Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN KEGIATAN UNTUK KELOMPOK/KOMUNITAS

(PRE PLANNING)
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : 29 April 2018
3. Waktu : 09.00 WIB
4. Tempat : Balai desa Wonosari
5. Topic Kegiatan : Pengontrolan Penyakit Diabetes Melitus
a. Latar Belakang:
Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terus menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes Mellitus
merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic
akibat kelainan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, dan pembuluh darah.
Saat ini, banyak orang masih menanggap penyakit Diabetes Mellitus merupakan
penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan.
Namun, setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus baik tua maupun muda.
Tingginya kadar glukosa dasar secara terus menerus atau berkepanjangan dapat
menyebabkan komplikasi diabetes. Berdasarkan penelitian Murray (2000) tiap 19
menit ada satu orang di dunia yang terkena stroke, ada satu orang buta dan ada
satu orang di dunia diamputasi akibat komplikasi Diabetes Mellitus (Maulana,
2009). Berbagai komplikasi dapat terjadi jika penatalaksanaan Diabetes Mellitus
tidak optimal.
b. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui cara yang tepat dalam mengontrol penyakit diabetes mellitus
c. Tujuan Khusus :
- Untuk mengetahui pengertian dari penyakit diabetes mellitus
- Untuk mengetahui penyebab dari penyakit diabetes mellitus
- Untuk mengetahui patofisiolgis dari penyakit diabetes mellitus
- Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit diabetes mellitus
- Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit diabetes mellitus
- Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari diabetes mellitus
- Untuk mengetahui cara mencegah penyakit diabetes mellitus
6. Peserta : Seseorang yang terkena DM di Keluarganya yang di Desa Wonosari
7. Kepanitiaan :
Ketua : Citra Puspa Rani
Sekeretaris : I Gusti Agung Ayu
Bendahara : Theresia Mulyanthi
Seksi Acara : Andini Martina
Seksi Humas : Tota Debora
Seksi Dokumentasi : Katarina Septiani Prianita
Seksi Evaluasi : Herlina Arini
Seksi Perlengkapan : Jessica May
Seksi Konsumsi : Riska Oktavia
8. SETING ACARA
1. Acara
a. Pembukaan : Monika Ni Luh Yuri selaku pembawa acara
b. Sambutan-sambutan :
- Sambutan dari ketua panitia 3 menit
- Sambutan dari kepala Desa Wonosari 3 menit
c. Penyuluhan
No. Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan 10 1. Salam 1.Menjawab jawab
menit pembukaan 2. Mengikuti doa bersama
2. Doa pembukaan 3.Mendengarkan dan
3. Sambutan dari memerhatikan
ketua panitia
dan kepala desa

2. Penyajian 30 1. Mengukur 1. Menjawab


menit pengetahuan pertanyaan pra test
masyarakat yang diberikan
tentang diabetes penyuluh
mellitus melalui 2. Mendengarkan dan
pra test mencatat hal
2. Menjelaskan penting
pengertian dari 3. Mendengarkan dan
penyakit mencatat hal
diabetes penting
mellitus 4. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan mencatat hal
penyebab dari penting
penyakit 5. Mendengarkan dan
diabetes mencatat hal
mellitus penting
4. Menjelaskan 6. Mendengarkan dan
patofisiolgis mencatat hal
dari penyakit penting
diabetes 7. Mendengarkan dan
mellitus mencatat hal
5. Menjelaskan penting
tanda dan gejala
dari penyakit
diabetes
mellitus
6. Menjelaskan
komplikasi dari
penyakit
diabetes
mellitus
7. Menjelaskan
penatalaksanaan
medis dari
diabetes
mellitus
3. Evaluasi 10 1. Melakukan post 1. Menjawab
menit test untuk pertanyaan post test
mengukur yang diberikan
peningkatan penyuluhluh
pengetahuan 2. Menjawab kuis
masyarakat berhadiah yang
2. Membuat kuis diadakan penyuluh
berhadiah 3. Membuat
terkait materi kesimpulan pribadi
diabetes mengenai materi
mellitus untuk diabetes mellitus
meningkatkan
keaktifan
masyarakat
3. Membuat
kesimpulan
tentang materi
penyuluhan
4. Penutup 5 1. Doa penutup 1. Mengikuti doa
menit yang dipimpin penutup bersama-
penyuluh sama
2. Salam penutup 2. Menjawab salam
penutup

d. Tanya jawab
2. Seting tempat :
1 2 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13

