MATA KULIAH : MANAGEMENT SUMBER DAYA INSANI REVIEW JURNAL
A. JUDUL : “Keragaman kognitif dan kreativitas tim: efek dari tim motivasi intrinsik dan kepemimpinan transformasional”
B. PENULIS : Xiao Hua Frank wang , Tae yeol Kim , Deog Ro Lee
C. ISI :
TEORI A. Keragaman kognitif dan kreativitas tim
Williams & O'Reilly, 1998) berpendapat bahwa keanekaragaman kognitif dapat memicu kreativitas tim karena paparan terhadap perspektif yang berbeda atau berlainan dapat merangsang anggota tim untuk menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif. De Dreu, Nijstad, & Van Knippenberg, 2008; De Dreu & West, 2001 menyarankan bahwa keragaman kognitif membawa berbagai macam pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan ide kepada tim yang berbeda dan tidak berlebihan. Begitu banyak pengetahuan dan kemampuan sehingga dapat menghasilkan lebih banyak pilihan, rencana, dan produk baru. Sehingga menghasilkan Hipotesis 1 Keragaman kognitif pasti terkait dengan kreativitas tim. B. Keragaman kognitif dan motivasi intrinsik tim Menurut teori matematis tentang kreativitas dari Amabile (1996), motivasi intrinsik adalah salah satu mekanisme yang paling penting yang melaluinya faktor - faktor eksternal menghasilkan kreativitas individu atau tim (Shalley, Zhou, & Oldham, 2004; Shin & Zhou, 2003). Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan suatu masalah karena itu adalah menarik, menantang, dan memuaskan. Berdasarkan teori Amabile, kami memeriksa peran perantara motivasi intrinsik tim dalam proses kreativitas tim. Paulus (2000) mempresentasikan motivasi tim itu merupakan pendahuluan yang penting bagi berbagai tim untuk memulai proses tim yang produktif (misalnya, pertukaran ide atau pengembangan informasi) dan memenuhi potensi kreatif mereka. Chen dan Kanfer (2006) mendefinisikan motivasi tim sewaktu berbagi keyakinan di antara anggota mengenai berbagai aspek dari tugas dan capabili- dasi mereka. Kepercayaan bersama seperti itu berasal dari motivasi individu dan dibentuk melalui interaksi dan komunikasi yang terus-menerus di antara anggota tim (Morgeson & Hofmann, 1999).penulis berpendapat bahwa keragaman kognitif secara positif berhubungan dengan motivasi intrinsik tim. Menurut teori evaluasi kognitif (Deci & Ryan, 1985), faktor-faktor kontekstual berkontribusi pada motivasi intrinsik jika itu menyediakan informasi atau umpan balik yang relevan yang meneguhkan perasaan kompetensi individu.Sehingga hipotesis 2 : Keragaman kognitif positif terkait dengan motivasi intrinsik tim. C. Motivasi intrinsik tim dan kreativitas tim teori solidaritas kreativitas Amabile (1996) menyatakan bahwa motivasi intrinsik adalah salah satu pendorong utama untuk kreativitas. Berdasarkan teori Amabile, Milliken, Bartel, dan Kurtzberg (2003), mengajukan agar keterlibatan emosi kolektif merupakan mekanisme penting yang digunakan untuk menyampaikan keanekaragaman tim kepada kreativitas tim.Penulis mengusulkan bahwa motivasi intrinsik tim menengahi efek positif keanekaragaman kognitif pada kreativitas tim dengan beberpa alasan , Pertama, teori motivasi intrinsik (Deci & Ryan, 1985; Oldham & Cummings, 1996) berpendapat bahwa faktor situasional, seperti keanekaragaman kognitif, mempengaruhi kreativitas lewat motivasi yang intrinsik. Kedua, menurut teori kesenjangan semangat Amabile (1996), para anggota tim yang bermotivasi kuat sadar akan lebih fleksibel dan lebih cenderung memimpin eksplorasi yang berbeda, yakni penelitian heuristik, dan bahkan pengambilan risiko. Ketiga, motivasi intrinsik tim dapat meningkatkan proses kognitif tim. Anggota tim yang bermotivasi intrinsik ingin memperluas basis pengetahuan mereka dengan memasukkan informasi yang beragam. Mereka cenderung bertukar dan mengintegrasikan ide, pengetahuan, dan wawasan secara terbuka yang relevan dengan tugas ini, yang kemudian mendorong kreativitas tim. Sehingga Hipotesis ke-3 : Motivasi intrinsik tim menengahi hal positif rilek antara keragaman kognitif dan kreativitas tim. D. Peran moderasi kepemimpinan kepemimpinan Penulis mengusulkan mengusulkan bahwa perilaku kepemimpinan dapat berfungsi sebagai kondisi batas kritis yang menentukan seberapa banyak keragaman kognitif dapat meningkatkan motivasi intrinsik tim. bahwa kepemimpinan transformasional berfungsi sebagai katalis yang memfasilitasi pengembangan motivasi intrinsik tim dalam berbagai tim yang kogni - karena hal ini dapat meningkatkan antusiasme karyawan untuk kegiatan. Kepemimpinan transformasional mencakup empat dimensi perilaku yang saling terkait, yaitu pengaruh idealisasi, motivasi inspirasi, rangsangan intelektual, dan pertimbangan pribadi (Bass & Riggio, 2006). Setiap dimensi perilaku dapat mempengaruhi hubungan antara keberagaman kognitif dengan motivasi intrinsik tim. Pertama, para pemimpin transforasional menggunakan pengaruh idealisasi dan memberikan motivasi yang mengilhami melalui pengkomunikasikan visi bersama yang menarik. Kedua, stimulasi intelektual para pemimpin transformasional mendorong anggota tim untuk menggunakan keragaman kognitif di antara anggota tim dalam mempertanyakan asumsi mereka sendiri, mengulang masalah, dan berpikir di luar kotak. Ketiga, para pemimpin transformasional mengenali perbedaan individu pada pengikut, mendorong pengikut untuk mengungkapkan masukan mereka yang unik, dan mendengarkan pengikut mereka dengan penuh perhatian melalui pertimbangan pribadi.Sehingga hipotesis ke-4 hipotesis 4. Kepemimpinan transformasional menyeimbangkan hubungan positif antara keragaman kognitif dan motivasi intrinsik tim, sehingga hubungan akan menjadi lebih kuat ketika kepemimpinan transformasional tinggi alih-alih rendah.
