17 56 1 PB PDF
17 56 1 PB PDF
E-mail: nadiaalmirajordan@gmail.com
Abstraksi
Kerusakan lingkungan, sebagai dampaknya pemanasan global semakin banyak dan
semakin parah oleh terpangkasnya ruang terbuka hijau. Konsep agritecture merupakan
konsep menyatukan arsitektur dengan agrikultur yang pada studi ini diterapkan pada fasad
bangunan SMK pertanian agar dapat memberikan pembelajaran pertanian vertikal dan konsep
ramah lingkungan kepada siswa dan masyarakat sekitar. Perancangan elemen fasad SMK
pertanian dengan konsep agritecture ini menggunakan metode analitis dengan metode
pendekatan programatis dengan dua analisis besarn yaitu analisis karakter ruang
pembelajaran SMK pertanian dan analisis konsep agritecture terkait sistem perletakan,
penyiraman dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Penerapan pada dinding bangunan
dimaksudkan untuk memaksimalkan sinar matahari pada proses pertumbuhan tanaman
produksi yang dibudidayakan. Penanaman vertikal tanaman pada fasad bangunan dalam studi
ini diterapkan pada empat jenis ruangan yang memiliki perbedaan kebutuhan penghawaan
dan pencahayaan, yang tentunya akan menghasilkan jenis penerapan dan jenis tanaman yang
berbeda di keempat jenis ruang tersebut. Manfaat yang diharapkan dari studi ini adalah
terciptanya rancangan desain fasad ruang pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa
dan menjadi salah satu alternatif perancangan dengan konsep ramah lingkungan untuk
bangunan pendidikan, sebagai salah satu upaya untuk menyelaraskan bangunan dengan
lingkungan di sekitarnya.
Kata kunci: elemen fasad, SMK pertanian, agritecture.
diterapkan.
Jalan Sudimoro
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jalan Soekarno
Tinjauan Umum Kota Malang Hatta
Keterangan:
Kota Malang merupakan kota terbesar
Permukiman kepadatan sedang
kedua di Jawa Timur setelah Kota
Permukiman kepadatan tinggi
Surabaya, yang terletak pada ketinggian
Fasilitas umum
antara 440-667 meter diatas permukaan air
Lahan Pertanian
laut. Letak Kota Malang yang dikeliling Fasilitas Pendidikan
oleh Gunung Arjuno di sebelah utara, Perdagangan dan jasa
Gunung Semeru di sebelah timur, Gunung Gambar 1 Letak Tapak pada Wilayah Sekitarnya
Kawi dan Panderman di sebelah barat dan
Gunung Kelud di sebelah selatan, Konsep SMK pertanian
menjadikan Malang sebagai kota di Fungsi SMK pertanian tentunya
dataran tinggi yang sejuk dan memiliki sebagai tempat kegitan belajar mengajar
tanah yang subur. (KBM) bagi siswa dan guru. Lebih sempit
Tapak perancangan berada pada lagi dari fungsi tersebut, SMK ini
wilayah Kelurahan Tunjungsekar, yang merupakan tempat bagi siswa dalam
merupakan wilayah pada Kecamatan mempelajari keilmuan pertanian, yang
Lowokwaru, yang sedang mengalami didalamnya terdapat beberapa program
perkembangan di sektor infrastruktur keahlian yang dipelajari lebih dalam oleh
berupa jalan, saluran drainase dan juga siswa sebagai bekal pengetahuan dan
pengembangan di bidang permukiman dan keterampilan yang dapat digunakan untuk
fasilitas pendidikan. terjun ke dunia kerja.
Kondisi eksisting tapak merupakan SMK yang murni berada di bidang
lahan pertanian basah. Pemilihannya pertanian ini memiliki empat program
didasarkan pada pola peruntukan lahan keahlian yang diajarkan pada siswa sejak
Kota Malang, karena area tersbut bangku kelas satu, antara lain:
diperuntukkan sebagai pembangunan 1. Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman
fasilitas pendidikan dan selain itu, SMK 2. Keahlian Teknologi Hasil Pertanian
pertanian membutuhkan tanah yang subur 3. Keahlian Mekanisasi Pertanian
dan masih produktif untuk menunjang 4. Keahlian Penyuluhan Pertanian
kegiatan praktek siswa dalam bidang Pelaku pada SMK pertanian ini antara
pertanian. lain adalah siswa, guru, pimpinan sekolah,
karyawan administrasi, dan karyawan
laboratorium.
Konsep Ruang
SMK pertanian memiliki tiga
kelompok besar ruangan, yaitu kelompok
ruang pembelajaran umum, kelompok
ruang pembelajran khusus (sesuai dengan
pembelajaran setiap program keahlian) dan Terdapat dua zona besar ruang pada
kelompok ruang penunjang. SMK pertanian ini, yaitu zona ruang
pembelajaran dan ruang penunjang.