14 15

Keterangan:

= Pembawa Acara

= Moderator
= Penyaji

= Notulen

= Masyarakat

3. Petugas acara :
a. Pembawa acara : Rurin Septiana
b. Moderator : Monika Ni Luh Yuri
c. Notulen : Citra Puspa Rani
d. Penyaji : I Gusti Agung Ayu Puspa
9. Metode : Ceramah dan tanya jawab
10. Media : Leaflet
11. Rencana evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi struktur:
- Pada tanggal 1 Maret 2018 pembentukan kepanitiaan
- Pada tanggal 2 Maret 2018 survey permasalahan kesehatan di masyarakat
- Pada tanggal 4 Maret 2018 penyusunan Satuan Acara Penyuluhan
- Pada tanggal 6 Maret 2018 pengumpulan materi penyuluhan
- Pada tanggal 7 Maret 2018 menghubungi kepala desa sehubungan dengan
penyelenggaraan penyuluhan
- Pada tanggal 8 Maret 2018 panitia berkunjung ke lokasi penyuluhan
- Pada tanggal 10 Maret 2018 menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan
untuk penyuluhan
- Pada tanggal 18 Maret 2018 penyelenggaraan penyuluhan di desa Wonosari
b. Evaluasi Proses:
 Diharapkan penyuluhan dapat dihadiri minimal 80% dari keluarga yang ada
riwayat DM desa Wonosari yang dilibatkan
 Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
 Diharapkan masyarakat dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan
sampai selesai
 Diharapkan asyarakat berperan aktif selama kegiatan berjalan
c. Evaluasi Hasil:
- Diharapkan minimal 80% yang mengikuti penyuluhan dapat menjawab
pertanyaan dari penyuluh
- Diharapkan minimal 80% yang mengikuti penyuluhan dapat memahami
materi diabetes mellitus yang disajikan
- Diharapkan minimal 80% yang mengikuti penyuluhan dapat menunjukkan
perubahan perilaku yang lebih baik
12. Materi
1) Pengertian Diabetes Mellitus
a. Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah di atas nilai normal. (Dinkes Sulsel, 2015).
b. Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan
glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatan-nya oleh hormon
insulin yang diproduksi oleh pankreas (Shadine, 2013).
c. Diabetes Mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis dan multifaktorial yang
dicirikan dengan dengan hiperglikemia dengan hiper lipidemia (Baradero,
2014).
d. Diabetes Mellitus adalah suatu sindrom defisiensi sekresi insulin atau
pengurangan efektifitas kerja insulin atau keduanya yang menyebabkan
hiperglekimia (Marrelli, 2016).
e. Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah secara terus-menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik
kuantitatif maupun kualitatif (Tapan, 2015).
f. Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah di atas nilai normal (Kemenkes, 2013).
2) Penyebab
Ada beberapa penyebab Diabetes Mellitus yakni sebagai berikut :
1. Diabetes Tipe I
Diabetes Tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan diperkirakan
turut menimbulkan destruksi sel beta.
a. Faktor Genetik
Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi Diabetes Tipe I itu
sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya Diabetes Tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu
yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi
dan proses imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Pada Diabetes Tipe I terdapat bukti adanya suatu proses autoimun.
Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya saolah-olah sebagai jaringan asing. autoantibodi terhadap sel-sel
pulau langerhans dan insulin endogen (interna) terdeteksi pada saat diagnosis
dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis
Diabetes Tipe I.
c. Faktor Lingkungan
Infeksi virus misalnya Coxsackie B4, gondongan (mumps), rubella,
sitomegalovirus dan toksin tertentu misalnya golongan nitrosamin yang
terdapat pada daging yang diawetkan dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta pankreas.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada Diabetes Tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain
itu terdapat pula faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya Diabetes Tipe II. Faktor-faktor ini adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik

3) Patofisiologi
1. Diabetes Mellitus Tipe I
Pada Diabetes Melitus Tipe I terdapat kekurangan insulin absolut sehingga
pasien membutuhkan suplai insulin dari luar.keadaan ini disebabkan oleh lesi pada
sel beta pankreas karena mekanisme autoimun yang pada keadaan tertentu dipicu
oleh infeksi virus. Pulau pankreas diinfiltrasi oleh limfosit T dan dapat ditemukan
autoantibodi terhadap jaringan pulau (antibodi sel langerhans) dan insulin. Setelah
merusak sel beta, antibodi sel langerhans menghilang. Namun saat sel beta
pankreas telah dirusak maka produksi insulin juga akan mengalami gangguan.
Dimana sel beta pankreas tidak akan dapat memproduksi insulin sehingga akan
terjadi defisiensi insulin. Maka akan terjadi hiperglikemia dimana glukosa akan
meningkat di dalam darah sebab tidak ada yang membawa masuk glukosa ke
dalam sel (Silbernalg, 2014).
2) Diabetes Mellitus Tipe II
Pada DM tipe II (DM yang tidak tergantung insulin (NIDDM), sebelumnya
disebut dengan DM tipe dewasa) hingga saat ini merupakan diabetes yang paling
sering terjadi. Pada tipe ini, disposisi genetik juga berperan penting. Namun
terdapat defisiensi insulin relatif; pasien tidak mutlak bergantung pada suplai
insulin dari luar. Pelepasan insulin dapat normal atau bahkan meningkat, tetapi
organ target memiliki sensitifitas yang berkurang terhadap insulin. Sebagian besar
pasien DM tipe II memiliki berat badan berlebih. Obesitas terjadi karena disposisi
genetik, asupan makanan yang terlalu banyak, dan aktifitas fisik yang terlalu
sedikit. Ketidakseimbangan antara suplai dan pengeluaran energi meningkatkan
konsentrasi asam lemak di dalam darah. Hal ini selanjutnya akan menurunkan
penggunaan glukosa di otot dan jaringan lemak. Akibatnya, terjadi resistensi
insulin yang memaksa untuk meningkatan pelepasan insulin. Akibat regulasi
menurun pada reseptor, resistensi insulin semakin meningkat. Obesitas merupakan
pemicu yang penting, namun bukan merupakan penyebab tunggal Diabetes Tipe
II.
Penyebab yang lebih penting adalah adanya disposisi genetik yang
menurunkan sensitifitas insulin. Sering kali, pelepasan insulin selalu tidak pernah
normal. Beberapa gen telah di identifikasi sebagai gen yang menigkatkan
terjadinya obesitas dan DM tipe II. Diantara beberapa faktor, kelaian genetik pada
protein yang memisahkan rangkaian di mitokondria membatasi penggunaan
substrat. Jika terdapat disposisi genetik yang kuat, Diabetes Tipe II dapat terjadi
pada usia muda. Penurunan sensitifitas insulin terutama mempengaruhi efek
insulin pada metabolisme glukosa, sedangkan pengaruhnya pada metabolisme
lemak dan protein dapat dipertahankan dengan baik. Jadi, Diabetes Tipe II
cenderung menyebabkan hiperglikemia berat tanpa disertai gangguan
metabolisme lemak (Silbernalg, 2014).
4. Tanda dan Gejala
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing
manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air seni
(urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine
sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
a. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
b. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
c. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
d. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
e. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
f. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
g. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
h. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
i. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
j. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang
tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat
berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan,
terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain
halnya pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II, umumnya mereka tidak mengalami
berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita
kencing manis (Shadine, 2013).
