Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN MATERI

AIR FLOW METER SENSOR

Apersepsi :
AFM adalah sensor yang identic dengan system EFI tipe L-Jetronic yang sudah
digunakan mulai 1973. System L jetronic dikembangkan oleh Bosch setelah D jetronic dan K
jetronic. Dalam perkembangannya penggunaan L jetronic lebih jarang dibandingkan dengan D
Jetronic dengan alasan nilai ekonomis dari sensor AFM, padahal jika dilihat dari segi akurasi
pembacaan data udara masuk AFM lebih unggul.
1. Mengapa sensor AFM nilai ekonomisnya kurang jika dibandingkan dengan sensor
udara pada D Jetronic?
2. Mengapa L jetronic (dengan sensor AFM) jarang ditemui pada banyak kendaraan
sekarang?
3. Bagaimana prinsip kerja tipe-tipe AFM sensor ?
4. Bagaimana konstruksi tipe-tipe AFM sensor ?
5. Bagaimana signal Output yang dihasilkan tipe-tipe AFM sensor?

Materi :
Air flow meter (AFM) atau Mass Air flow (MAF) berfungsi untuk mengukur jumlah
(massa) udara yang memasuki mesin atau aliran udara. Seringkali sensor suhu udara masuk
(IAT) juga dipasang di dalam sensor aliran udara, karena pengukuran jumlah udara masuk akan
lebih akurat jika memperhitungkan suhu udara tersebut.
Di dalam system injeksi Bensin, sensor AFM berfungsi sebagai dasar perhitungan
volume injeksi bahan bakar bersama dengan CKP dan CMP sensor atau basic injection. Jika
AFM mengalami gangguan ada beberapa gejala/gangguan yang akan terjadi pada mesin, yaitu :
1. Putaran idle tidak stabil
2. Penurunan tenaga
3. Asap knalpot hitam
4. Bahan bakar boros
5. Kode MAF sensor
6. Kode rich and/or lean
7. Kode fuel trim

Jika kecurigaan mengarah pada MAF sensor, coba periksa kode DTC yang
berhubungan dengan MAF sensor seperti :

P0100....Mass or Volume Air Flow Circuit


P0101....Mass or Volume Air Flow Circuit Range/Performance Problem
P0102....Mass or Volume Air Flow Circuit Low Input
P0103....Mass or Volume Air Flow Circuit High Input
P0104....Mass or Volume Air Flow Circuit Intermittent
P0171....System too Lean (Bank 1)
P0172....System too Rich (Bank 1)
P0173....Fuel Trim Malfunction (Bank 2)
P0174....System too Lean (Bank 2)
P0175....System too Rich (Bank 2)

Tipe-tipe AFM
1. Tipe flap (inpact pressure),
2. Tipe Hot Wire
3. Tipe Hot Film
4. Tipe Karman vortex

1. AFM sensor tipe flap


AFM sensor menggunakan potensiometer yang diatur oleh flap/ measuring plate
berdasarkan aliran pada saluaran airflow meter. Konstruksi lengkap sebagai berikut :
Sudut membukanya measuring plate dirubah
menjadi voltage ratio oleh potentiometer.
Voltage ratio akan diterima ECU dalam
bentuk signal tegangan.

circuit AFM tipe flap secara skema dapat


dilihat pada gambar disamping. Tegangan
referensi dari ECU sebesar 5 V akan diatur
oleh variable resistor sesuai gerakan dari
measuring plate, sehingga menghasilkan
tegangan dignal AFS pada terminal VS dan
dikirim kembali ke ECU
FPS terdapat dalam air flow meter.

FPS terbuka (OFF) jika mesin mati, shg fuel pump


tidak bekerja meskipun kunci kontak ON.

FPS tertutup (ON) jika mesin hidup dan udara


mengalir

2. AFM sensor tipe Hot Wire


Mass airflow sensor ini tidak mempunyai komponen yang bergerak, tidak seperti
air flow meter type flap, mass air flow sensor menggunakan arus listrik untuk mengukur
aliran udara masuk.Elemen sensor yang digunakan yaitu platinum wire (hot wire).

