Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iman

Iman menurut bahasa adalah yakin, keimanan berarti keyakinan. Dengan

demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan

yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal

dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena

itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.

Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada

dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan

ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih

disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan

mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah Allah dan

dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam.

Dalam surah al-Baqarah ayat 165 :

َ‫ َرى الَّ ِذين‬4 َ‫وْ ي‬44َ‫ًّا هَّلِل ِ ۗ َول‬4<‫ ُّد ُحًب‬4 ‫وا أَ َش‬44ُ‫دَادًا يُ ِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا ِ ۖ َوالَّ ِذينَ آ َمن‬4‫ ُذ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ أَ ْن‬4‫اس َم ْن يَتَّ ِخ‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬

ِ ‫اب أَ َّن ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا َوأَ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫ظَلَ ُموا إِ ْذ يَ َروْ نَ ْال َع َذ‬

4
Artinya :

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-

tandingan selain

Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.

Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.

Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika

mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan

Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya

mereka menyesal).”

Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan

dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan

dengan amal perbuatan (Al-Immaanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani

wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau

keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga

dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.

Definisi Iman Secara Istilah Syar’iy

a. Al-Imaam Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata :

‫اإليمان في الشرع عبارة عن جميع الطاعات الباطنة والظاهرة‬

“Iman dalam pengertian syar’iy adalah satu perkataan yang mencakup

makna semua ketaatan lahir dan batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah,

1/403].

5
An-Nawawiy menukil perkataannya :

‫اإليمان في لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل باألركان‬

“Iman dalam istilah syar’iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan

dengan anggota tubuh” [Syarh Shahih Muslim, 1/146].

b. Imaam Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :

‫ وال عمل إال بنية‬،‫أجمع أهل الفقه والحديث على أن اإليمان قول وعمل‬

“Para ahli fiqh dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan

dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-

Tamhiid, 9/238].

c. Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

،‫ان‬4‫ول اللس‬4‫ وق‬،‫اد‬4‫و االعتق‬4‫ وه‬،‫ول القلب‬4‫ ق‬: ‫مان‬44‫ول قس‬44‫ والق‬.‫حقيقة اإليمان مركبة من قول وعمل‬

‫إذا‬4‫ ف‬.‫وارح‬4‫ وعمل الج‬،‫ وهو نيته وإخالصه‬،‫ عمل القلب‬: ‫ والعمل قسمان‬.‫وهو التكلّم بكلمة اإلسالم‬

‫ لم تنفع بقية األجزاء‬،‫ وإذا زال تصديق القلب‬،‫ زال اإليمان بكماله‬،‫زالت هذه األربعة‬

“Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua :

perkataan hati, yaitu i’tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang

kalimat Islam (mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa’). Perbuatan juga

ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan

anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman

dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tashdiiq)

dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [Ash-Shalaah wa

Hukmu Taarikihaa, hal. 35].

6
Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an,

mengandung arti positif. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan

dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq.

Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran

dengan segala keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang

dari Allah SWT dan rasulNya.

2.2 Unsur – Unsur Iman

1. Iman kepada Allah SWT

7
Beriman kepada Allah berarti meyakini akan wujud Allah serta

mengesakan-Nya baik dalam dzat, agama, sifat maupun perbuatannya . Allah

SWT memiliki nama-nama dan sifat –sifat yang menunnjukan maha

sempurnanya. Misalnya Allah Maha mendengar , maha melihat , maha

mengetahui dan lain-lain. Dengan mengenal nama dan sifat Allah, seseorang akan

dapat lebih mengerti Allah tuhan yang maha esa dan hanya Dia yang berhak

disembah

8
2.3 Tanda – tanda Orang Mu’min

Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

9
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu

Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-

Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya

(al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami

sebelumnya.

2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah,

diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah

menurut Sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-

Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-

Anfal:3dan al-Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah

masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4).

Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan

di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi

ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan

(al-Mukminun: 3, 5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah

yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.

6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang

mu’min tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan

menepati janji.

10
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di

jalan Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah,

baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap

seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang

berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul.

Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan

mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan

tanda orang beriman sebagai berikut:

1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.

2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.

3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.

4. Senantiasa jujur dan adil.

5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan

dan situasi.

6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.

7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi

resiko, bahkan tidak takut kepada maut.

8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.

2.4 Pengertian Taqwa

11
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,

memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka

taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam

pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).

Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan

perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.

Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat

dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.

1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan

kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan

memelihara fitrah iman.

2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang –

orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang

yang meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki

kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya.

Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama

umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan

harta.

3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain,

memelihara ibadah formal.

4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan

diri.

12
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata

lain memiliki semangat perjuangan.

2.5 Tanda – tanda orang Bertaqwa

Mengenai ciri-ciri orang yang bertaqwa, telah dijelaskan dalam

banyak ayat al-Qur’an antara lain yang artinya :

“(Orang –orang yang bertaqwa yaitu) mereka yang beriman kepada yang

ghaib, mendirikan shalat. Dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami

berikan kepada mereka” (QS. Al.baqarah :2-3)

“ Dan mereka yang beriman kepada (Al-Quran) yang diturunkan

kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum

engkau dan mereka yakin akan adanya hari akhir “ (QS al-Baqarah :4).

