Anda di halaman 1dari 6

5/9/2019 trisna zahara: Hot Dipping

Oops, we couldn’t find that track.

Cookie policy

More yasminlutfia01@gmail.com Dashboard Sign Out

trisna zahara

Jumat, 23 November 2012 annyeeoong

Hot Dipping

PELAPISAN DENGAN CARA DIPPING UNTUK KOROSI


GALVANIK

I. Penjelasan Singkat Mengenai Galvanic Corrosion


Korosi galvanik atau bimental corrosion adalah suatu bentuk korosi yang terjadi bila
2 (dua) logam yang tidak sama berhubungan secara elektrik dan berada dalam lingkungan
yang korosif. Pada keadaan demikian terbentuk beda potensial yang menyebabkan Arsip Blog
mengalirnya elektron atau timbul arus listrik, sehingga logam mudah terkorosi menjadi
anodik dan logam yang lebih tahan korosi menjadi katodik. ► 2018 (1)

Dengan kata lain, laju pelarutan logam yang mudah korosi makin tinggi dan laju ► 2017 (4)

pelarutan logam tahan kororsi makin rendah dibandingkan dengan laju pelarutan masing-
► 2016 (3)

masing logam dalam keadaan terpisah. Suatu proses kimia yang alami terjadi pada logam
► 2015 (1)

salah satunya adalah korosi. Dimana pengertian korosi itu sendiri adalah suatu proses yang
terjadi dimana suatu logam dari keadaan bersih menjadi berkarat karena terjadinya proses ► 2014 (4)

oksidasi dan reduksi. Setiap logam pasti mengalami korosi yang tidak dapat dihindarkan ► 2013 (10)

tetapi dapat kita hambat prosesnya. Keragaman dan kompleksitas proses korosi membuat
▼ 2012 (7)

kita perlu untuk mengetahui gejala, penyebab, pencegahan dan penanggulangannya.
▼ November (1)

Proteksi untuk melawan korosi bukan hanya masalah pabrik dan kontraktor tetapi juga
Hot Dipping
masalah tim kerja desainer dan operator.
II. Cara Pelapisan (coating) ► September (1)

Ada beberapa usaha yang dapat ditempuh dalam upaya mencegah terjadinya korosi,
► Juni (1)

yaitu cara pelapisan (coating), cara proteksi katodik (katode pelindung), atau dengan
inhibitor korosi. Pelapisan akan mengisolasi logam dari media korosifnya, sehingga ► Mei (4)

mencegah terjadinya korosi logam oleh lingkungannya. Ada 2 (dua) macam cara
pelapisan, yaitu: tentang saya
1. pelapisan dengan bahan logam
2. pelapisan dengan bahan non logam
Pada pelapisan dengan bahan logam, dapat digunakan bahan-bahan logam yang
lebih inert maupun yang kurang inert sebagai bahan pelapis. Pemakaian kedua macam
bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemakaian trisna
zahara
logam yang lebih inert sebagai pelapis, memiliki keuntungan bahwa logam yang
palembang,
dilapisi akan terlindungi dari ekspos terhadap media korosif. Karena media korosif Indonesia
tidak/kurang “memangsa” logam pelapis, maka logam yang dilapisi jadi ikut berumur its my life,and i
panjang karena terlindungi oleh logam pelapis. Keburukan memakai pelapis inert love the way i
adalah : jika ada cacat sedikit saja pada pelapisan, sehingga ada bagian yang tidak live my life...:)
tertutupi oleh pelapis, maka bagian itu akan bebas terekspos dengan lingkungan korosif Lihat profil
dan akan terkorosi dengan lebih hebat dari pada jika tidak ada pelapisan, akibat lengkapku

