Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

INTERAKSI SOSIAL
Dosen Pembimbing : Nurul Hasanah, S.pd,MM

Mata Kuliah : Pengantar Psikologi

Di susun oleh Kelompok 3

Eka Noraeni (201863411034)

Hadi Saputra (201863411037)

M. Hafiz Azhary (201863411046)

Raisya Amalia (201863411058)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

PRODI D3 ADMINISTRASI NIAGA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena atas
limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Psikologi yang membahas
tentang INTERAKSI SOSIAL sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah
ini adalah sebuah hasil yang kami susun berkat kerja sama dan bantuan dari pihak-
pihak yang terkait. Maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut berperan aktif dalam terwujudnya makalah ini.
Tak lupa pula ucapan terima kasih kami ucapkan khususnya kepada Dosen
Pembimbing yaitu Ibu Nurul Hasanah S.Pd, MM yang telah memberikan tugas
ini sekaligus memberi dukungan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan atau
kesalahan. Dan kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk memotivasi kami agar lebih baik lagi.

Amuntai, 12 Oktober 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................iii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan .....................................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Sosial...........................................................................3

2.2 Ciri-Ciri Interaksi Sosial...............................................................................4

2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial....................................................................5

2.4 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial................................................................14

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial....................................16

Bab III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................19

3.2 Saran .....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan
manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan
kehidupannya. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, yaitu individu
dengan individu lain, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok lain.
Dosen menjelaskan tentang tugas yang diberikan pada mahasiswa merupakan
contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial
memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B saling
berbicara, termasuk contoh interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A
titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh
interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang
didasari oleh faktor meniru orang lain. Setiap manusia selama hidup pasti
mengalami perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau
kurang mencolok, perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas.Perubahan
tersebut akan terlihat dalam susunan kehidupan masyarakat pada suatu waktu atau
sekarang dibandingkan kehidupan masyarakat pada masa lampau. Hal tersebut
diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern. Perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma sosial, pola perilaku
organisasi, susunan kelembagaan, kekuasaan masyarakat dan wewenang interaksi
sosial dan sebagainya.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Interaksi Sosial ?

2. Apa ciri-ciri dari proses Interaksi Sosial ?

3. Apa saja bentuk dari Interaksi Sosial ?

4. Apa syarat terjadinya Interaksi Sosial ?

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi Interaksi Sosial ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengantar Psikologi serta untuk menambah ilmu dan wawasan tentang
Interaksi Sosial terhadap masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dalam
berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian. Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (KBBI) Interaksi di definisikan sebagai hal saling
melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian
interaksi adalah hubungan timbal balik (social) berupa aksi saling mempengaruhi
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara
kelompok dengan dengan kelompok. Beberapa pengertian interaksi sosial dari para
ahli :

1. Kimball Young dan Raymond W. Mack


Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut
hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok maupun antara
kelompok dengan kelompok lainnya.

2. Philip Selznick dan Leonard Broom


Social interactions adalah proses tindakan yang dilandasi oleh kesadaran
adanya orang lain dan proses respon terhadap tindakan orang lain tersebut.

3. John Lewis Gillin


Pengertian interaksi Sosial adalah suatu hubungan-hubungan sosial yang
dinamis dan menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar
kelompok.

4. Astrid. S. Susanti
Interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang menciptakan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembuatan struktur sosial. Hasil interaksi
sangat tergantung oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan pihak yang
ikut terlibat dalam interaksi ini.

3
4

5. Selo Soemardjan
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara manusia (individu)
dengan berbagai segi kehidupan bersama.

6. Maryati da suryawati (2003)


Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi
dan respons antar individu dan kelompok.

7. Murdiyatmoko dan Handayani (2004)


Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu
proses pengaruh-mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada
akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Jadi, Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis.


Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol,
di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah makna tidak bersifat tetap
namun dapat di rubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses
penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut
juga dengan interpretative process.

