1. 1. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebagian besar orang beranggapan
bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis tidak perlu mengindahkan aturan- aturan, norma-norma serta nilai moral yang berlaku dalam bisnis karena bisnis merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus memfokuskan diri untuk berusaha dengan berbagai macam cara dan upaya agar bisa menang dalam persaingan bisnis yang ketat. Dalam bisnis terdapat aturan yang penuh dengan persaingan dan tentunya aturan-aturan tersebut berbeda dengan aturan moral dan sosial yang biasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau menerapkan aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata beberapa perusahaan dapat berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma dan nilai moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan diterapkan ke dalam kegiatan bisnis. Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik, pengaturan manejerial dan financial yang baik , keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari dengan etis dan etos bisnis yang baik. Dengan memperhatikan etos dan etis bisnis yang baik maka kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tetap terjaga. Hal ini tentunya membantu perusahaan dalam menciptakan citra bisnis yang baik dan etis. 2. 2. BAB II PEMBAHASAN II. HAK MILIK INTELEKTUAL Pengertian hak milik dari suatu barang mudah dimengerti, akan tetapi konsep kepemilikan dari pengetahuan atau informasi tidaklah mudah. Seorang dapat mengambil pengetahuan atau informasi yang dimiliki seorang lainnya, akan tetapi orang tersebut tetap memiliki pengetahuan dan informasi tersebut. Dalam pengertian luas pengetahuan dan informasi pada sebuah perusahaan, rahasia dagang (irade secrets) bersangkutan dengan seluruh pengetahuan yang dikembangkan oleh suatu perusahaan yang dijaganya sebagaimiliknya. Dalam pengertian sempitnya, trade secrets menyatakan paten dan hak cipta sebagai cara untuk melindungi penemuan, formula, dan sebagainya. • Tangible property, yaitu barangfisik Memiliki Tangible property berarti memiliki hak untuk penggunaan eksklusif akan barang-barang tersebut. Seperti menjual, memperdagangkan, menyimpan, dll. • Real property, Bersangkutan dengan tanah bangunan serta tambahan pada tanah. Kita mendapatkan hak untuk menggunakan tanah semau kita tetapi ada batasnya, kita tidak dapat menghancurkan tanah kita. • Intangible property, seperti uang, saham, obligasi dan insrumen keuangan lainnya Intellectual property, berbeda dengan yang lainnya, intellectual property berbentuk seperti kepemilikan, penemuan, dll. A. Copyright dan Paten Bila rahasia dagang adalah hak legal untuk menyimpan informasi, idea, rencana proyek dan sebagainya, maka Copyright dan Paten memberikan pemiliknya hak-hak yang 3. 3. bersangkutan dengan produknya dengan kondisi membuatnya diketahui publik dengan cara cara tertentu. B. Trade Secrets Trade secrets tidak diungkapkan ke publik karena sekali diungkapkan maka bukan rahasia lagi dan tidak terlindungi. Ada tiga indikator apakah suatu informasi layak untuk disebut rahasia dan dengan demikian pekerja mempunyai kewajiban kewajiban untuk tidak mengungkapkan kepada publik (De George) : Jumlah penjagaan kerahasiaan yang digunakan oleh perusahaan untuk menjaga rahasia informasi tersebut ; Jumlah uang yag dibelanjakan oleh perusahaan untuk mengembangkan informasi tersebut ; Nilai informasi tersebut untuk kompetitor. C. Spionase Industri Peranan teknologi dalam pengembangan produk dalam bisnis dewasa ini sangat penting akan tetapi tidak semua perusahaan memiliki kemampuan utk mengembangkan kemampuan teknologi sendiri. Sering lebih mudah dan biaya yang rendah mengenali apa yang telah dikembangkan oleh perusahaan lain yang disebut spionase industri. Spionase industri menyangkut hal-hal pengumpulan pengorganisasian dan analisa data yang diperoleh dari artikel atau koran atau dari sumber laporan yang telah dipublikasikan. Dalam hal ini baik secara legal maupun moral tidak ada yang salah dengan spionase industri. Apabila perusahaan memperoleh informasi dari pekerja perusahaan lain sedangkan informasi tersebut untuk kepentingan perusahaan, maka hal tersebut tidak bermoral. Begitu pula bila menggunakan metode-metode yang mengarah pada pencurian penyadapan jelas tidal legal dan tidak bermoral. D. Corporate Disclosure Rahasia dagang adalah informasi dan pengetahuan yg dimiliki, perusahaan dan dapat dilindungi baik secara legal maupun moral untuk tidak diketahui orang lain. Dilain pihak ada banyak informasi yang secara moral perlu di beritahukan kepada masyarakat. Landasan moral untuk pengungkapan informasi tentang perusahaan didasarkan terutama pada prinsip moral "second order", yaitu bahwa tiap orang memiliki hak untuk mendapatkan akses informasi yang diperlukanya untuk melakukan transaksi dengan adil 4. 