terbentuknya sel galvanik. Tipe korosi akan berbentuk seperti rumah rayap, dengan
bagian luar mulus, sementara bagian dalam sudah habis terkorosi/keropos. Contoh
pelapisan tipe ini adalah pelapisan dengan logam-logam mulia seperti emas, perak,
platina dan titanium.
Pemakaian logam kurang inert sebagai pelapis punya keuntungan ganda. Selain
pelapis merupakan pelindung secara fisik, ia juga pelindung secara elektrokimia bagi
logam yang dilapisi. Kontak langsung antara kedua logam, membuat logam pelindung dan
yang dilindungi membentuk sebuah sel galvanik, dengan anodanya adalah logam

myimaginezone.blogspot.com/2012/11/hot-dipping.html 1/6
5/9/2019 trisna zahara: Hot Dipping
pelindung dan katodanya adalah logam yang dilindungi. Akibatnya, boleh dikatakan
bahwa logam yang dilindungi baru akan terkorosi jika semua logam pelindung sudah
habis terkorosi. Adanya cacat pada pelapisan tidak mempengaruhi kemampuan proteksi
pelindung. Contoh sistem seperti ini adalah besi galvanisasi, yaitu besi yang dilapisi
dengan aluminium. Metode pelapisan dengan bahan logam dapat berupa :
1) dipping
2) cladding
3) spraying
4) electrodeposition
5) vapour deposition
6) diffusion
Dipping dilakukan dengan memanaskan logam pelapis sampai meleleh/lebur,
kemudian mencelupkan bahan/alat yang akan dilapisi ke dalam leburan tersebut dan
merendamnya sebentar. Setelah itu, alat yang akan dilapisi diangkat dan dibiarkan
mendingin di udara. Alat akan terlapisi oleh logam pelapis yang membeku di
permukaannya. Cara ini sangat bergantung kepada kebersihan alat yang dilapisi dan
kebersihan logam yang melebur. Jika yang dilapisi kotor/berdebu, maka pelapis tidak
dapat menempel dengan baik.
Demikian juga jika ada kotoran-kotoran yang ikut dalam leburan, sekalipun
berupa gas, maka pelapisan tidak bisa sempurna. Daya pembasahan serta daya
lekat/adhesi logam pelapis juga mempengaruhi kekuatan lekatnya pada alat yang
dilapisi. Dimensi alat juga berpengaruh pada hasil celupan. Jika alatnya berbentuk
rumit dan banyak lekak-lekuknya, maka hasilnya akan berbeda dengan jika alatnya
tidak banyak lekukannya.

III. Hot Dipping


Sejarah tercatat galvanizing kembali ke 1742 ketika seorang ahli kimia Perancis
bernama PJ Malouin, dalam presentasi ke Prancis Royal Academy, dijelaskan metode
pelapisan besi dengan mencelupkan dalam seng cair. Pada 1836, Stanilaus Tranquille
Modeste Sorel, kimiawan Perancis, memperoleh paten untuk alat besi pelapisan
dengan seng, setelah pertama membersihkannya dengan asam sulfat 9% dan fluks
dengan amonium klorida. Sebuah paten Inggris untuk proses yang sama diberikan
pada tahun 1837. Pada 1850, industri galvanizing Inggris menggunakan
10.000 ton seng per tahun untuk perlindungan baja. Galvanizing ditemukan dalam
aplikasi besar dan hampir setiap industri di mana besi baja atau ringan digunakan.
Para utilitas, proses kimia, pulp dan kertas, otomotif, dan industri transportasi,
untuk nama hanya beberapa, historis telah membuat ekstensif menggunakan
galvanizing untuk pengendalian korosi. Mereka terus melakukannya hari
ini. Untuk lebih dari 150 tahun, hot-dip galvanizing telah memiliki sejarah terbukti
secara komersial sebagai metode korosi perlindungan dalam berbagai aplikasi di
seluruh dunia. Perlindungan Barrier mungkin adalah metode tertua dan paling banyak
digunakan perlindungan korosi. Karena berfungsi dengan mengisolasi logam dari
elektrolit di lingkungan. Dua sifat penting dari perlindungan penghalang adalah adhesi
pada logam dasar dan ketahanan abrasi. Perlindungan katodik merupakan metode yang
sama pentingnya untuk mencegah korosi. Perlindungan katodik membutuhkan
perubahan elemen dari rangkaian korosi, memperkenalkan elemen baru korosi, dan
memastikan bahwa logam dasar menjadi unsur katodik rangkaian. Hot dip galvanizing
menyediakan penghalang yang sangat baik dan proteksi katodik. Metode anoda
korban, di mana suatu logam atau paduan yang anodik pada logam harus dilindungi
ditempatkan di sirkuit dan menjadi anoda. Logam dilindungi menjadi katoda dan tidak
menimbulkan korosi. Anoda corrodes, sehingga memberikan perlindungan korban
yang diinginkan. Dalam hampir semua elektrolit yang dihadapi dalam penggunaan
sehari-hari, seng anoda dengan besi dan baja. Dengan demikian, lapisan galvanis
memberikan perlindungan korosi katodik serta perlindungan penghalang.
Ada banyak jenis pelapis yang ditetapkan sebagai hot dip galvanis. Proses ini
melibatkan baja merendam dalam seng cair. Seng bereaksi dengan baja untuk
membentuk lapisan galvanis. Waktu baja direndam dalam seng bersama dengan pasca-
galvanizing pengobatan mengontrol ketebalan lapisan, penampilan dan karakteristik
lain
Hot dip galvanis coating yang diterapkan pada baja untuk meningkatkan kinerja
anti korosi baja untuk memastikan bahwa itu berlangsung selama mungkin dengan

