Anda di halaman 1dari 5

Paper bab 13 Etika bisnis

1. 1. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebagian besar orang beranggapan


bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis tidak perlu mengindahkan aturan-
aturan, norma-norma serta nilai moral yang berlaku dalam bisnis karena bisnis
merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus memfokuskan diri untuk
berusaha dengan berbagai macam cara dan upaya agar bisa menang dalam persaingan
bisnis yang ketat. Dalam bisnis terdapat aturan yang penuh dengan persaingan dan
tentunya aturan-aturan tersebut berbeda dengan aturan moral dan sosial yang biasa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau
menerapkan aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang tidak
menguntungkan. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata
beberapa perusahaan dapat berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen
moral tertentu. Bisnis merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga
norma dan nilai moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan
diterapkan ke dalam kegiatan bisnis. Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak
hanya tergantung pada kinerja yang baik, pengaturan manejerial dan financial yang
baik , keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki
melainkan juga harus didasari dengan etis dan etos bisnis yang baik. Dengan
memperhatikan etos dan etis bisnis yang baik maka kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan tetap terjaga. Hal ini tentunya membantu perusahaan dalam menciptakan
citra bisnis yang baik dan etis.
2. 2. BAB II PEMBAHASAN II. HAK MILIK INTELEKTUAL Pengertian hak milik
dari suatu barang mudah dimengerti, akan tetapi konsep kepemilikan dari
pengetahuan atau informasi tidaklah mudah. Seorang dapat mengambil pengetahuan
atau informasi yang dimiliki seorang lainnya, akan tetapi orang tersebut tetap
memiliki pengetahuan dan informasi tersebut. Dalam pengertian luas pengetahuan dan
informasi pada sebuah perusahaan, rahasia dagang (irade secrets) bersangkutan
dengan seluruh pengetahuan yang dikembangkan oleh suatu perusahaan yang
dijaganya sebagaimiliknya. Dalam pengertian sempitnya, trade secrets menyatakan
paten dan hak cipta sebagai cara untuk melindungi penemuan, formula, dan
sebagainya. • Tangible property, yaitu barangfisik Memiliki Tangible property berarti
memiliki hak untuk penggunaan eksklusif akan barang-barang tersebut. Seperti
menjual, memperdagangkan, menyimpan, dll. • Real property, Bersangkutan dengan
tanah bangunan serta tambahan pada tanah. Kita mendapatkan hak untuk
menggunakan tanah semau kita tetapi ada batasnya, kita tidak dapat menghancurkan
tanah kita. • Intangible property, seperti uang, saham, obligasi dan insrumen keuangan
lainnya Intellectual property, berbeda dengan yang lainnya, intellectual property
berbentuk seperti kepemilikan, penemuan, dll. A. Copyright dan Paten Bila rahasia
dagang adalah hak legal untuk menyimpan informasi, idea, rencana proyek dan
sebagainya, maka Copyright dan Paten memberikan pemiliknya hak-hak yang
3. 3. bersangkutan dengan produknya dengan kondisi membuatnya diketahui publik
dengan cara cara tertentu. B. Trade Secrets Trade secrets tidak diungkapkan ke publik
karena sekali diungkapkan maka bukan rahasia lagi dan tidak terlindungi. Ada tiga
indikator apakah suatu informasi layak untuk disebut rahasia dan dengan demikian
pekerja mempunyai kewajiban kewajiban untuk tidak mengungkapkan kepada publik
(De George) : Jumlah penjagaan kerahasiaan yang digunakan oleh perusahaan untuk
menjaga rahasia informasi tersebut ; Jumlah uang yag dibelanjakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan informasi tersebut ; Nilai informasi tersebut untuk kompetitor.
C. Spionase Industri Peranan teknologi dalam pengembangan produk dalam bisnis
dewasa ini sangat penting akan tetapi tidak semua perusahaan memiliki kemampuan
utk mengembangkan kemampuan teknologi sendiri. Sering lebih mudah dan biaya
yang rendah mengenali apa yang telah dikembangkan oleh perusahaan lain yang
disebut spionase industri. Spionase industri menyangkut hal-hal pengumpulan
pengorganisasian dan analisa data yang diperoleh dari artikel atau koran atau dari
sumber laporan yang telah dipublikasikan. Dalam hal ini baik secara legal maupun
moral tidak ada yang salah dengan spionase industri. Apabila perusahaan memperoleh
informasi dari pekerja perusahaan lain sedangkan informasi tersebut untuk
kepentingan perusahaan, maka hal tersebut tidak bermoral. Begitu pula bila
menggunakan metode-metode yang mengarah pada pencurian penyadapan jelas tidal
legal dan tidak bermoral. D. Corporate Disclosure Rahasia dagang adalah informasi
dan pengetahuan yg dimiliki, perusahaan dan dapat dilindungi baik secara legal
maupun moral untuk tidak diketahui orang lain. Dilain pihak ada banyak informasi
yang secara moral perlu di beritahukan kepada masyarakat. Landasan moral untuk
pengungkapan informasi tentang perusahaan didasarkan terutama pada prinsip moral
"second order", yaitu bahwa tiap orang memiliki hak untuk mendapatkan akses
informasi yang diperlukanya untuk melakukan transaksi dengan adil
4. 4. dan tiap orang memiliki hak untuk mengetahui tindakan orang lain yang
mempengaruhinya. Permasalahan Disclosure adalah kepada siapa, bentuknya, dimana
pada dasarnya pengungkapan informasi tersebut seharusnya dilakukan terhadap
mereka yang bertransaksi dan pada siapa tindakannya akan berpengaruh secara serius.
