Anda di halaman 1dari 5

Assalamu alaykum saudaraku, artikel ini sangat otentik, terkadang krn banyak postingan informasi

kita terbiasa utk melewatkan karena kebanyakan berita, tapi info ini yg di copas dari sebelah walau
sangat panjang tapi perluh dibaca sampai tuntas karena syarat makna dan manfaat nya buat kita,
insya Allah, aallahumma aamiin barakallahu fiikum.....

.....SEBAGIAN ORANG bermain-main dengan bercanda bahwa Corona bisa ditangkal dengan wudhu.

Ucapan ini tanpa ilmu, dan hanya akan menjadikan Syari'at yang mulia yang akan diolok-olok dan
direndahkan.

Dahulu ketika wabah Tha'un melanda penduduk Syam sahabat-sahabat terbaik ikut terbunuh di
dalamnya seperti Mu'adz bin Jabal, Abu Ubaidah, dan Yazid bin Abi Sufyaan radhiyallahu 'anhum.

Apakah mereka ini orang-orang yang tidak pernah wudhu, tidak shalat...?

Ingatlah wabah itu menyebar tidak mengenal muslim atau non muslim. Karena itu bersungguh-
sungguhlah untuk mengambil sebab pencegahan dan berdoalah.

Bicaralah dengan dalil dan jangan menyandarkan tawakal tapi menghilangkan sebab-sebab
pencegahan, seperti sebagian qaum muslimin yang masih suka ke mall-mall dan berwisata di tengah
wabah dan banyak keluar tanpa kebutuhan lalu menyandarkan wudhu dan shalat akan mencegah
virus. Ini tidaklah dikatakan tawakal.

Dan sebagian lagi terlalu takut yang berlebihan seolah-olah penyakit itu menular dengan sendirinya.
Ini juga bahaya yang dapat menyeret pada kesyirikan.

Dan ahlussunnah itu bertawakal dengan mengambil sebab pencegahan, berdo'a dan baru
bertawakal.

Sehubungan dengan Global Pandemi Convid-19, ada kisah dari dunia Islam yang menarik untuk
dishare kepada yang lain.

Wabah Penyakit dalam Sejarah Islam & Bagaimana Menyikapinya

Hari ini umat manusia dihadapkan pada masalah bumi ini, sebuah virus/wabah yang tak terlihat.
Tapi membuat seisi bumi takut. Yang membuat semua kekuatan, senjata, dan kesombongan
bertekuk lutut, lumpuh, dihadapan kekuasaan Allah subhanahu wata'ala.

Memang begitulah sunatullahnya,

Allah subhanahu wata'ala menghancurkan tingginya kesombongan dunia dengan sesuatu yang kecil.

Agar runtuh dengan sehina-hinanya, seperti Namrud yang mati hina karena seekor lalat.

Tapi masalah bumi ini adalah masalah muslimin juga. Bagaimana kita bersikap?

Karena hari ini sebagian saudara kita menganggap remeh dengan pasrah saja

Indahnya agama ini, karena semua masalah sudah ada solusinya.

Dan Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersama para sahabatnya adalah orang-orang paling
berjasa dalam hidup kita.

Dalam kebingungan kita hari ini pun mereka semua hadir dengan petunjuknya.

Bukan hanya itu, tapi mereka juga hadir membawa kabar gembira untuk kita.

Kisah ini detail diceritakan dalam buku tentang khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu karya
Syaikh Ali Ash Shalabi.

Tahun 18 H. Hari itu Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bersama para sahabatnya
berjalan dari Madinah menuju negeri Syam.

Mereka berhenti di daerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah
Tha'un Amwas yang melanda negeri tersebut.

Sebuah penyakit menular, benjolan di seluruh tubuh yang akhirnya pecah dan mengakibatkan
pendarahan.
Abu Ubaidah bin Al Jarrah, seorang yang dikagumi Umar radhiyallahu 'anhu, sang Gubernur Syam
ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan.

Dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah. Umar yang
cerdas meminta saran muhajirin, anshar, dan orang-orabg yang ikut Fathu Makkah. Mereka semua
berbeda pendapat.

Bahkan Abu Ubaidah radhiyallahu 'anhu menginginkan mereka masuk, dan berkata mengapa engkau
lari dari takdir Allah subhanahu wata'ala?