myimaginezone.blogspot.com/2012/11/hot-dipping.html 2/6
5/9/2019 trisna zahara: Hot Dipping

minimal pemeliharaan. Standar saat ini sedang dikembangkan untuk industri


perumahan telah menetapkan patokan minimal 50 tahun sebagai kehidupan diterima
produk bangunan struktural.
Hanya hot dip produk baja galvanis dengan lapisan galvanis terberat mampu
memenuhi persyaratan ini. Standard Australia AS 4680 – 1999, Hot Coating
Galvanized mencelupkan pada Artikel Ferrous, mencakup standar coating galvanis
pada artikel lembaran, kawat, tabung dan umum. Banyak kebingungan ada melalui
pencantuman coating galvanis dengan karakteristik pelapisan secara signifikan berbeda
dalam Standar Australia yang sama. Ada 4 perbedaan utama yang berdampak pada
kinerja anti korosi baja galvanis batch dibandingkan dengan baja galvanis terus-
menerus, antara lain :
1) Ketebalan lapisan – batch item galvanis ketebalan bagian yang sama biasanya
minimal 3 kali lebih tebal dari lapisan galvanis yang sama terus menerus pada
lembaran dan tabung.
2) Kekerasan Coating – batch item galvanis memiliki seng lebih tebal / lapisan besi
paduan dalam lapisan yang memberikan batch item galvanis 5 kali ketahanan abrasi
lapisan galvanis terus menerus.
3) Integritas Coating – batch coating galvanis menerapkan lapisan berat yang seragam
untuk semua permukaan internal dan eksternal, tepi dan gigi berlubang. Terus lapisan
galvanis selalu akan terkena baja telanjang di potongan pinggirnya. Terus bagian
berongga galvanis sepenuhnya galvanis pada permukaan luar saja.
4) Massa Coating – Perlindungan katodik baja terpapar oleh seng tergantung dari massa
seng dalam kaitannya dengan bidang baja terbuka. Karena karakteristik drainase
pelapis batch galvanis,massa lapisan pada produk batch galvanis secara signifikan
lebih tinggi (biasanya 3-5 kali) secara proporsional dengan ketebalan dari lapisan
galvanis terus menerus. Canai panas bagian struktural menengah umum mencapai
tingkat massa lapisan melebihi 1000 g/m2.
Hot Dipping merupakan proses pelapisan dengan cara mencelupkan substrat ke
dalam larutan cair. Larutan ini berfungsi sebagai bahan pelapis terhadap substrat
setelah substrat dikeluarkan dari larutan. Proses pelapisan galvanizing dapat ditemukan
hampir di setiap aplikasi dan industri penting dimana bahan besi atau baja digunakan.
Beberapa yang dapat kita sebutkan, misalnya pada industri peralatan listrik dan
air, pemrosesan kimia, bahan baku kertas, otomotif, dan trasportasi, pada awalnya
kegunaan galvanizing yang utama adalah untuk mengontrol karat pada besi atau baja.
Yang mana saat ini tetap terus digunakan. Lebih dari 150 tahun, Hot Dip Galvanizing
telah terbukti secara komersial sebagai metode perlindungan besi atau baja terhadap
karat dalam banyak aplikasi di seluruh dunia.

