Filsafat Timur
Filsafat Timur
FILSAFAT TIMUR II
Pendapat lain mengatakan bahwa arti filsafat adalah suatu kebijaksanaan hidup
(filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup secara menyeluruh berdasarkan
refleksi terhadap pengalaman hidup dan pengalaman ilmiah. Dengan kata lain, dalam
filsafat tidak terdapat eksperimen atau percobaan, tapi mengemukakan masalah secara
persis, mencari solusi, serta memberikan argumentasi atas solusi tersebut.
1. Plato (427-348)
2. Aristoteles (384-322 SM)
3. Siddhuitha Gautama (563-483SM)
4. Konfusius (551-479SM)
5. Socrates (469-399SM)
Filsafat mengajar kamu untuk melihat suatu masalah dari semua sisi. Kemampuan kamu
untuk berpikir secara abstrak, konkret. kritis, kreatif, mandiri, dan mendalam akan
sangat diperlukan ketika kamu belajar filsafat. Kamu harus mampu untuk membentuk
argumen-argumen yang rasional dan menyampaikannya dengan efektif maupun itu
secara lisan atau tertulis.
Filsafat Barat
Sebutan yang digunakan untuk pemikiran filsafat dalam dunia barat atau occidental
permulaan dari sebutan filsafat barat ini dari keinginan untuk mengarah kepada
pemikiran atau falsafah peradaban barat.
Filsafat Timur
2
Merupakan sebutan bagi pemikiran-pemikiran filosofis yang berasal dari dunia timur
atau asia,seperti filsafat tiongkok,filsafat india,filsafat jepang,filsafat islam,filsafat
buddhisme dan sebagainya.
Filsafat dianut manusia kelas elit, yaitu orang-orang yang mempunyai akal atau
kemampuan berpikir cemerlang. Sementara agama dianut oleh kelas rendah(grassroot),
masyarakat kebanyakan. Mereka mengatakan bahwa tidak heran jika pertumbuhan
agama, kehidupan pembawa agama dan kondisi-kondisi ketika buku-buku agama
dituliskan, tidak terlepas dari catatan-catatan suram. Filsafat tidak mengalami ini, malah
kebalikannya.
Agama diwarisi oleh manusia dari pendahulunya, sementara filsafat diperoleh dari
kegiatan berpikir dan perenungan, yang terkadang bertentangan dengan keyakinan yang
diwariskan.
Agama tidak terlepas dari manifestasi sosial, berupa perayaan-perayaan, sebagai tanda
keterikatan penganutnya. Ide-ide agama juga butuh kepada bentuk ritual tertentu, atau
lambang-lambang tertentu, sebagai jalan bagi penganut untuk merenew “perjanjian”
keberagamaannya, yang selalu berpotensi untuk “terlupa” karena kesibukan kehidupan
duniawi. Sementera, filsafat tidak berhajat kepada ritual atau perayaan seperti ini.
Karena akidah filsafat selalu hadir dalam diri seorang filosuf di hampir semua waktu
dalam hidupnya. Filsafat juga tidak butuh kepada simbol tertentu, karena akal tidak
mewajibkan itu, dan kalau ternyata ditemui ada, maka itu adalah sebuah penyimpangan
dalam berfikir filsafat.
3
Agama hidup dan berkembang dengan naungan kekuatan atau kekuasaan, seperti
negara/kerajaan. Filsafat hidup dalam alam bebas(tidak terikat).
4
menjalani kehidupan karena kunci utama kebahagiaan adalah adanya keihlasan dalam
hati nan jernih dengan berpedoman pada spiritualitas masing-masing individu.