Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

HIMPUNAN DAN LOGIKA

LOGIKA PROPOSISIONAL

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK 6

NAMA : 1. BOY FRANSISKUS SITANGGANG (4193230018)

2. DICKY MANIK (4193230024)

3. KHANA SADILLAH (4193530010)

4. ROLLY KAROLINA BR. GULTOM (4191230015)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya lah tugas Mini Riset pada mata kuliah Himpunan dan Logika ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kami berterima kasih
kepada dosen pengampu yang sudah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga
tugas Mini Riset Himpunan dan Logika ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Makalah Mini Riset ini berisi pembahasan tentang analisis kesalahan mahasiswa
dalam menyelesaikan soal-soal pokok bahasan konjungsi

Harapan kami semoga laporan Mini Riset ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki tugas ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan , November 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 4


A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 4
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
D. Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 12


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 12
B. Subjek Penelitian .......................................................................................... 12
C. Teknik Pengambilan Data ............................................................................. 12
D. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 14

BAB V. PENUTUP ...................................................................................................16


A. Kesimpulan ....................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Logika pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles ( 348-322 SM ). Logika berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.Terdapat
berbagai macam cabang logika matematika salah satunya yaitu Logika Proposional. Logika
Proposional dikembangkan oleh George Boole dan August DeMorgan. Logika Proposional
merupakan ilmu dasar untuk mempelajari algoritma dan logika yang terkait di dalamnya.

Pada awalnya logika dipelajari sebagai salah satu cabang filosofi. Kemudian dipergunakan
dalam bidang matematika. Logika disini disebut logika simbol Karena mempelajari usaha-usaha
untuk menyimbolisasikan logika secara formal. Dengan kata lain logika dipelajari sebagai sistem
formal yang menjelaskan peranan sekumpulan rumus-rumus atau sekumpulan aturan untuk
devirasi. Devirasi dipahami sebagai pembuktian validitas argument yang kuat dengan didukung
kenyataan bahwa kesimpulan yang benar harus diperoleh dari premis-premis yang benar.

Telah kita ketahui, Logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bisa
melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya. Premis-premis
logika berupa pernyataan dalam bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut di
jumpai pernyataan dalam rumus-rumus.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya pemahaman konsep matematika pada mahasiswa dalam menentukan


nilai kebenaran dari premis-premis yang ada.
2. Mahasiswa masih mengalami kesulitan untuk memahami tabel kebenaran
3. Mahasiswa masih mengalami kesulitan jika diberikan soal dan dengan sedikit bervariasi
C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diulas dalam Rekayasa Ide ini ialah :

1. Bagaimana menentukan Benar atau Salah dari suatu pernyataan.


D. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah Rekaya Ide ini adalah :
1. Untuk mengembangkan kreatifitas untuk menghasilkan ide-ide yang inovatif.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Logika pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles ( 348-322 SM ). Logika berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.Terdapat
berbagai macam cabang logika matematika salah satunya yaitu Logika Proposional. Logika
Proposional dikembangkan oleh George Boole dan August DeMorgan. Logika Proposional
merupakan ilmu dasar untuk mempelajari algoritma dan logika yang terkait di dalamnya.

Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip penalaran yang benar atau valid. logika berperan
penting dalam ilmu matematika, misalnya untuk membuktikan teorema. Demikian juda dalam
ilmu komputer, logika berguna dalam membuktikan apakah sebuah program yang disusun
berjalan sebegaimana yang diharapkan.

Sebuah proposisi merupakan sebuah koleksi dari statemen deklaratif yang memiliki nilai
kebenaran “benar atau true” atau “salah atau false”. Sebuah proposisi bisa terdiri atas sebuah
statemen (proposisi tunggal) atau beberapa statemen dengan konektor atau penghubung
(proposisi majemuk). Proposisi ( variable proposisi ) dinyatakan dengan huruf besar (A,B, dan
seterusnya). Konektor / penghubung berperan untuk menghubungkan variable-variabel proposisi.
Tujuan dari logika proposisi adalah menganalisis nilai kebenaran proposisi baik secara
individu/tunggal ataupun majemuk. Logika proposisional merupakan penarikan kesimpulan
secara logis dari proposisi-proposisi yang ada.