IV. Proses Hot Dipping


Galvanizing adalah metode coating dengan komponen zinc. Komponen dicelupkan
ke dalam molten zinc bath pada suhu sekitar 450-470 deg C. Sederhananya proses
galvanising meliputi cleaning - pickling (acid) - fluxing - and dipping. Selain itu
metode lain misal calorising (aluminum), Sheradizing (zinc), electro plating, metal
spray, dll bisa dijadikan referensi untul metal coating dengan bahan selain zinc.
Proses pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dapat dibagi menjadi tiga
tahap proses, yaitu:
4.1 Tahap persiapan (pre treatment)
Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang merupakan
bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal ini dimaksudkan agar diperoleh
kondisi permukaan yang bersih dan diperoleh hasil lapisan yang baik. Proses
pembersihan permukaan yang akan dilapisi dapat dilakukan sesuai dengan jenis
pengotor yang menempel pada permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
4.1.1 Proses pembersihan secara fisik (mekanik)
Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan dengan menggunakan mesin
gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan yang tidak rata dan penghilangan
goresan-goresan serta beram-beram yang menempel pada permukaan spesimen.
4.1.2 Proses pembersihan secara kimiawi
Proses pembersihan secara kimiawi merupakan proses pembersihan pengotor yang
menempel pada permukaan spesimen dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Proses
pembersihan ini meliputi:

myimaginezone.blogspot.com/2012/11/hot-dipping.html 3/6
5/9/2019 trisna zahara: Hot Dipping

1. Degreasing
Proses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran, minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya yang menempel pada
permukaan spesimen. Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan
NaOH (soda kaustik) dengan konsentrasi 5% – 10% pada suhu 70oC – 90oC selama
kurang lebih 10 menit.
2. Rinsing I
Proses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses
degreasing yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam dengan
menggunakan air bersih pada temperatur kamar.
3. Pickling
Proses pickling bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada
permukaan spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl (asam klorida) atau
larutan H 2 SO 4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% – 15% selama 15 – 20 menit.
4. Rinsing II
Proses rinsing II bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4 yang
menempel pada spesimen saat proses pickling dengan menggunakan air bersih pada
temperatur kamar.
5. Fluxing
Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan Zinc
Amonium Cloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% – 30% selama 5 – 8 menit. Proses
fluxing dilakukan dengan tujuan:
1. Sebagai lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan proses
pelapisan.
2. Sebagai katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn.
3. Untuk menghindari terjadinya proses oksidasi sebelum proses galvanizing
6. Drying
Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan
menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuan dari dilakukannya
hal tersebut adalah untuk menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada
permukaan spesimen yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses
galvanizing berlangsung.
4.2 Tahap pencelupan (galvanizing)
Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre treatment) dan telah bersih
dari segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan proses pencelupan
(galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung, cairan seng akan melapisi baja
dengan membentuk lapisan baja seng kemudian barulah terbentuk lapisan yang
sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan terluar baja, larutan yang digunakan
minimal adalah 98 % murni unsur seng. Tahap pencelupan dilakukan selama kurang
lebih 1,5 menit pada suhu 440oC – 460oC. Ketebalan lapisan seng pada pelapisan
dengan metode Hot Dip Galvanizing dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya
pencelupan dan temperatur pencelupan.
4.3 Tahap pendinginan dan tahap akhir
a) Tahap pendinginan (quenching)
Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke dalam larutan
sodium cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar ataupun dengan
menggunakan air. Proses ini bertujuan untuk mencegah terjadinya white rust.
b) Tahap akhir (finishing)
Bagian akhir dari proses pelapisan berupa menghaluskan permukaan yang runcing
yang disebabkan oleh cairan seng yang hendak menetes namun telah mengering
terlebih dahulu.
V. Galvanisasi
Galvanisasi adalah proses pelapisan logam dengan logam lain yang lebih mudah
terkorosi, hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi logam bagian dalam dari korosi,
baik terlindungi secara posisi juga secara kimia. Galvanisasi juga bermaksud untuk
membentuk logam yang mudah terkorosi tersebut menjadi ‘anoda korban’, yaitu anoda
yang sengaja dikorbankan terkorosi.
Pada umumnya, pelapisan besi atau baja menggunakan zinc atau seng. Hal tersebut
dikarenakan zinc lebih cepat terkorosi dibandingkan dengan besi atau baja, zinc juga lebih
murah dan mudah ditemukan. Bahan lain yang biasa digunakan sebagai pelapis adalah
alumunium.