Lalu Umar radhiyallahu 'anhu menyanggahnya dan bertanya. Jika kamu punya kambing dan ada 2
lahan yang subur dan yang kering, ke mana akan engkau arahkan kambingmu? Jika ke lahan kering
itu adalah takdir A…Assalamu alaykum saudaraku, artikel ini sangat otentik, terkadang krn banyak
postingan informasi kita terbiasa utk melewatkan karena kebanyakan berita, tapi info ini yg di copas
dari sebelah walau sangat panjang tapi perluh dibaca sampai tuntas karena syarat makna dan
manfaat nya buat kita, insya Allah, aallahumma aamiin barakallahu fiikum.....

.....SEBAGIAN ORANG bermain-main dengan bercanda bahwa Corona bisa ditangkal dengan wudhu.

Ucapan ini tanpa ilmu, dan hanya akan menjadikan Syari'at yang mulia yang akan diolok-olok dan
direndahkan.

Dahulu ketika wabah Tha'un melanda penduduk Syam sahabat-sahabat terbaik ikut terbunuh di
dalamnya seperti Mu'adz bin Jabal, Abu Ubaidah, dan Yazid bin Abi Sufyaan radhiyallahu 'anhum.

Apakah mereka ini orang-orang yang tidak pernah wudhu, tidak shalat...?

Ingatlah wabah itu menyebar tidak mengenal muslim atau non muslim. Karena itu bersungguh-
sungguhlah untuk mengambil sebab pencegahan dan berdoalah.

Bicaralah dengan dalil dan jangan menyandarkan tawakal tapi menghilangkan sebab-sebab
pencegahan, seperti sebagian qaum muslimin yang masih suka ke mall-mall dan berwisata di tengah
wabah dan banyak keluar tanpa kebutuhan lalu menyandarkan wudhu dan shalat akan mencegah
virus. Ini tidaklah dikatakan tawakal.
Dan sebagian lagi terlalu takut yang berlebihan seolah-olah penyakit itu menular dengan sendirinya.
Ini juga bahaya yang dapat menyeret pada kesyirikan.

Dan ahlussunnah itu bertawakal dengan mengambil sebab pencegahan, berdo'a dan baru
bertawakal.

Sehubungan dengan Global Pandemi Convid-19, ada kisah dari dunia Islam yang menarik untuk
dishare kepada yang lain.

Wabah Penyakit dalam Sejarah Islam & Bagaimana Menyikapinya

Hari ini umat manusia dihadapkan pada masalah bumi ini, sebuah virus/wabah yang tak terlihat.

Tapi membuat seisi bumi takut. Yang membuat semua kekuatan, senjata, dan kesombongan
bertekuk lutut, lumpuh, dihadapan kekuasaan Allah subhanahu wata'ala.

Memang begitulah sunatullahnya,

Allah subhanahu wata'ala menghancurkan tingginya kesombongan dunia dengan sesuatu yang kecil.

Agar runtuh dengan sehina-hinanya, seperti Namrud yang mati hina karena seekor lalat.

Tapi masalah bumi ini adalah masalah muslimin juga. Bagaimana kita bersikap?

Karena hari ini sebagian saudara kita menganggap remeh dengan pasrah saja

Indahnya agama ini, karena semua masalah sudah ada solusinya.

Dan Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersama para sahabatnya adalah orang-orang paling
berjasa dalam hidup kita.

Dalam kebingungan kita hari ini pun mereka semua hadir dengan petunjuknya.

Bukan hanya itu, tapi mereka juga hadir membawa kabar gembira untuk kita.
Kisah ini detail diceritakan dalam buku tentang khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu karya
Syaikh Ali Ash Shalabi.

Tahun 18 H. Hari itu Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bersama para sahabatnya
berjalan dari Madinah menuju negeri Syam.

Mereka berhenti di daerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah
Tha'un Amwas yang melanda negeri tersebut.

Sebuah penyakit menular, benjolan di seluruh tubuh yang akhirnya pecah dan mengakibatkan
pendarahan.

Abu Ubaidah bin Al Jarrah, seorang yang dikagumi Umar radhiyallahu 'anhu, sang Gubernur Syam
ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan.

Dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah. Umar yang
cerdas meminta saran muhajirin, anshar, dan orang-orabg yang ikut Fathu Makkah. Mereka semua
berbeda pendapat.

Bahkan Abu Ubaidah radhiyallahu 'anhu menginginkan mereka masuk, dan berkata mengapa engkau
lari dari takdir Allah subhanahu wata'ala?

Lalu Umar radhiyallahu 'anhu menyanggahnya dan bertanya. Jika kamu punya kambing dan ada 2
lahan yang subur dan yang kering, ke mana akan engkau arahkan kambingmu? Jika ke lahan kering
itu adalah takdir A…

Anda mungkin juga menyukai