4. dan tiap orang memiliki hak untuk mengetahui tindakan orang lain yang mempengaruhinya. Permasalahan Disclosure adalah kepada siapa, bentuknya, dimana pada dasarnya pengungkapan informasi tersebut seharusnya dilakukan terhadap mereka yang bertransaksi dan pada siapa tindakannya akan berpengaruh secara serius. Secara umum pihak yang berpengaruh tersebut adalah : Pemegang saham (Calon pemegang saham) Dewan Komisaris Pemerintah Pekerja Pemasok dan agen penjualan Konsumen Masyarakat Umum E. Insider Trading Informasi internal perusahaan adalah informasi yg hanya diketahui oleh mereka yang berada dalam perusahaan tetapi tidak untuk diluar perusahaan. Permasalah moral menyangkut informasi internal yang diungkapkan pada pihak luar dimana orang dalam perusahaan mengambil keuntungan atas pengungkapan tersebut. Ada dua aspek pengungkapan informasi internal kepada pihak luar Menguntungkan orang dalam secara pribadi dan merugikan perusahaan Menguntungkan orang dalam secara pribadi dan menguntungkan pihak - pihak yang memperoleh informasi Pada prinsipnya Insider Trading merupakan tindakan tidak bermoral Bila insider trading dilakukan dengan alasan efisiensi maka keadilan jauh lebih penting Tidak memberikan transaksi yang adil Selalu ada pihak yang dirugikan. III. TEKNOLOGI INFORMASI Perkembangan teknologi khususnya teknologi komputer dan komunikasi telah menimbulkan banyak perubahan dalam pengelolaan bisnis perusahaan dimana konsep yang mendasari isu moral dalam teknologi informasi adalah privasi dan kepemilikan (De George 1999). Dampak sosial dan penggunaan komputer menimbulkan isu moral dengan permasalahan sebagai berikut : A. Kejahatan Komputer. Pencurian data dan informasi yang merupakan rahasia perusahan melalui komputer ; B. Komputer dan tanggung jawab perusahaan. Perusahaan bertanggung jawab moral atas segala kesalahan yang timbul karena penggunaan komputer dan tidak dapat mengikut sertakan komputer sebagai pihak yang bertanggung jawab ; 5. 5. C. Hak milik Informasi dan software (Perangkat lunak). Permasalahan adalah apakah program yang dikembangkan oleh pekerja untuk penggunaan di komputer merupakan milik pekerja atau milik perusahan-perusahaan. Bila pekerja itu memang tugasnya mengembangkan perangkat lunak jelas menjadi milik perusahaan diluar itu sebaiknya ada aturan yang jelas dan layak. D. Komputer dan privasi. Permasalahannya, Komputer dengan kemampuannya untuk menyimpan dan mengolah data sebanyak mungkin menimbulkan ketakutan akan privasi dan kerancuan data dimana data-data privasi tersebut bisa terungkap keluar. IV. KEAMANAN PRODUKSI Level keamanan yang dituntut atau diharapkan oleh suatu masyarakat dalam keamanan proses produksi berbeda-beda, tergantung pada apa yang mungkin dan level keamanan yang mampu ditanggung masyarakat. Level keamanan dalam produksi yang dipertaruhkan adalah keselamatan pekerja perusahaan. Terdapat level keamanan produksi yang wajib dipenuhi perusahaan, diluar level itu secara etika tidak dapat diterima V. BISNIS DAN PROFESI A. Profesionalisme dan Profesi Pengertian profesional adalah orang yang memperoleh penghasilan dengan melakukan suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu yang memerlukan keterampilan (montir mobil, tukang cukur). Pengertian profesi adalah pekerjaan yg memiliki karateristik tertentu lajimnya pengetahuan khusus dan memiliki status dan prestise dari masyarakat (dokter, pengacara, dosen). B. Profesi dalam bisnis Suatu "Profesional code of canduct" menuntut lebih dan kaum profesional dari kaum pekerja biasa. Yang menjadi permasalahan sejauh mana profesional code conduct dapat 6. 