myimaginezone.blogspot.com/2012/11/hot-dipping.html 4/6
5/9/2019 trisna zahara: Hot Dipping

Gambar 5.1 Proses pencelupan logam

VI. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Galvanized & dan keawetan


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat-sifat baja pencelupan galvanis
dalam menghasilkan produk kualitas dan kehandalan, yaitu:
1. Kondisi permukaan benda kerja (baja): Painted, karat galvanis atau memiliki
sebelumnya.
Baja yang sangat berkarat, lama waktu untuk acar dan karat pada permukaan baja
akan tetap membekas di permukaan sehingga akan menyebabkan cacat galvanizing.
Baja galvanis harus dalam pengupasan sebelum galvanis. Hal ini dapat dilakukan
secara efektif, tetapi membutuhkan biaya tambahan untuk penggunaan asam lebih
banyak dan juga penanganan khusus. Oleh karena itu penggunaan komponen yang
telah galvanis untuk fabrikasi harus dihindari.
2. Metalurgi Baja
Pelapisan galvanis dibentuk oleh reaksi antara baja dengan seng galvanis suhu.
Metalurgi kondisi permukaan baja dan baja juga akan mempengaruhi ketebalan dan
tampilan galvanis.
3. komposisi Baja
Silikon atau fosfor yang terkandung dalam baja dapat baik secara signifikan
mempengaruhi struktur, penampilan dan sifat dari lapisan galvanis. Dalam kasus
ekstrim lapisan bisa sangat tebal, rapuh dan mudah rusak.
a) Silikon
Tingkat silikon tertentu akan menghasilkan lapisan yang sangat tebal. Sebuah
lapisan yang sangat tebal adalah hasil dari reaktivitas peningkatan baja degan seng cair,
dan pembentukan seng-besi pelapisan permukaan baja dengan cepat. Pelapisan inilah
yang bertindak sebagai pelindung baja dari korosi.
b) Phospor
Kehadiran fosfor di atas ambang batas pada 0,05% menyebabkan peningkatan
reaktivitas dari baja dengan lapisan seng cair dan pembentukan puasa. Ketika
dikombinasikan dengan silikon, fosfor dapat menyebabkan efek yang tidak sebanding
dengan ketebalan yang meningkat berlebihan di lapisan galvanis. Kelayakan baja
silikon / fosfor untuk galvanis. Untuk panduan kelayakan baja silikon / fosfor untuk
kriteria galvanis adalah sebagai berikut: Tingkat silikon (Si) <0,04% dan Tingkat
silikon (Si) + (2,5 x% P) <0,09%. Coating galvanis pada baja silikon biasanya kusam
abu-abu atau pucat dengan permukaan agak kasar dan mungkin rapuh. Hambatan dari
lapisan sebanding dengan ketebalan lapisan galvanis dan tidak terpengaruh oleh
penampilan. Secara umum, ketebalan, adhesi dan penampilan dari lapisan galvanis
pada baja silikon dan fosfor berada di luar kendali dari pihak pencelupan galvanis.
4. Kualitas Welding
Welding kualitas desain dan pengerjaan yang berkaitan dengan efek langsung pada
kualitas galvanizing. Kawat las umumnya tingkat tinggi silikon dan ini dapat
menyebabkan bagian logam yang dilas dengan seng bereaksi lebih kuat daripada
bagian lain, menghasilkan lapisan galvanis tebal pada bagian logam yang dilas. Jika
pengelasan estetika diabaikan di sini di mana pengelasan mantan harus difinisi
dasarnya rata dengan permukaan setelah logam galvanis, harus menggunakan kawat
las tingkat rendah silikon dan memiliki komposisi metalurgi yang sama dari logam
dasar.
Desain pengelasan adalah fungsi dari lokasi pengelasan dan ekspansi. Welding
kurang padat cair proses kimia dapat memungkinkan penetrasi ke dalam sendi. Cairan
terperangkap akan mendidih menjadi uap di permukaan menyebabkan kerukan di hot
dip. Sisa-sisa kristal fluks yang tersisa pada sendi udara akan menyerap kelembaban
dan menyebabkan karat dan korosi galvanis setelah terinstal di lapangan. Tegangan