Berdasarkan ayat tersebut diatas, maka tanda – tanda orang yang

bertaqwa adalah sebagai berikut :

1. Beriman kepada yang Ghaib, yaitu sesuatu yang tidak dapat dicapai

oleh panca indera, dan ini semata – mata berdasrkan petunjuk Allah

SWT. Diantara yang termasuk ghaib adalah Allah , malikat, hari

kiamat, surga, nerakadan lain-lain.

2. Mendirikan sholat, yaitu mengerjakan atau menunaikan salat dengan

menyempurnakan rukun dan syaratnya, terus menerus mengerjakannya

sesuai dengan ketentuan Allah, baik secara lahir maupun batin.

3. Menafkahkan sebagian rezeki yang telah dianugrahkan Allah,

maksudnya memberikan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah

13
kepada orang yang berhak untuk menerimannya sesuai dengan

ketentuan agama. Harta yang akan dinafkahkan adalah sebagian, tidak

keseluruhan dan juga tidak ditrangkan berapa banyak yang dimaksud

dengan sebagian itu, apa separuh,sepertiga, seperempat, dan sebaginya.

4. Beriman kepada kitab yang diturunkan Allah, yaitu beriman kepada

Al-Quran yang telah menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya yaitu

kitab taurat, zabur, dan injil. Beriman kepada kitab Allah artinya

beriman kepada rasul yang telah diutus kepada umat terdahulu dengan

tidak membedakan antara yang satu dengan yang lain dari rasul Allah.

5. Beriman kepada adanya hari akhir(akhirat). Hari akhir yaitu hari yang

tidak ada hari lagi dan kebalikan dunia fana ini. Negeri akhirat yaitu

tempat manusia kumpul setelah kehidupan dunia fana ini hilang dan

lenyap. Ingat, manusia dalam hidupnya mengalami lima masa yaitu :

a. Alam arwah, yaitu alam dimana manusia pernah dijanjikan oleh

Allah untuk mengakui bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang maha

Kuasa.

b. Alam kandungan, yaitu alam dimasa manusia berperoses dan

menjadi wujud manusia sempurna harus melalui alam ini

c. Alam dunia, yaitu alam dimana manusia hidup dalam kehidupan

yang bagi orang taqwa untuk beribadah dan menanamkan benih

14
kebaikan agar kelak pada saatnya bisa dipanen dalam kehidupan

yang panjang tanpa batas waktu, sebagaimana kata orang bijak,

barangsiapa yang mati tanpa membawa bekal sebagaimana orang

menyebrang lautan tanpa menggunakan sampan/perahu.

d. Alam barzah, alam penantian dimana manusia setelah mati masuk

ke kuburan sebelum diproses amalannya oleh Allah SWT, maka

manusia akan dikarantina ditempat yang sesuai dengan amalannya

ketika masih hidup.

e. Alam akhirat, yaitu alam terakhir yang ditunggu oleh semua

manusia. Dialam inilah proses keadilan Allah SWT nyata

apaadnya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran yang

artinya :

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebear zarrah (biji

sawi) niscaya dia akan melihat (balasanya). Dan barang siapa yang

mengerjakan kejahatan sebesar zarrah (biji sawi) niscaya dia akan

melihat (balasan)nya.” (QS. Al- Zalzalah: 7-8)

2.6 Pengaruh Iman dan Taqwa dalam kehidupan

15
Iman dalam diri seorang mempunyai banyak pengaruh terhadap

perilaku insan, antaralain:

1. Menanamkan rasa percaya diri dengan kesadaran akan harga diri.

Sabda Nabi saw yang artinya :

“Akan keluar dari neraka orang yang didalam hatinya masih ada

serpecik dari keimanan” (HR. Anas)

2. Menumbuhkan sifat kesatria dengan penuh dedikasi untuk mengabdi,

berjuang dan berkorban demi kebenaran, keadilan atas dasar

persamaan hak dan derajat.

3. Membentuk pribadi yang jujur, adil, penuh disiplin, dan terpercaya.

Demikian pula, keimanan dan ketaqwaan mempunyai pengaruh

ditengah kehidupan.

1. Keimanan

a. Melenyapkan keyakinan terhadap kekuatan benda,

sedangkan yang memiliki kekuatan hanyalah Allah (QS.

Al-Fatihah :7)

b. Menanamkan semangat berani menghadapi resiko, maut

dan segala ujian di dalam hidupnnya (QS.al-Nisa’)

c. Mewujudkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa setiap

orang yang beriman (QS.al-Ra’d :28)

d. Menumbuhkan keihklasan dan konsisten

2. Ketaqwaan

16
a. Diberi solusi jalan keluar dari setiap masalah kehidupan,

diberi rizki yang tiada disangka dan dimudahkan

urusannya.(QS.al-Thalaq:5)

b. Diberi potensi furqan, yaitu kemampuan untuk

membedakan antara hak dan batil, bik dan buruk, terouji

dan tercela. Dihapus dan diampuni dosa

c. Seta mendapatkan Rahmat Allah

2.7 aplikasi iman dan taqwa dalam profesi keperawatan

17
18

Anda mungkin juga menyukai