6. dilaksanakan bila para profesional itu bekerja sendiri atau bekerja pada suatu organsisasi / perusahaan. Dalam hal aturan profesional dan kewajiban moralnya tersebut dapat disimpulkan (De George 1999) : 1. Profesi dan anggota dari profesi layak memunyai otonomi dalam tindakan mereka, sejauh mereka menetapkan pada mereka sendiri dan mengikuti, tuntutan yang lebih tinggi dari yang diminta pada orang lain. 2. Bila seorang menjadi anggota suatu profesi maka tidak hanya memiliki kewajiban moral untuk berperan sebagai individu yang profesional, akan tetapi juga memiliki kewajiban moral kolektif dari profesi tersebut 3. Kewajiban moral dari anggota suatu profesi melebihi aktivitas tiap individu. Anggota suatu profesi memiliki kewajiban untuk menjaga rekannya, untuk membantu merubah struktur profesional bila perlu perubahan dan mempertimbangkan dampak dari profesi pada masyarakat 4. Anggota dari profesi kadang-kadang menghadapi permasalahan moral khusus dalam bisnis, oleh karena konflik kepentingan dan konflik antara kewajiban profesional seseorang dan tuntutan dari atasannya. Organisasi profesi dan anggotanya seharusnya membantu membela anggota tersebut yang menjaga standard profesinya Karena anggota dari suatu profesi pertama-tama adalah pelaku moral dan kemudian baru profesional, maka etika profesi tidak melepaskan seseorang dari kewajiban moral umum yang berlaku untuk semua orang. Memilih menjadi anggota suatu profesi berarti memilih kewajiban moral yang lebih tinggi, tidak lebih rendah, dan hanya sejauh anggotanya memenuhi kewajiban moral tersebut profesi tersebut layak dihargai. C. Profesi sebagai bisnis Membandingkan profesi dengan bisnis hanyalah suatu bagian saja karena dalam kenyataannya banyak anggota profesi juga pelaku bisnis seperti pengacara, akuntan, dokter dll. Permasalahannya adalah ada tidaknya batasan. Ada aturan yang membatasi orang akan praktek praktek kedokteran, hukum, akutansi dll. yang apabila terlalu ketat, cenderung menimbulkan monopoli dan merugikan masyarakat. Sebagai contoh larangan untuk mempromosikan diri oleh dokter, pengacara, dan anggota profesi lain. Disatu pihak promosi dianggap menurunkan penghargaan masyarakat, akan tetapi 7. 7. dilain pihak larangan promosi akan menjadikan masyarakat tidak memperoleh informasi yang selayaknya dan cenderung promosi tersebut monopoli. Peran ganda dari profesi dan pelaku bisnis melibatkan banyak profesi konflik kepentingan dimana menghasilkan uang berhadapan dengan pelayanan kepada masyarakat sebaik mungkin. VI. MASALAH LINGKUNGAN A. Krisis Lingkungan Hidup Kegiatan bisnis salah satu diantaranya telah menyebabkan krisis lingkungan hidup berupa pencemaran dan perusakan lingkungan sehinga kelanjutan hidup dari semua kehidupan di bumi termasuk manusia terancam. Selama eksplorasi alam masih dalam batas keseimbangan, maka ekosistem masih bertahan, akan tetapi fakta menunjukkan bahwa bumi sudah dieksploitasi melewati batas, dan bila keadaan ini berlanjut diperkirakan ekosistem dunia tidak akan dapat bertahan. Masalah lingkungan hidup tidak terbatas pada beberapa negara saja, negara berkembang pada umumnya paling sering disalahkan, walaupun sebetulnya dengan jelas kerusakan lingkungan terjadi dan disebabkan oleh negara-negara industri. Kerusakan lingkungan terjadi dan terasa di seluruh belahan dunia antara lain temperatur bumi makin panas sebagai efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, perusakan hutan tropis, kelangkaan air, akumulasi bahan beracun, hujan asam, oleh karena itu kerusakan lingkungan merupakan masalah global yang harus diselesaikan secara global pula. B. Kerusakan Lingkungan Perkembangan teknologi dan Meningkatnya industrialisasi telah menimbulkan banyak perkembangan tanpa memperhatikan dampak sampingannya yang sering memakai biaya produksi tersembunyi. Akan tetapi dilain pihak sebetulnya perkembangan teknologi juga memberikan kemungkin untuk memperbaiki proses produksi yang sama efektifnya tetapi lebih aman dan bersih bagi lingkungan. Permasalah pada lingkungan dan polusi yang ditimbulkan merupakan perdebatan serius dalam etika lingkungan. Masalah polusi hanya dari satu aspek dari permasalahan etika lingkungan akan tetapi polusi menimbulkan berbagai isu yang memberikan pemikiran dalam menyelesaikan masalah lingkungan. 8. 