Beberapa contoh proposisi dan nilai kebenarannya:

1. Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia (benar)


2. Setiap empat persegi panjang adalah bujur sangkar (salah)
3. 4 adalah bilangan genap (benar)
4. 12 + 8 = 8 – 2 (salah)

Kalimat berikutnya adalah contoh-contoh kalimat non deklaratif (bukan proposisi):

1. X adalah kurang dari 5


2. Pukul berapa sekarang
3. Silahkan tinggal tempat ini sekarang

Beberapa bentuk kalimat yang non deklaratif :

1. Kalimat dengan eksklamasi (!)


2. Kaliat permintaan
3. Kalimat bertanya (?)

Dalam logika proposisi terdapat lima macam konektor (penghubung) seperti berikut ini :

1. KONJUNGSI ( Ʌ¿

Operasi konjungsi pada dua proposisi A dan B disebut conjunction dan ditulis (A Ʌ B),
hanya bernilai benar bila kedua proposisi A dan B bernilai benar. Perhatikan tabel kebenaran
(truth table) operasi and pada proposisi A dan B, sebagi berikut :

A B AɅB
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Salah
Salah Salah Salah

Contoh

(1) Jakarta adalah ibu kota Negara indonesia dan 9 > 4


{A = Benar } atau { B = Benar }
(2) Jakarta adalah ibu kota Negara indonesia dan 9 < 4
{A = Benar } atau {B = Salah }
(3) Jakarta adalah ibu kota Negara India dan 9 > 4
{A = Salah } atau {B = Benar }
(4) Jakarta adalah ibu kota Negara India dan 9 < 4
{A = Salah } atau {B = Salah }
Keempat contoh tersebut merupakan proposisi majemuk dengan konektor dan . berdasarkan tabel
kebenaran untuk operasi dan, proposisi majemuk AɅB hanya bernilai benar bila kedua proposisi
A dan B bernilai benar, sementara pasangan yang lain bernilai salah.

2. DISJUNGSI ( V )

Operasi konjungsi pada dua proposisi A dan B disebut disjunction ditulis ( A v B ) , bernilai
salah bila kedua proposisi A dan B bernilai salah. Perhatikan tabel kebenaran (truth table)
operasi disjungsi pada proposisi A dan B, sebagai berikut:

A B AvB
Benar Benar Benar
Benar Salah Benar
Salah Benar Benar
Salah Salah Salah

Contoh

(1) Denpasar berada di pulau Bali atau 4 +5 = 9


{A= Benar} atau {B = Benar }
(2) Denpasar berada di pulau Bali atau 4 +5 = 45
{A= Benar} atau {B = Salah }
(3) Denpasar berada di pulau Jawa atau 4 +5 = 9
{A= Salah} atau {B = Benar }
(4) Denpasar berada di pulau Jawa atau 4 +5 = 45
{A= Salah } atau {B = Salah }

Dari keempat contoh tersebut, proposisi majemuk (A v B) hanya akan bernilai benar bila
kedua proposisi A dan B bernilai salah, sementara pasangan lainnya bernilai benar.

3. IMPLIKASI (→)

Andaikan P dan Q adalah proposisi, maka proposisi kondisional (implikasi) jika P, maka Q
disimbolkan dengan P → Q, dibaca “ jika P maka Q” atau P berlaku Q. Jika syarat cukup untuk
Q. Operasi ¿) pada dua proposisi A dan B ditulis : A → B hanya bernilai salah bila proposisi A
berniali benar dan B bernilai salah.
Perhatikan tabel kebenaran (truth table) operasi ” pada proposisi A dan B, sebagai berikut :

A B A→B
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Benar
Salah Salah Benar