Analisis Komparasi
Analisis komparasi yang dilakukan Zona Ruang
bertujuan untuk mendapatkan masukan Pembelajaran
penerapan konsep agritecture yang telah
diterapkan pada beberapa bangunan yang
dijadikan acuan. Analisis dilakukan
berdasarkan aspek-aspek pola penanaman
tanaman pada bangunan, antara lain letak
penanaman, sistem penanaman, bentuk
penanaman, media tanam yang digunakan, Zona Ruang
dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Penunjang
Komparasi dilakukan pada bangunan
Gambar 2 Zona besar ruang SMK pertanian
kantor Pasona Headquarters di Tokyo,
Greenhouse Project di New York, dan New Ruang penunjang guru dan siswa
Bronx Housing Project di New York, dengan diletakkan pada sisi kiri tapak karena
kesimpulan yang dapat diambil antara lain: aksesnya mudah dijangkau tamu.
penanaman tanaman pada fasad adalah Sedangkan ruang pembelajaran diletakkan
tanaman hias yang memiliki daun pada kanan tapak mempertimbangkan
rimbun untuk meneduhkan dan letak ruang dan lahan praktek untuk
mendinginkan sisi dalam bangunan, menerima sinar matahari lebih banyak.
sedangkan tanaman produksi di tanam Kemudian, di dalam dua zona besar
pada area dalam bangunan. tersebut terdapat tiga kelompok besar
penempatan tumbuhan di dalam ruang ruang yang didasarkan pada pembagian
dapat dilakukan, namun dengan jurusan, sedangkan untuk ruang
pertimbangan jenis tanaman yang dapat penunjang, pembagian ruang didasarkan
hidup di dalam keadaan gelap atau pada pengguna ruang, antara lain:
ternaungi, untuk mengantisipasi A. Zona A : Ruang pembelajaran umum
penggunaan energi yang terlalu besar. B. Zona B : Ruang pembelajaran jurusan
penanaman pada greenhouse pada atap produksi tanaman
bangunan tinggi memiliki kelebihan C. Zona C : Ruang pembelajaran jurusan
yaitu terhindar dari polusi jalan raya teknologi hasil pertanian
dan mendapatkan sinar matahari D. Zona D : Ruang pembelajaran jurusan
maksimal. mekanisasi pertanian
E. Zona E : Ruang pembelajaran jurusan
Analisis Kualitatif penyuluhan pertanian
Analisis kualitatif yang dilakukan F. Zona F : Ruang penunjang guru
merupakan analisis kebutuhan G. Zona G : Ruang penunjang siswa
pencahayaan dan penghawaan yang Berdasarkan kebutuhan pencahayaan
mempengaruhi perletakan zona dan ruang, dan penghawaan zona, didapatkan konsep
yang berpengaruh pada intensitas sinar perletakan zona di dalam tapak.
matahari yang diterima fasad bangunan. Zona penunjang guru diletakkan pada
Hasil analisis ini selanjutnya digunakan area tepi kiri yang sangat berdekatan
untuk menentukan letak ruang pada tapak dengan akses utama sekolah. Sedangkan
dan jenis penerapan konsep agritecture- area pembelajaran khusus disusun terpisah
nya. pada area kanan tapak, untuk memberikan
area yang privat dan untuk
Kebutuhan Kualitatif Zona
memaksimalkan sinar matahari yang pencahayaan alami digunakan untuk
diterima. kegiatan pengamatan objek, sedangkan
pencahayaan buatan dibutuhkan untuk
kegiatan pengamatan reksi dan diskusi.
3. Ruang semi terbuka: Ruang yang
membutuhkan sirkulasi udara dari
penghawaan alami yang lancar dapat
dilakukan dengan memberi bukaan
ruangan.
4. Ruang dengan kebutuhan penghawaan
buatan penuh: Ruang ini tertutup secara
penghawaan, namun dapat terbuka pada
Gambar 3 Alternatif 3 Perletakan Zona pencahayaan.
Ruang pembelajaran umum diletakkan
ditengah sekolah yang dikelilingi oleh Analisis Konsep Agritecture
lapangan upacara dan lapangan olahraga Konsep perancangan agritecture
untuk pencapaian yang lebih mudah dan didapatkan berdasarkan analisis sistem
sebagai pembatas anatara zona agritecture dan juga karakteristik yang
pembelajaran dan zona penunjang. diambil melalui objek komparasi.
Kebutuhan Kualitatif Ruang Analisis Konsep Agritecture
Ruang Kelas
Ruang Laboratorium
Taman
Lahan Praktik
Ruang semi
terbuka
Ruang dengan
pencahayaan
alami dan
Gambar 7 Desain tata massa di dalam tapak buatan
Konsep dan Desain Tata Massa
Ruang steril
Berdasarkan analisis kualitatif zona tertutup
yang telah dilakukan, telah didapatkan
kebutuhan persyaratan zona yang Gambar 8 Desain Zoning Ruang Pembelajaran
Konsep Ruang Luar
Ruang luar pada SMK pertanian
adalah area tidak terbangun di sisi luar
sekolah yang dimanfaatkan sebagai taman
dan lahan pertanian untuk kegiatan praktek
siswa.
