427-348)
2. Aristoteles (384-322 SM)
3. Siddhuitha Gautama (563-483SM)
4. Konfusius (551-479SM)
5. Socrates (469-399SM)

 Yang diraih dalam mempelajari filsafat

Filsafat mengajar kamu untuk melihat suatu masalah dari semua sisi. Kemampuan kamu
untuk berpikir secara abstrak, konkret. kritis, kreatif, mandiri, dan mendalam akan
sangat diperlukan ketika kamu belajar filsafat. Kamu harus mampu untuk membentuk
argumen-argumen yang rasional dan menyampaikannya dengan efektif maupun itu
secara lisan atau tertulis.

 Filsafat Barat

Sebutan yang digunakan untuk pemikiran filsafat dalam dunia barat atau occidental
permulaan dari sebutan filsafat barat ini dari keinginan untuk mengarah kepada
pemikiran atau falsafah peradaban barat.

 Filsafat Timur

2
Merupakan sebutan bagi pemikiran-pemikiran filosofis yang berasal dari dunia timur
atau asia,seperti filsafat tiongkok,filsafat india,filsafat jepang,filsafat islam,filsafat
buddhisme dan sebagainya.

 Filsafat bertentangan dengan ilmu agama

Filsafat dianut manusia kelas elit, yaitu orang-orang yang mempunyai akal atau
kemampuan berpikir cemerlang. Sementara agama dianut oleh kelas rendah(grassroot),
masyarakat kebanyakan. Mereka mengatakan bahwa tidak heran jika pertumbuhan
agama, kehidupan pembawa agama dan kondisi-kondisi ketika buku-buku agama
dituliskan, tidak terlepas dari catatan-catatan suram. Filsafat tidak mengalami ini, malah
kebalikannya.

Agama diwarisi oleh manusia dari pendahulunya, sementara filsafat diperoleh dari
kegiatan berpikir dan perenungan, yang terkadang bertentangan dengan keyakinan yang
diwariskan.

Falsafah selalu berevolusi, sementara agama cenderung kepada stagnan, tidak


berkembang. Hal ini wajar karena penganut agama tidak akan mau mengubah
keyakinannya setiap hari atau “mempertanyakan” ulang imannya, lebih-lebih penganut
agama yang mempunyai kitab suci yang diyakini sebagai wahyu Tuhan.

Agama tidak terlepas dari manifestasi sosial, berupa perayaan-perayaan, sebagai tanda
keterikatan penganutnya. Ide-ide agama juga butuh kepada bentuk ritual tertentu, atau
lambang-lambang tertentu, sebagai jalan bagi penganut untuk merenew “perjanjian”
keberagamaannya, yang selalu berpotensi untuk “terlupa” karena kesibukan kehidupan
duniawi. Sementera, filsafat tidak berhajat kepada ritual atau perayaan seperti ini.
Karena akidah filsafat selalu hadir dalam diri seorang filosuf di hampir semua waktu
dalam hidupnya. Filsafat juga tidak butuh kepada simbol tertentu, karena akal tidak
mewajibkan itu, dan kalau ternyata ditemui ada, maka itu adalah sebuah penyimpangan
dalam berfikir filsafat.
3
Agama hidup dan berkembang dengan naungan kekuatan atau kekuasaan, seperti
negara/kerajaan. Filsafat hidup dalam alam bebas(tidak terikat).

 Cara berpikir orang barat tentang filsafat


Pemikiran filsuf barat lebih cenderung kepada hal-hal yang mendatangkan penghasilan
dan tidak percaya kepada mitos.
Karena rasa ingin tau lebih besar yang membuat mereka ingin mencari tau lebih dalam
tentang apa yang mereka temukan.

 Cara berpikir orang timur tentang filsafat


Pemikiran filsuf timur lebih cenderung kepada hal-hal mistis dan mereka percaya tentang
apa yang sudah menjadi turun temurun,seperti tempat-tempat keramat dan tempat
yang tidak sembarang didatangi oleh masyarakat.
Pemikiran filsuf timur lebih mencintai alam dan sangat menjaga pelestarian alam
berbeda dengan pemikiran filsuf barat.

 Kesimpulan setelah mempelajari filsafat


Filsafat adalah olah pikir yang memikirkan objek Filsafat yang ada dan yang mungkin ada
di dalam kehidupan ini yang terdiri dai berbagai fenomena. Fenomena-fenomena yang
terjadi melahirkan identitas dan kontradiksi dalam sebuah pemikiran dimana identitas
terjadi di dalam pikiran sedangkan kontradiksi terjadi di luar pikiran. Kehidupan ini pula
diperlukan interaksi yang sinergis dan seimbang antara fatal dan vital kehidupan yang
disesuaikan ruang dan waktu dimana kita berada. Walaupun adanya fenomena Comte
kehidupan yang dapat menjerat kita serta membingungkan hati dan kehidupan kita
kembalikan kepada spiritualisme masing masing dengan selalu memperbanyak logos dan
meminimalisir mitos-mitos yang ada dan berupaya membentengi diri dari ancaman
mitos.
Kesimpulan berfilsafat adalah memaknai hidup ini dalam konteks berusaha memahami
fenomena yang ada dengan belajar dan selalu belajar. Berusaha senantiasa ikhlas dalam

4
menjalani kehidupan karena kunci utama kebahagiaan adalah adanya keihlasan dalam
hati nan jernih dengan berpedoman pada spiritualitas masing-masing individu.

Anda mungkin juga menyukai