Secara umum pihak yang berpengaruh tersebut adalah : Pemegang saham (Calon
pemegang saham) Dewan Komisaris Pemerintah Pekerja Pemasok dan agen penjualan
Konsumen Masyarakat Umum E. Insider Trading Informasi internal perusahaan
adalah informasi yg hanya diketahui oleh mereka yang berada dalam perusahaan
tetapi tidak untuk diluar perusahaan. Permasalah moral menyangkut informasi internal
yang diungkapkan pada pihak luar dimana orang dalam perusahaan mengambil
keuntungan atas pengungkapan tersebut. Ada dua aspek pengungkapan informasi
internal kepada pihak luar Menguntungkan orang dalam secara pribadi dan merugikan
perusahaan Menguntungkan orang dalam secara pribadi dan menguntungkan pihak -
pihak yang memperoleh informasi Pada prinsipnya Insider Trading merupakan
tindakan tidak bermoral Bila insider trading dilakukan dengan alasan efisiensi maka
keadilan jauh lebih penting Tidak memberikan transaksi yang adil Selalu ada pihak
yang dirugikan. III. TEKNOLOGI INFORMASI Perkembangan teknologi khususnya
teknologi komputer dan komunikasi telah menimbulkan banyak perubahan dalam
pengelolaan bisnis perusahaan dimana konsep yang mendasari isu moral dalam
teknologi informasi adalah privasi dan kepemilikan (De George 1999). Dampak sosial
dan penggunaan komputer menimbulkan isu moral dengan permasalahan sebagai
berikut : A. Kejahatan Komputer. Pencurian data dan informasi yang merupakan
rahasia perusahan melalui komputer ; B. Komputer dan tanggung jawab perusahaan.
Perusahaan bertanggung jawab moral atas segala kesalahan yang timbul karena
penggunaan komputer dan tidak dapat mengikut sertakan komputer sebagai pihak
yang bertanggung jawab ;
5. 5. C. Hak milik Informasi dan software (Perangkat lunak). Permasalahan adalah
apakah program yang dikembangkan oleh pekerja untuk penggunaan di komputer
merupakan milik pekerja atau milik perusahan-perusahaan. Bila pekerja itu memang
tugasnya mengembangkan perangkat lunak jelas menjadi milik perusahaan diluar itu
sebaiknya ada aturan yang jelas dan layak. D. Komputer dan privasi.
Permasalahannya, Komputer dengan kemampuannya untuk menyimpan dan
mengolah data sebanyak mungkin menimbulkan ketakutan akan privasi dan
kerancuan data dimana data-data privasi tersebut bisa terungkap keluar. IV.
KEAMANAN PRODUKSI Level keamanan yang dituntut atau diharapkan oleh suatu
masyarakat dalam keamanan proses produksi berbeda-beda, tergantung pada apa yang
mungkin dan level keamanan yang mampu ditanggung masyarakat. Level keamanan
dalam produksi yang dipertaruhkan adalah keselamatan pekerja perusahaan. Terdapat
level keamanan produksi yang wajib dipenuhi perusahaan, diluar level itu secara etika
tidak dapat diterima V. BISNIS DAN PROFESI A. Profesionalisme dan Profesi
Pengertian profesional adalah orang yang memperoleh penghasilan dengan
melakukan suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu yang memerlukan keterampilan
(montir mobil, tukang cukur). Pengertian profesi adalah pekerjaan yg memiliki
karateristik tertentu lajimnya pengetahuan khusus dan memiliki status dan prestise
dari masyarakat (dokter, pengacara, dosen). B. Profesi dalam bisnis Suatu
"Profesional code of canduct" menuntut lebih dan kaum profesional dari kaum
pekerja biasa. Yang menjadi permasalahan sejauh mana profesional code conduct
dapat
6. 6. dilaksanakan bila para profesional itu bekerja sendiri atau bekerja pada suatu
organsisasi / perusahaan. Dalam hal aturan profesional dan kewajiban moralnya
tersebut dapat disimpulkan (De George 1999) : 1. Profesi dan anggota dari profesi
layak memunyai otonomi dalam tindakan mereka, sejauh mereka menetapkan pada
mereka sendiri dan mengikuti, tuntutan yang lebih tinggi dari yang diminta pada
orang lain. 2. Bila seorang menjadi anggota suatu profesi maka tidak hanya memiliki
kewajiban moral untuk berperan sebagai individu yang profesional, akan tetapi juga
memiliki kewajiban moral kolektif dari profesi tersebut 3. Kewajiban moral dari
anggota suatu profesi melebihi aktivitas tiap individu. Anggota suatu profesi memiliki
kewajiban untuk menjaga rekannya, untuk membantu merubah struktur profesional
bila perlu perubahan dan mempertimbangkan dampak dari profesi pada masyarakat 4.