Sensor AFM jenis hot wire memiliki kawat platinum yang dipanaskan (heated/hot
wire) lebih panas dari temperatur udara masuk dan sebuah sensor suhu kecil dipasang
dekat dengan kawat panas. Pada MAF sensor tipe ini, terdapat kawat kecil yang
dipanaskan menggunakan aliran listrik dan sensor suhu yang sangat kecil ditempatkan di
dekat kawat panas tersebut.  maf sensor tipe hot wire, elemen nya dipanaskan 100 derajat
celsius lebih panas dari temperatur udara yang masuk. Sensor suhu ini mengukur suhu
udara di dekat kawat panas tersebut. Perubahan suhu ini akan mengindikasikan seberapa
banyak udara yang mengalir atau masuk ke ruang bakar.
Ketika mesin idle, sangat sedikit udara yang mengalir melewati kawat panas,
sehingga dibutuhkan arus listrik yang sangat kecil untuk menjaga kawat panas. Ketika
Anda mengekan pedal gas, throttle terbuka sehingga memungkinkan lebih banyak udara
mengalir melalui kawat panas. Setiap udara yang mengalir akan menurunkan suhu kawat
panas, karena suhu udara lebih rendah dari pada suhu kawat panas.Semakin banyak udara
mengalir di atas kawat, semakin banyak arus listrik yang diperlukan untuk menjaganya
tetap panas. Jumlah arus listrik ini sebanding dengan jumlah aliran udara.

Chip elektronik kecil yang terpasang di dalam MAF sensor menerjemahkan jumlah
arus listrik ini menjadi sinyal digital yang dikirim ke ECU. tipe hot wire yang
diperkenalkan oleh Bosch di sistem EFI LH-Jetronic pada tahun 1979 menghasilkan sinyal
tegangan analog yang bervariasi antara 0 sampai 5 Volt. Pada posisi idle tegangan yang
dihasilkan sekitar 0,4 sampai 0,8 volt dan tegangan berangsur-angsur naik menjadi 4,5 - 5
Volt saat Throttle Valve terbuka penuh.
hot wire yang digunakan Bosch mempunyai fungsi self cleaning, dimana elemen
wire yang terbuat dari bahan platinum dipanaskan hingga suhu 1000 derajat Celcius
selama 1 detik setelah mesin dimatikan.

3. AFM tipe Hot Film


MAF sensor tipe hot film seperti yang diperkenalkan oleh AC Delco pada tahun 1984
menghasilkan output sinyal gelombang persegi frekuensi yang bervariasi mulai dari 30 -
150 Hz. Elemen Hot film terbuat dari nickel foil grid (hot film). Hot film terdiri dari bahan
semi konduktor yang akan

Pada posisi idle sekitar 30 Hz dan saat Throttle Valve terbuka penuh frekuensi yang
dihasilkan mencapai 150 Hz.
4. AFM tipe karman Vortex
Hukum Karman Vortex Street adalah sebuah teori Aliran udara masuk bereaksi
terhadap generator vortex menciptakan efek berputar-putar pada udara hilir, mirip dengan
aliran gelombang air setelah dilewati perahu. Efek pusaran gelombang belakang perahu
ini akan linear seiring dengan kecepatan aliran, pusaran yang linear dengan kecepatan
aliran inilah yang disebut "Karman Vortex".
tipe pembacaan frekuensi karman vortek yaitu :
a. Model ultrasonic
b. Model optical
c. Model tekanan
AFM tipe gelombang ultrasoinik untuk mengetahui jumlah udara masuk dengan
prinsip seperti sonography yaitu menggunakan transmitter dan receiver. Transmiter akan
memancarkan gelombang ultrasonic melalui aliran udara karman vortex, pancaran
gelombang ultrasonic akan berubah sesuai perubahan dari karman vortex, dan perubahan
ini akan diterima oleh receiver. Frekuensi ultrasonic yang diterima receiver akan dirubah
menjadi signal digital dan dikirimkan ke ECU sebagai signal AFM.
Frekuensi dari vortisitas bervariasi dalam proporsi terhadap kecepatan udara masuk
(beban mesin). Vorteks diukur ke dalam lubang pengarah tekanan dari mana mereka
bertindak pada cermin foil logam. Aliran udara terhadap cermin menyebabkannya
berosilasi secara proporsional dengan frekuensi vortex. Ini menyebabkan iluminasi dari
LED perangkai foto untuk diterapkan secara bergantian dan dialihkan dari transistor foto.
Akibatnya, transistor foto bergantian atau membuka sinyal KS 5-volt ke ECM.
Review materi sebelumnya
3.2 Memahami Sejarah perkembangan Teknologi Engine Management System

Sejarah L jetronic
1956  EFI pertama buatan Bendix USA
1967 D Jetronic “Bosch” Volkswagon
1973 Bosch mengembangkan K Jetronic menggantikan DJetronic yang sangat mahal
1973  Bosch mengembangkan L Jetronic dengan akurasi pengukuran lebih baik dari medel
sebelumnya. AFM tipe flap/van
1980  Mitsubishi Electric Corp mengumumkan produksi Karman Vortex (KN) tipe AFM
1980  Bosch's mengembangkan LH-Jetronic suatu sistem yang menggunakan hot wire type
AFM
1987 Bosch mengembangkan AFM tipe hot film yang lebih tahan lama dan murah

Anda mungkin juga menyukai