8. C. Lingkungan Hidup Sebagai Barang Umum Secara tradisional bisnis menganggap lingkungan sebagai barang yang gratis, tidak terbatas, sebagai barang umum. Air, udara, tanah, dan sumber daya alam dipandang sebagai tersedia bagi bisnis untuk memanfaatkannya. Dalam konteks ini maka polusi dan habisnya sumber daya alam adalah dua aspek dari permasalahan yang sama. Keduanya bersangkutan dengan penggunaan tak terbatas dari sumber daya alam yang terbatas. Secara keseluruhan, pandangan bisnis terhadap lingkungan adalah pandangan bahwa lingkungan adalah eksternal, dan bahwa lingkungan adalah barang geratis yang dapat dikonsumsi tanpa batas, serta pengabaian ekologi serta saling ketergantungan dari dunia telah menyebabkan permasalahan lingkungan yang sangat serius. D. Hubungan Manusia dengan alam Masalah lingkungan hidup menimbulkan suatu cabang filsafat baru yang berkembang dengan cepat yaitu filsafat lingkungan hidup. Salah satu ciri khas sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan menaklukan alam. Alam dipandang sebagai binatang buas yang perlu dijinakan oleh manusia. Tujuan itu dibantu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang perlu disadari bahwa hubungan manusia dengan alam tidak dapat dipisahkan apalagi bertentangan dengan alam karena ia termasuk alam itu sendiri seperti setiap makhluk hidup lainnya. Pandangan manusia modern dengan alam adalah antroposentris karena menempatkan manusia pada pusatnya. Pandangan baru yang kita butuhkan bila kita ingin mengatasi masalah lingkungan hidup maka harus bersikap ekosentris dimana menempatkan alam dalam pusatnya. E. Polusi dan Pengendaliannya Polusi adalah kontaminasi dari air, udara, dan tanah dengan unsur-unsur yang merugikan kita atu kepentingan kita, dan dengan pengendalian polusi artinya mencegah kerusakan yang dapat dihindari yang desebabkan oleh kegiatan manusia. Polusi sering merupakan suatu relatif. Beberapa gas dan bahan kimia tidak berbahaya dalam jumlahyang sangat kecil akan tetapi berbahaya bila dalam jumlah yang banyak. Sejumlah bahan kimia menimbulkan polusi di air minum, sedangkan jumlah yang sama di air sungai tidak kita katakana demikian. Sebagai bahan kimia walupun dalam jumlah 9. 9. sangat sedikit dapat dikatakan telah menimbulkan polusi karena sangat berbahaya atau beracun. Oleh karena itu polusi berkaitan dengan kerusakan, maka kita ingin mencegah tipe polusi yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian. F. Perbaikan Lingkungan Perbaikan lingkungan memang diperlukan, akan tetapi perlu dijelaskan lebih dulu beberapa hal, antara lain lingkungan yang diinginkan. Selanjutnya bagaimana cara untuk memperbaiki lingkungan tersebut, dan terakhir adalah berapa biayanya dan aspek- aspek lain yang berkaitan dengannya. Alokasi biaya untuk menyelesaikan masalah populasi pada lingkungan adalah pemerintah dan bisnis berkerja sama/ pemerintah seharusnya memulai program yang akan membuat bisnis melakukan tindakan yang bertanggung jawab. Dari pandangan moral, standar seperti ini adil karena diterapkan pada semua industri. Terdapat beberapa kelemahan dari pendekatan seperti ini. Pertama, standar populasi biasanya meminta digunakannya alat untuk pengendalian populasi yang paling kuat. Cara kedua adalah dengan cara insetif, yaitu memberikan insetif pada mereka yang bersedia mengambil tindakan khusus untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan cara yang lain adalah dengan mekanisme harga, yaitu penerapan pajak perusahaan lingkungan, sehingga biaya ini menjadi bagian dari biaya produk merreka. 10. 10. BAB III PENUTUP VII. Kesimpulan Ada beberapa kesimpulan yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan mempunyai tempat yang sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini. Karena memperoleh keuntungan dari etika menjadikan penentu perusahaan tersebut untuk bertahan atau tidaknya. Meraup keuntungan dari hasil yang tidak menerapkan etika bisnis dalam perusahaan dan tidak adanya kejujuran dari para pegawai perusahaan tersebut menjadi faktor penyebab terjadinya ke pailitan atau kebangkrutan perusahaan tersebut karena tidak menerapkan etika didalam bisnis. Dengan kata lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan untuk dibicarakan. mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. VIII. Saran Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.