myimaginezone.blogspot.com/2012/11/hot-dipping.html 5/6
5/9/2019 trisna zahara: Hot Dipping

permukaan (tegangan permukaan) dari dalah seng cair sedemikian rupa sehingga ia
tidak bisa menembus ke celah kurang dari 1 mm. beberapa materi dilas di fluks las
busur rendam mungkin berisi partikel kecil yang umumnya kurang dari 1 mm dengan
diameter yang mencair bersama-sama ke permukaan las alur. Partikel-partikel ini
keramik dan tidak dikonsumsi oleh pengawetan dan akan menyebabkan lubang kecil di
lapisan galvanis di las alur.
Karena diameter kecil, lubang kecil yang tidak mempengaruhi daya tahan dari
lapisan galvanis. Jika keberadaan lubang kecil tidak diinginkan untuk alasan estetika
harus dilakukan pada peledakan las abrasif untuk menghilangkan partikel ini. Dalam
pengelasan MIG akan meninggalkan lapisan tipis pada terak las-lasannya. Lapisan ini
harus dilepaskan sebelum karena akan menyebabkan kerusakan pada lapisan galvanis
pada bagian-bagian dilas galvanis. Welding bunga api yang melekat pada bahan yang
akan dihapus pula karena akan menimbulkan masalah estetika setelah galvanis.
Kualitas pengelasan akan mempengaruhi kualitas dari lapisan galvanis. Pengelasan
yang buruk akan menyebabkan penetrasi cairan kimia ke dalam sendi dan kemudian
mengalir keluar setelah objek terpasang sehingga dapat merusak bagian.
Las terak tertinggal dalam pembersihan cairan pengawetan akan mencegah bagian
itu dan juga akan mencegah aksi seng cair dengan bagian itu. Lapisan galvanis tidak
akan menempel pada bagian ini dan kerusakan adalah di luar kendali Galvanizers.

Gambar 6.1 skema proses Hot Dipping Coation

sumber :
http://adiplex.wordpress.com/2012/02/07/-tentang-hot-dip-galvanizing/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2289014-pengertian-dan-proses-
pelapisan-hot-/#ixzz29NUWxnjj
http://www.scribd.com/doc/93195060/-Tugas-Perlakuan-Permukaan-hot-Dipping.
ronnyprastya.blogspot.com/2012/01/hot-dipping-1.html.

Diposting oleh trisna zahara di 03.07

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

myimaginezone.blogspot.com/2012/11/hot-dipping.html 6/6

Anda mungkin juga menyukai