5. Komplikasi
Komplikasi penyakit diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
komplikasi bersifat akut dan kronis (menahun). Kompliasi akut merupakan kompliasi
yang harus ditindak cepat atau memerlukan pertolongan dengan segera. Kompliasi
kronis merupakan kompliasi yang timbul setelah penderita mengidap diabetes
mellitus selama 5-10tahun atau lebih.
Komplikasi akut meliputi Diabetic Ketoacidosis (DKA), koma non-ketosis
hiperosmolar (koma hiperglikemia), hiperglikemia. Sementara komlipkasi kronis
meliputi komplikasi mikrovaskuler (komplikasi dimana pembuluh-pembuluh rambut
kaku atau menyempit sehingga organ yang seharusnya mendapatkan suplai darah dari
pembuluh-pembuluh tersebut menjadi kekurangan suplai) dan dan komplikasi
makrovaskuler (komplikasi yang mengenai pembuluh darah arteri yang lebih besar
sehingga terjadi aterosklerosis) (Tobing, 2016).
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik.
1. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Penatalaksaan nutrisi pada penderita Diabetes Mellitus diarahkan untuk
mencapai tujuan berikut:
a. Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya, vitamin, mineral)
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara
yang aman dan praktis
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
2. Latihan (olahraga)
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetik karena efeknya
dapat menurunkan kadar glukosa darah dan menurunkan kadar glukosa darah
dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
insulin. Sirkulasi darah dan otot juga diperbaiki dengan berolahraga.
3. Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan deteksi dan
pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan dalam menentukan
kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi
diabetes jangka panjang. Pemantauan kadar glukosa darah merupakan prosedur
yang berguna bagi semua penderita diabetes. Pemantauan ini merupakan dasar
untuk melaksanakan terapi insulin yang intensif dan untuk menangani kehamilan
yang dipersulit oleh penyakit diabetes. Pemeriksaan ini juga sangat dianjurkan
bagi pasien-pasien dengan:
a. Penyakit diabetes yang tidak stabil
b. Kecenderungan untuk mengalami ketosis berat atau hipoglikemia
c. Hipoglikemia tanpa gejala peringatan
d. Ambang glukosa renal yang abnormal
Bagi penderita yang tidak menggunakan insulin, pemantauan mandiri
glukosa darah sangat membantu dalam melakukan pemantauan terhadap
efektivitas latihan, diet, dan obat hipoglikemia oral. Metode ini juga dapat
membantu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapinya. Bagi penderita
Diabetes Mellitus tipe II, pemantauan mandiri glukosa darah harus dianjurkan
dalam kondisi yang juga dapat menyebabkan hiperglikemia (misalnya, keadaan
sakit) atau hipoglikemia (misalnya, peningkatan aktifias berlebihan)
4. Terapi Insulin
Pada Diabetes Mellitus tipe II insulin mungkin diperlukan seabgai terapi
jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat
hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Disamping itu, sebagian pasien
Diabetes Mellitus tipe II yang biasanya mengendalikan kadar glukosa darah
dengan diet dan obat oral kadang membutuhkan insulin secara temporer selama
mengalami sakit, kehamilan, pembedahan, atau beberapa kejadian stress lainnya.
Preparat insulin dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu:
a. Insulin regular (R) / Short acting Insulin
b. NPH Insulin / Intermediate acting Insulin, Lente Insulin (L)
c. Ultralente Insulin (UL) / Long acting Insulin.
5. Pendidikan / Penyuluhan
Pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan bagi pasien diabetes
bertujuan untuk menunjang perilaku meningkatkan pemahaman pasien akan
penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal dan
penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik. Sasaran
penyuluhan adalah pasien diabetes beserta keluarganya, orang-orang yang
beraktivitas bersama-sama dengan pasien sehari-hari baik di lingkungan rumah