2.2 Ciri-Ciri Interaksi Sosial


Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial
yang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam
kurun waktu relatif lama dan di antara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti
ini dapat di jumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang
5

melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan
bermanfaat, adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan
kaidah sosial yang berlaku. Proses interaksi sosial di dalam masyarakat memiliki
ciri-ciri sebagai berikut ;

a. Adanya dua orang pelaku atau lebih

b. Adanya hubungan timbal-balik antar pelaku.

c. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung atau tidak
langsung.

d. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas

Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson (1996) desain


organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :

1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang


mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti
kebijakan pimpinan, instansi/memo resmi.

2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir


dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran,
pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.

3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang


mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.

4. Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang


bersifat melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.

2.3 Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :

a. Asosiatif
6

Bersifat mengarah pada bentuk penyatuan terdiri atas beberapa hal berikut :
1. Kerjasama, terbentuk karena masyarakat menyadari adanya kepentingan yang
sama untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi Kerjasama digambarkan
oleh Charles H.Cooley : kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna.

Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang


biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut
dibedakan lagi dengan :

 Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang


sertamerta
 Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan
hasil perintah atasan atau penguasa
 Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar
tertentu
 Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai
bagian atau unsur dari sistem sosial.

Ada 5 bentuk kerjasama :

 Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong


 Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan
jasa antara 2 organisasi atau lebih
 Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan
7

 Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan
yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih
tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu
dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
 Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman,
perhotelan, dan sebagainya.

2. Akomodasi, suatu proses penyesuaian dalam interaksi untuk mengurangi,


mencegah atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Menurut Gillin dan
Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog
untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial yang sama artinya
dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang
atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan. Akomodasi merupakan suatu
cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Proses ini dibedakan menjadi
beberapa bentuk, yaitu :

 Coeraon, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan


karena adanya paksaan, misalnya perbudakan.
 Kompromi, yaitu bentuk akomodasi antara pihak-pihak yang terlibat
mengurangi tuntutannya agar mencapai suatu penyelesaian pada konflik.
 Mediasi, yaitu cara menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ketiga
yang netral
 Arbitration, yaitu meminta bantuan pihak ketiga dengan dipilih oleh kedua
belah pihak. Contoh, konflik buruh-buruh pengusaha dan badan perburuan
Depnaker sebagai pihak ketiga.
 Adjudication (peradilan), suatu bentuk penyelesaian konflik
melalui pengadilan. 
8

 Statelemate, pihak yang bertentangan mimiliki kekuatan yang seimbang


dan berhenti pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin
untuk maju dan mundur. Contoh goncatan senjata.
 Toleransi, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan.
 Consiliation, usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
agar mencapai persetujuan bersama.

Dan tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang


dihadapinya, yaitu :

 Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia


sebagai akibat perbedaan paham
 Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau
secara temporer
 Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang
hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan
kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal
sistem berkasta.
 mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
3) Asimilasi, suatu proses yang menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha
mengurangi perbedaan dalam masyarakat seperti usaha menyamakan sikap
mental dan tindakan. Asimilasi timbul apabila munculnya kelompok masyarakat
dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan kemudian bergaul secara
intensif dalam jangka waktu lama, sehingga kebudayaan asli akan berubah sifat
dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi
(interaksi yang asimilatif) bila memiliki syarat-syarat berikut ini:

 Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain,


dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut
tidak mengalami halangan atau pembatasan.
9

 Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.


 Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan
antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan
dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan
suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangkan.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah


Toleransi, kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai
orang asing dan kebudayaannya. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
dalam masyarakat, persamaan dalam unsur kebudayaan, perkawinan campuran
(amaigamation), adanya musuh bersama dari luar.

Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi: Terisolasinya kehidupan


suatu golongan tertentu dalam masyarakat, kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan yang dihadapi, dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan
faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya. Dalam batas tertentu,
perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi
salah satu penghalang terjadinya asimilasi. In Group-Feeling yang kuat menjadi
penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu
perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan.

Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila


golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa, faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.