METODE A. Peserta dan prosedur
mengumpulkan data dari 62 tim litbang dalam 14 organisasi di Korea selatan, termasuk tiga perusahaan farmasi, enam compa- nies elektronik, satu perusahaan kimia, satu perusahaan teknologi informasi, dan tiga perusahaan manufaktur. Dari 478 survei yang tersebar pada pemimpin- anggota, 351 tim dikembalikan oleh 68 tim, mewakili tingkat respon 73,6%. Enam tim mengembalikan tanggapan dari hanya dua anggota atau kurang dari nilai-nilai yang hilang yang dihilangkan, menghasilkan 346 anggota tim pemimpin pasangan sur- veys di 62 tim untuk analisis data. Total 29% karyawannya perempuan. Usia rata-rata karyawan adalah 32,6 tahun (SD = 6,1), dan rata-rata masa kerja tim adalah 3,4 tahun (SD = 4,0). Para pemimpin tim itu rata-rata berusia 43,6 tahun (SD = 4,9 tahun) dan rata-rata masa kerja tim 8,5 tahun (SD = 6.9). Total 11% dari pemimpin tim adalah perempuan.
HASIL A. Statistik deskriptif
deskriptif statistik, perkiraan keterandalan, dan hubungan korelasi untuk segala ukuran disajikan dalam tabel 1. Pertimbangan untuk semua variabel diterima (α N.70). Total 54% dari tim mengerjakan produk baru. Kedua tim bekerja sangat saling menolong (artinya = 5,27).
B. Tes tabel Hipotesis
merangkum hasil baginya analisis. Hipotesis 1 mengusulkan bahwa keragaman kognitif akan secara positif terkait dengan kreativitas tim. Sejalan dengan H1, keragaman kognitif saling terkait positif dengan kreativitas tim. Hipotesis 2 memperkirakan bahwa keragaman kognitif akan secara positif berhubungan dengan motivasi intrinsik tim. Hasil dari Model 1 pada tabel 2 memperlihatkan bahwa keanekaragaman kognitif positif terkait dengan motivasi intrinsik tim. Hipotesis 3 menyatakan bahwa motivasi intrinsik tim akan menengahi hubungan antara keanekaragaman kognitif dan kreativitas tim. Pertama, sebagaimana ditunjukkan di atas, perbedaan kognitif sangat berhubungan dengan motivasi intrinsik tim. Kedua, ketika motivasi intrinsik kedua tim dan keragaman kognitif disertakan dalam regresi, hanya tim motivasi intrinsik yang signifikan . Hipotesis 4 mengusulkan bahwa kepemimpinan transformasional akan moderat hubungan antara keragaman kognitif dan motivasi tim intrin- sic. Hipotesis 5 memperkirakan efek moderasi tahap pertama, sehingga kepemimpinan transforrasional menyeimbangkan efek tidak langsung dari keragaman kognitif pada kreativitas tim melalui motivasi intrinsik tim.
D. KETERKAITAN DENGAN TEMA MSDI :
Keterkaitan antara pembahasan dalam jurnal dengan Manajemen Sumber Daya Insani adalah dilihat dari sumber daya manusianya, yang dibahas dalam jurnal tersebut yaitu tentang Kognitif. Seperti hasil penelitian diatas, keberagaman kognitif dari setiap individu (karyawan) mudah dideteksi tidak selalu mudah untuk difokuskan pada satu tujuan karena tiap – tiap individu memiliki pemikiran, pengetahuan, kebiasaan , adat – istiadat dan budaya serta keyakinan yang berbeda. Sehingga dibutuhkan pengontrolan, pengaturan, perencanaan dari manager / atasan yang berkewenangan melakukannya. Disinilah peran Manajemen Sumber Daya Insani. Dari masing-masing individu yang mempunyai ide-ide, gagasan-gagasan inovatif untuk berkembangnya perusahaan. Maka terbentuk tim untuk mewadahi aspirasi dari para karyawan yang dipimpin oleh pimpinan/manager. Manager menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, yaitu model kepemimpinan untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan hubungan efek pemimpin terhadap bawahan, yang dapat diukur dengan indikator adanya kepercayaan, kesetiaan, dan hormat kepada pemimpin, berusaha untuk memotivasi bawahan untuk melakukan sesuatu yang lebih dan melampaui harapan mereka sendiri. Kepemimpinan transformasional yang tinggi secara khusus meningkatkan motivasi intrinsik tim, sehingga kreativitas tim bertambah. Hal ini juga dapat dibantu dengan adanya kompensasi financial seperti gaji tambahan (bonus) atau non-financial seperti promosi kerja, training kepada karyawan yang berkontribusi baik bagi perusahaan. Sebaliknya, Jika kepemimpinan transformasional negatif, maka akan terjadi ketegangan dan konflik. Maka dari itu, pentingnya manajemen dalam perusahaan dan penerapannya dalam bidang Manajemen Sumber daya manusia.