maupun lingkungan lain. Pada pasien Diabetes Mellitus tipe II yang beru
terdeteksi, pendidikan dasar tentang diabetes harus mencakup informasi tentang
ketrampilan preventif, antara lain:
a. Perawatan kaki
b. Perawatan mata
c. Higiene umum (misalnya, perawatan kulit, kebersihan mulut)
d. Penanganan faktor resiko (mengendalikan tekanan darah dan kadar lemak
darah, menormalkan kadar glukosa darah).
7. Cara Mencegah Diabetes Mellitus
1. Berhenti Merokok
Rokok meninggalkan nikotin dalam saluran pernafasan kemudian akan
diambil oleh darah. Darah yang mengandung nikotin akan merusak sistem
insulin pada pankreas sehingga resiko diabetes menjadi semakin tinggi. 
2. Berhenti Minum Alkohol
Alkohol adalah salah satu pemicu beberapa jenis penyakit dalam tubuh
seperti jantung, stroke, kanker hati dan beberapa jenis penyakit lain.
Jantung menjadi salah satu potensi besar untuk merusak kemampuan tubuh
dalam menghasilkan insulin. Karena itulah bahaya alkohol bisa
meningkatkan potensi diabetes.
3 Ganti Sumber Karbohidrat dengan Biji-Bijian
Sumber karbohidrat yang berasal dari tanaman gandum dan biji-bijian bisa
membuat enzim pencernaan sulit merubah pati menjadi glukosa. Proses ini
akan membuat tubuh mendapatkan kadar gula dalam darah dengan proses
yang lebih lama. Jika hal ini terjadi maka tubuh akan memproses insulin
sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara ini maka resiko diabetes bisa
dikurangi dan untuk mencegah terjadinya diabetes. beberapa jenis
makanan yang bisa digunakan untuk menggantikan karbohidrat lembut
seperti nasi adalah gandum, sereal, jagung dan ubi.
4. Hindari Terlalu Sering Konsumsi Minuman Manis
Minuman manis yang mengandung gula dan bahan pemanis lain telah
meningkatkan resiko diabetes. Minuman manis memang dibutuhkan oleh
tubuh sebagai sumber tenaga tapi dalam jumlah yang kecil. Selain
minuman manis maka minuman yang mengandung soda dan berbagai
bahan pengawet juga harus dihindari. Minuman manis akan meningkatkan
kadar glikemik dalam tubuh sehingga bisa meningkatkan resiko obesitas
dan diabetes.
5. Konsumsi Makanan Berserat
Makanan yang mengandung serat akan membuat sistem metabolisme
dalam tubuh berjalan lebih lancar. Organ pencernaan bisa bekerja secara
maksimal dan zat-zat penting yang berasal dari makanan bisa digunakan
oleh tubuh dengan cepat. Makanan berserat juga bisa menurunkan resiko
penyakit jantung dan menjaga organ pencernaan. Dengan cara ini maka
resiko diabetes akan menjadi lebih rendah. beberapa makanan berserat
antara lain adalah sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan, dan biji-
bijian.
6. Atur Porsi Makan
Konsumsi makanan yang seimbang dengan kebutuhan nutrisi tubuh adalah
langkah yang sangat bijak. Pada dasarnya dalam setiap satu piring makan
harus terdapat sekitar seperempat bagian protein, sayuran, buah, dan
karbohidrat. Ini adalah salah satu pengaturan porsi makan yang paling
sehat. Namun kita sering lupa bahwa makan hanya untuk membuat perut
menjadi kenyang namun ternyata bukan hal itu yang dibutuhkan oleh
tubuh. Mengatur porsi makanan dengan jumlah yang kecil dan sesuai
dengan kebutuhan nutrisi bisa mengurangi resiko diabetes.

7. Berolahraga Secara Rutin


Ada banyak olahraga yang membakar kalori super banyak yang dapat anda
manfaatkan untuk mencegah terjadinya diabetes dan memperkecil risiko
tersebut.
13. Daftar Pustaka
Baradero, 2014. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC.
Kemenkes, 2007. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pembangunan Kesehatan.
Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan Jantung.
Jakarta : Keenbooks.

Panitia Penyuluhan Kelompok Pada Komunitas


Ketua Sekretaris

Citra Puspa Rani I Gusti Agung Ayu


……..…………………. …………………………….
NIM: 201602011 NIM: 201602020

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Klinik
Keperawatan Medikal Bedah

Yustina Kristianingsih, M.Kep, Ners


……………………………

Anda mungkin juga menyukai