Contoh

(1) Jika semangka termasuk buah-buahan, maka 10 + 2 = 5 +7


Jika {A = Benar } maka {B = Benar}
(2) Jika semangka termasuk buah-buahan, maka 10 + 2 = 4 +7
Jika {A = Benar } maka {B = Salah }
(3) Jika semangka termasuk sayur-sayuran, maka 10 + 2 = 5 +7
Jika {A = Salah } maka {B = Benar}
(4) Jika semangka termasuksayur-sayuran, maka 10 + 2 = 4 +7
Jika {A =Salah } maka {B =Salah }

Dari keempat contoh tersebut, proposisi majemuk (A → B) hanya akan bernilai salah bila
proposisi A berniali benar dan B bernilai salah, sementara pasangan lainnya bernilai benar.

4. BI-IMPLIKASI (jika dan hanya jika atau bila dan hanya bila ,↔)

Jika P dan Q adalah proposisi, maka proposisi bi-kondisional (bi-implikasi) jika P dan hanya
jika Q, disimbolkan dengan P↔Q. Operasi ↔ pada dua proposisi A dan B dan ditulis : A ↔ B
hanya bernilai benar bila proposisi A dan B bernilai sama (sama benar atau sama salah).

Perhatikan tabel kebenaran (truth table) operasi ↔ pada proposisi A dan B, sebagai berikut :

A B A↔B
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Salah
Salah Salah Benar

Contoh

(1) Jeruk termasuk buah-buahan jika dan hanya jika Matahari terbit dari Timur.
{A = Benar } jika dan hanya jika { B = Benar }
(2) Jeruk termasuk buah-buahan jika dan hanya jika Matahari terbit dari Barat.
{A = Benar } jika dan hanya jika { B = Salah }
(3) Jeruk termasuk sayur-sayuran jika dan hanya jika Matahari terbit dari Timur.
{A = Salah } jika dan hanya jika { B = Benar}
(4) Jeruk termasuk sayur-sayuran jika dan hanya jika Matahari tenggelam di Timur.
{A = Salah } jika dan hanya jika { B = Salah }

Dari keempat contoh tersebut, proposisi majemuk (A ↔ B) hanya akan bernilai salah bila
proposisi A dan B bernilai sama (sama benar atau sama salah), sementara pasangan lainnya
bernilai salah.

5. Negasi ( )

Jika P adalah sebuah proposisi, maka negasi P atau bukanlah P ditulis dengan P.

Tabel kebenaran untuk operator “ ” pada sebuah proposisi adalah sebagi berikut :

P P
Benar Salah
Salah Benar

Contoh

(1) P = Pertamax tergolong zat cair.


P = Pertamax bukanlah tergolong zat cair { benar }
P = Tidaklah pertamax tergolong zat cair { salah }
(2) P = Komputer adalah kalkulator
P = Tidaklah komputer adalah kalkulator { salah }
P = Komputer bukanlah kalkulator {benar }

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Survey


Kegiatan mini riset ini dilakukan di gedung 192.2.11 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
B. Subjek Penelitian
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan
sifat-sifat umum. Arikunto (2010: 173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Maka dari
penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa prodi pendidikan angkatan 2019
Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk
menangkat kesimpulan penelitian sebagau suatu yang berlaku bagi populasi. Arikunto (2010:
174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Selanjutnya
menurut Sugiyono (2010: 81) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.”
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik Area Sampling
atau Sampel Wilayah. Area sampling merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti
dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Berdasarkan
penjelasan tersebut dalam mini riset ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 10 mahasiswa
pendidikan angkataan 2019

C. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar
didapat data yang valid dan reliable.
Pada kegiatan mini riset ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa
pemberian soal kepada beberapa mahasiswa. Soal tersebut diisi berdasarkan kemampuan mereka
masing-masing. Setelah menjawab semua soal tersebut, mereka kembali mengumpulkan kepada
salah seorang temannya. Lalu, siswa tersebut memberikan soal tersebut kepada kami. Setelah itu,
kami menganalisis jawaban dari mahasiswa tersebut

D. Teknik Analisis Data


Mini riset ini menggunakan analisis kuantitatif, dimana salah satu tujuan analisis kuantitatif
soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek
yang di ukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
 Soal tentang konjungsi
1. Diberikan dua pernyataan berikut ini
P : Mangga adalah nama buah (benar)
Q: Mangga adalah buah berbentuk balok (salah)
Tentukan kalimat konjungsi dan nilai kebenarannya.