Asimilasi menyebabkan perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola


adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan
akulturasi. Perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadang kala
tidak terlalu penting dan menonjol.
10

4) Akulturasi, suatu proses yang muncul apabila suatu kebudayaan tertentu


dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur
kebudayaan itu diterima diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri. 

b. Disosiatif 
Interaksi yang mengarah pada bentuk pemisahan yang terbagi dalam
tiga bentuk, yaitu sebagai berikut :

1. Kompetisi adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok


agar memperoleh kemenangan. Kompetisi mempunyai dua tipe umum :

 Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, berkompetisi dalam memperoleh


kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
 Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang
berkompetisi untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan :

 Kompetisi ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan


dengan jumlah konsumen
 Kompetisi kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,
pendidikan, dan sebagainya
 Kompetisi kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di
dalam kelompok terdapat keinginan untuk di akui sebagai orang atau
kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
 Kompetisi ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini
disebabkan karena ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur
kebudayaan lainnya.

Kompetisi dalam batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :


11

 Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada


suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka
yang bersaing.
 Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial.
Kompetisi berfungsi untuk mendudukan seseorang pada kedudukan serta
peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
 Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (fungsional)

2. Kontraversi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan,


pertentangan atau konflik, wujudnya antara lain tidak senang, menghalangi,
menghasut, memfitnah, dan sebagainya. Bentuk kontraversi menurut Leo von
Wiese dan Howard Becker ada 5 :

 Bentuk umum meliputi : perbuatan seperti penolakan, keenganan,


perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan,
kekerasan, pengacauan rencana.
 Bentuk sederhana : menyangkal pernyataan orang lain di muka umum,
memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan
beban pembuktian pada pihak lain.
 Bentuk intensif : penghasutan, menyebarkan desas desus yang
mengecewakan pihak lain
 Bentuk rahasia, mengumumkan rahasia orang, berkhianat
 Bentuk taktis : mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan
pihak lain.

Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontraversi :

1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang


sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam
keluarga.
12

3. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan


golongan minoritas dalam masyarakat, baik yang menyangkut hubungan
mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dan
sebagainya.

Tipe kontraversi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :

1. Kontaversi antar masyarakat setempat yang berlainan (intracommunity


struggle)
2. Kontraversi antar golongan dalam satu masyarakat setempat
(intercommunity struggle)

3. Konflik, proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan masalah yang
mengganjal di antara mereka yang bertikai.

Sebab-sebab pertentangan adalah : perbedaan antara individu, perbedaan


kebudayaan, perbedaan kepentingan, perubahan sosial.

Konflik dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara


kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya konflik merupakan pertanda
bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:

1. Konflik pribadi
2. Konflik Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya
perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
3. Konflik antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan
4. Konflik politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu
masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
5. Konflik yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan kepentingan
yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
13

Akibat-akibat bentuk pertentangan:

1. Tambahnya solidaritas in-group. Apabila konflik antar golongan terjadi


dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah
dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
2. Perubahan kepribadian para individu.
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.

Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp


menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk
merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi :

 Memulai (initiating)
 Menjajaki (experimenting)
 Meningkatkan (intensifying)
 Menyatu padukan (integrating)
 Mempertalikan (bonding)

Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi :

 Membeda-bedakan (differentiating)
 Membatasi (circumscribing)
 Memacetkan (stagnating)
 Menghindari (avoiding)
 Memutuskan (terminating).

Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving


Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan
khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari
interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat
berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment,
tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage,
14

tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region,


individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari
pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan
orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.

Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk


menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang
lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam
interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang
diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep
impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.

2.4 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Proses interaksi sosial dalam masyarkat terjadinya apabila terpenuhi dua
syarat sebagai berikut:

a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain
yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan percakapan, maupun tatap
muka sebagai wujud aksi dan reaksi.
Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut : Kontak social bisa
bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama
berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti
negative. Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat sekunder. Kontak
social primer terjadi, apa bila peserta interaksi, bertemu muka secara langsung.
Misanya kontak antara dosen dengan mahasiswa, penjual dan pembeli. dsb.
Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara.
Misal percakapan melalui telepon, surat, chatting, dsb.
b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain
memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu :
15

1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau


perasaan atau pemikiran pada pihak lain.

2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan,


pikiran atau informasi.