Rak
Keterangan: kayu
1. Lahan pertanian sayur (kangkung, bayam, Tangkir air
kubis) dan buah (melon, tomat, cabai) bernutrisi
2. Lahan palawija (jagung, kacang tanah, ubi Gambar 4.53 Rak dinding barat ruang kelas
kayu) h
3. Lahan perkebunan (pohon mangga dan
sawi) a
4. Lahan sawah (padi) b
Gambar 4.45 Desain Tata Lahan Praktik SMK
Pertanian c
Konsep dan Desain Bangunan d
Konsep agritecture yang diterapkan
pada selubung dan elemen ruang SMK
pertanian khususnya pada area e
f
pembelajaran ini mempertimbangkan g
aspek yang sangat mempengaruhi kegiatan Keterangan:
a. Pipa PE – menyalurkan air dari pipa PVC ke dripline
dan proses pertumbuhan tanaman, yaitu b. Adapter – penyesuai debit air dari pipa PVC ke pipa PE
sinar matahari dan angin. c. Pipa PVC – menyalurkan air dari pompa ke pipa PE
d. Timer digital – pengatur waktu air nutrisi menyirami tanaman
Massa bangunan yang diletakkan e. Stop kontak listrik – penyumplai listrik untuk timer dan pompa
f. Pompa celup – pompa kecil untuk menaikan air ke pipa PVC
berdasarkan program keahlian, menerima g. Tandon air – wadah air bernutrisi untuk pengairan tanaman
h. Dripline - penyiram air berupa lubang tetes, ke area dekat akar
intensitas sinar matahari yang berbeda.
Bangunan yang terletak paling timur atau Gambar 4.53 Detail rak dinding barat ruang kelas
utara mendapatkan sinar matahari lebih Selain rak pada dinding, penerapan
banyak, sehingga tanaman yang tepat agritecture juga dilakukan pada pagar di
diterapkan adalah tanaman dengan koridor lantai 2 dan kolom di koridor
kebutuhan sinar matahari banyak. lantai 1.
Sedangkan bangunan di sisi barat atau Pagar
dari 4 kelompok ruang pembelajaran Gambar 4.59 Detail pagar koridor lantai dua
dengn karakteristik yang berbeda. Pengairan dengan sistem sumbu ini
a. Ruang kelas memanfaatkan daya serap air untuk
Ruang kelas merupakan ruang yang menyalurkannya ke tanaman. Tidak
medapatkan pencahayaan alami maksimal terdapat saluran air sisa kembali ke tandon
karena air yang diterima tanaman dari f
sistem ini dalam debit kecil, sehingga a g
kemungkinan untuk menyisakan air
b
kembali ke tandon juga kecil. h
c
Tanaman yang dibudidayakan pada
pagar ini merupakan tanaman yang dapat d i
hidup di bawah naungan, antara lain antara
lain anthurium, adenium, dan bunga e j
anyelir. Untuk penanaman pada pagar
koridor, dipilih tanaman hias karena lama Keterangan:
a. Pipa PE – menyalurkan air dari pipa PVC ke dripline
waktu hidupnya lebih lama dan b. Dripline - penyiram air berupa lubang tetes, ke media tanam
perawatannya lebih mudah. c. Adapter – penyesuai debit air dari pipa PVC ke pipa PE
d. Pipa PVC – penyalur air ke area dripline di bawah
Pada kolom di lantai satu, penerapan e. Lapisan tanaman – terdiri dari tiga tanaman dengan sifat
dapat dilakukan pada seluruh kolom berbeda
f. Rangka baja ringan – penyangga lapisan green wall
sekolah, namun dengan perbedaan jenis g. Papan polikarbonat – pembatas agar akar tanaman dan air
tanaman dan media tanamnya. Pengairan irigasi tidak mengenai dinding
h. Karpet glasswool – lapisan karpet pertama untuk lapisan
tanaman pada kolom ini adalah pengairan dasar
dengan tangan secara disiram, sehingga i. Karpet glasswool berlubang – lapisan karpet kedua dengan
lubang tempat tanaman ditanam
bentuk tersebut dapat diterapkan di semua j. Talang air – talang penerima air sisa penyiraman green wall
kolom bangunan lantai satu.
Gambar 4.55 Lapisan green wall
Bunga aster – dapat
Rak kayu tumbuh dibawah
vertikal paparan sinar matahari,
kebutuhan air tinggi
Bunga gardenia – dapat
Pipa PVC hidup di bawah naungan,
kebutuhan air sedang
148,2 cm
Corymbosa hijau – dapat
Batu koral
hidup dibawah naungan