2. Kalimat “Unila adalah universitas negeri dan terletak di Lampung” bernilai benar.
Mengapa demikian?

3. Tentukan nilai y ∈ R agar kalimat “ (3y + 1 = 7) dan 3 adalah bilangan prima “ bernilai
A.Benar
B.Salah

Deskripsi kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal tentang


konjungsi:
Banyak Persentase
No. Bentuk Kesalahan
Mahasiswa Mahasiswa
1. Tidak menggunakan tabel kebenaran
3 40%
Konjungsi dalam pengerjaannya
2. Tidak menggunakan langka-langka
3 30%
pengerjaan
Melakukan kesalahan dalam penarikan
3. 4 30%
kesimpulannya
4. Tidak mencari nilai y 2 20%

 Soal tentang konjungis dengan bentuk fungsi


4. Carilah nilai-nilai x agar kalimat berikut menjadi konjungsi yang benar.1 – x = 2x – 5
dan 10 adalah bilangan komposit.

5.Tentukan nilai kebenaran setiap konjungsi berikut ini


A. x2 – 1 = 0 mempunyai akar real dan x2 + 1 = 0 tidak mempunyai akar real
Deskripsi kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal tentang konjungsi:
Banyak Persentase
No. Bentuk Kesalahan
Mahasiswa Mahasiswa
1. Tidak menggunakan tabel kebenaran
3 40%
Konjungsi dalam pengerjaannya
2. Tidak menggunakan langka-langka
5 50%
pengerjaan
3. Melakukan kesalahan dalam penarikan 6 60%
kesimpulannya
4. Tidak menyederhanakan fungsi yang ada 3 30%
Tidak mencari nilai x melalui fungsi yang
5. 2 20%
ada

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tes, diketahui kesalahan yang dominan dilakukan mahasiswa pada setiap
penyelesaian adalah :
1. Penarikan kesimpulan yang salah berdasarkan nilai P dan Q
2. Kesalahan karena tidak menggunakan langka-langka pengerjaan yang tepat, dalam artian
kesimpulan dibuat tanpa ada nya langka-langka yang sesuai
3. Penarikan kesimpulan yang dibuat tanpa menggunakan tabel kebenaran yang berlaku.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesalahan yang dominan dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal pokok
bahasan koonjungsi adalah
1. Penarikan kesimpulan yang salah berdasarkan nilai P dan Q
2. Kesalahan karena tidak menggunakan langka-langka pengerjaan yang tepat, dalam artian
kesimpulan dibuat tanpa ada nya langka-langka yang sesuai
3. Penarikan kesimpulan yang dibuat tanpa menggunakan tabel kebenaran yang berlaku.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga belum mampu membantu mahasiswa
dalam menyelesaikan persoalan konjungsi dalam logika proposisional.

B. SARAN
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan dalam pembelajaran
hendaknya pendidik lebih menanamkan konsep logika konjungsi, baik konsep sebelum maupun
konsep yang akan dipelajari dan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hendaknya
mahasiswa lebih giat dalam belajar dan berlatih mengerjakan soal-soal logika proposisionaal
salah satu nya konjungsi sehingga dapat meminimalisir tingkat kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dan dalam belajar matematika, khususnya pokok bahasan konjungsi dan sebaiknya
mahasiswa memiliki kesiapan awal dalam belajar seperti menguasai konsep - konsep prasyarat
sebagai modal dasar untuk menguasai konsep yang akan dipelajari selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai