LOGIKA PROPOSISIONAL
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 6
JURUSAN MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya lah tugas Mini Riset pada mata kuliah Himpunan dan Logika ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kami berterima kasih
kepada dosen pengampu yang sudah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga
tugas Mini Riset Himpunan dan Logika ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Makalah Mini Riset ini berisi pembahasan tentang analisis kesalahan mahasiswa
dalam menyelesaikan soal-soal pokok bahasan konjungsi
Harapan kami semoga laporan Mini Riset ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki tugas ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logika pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles ( 348-322 SM ). Logika berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.Terdapat
berbagai macam cabang logika matematika salah satunya yaitu Logika Proposional. Logika
Proposional dikembangkan oleh George Boole dan August DeMorgan. Logika Proposional
merupakan ilmu dasar untuk mempelajari algoritma dan logika yang terkait di dalamnya.
Pada awalnya logika dipelajari sebagai salah satu cabang filosofi. Kemudian dipergunakan
dalam bidang matematika. Logika disini disebut logika simbol Karena mempelajari usaha-usaha
untuk menyimbolisasikan logika secara formal. Dengan kata lain logika dipelajari sebagai sistem
formal yang menjelaskan peranan sekumpulan rumus-rumus atau sekumpulan aturan untuk
devirasi. Devirasi dipahami sebagai pembuktian validitas argument yang kuat dengan didukung
kenyataan bahwa kesimpulan yang benar harus diperoleh dari premis-premis yang benar.
Telah kita ketahui, Logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bisa
melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya. Premis-premis
logika berupa pernyataan dalam bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut di
jumpai pernyataan dalam rumus-rumus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
KAJIAN PUSTAKA
Logika pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles ( 348-322 SM ). Logika berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.Terdapat
berbagai macam cabang logika matematika salah satunya yaitu Logika Proposional. Logika
Proposional dikembangkan oleh George Boole dan August DeMorgan. Logika Proposional
merupakan ilmu dasar untuk mempelajari algoritma dan logika yang terkait di dalamnya.
Logika adalah studi tentang prinsip-prinsip penalaran yang benar atau valid. logika berperan
penting dalam ilmu matematika, misalnya untuk membuktikan teorema. Demikian juda dalam
ilmu komputer, logika berguna dalam membuktikan apakah sebuah program yang disusun
berjalan sebegaimana yang diharapkan.
Sebuah proposisi merupakan sebuah koleksi dari statemen deklaratif yang memiliki nilai
kebenaran “benar atau true” atau “salah atau false”. Sebuah proposisi bisa terdiri atas sebuah
statemen (proposisi tunggal) atau beberapa statemen dengan konektor atau penghubung
(proposisi majemuk). Proposisi ( variable proposisi ) dinyatakan dengan huruf besar (A,B, dan
seterusnya). Konektor / penghubung berperan untuk menghubungkan variable-variabel proposisi.
Tujuan dari logika proposisi adalah menganalisis nilai kebenaran proposisi baik secara
individu/tunggal ataupun majemuk. Logika proposisional merupakan penarikan kesimpulan
secara logis dari proposisi-proposisi yang ada.
Dalam logika proposisi terdapat lima macam konektor (penghubung) seperti berikut ini :
1. KONJUNGSI ( Ʌ¿
Operasi konjungsi pada dua proposisi A dan B disebut conjunction dan ditulis (A Ʌ B),
hanya bernilai benar bila kedua proposisi A dan B bernilai benar. Perhatikan tabel kebenaran
(truth table) operasi and pada proposisi A dan B, sebagi berikut :
A B AɅB
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Salah
Salah Salah Salah
Contoh
2. DISJUNGSI ( V )
Operasi konjungsi pada dua proposisi A dan B disebut disjunction ditulis ( A v B ) , bernilai
salah bila kedua proposisi A dan B bernilai salah. Perhatikan tabel kebenaran (truth table)
operasi disjungsi pada proposisi A dan B, sebagai berikut:
A B AvB
Benar Benar Benar
Benar Salah Benar
Salah Benar Benar
Salah Salah Salah
Contoh
Dari keempat contoh tersebut, proposisi majemuk (A v B) hanya akan bernilai benar bila
kedua proposisi A dan B bernilai salah, sementara pasangan lainnya bernilai benar.
3. IMPLIKASI (→)
Andaikan P dan Q adalah proposisi, maka proposisi kondisional (implikasi) jika P, maka Q
disimbolkan dengan P → Q, dibaca “ jika P maka Q” atau P berlaku Q. Jika syarat cukup untuk
Q. Operasi ¿) pada dua proposisi A dan B ditulis : A → B hanya bernilai salah bila proposisi A
berniali benar dan B bernilai salah.
Perhatikan tabel kebenaran (truth table) operasi ” pada proposisi A dan B, sebagai berikut :
A B A→B
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Benar
Salah Salah Benar
Contoh
Dari keempat contoh tersebut, proposisi majemuk (A → B) hanya akan bernilai salah bila
proposisi A berniali benar dan B bernilai salah, sementara pasangan lainnya bernilai benar.
4. BI-IMPLIKASI (jika dan hanya jika atau bila dan hanya bila ,↔)
Jika P dan Q adalah proposisi, maka proposisi bi-kondisional (bi-implikasi) jika P dan hanya
jika Q, disimbolkan dengan P↔Q. Operasi ↔ pada dua proposisi A dan B dan ditulis : A ↔ B
hanya bernilai benar bila proposisi A dan B bernilai sama (sama benar atau sama salah).
Perhatikan tabel kebenaran (truth table) operasi ↔ pada proposisi A dan B, sebagai berikut :
A B A↔B
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Salah
Salah Salah Benar
Contoh
(1) Jeruk termasuk buah-buahan jika dan hanya jika Matahari terbit dari Timur.
{A = Benar } jika dan hanya jika { B = Benar }
(2) Jeruk termasuk buah-buahan jika dan hanya jika Matahari terbit dari Barat.
{A = Benar } jika dan hanya jika { B = Salah }
(3) Jeruk termasuk sayur-sayuran jika dan hanya jika Matahari terbit dari Timur.
{A = Salah } jika dan hanya jika { B = Benar}
(4) Jeruk termasuk sayur-sayuran jika dan hanya jika Matahari tenggelam di Timur.
{A = Salah } jika dan hanya jika { B = Salah }
Dari keempat contoh tersebut, proposisi majemuk (A ↔ B) hanya akan bernilai salah bila
proposisi A dan B bernilai sama (sama benar atau sama salah), sementara pasangan lainnya
bernilai salah.
5. Negasi ( )
Jika P adalah sebuah proposisi, maka negasi P atau bukanlah P ditulis dengan P.
Tabel kebenaran untuk operator “ ” pada sebuah proposisi adalah sebagi berikut :
P P
Benar Salah
Salah Benar
Contoh
BAB III
METODE PENELITIAN
A. HASIL PENELITIAN
Soal tentang konjungsi
1. Diberikan dua pernyataan berikut ini
P : Mangga adalah nama buah (benar)
Q: Mangga adalah buah berbentuk balok (salah)
Tentukan kalimat konjungsi dan nilai kebenarannya.
2. Kalimat “Unila adalah universitas negeri dan terletak di Lampung” bernilai benar.
Mengapa demikian?
3. Tentukan nilai y ∈ R agar kalimat “ (3y + 1 = 7) dan 3 adalah bilangan prima “ bernilai
A.Benar
B.Salah
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tes, diketahui kesalahan yang dominan dilakukan mahasiswa pada setiap
penyelesaian adalah :
1. Penarikan kesimpulan yang salah berdasarkan nilai P dan Q
2. Kesalahan karena tidak menggunakan langka-langka pengerjaan yang tepat, dalam artian
kesimpulan dibuat tanpa ada nya langka-langka yang sesuai
3. Penarikan kesimpulan yang dibuat tanpa menggunakan tabel kebenaran yang berlaku.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesalahan yang dominan dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal pokok
bahasan koonjungsi adalah
1. Penarikan kesimpulan yang salah berdasarkan nilai P dan Q
2. Kesalahan karena tidak menggunakan langka-langka pengerjaan yang tepat, dalam artian
kesimpulan dibuat tanpa ada nya langka-langka yang sesuai
3. Penarikan kesimpulan yang dibuat tanpa menggunakan tabel kebenaran yang berlaku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga belum mampu membantu mahasiswa
dalam menyelesaikan persoalan konjungsi dalam logika proposisional.
B. SARAN
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan dalam pembelajaran
hendaknya pendidik lebih menanamkan konsep logika konjungsi, baik konsep sebelum maupun
konsep yang akan dipelajari dan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hendaknya
mahasiswa lebih giat dalam belajar dan berlatih mengerjakan soal-soal logika proposisionaal
salah satu nya konjungsi sehingga dapat meminimalisir tingkat kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dan dalam belajar matematika, khususnya pokok bahasan konjungsi dan sebaiknya
mahasiswa memiliki kesiapan awal dalam belajar seperti menguasai konsep - konsep prasyarat
sebagai modal dasar untuk menguasai konsep yang akan dipelajari selanjutnya.