3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada


komunikan.

4. Media yaitu alat untuk menyampaikan pesan, contohnya efek/feed back


yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapat pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:

1. Encoding : Pada tahap ini gagasan atau program yang akan di


komunikasikan di wujudkan dalam kalimat atau gambar . Dalam tahap ini
komunikator harus memilih kata atau istilah, kalimat dan gambar yang
mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari
penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.

2. Penyampaian : Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan
dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa
lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.

3. Decoding : Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami


kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

c. Tindakan Sosial, yaitu tindakan yang mempengaruhi individu yang


mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan tindakan
bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
keberadaan orang lain.

Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka tindakan sosial
dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
16

a. Tindakan rasional instrumental adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh


seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan
apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.

b. Tindakan rasional berorientasi nilai, merupakan tindakan yang begitu


memperhitungkan cara.

c.  Tindakan tradisional, merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan


pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan
kebiasaan.

d. Tindakan efektif sering kali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan
kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi
dalam diri pelaku.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

1. Faktor Internal

a. Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah,


manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan
jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajari pun seseorang
akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-
pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.

b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang


lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi
kebutuhan hidup.

c. Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi


ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain,
ataupun dari serangan binatang buas.

d. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama. Secara naluriah, manusia


memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk
17

mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara


psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama
dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.

2. Faktor Eksternal

a. Sugesti, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan
cara tertentu dan di ikuti tanpa berfikir panjang. Contohnya seorang
remaja putus sekolah akan mudah ikut-ikutan terlibat kenakalan remaja.

Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut :

1. Orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap


yang disugesti, misalnya orang tua, ulama, dan sebagainya.

2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang


disugesti.

3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.

4. Reklame atau iklan media masa.

b. Imitasi, pembentukan nilai dengan meniru cara-cara orang lain. Contohnya


Seorang anak sering meniru kebiasaan orang tua.

c.  Identifikasi, meniru dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh
meniru gaya artis.

d. Simpati, perasaan tertarik yang timbul dan membuat merasa seolah-olah berada
dalam keadaan orang lain. Contoh mengucap selamat ulang tahun.

e. Empati, rasa haru ketika seorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang
menarik perhatian, dan merupakan kelanjutan dari rasa simpati. Contohnya
ketika orang kecelakaan kita berempati membantu korban.
18

f. Motivasi, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan


berdasarkan pertimbangan dan muncul dari pengaruh orang lain sehingga
individu melakukan kontak dengan orang lain. Contohnya pemberian tugas dari
seorang guru merupakan bentuk motivasi supaya mereka mau belajar, rajin dan
bertanggung jawab.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dalam
berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian. Dalam proses
interaksi sosial terdapat ciri-ciri interaksi sosial, bentuk interaksi sosial, syarat
terjadinya interaksi sosial, dan factor yang mempengaruhi interaksi sosial.

3.2 Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan
masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakat harus
menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.

Untuk itu marilah kita menjadi masyarakat yang baik dengan berinteraksi
antar individu dengan induvidu lain, antar individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok lain agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA

KRISIYANTO. (2009, july 25). makalah-interaksi-sosial. Retrieved october 12,


2019, from krizi.wordpress.com:
https://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/

MAXMANROE. (n.d.). interaksi-sosial.html. Retrieved OCTOBER 12, 2019,


from www.maxmanroe.com:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/interaksi-sosial.html

NAHAR, N. (2013, february 6). makalah-interaksi-sosial_6.html. Retrieved


october 12, 2019, from ziaulmuhammad.blogspot.com:
http://ziaulmuhammad.blogspot.com/2013/02/makalah-interaksi-
sosial_6.html

NOVIA, Y. (2016). Makalah_Interaksi_Sosial. Retrieved october 12, 2019, from


Academia.edu:
https://www.academia.edu/6731252/Makalah_Interaksi_Sosial

WALUYO, R. (2009, desember 24). makalah-tentang-interaksi-sosial.html.


Retrieved october 12, 2019, from diyo-experience.blogspot.com:
http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-
sosial.html

20

Anda mungkin juga menyukai