Anggota dari profesi kadang-kadang menghadapi permasalahan moral khusus dalam
bisnis, oleh karena konflik kepentingan dan konflik antara kewajiban profesional
seseorang dan tuntutan dari atasannya. Organisasi profesi dan anggotanya seharusnya
membantu membela anggota tersebut yang menjaga standard profesinya Karena
anggota dari suatu profesi pertama-tama adalah pelaku moral dan kemudian baru
profesional, maka etika profesi tidak melepaskan seseorang dari kewajiban moral
umum yang berlaku untuk semua orang. Memilih menjadi anggota suatu profesi
berarti memilih kewajiban moral yang lebih tinggi, tidak lebih rendah, dan hanya
sejauh anggotanya memenuhi kewajiban moral tersebut profesi tersebut layak
dihargai. C. Profesi sebagai bisnis Membandingkan profesi dengan bisnis hanyalah
suatu bagian saja karena dalam kenyataannya banyak anggota profesi juga pelaku
bisnis seperti pengacara, akuntan, dokter dll. Permasalahannya adalah ada tidaknya
batasan. Ada aturan yang membatasi orang akan praktek praktek kedokteran, hukum,
akutansi dll. yang apabila terlalu ketat, cenderung menimbulkan monopoli dan
merugikan masyarakat. Sebagai contoh larangan untuk mempromosikan diri oleh
dokter, pengacara, dan anggota profesi lain. Disatu pihak promosi dianggap
menurunkan penghargaan masyarakat, akan tetapi
7. 7. dilain pihak larangan promosi akan menjadikan masyarakat tidak memperoleh
informasi yang selayaknya dan cenderung promosi tersebut monopoli. Peran ganda
dari profesi dan pelaku bisnis melibatkan banyak profesi konflik kepentingan dimana
menghasilkan uang berhadapan dengan pelayanan kepada masyarakat sebaik
mungkin. VI. MASALAH LINGKUNGAN A. Krisis Lingkungan Hidup Kegiatan
bisnis salah satu diantaranya telah menyebabkan krisis lingkungan hidup berupa
pencemaran dan perusakan lingkungan sehinga kelanjutan hidup dari semua
kehidupan di bumi termasuk manusia terancam. Selama eksplorasi alam masih dalam
batas keseimbangan, maka ekosistem masih bertahan, akan tetapi fakta menunjukkan
bahwa bumi sudah dieksploitasi melewati batas, dan bila keadaan ini berlanjut
diperkirakan ekosistem dunia tidak akan dapat bertahan. Masalah lingkungan hidup
tidak terbatas pada beberapa negara saja, negara berkembang pada umumnya paling
sering disalahkan, walaupun sebetulnya dengan jelas kerusakan lingkungan terjadi
dan disebabkan oleh negara-negara industri. Kerusakan lingkungan terjadi dan terasa
di seluruh belahan dunia antara lain temperatur bumi makin panas sebagai efek rumah
kaca, perusakan lapisan ozon, perusakan hutan tropis, kelangkaan air, akumulasi
bahan beracun, hujan asam, oleh karena itu kerusakan lingkungan merupakan masalah
global yang harus diselesaikan secara global pula. B. Kerusakan Lingkungan
Perkembangan teknologi dan Meningkatnya industrialisasi telah menimbulkan banyak
perkembangan tanpa memperhatikan dampak sampingannya yang sering memakai
biaya produksi tersembunyi. Akan tetapi dilain pihak sebetulnya perkembangan
teknologi juga memberikan kemungkin untuk memperbaiki proses produksi yang
sama efektifnya tetapi lebih aman dan bersih bagi lingkungan. Permasalah pada
lingkungan dan polusi yang ditimbulkan merupakan perdebatan serius dalam etika
lingkungan. Masalah polusi hanya dari satu aspek dari permasalahan etika lingkungan
akan tetapi polusi menimbulkan berbagai isu yang memberikan pemikiran dalam
menyelesaikan masalah lingkungan.
8. 8. C. Lingkungan Hidup Sebagai Barang Umum Secara tradisional bisnis
menganggap lingkungan sebagai barang yang gratis, tidak terbatas, sebagai barang
umum. Air, udara, tanah, dan sumber daya alam dipandang sebagai tersedia bagi
bisnis untuk memanfaatkannya. Dalam konteks ini maka polusi dan habisnya sumber
daya alam adalah dua aspek dari permasalahan yang sama. Keduanya bersangkutan
dengan penggunaan tak terbatas dari sumber daya alam yang terbatas. Secara
keseluruhan, pandangan bisnis terhadap lingkungan adalah pandangan bahwa
lingkungan adalah eksternal, dan bahwa lingkungan adalah barang geratis yang dapat
dikonsumsi tanpa batas, serta pengabaian ekologi serta saling ketergantungan dari
dunia telah menyebabkan permasalahan lingkungan yang sangat serius. D. Hubungan
Manusia dengan alam Masalah lingkungan hidup menimbulkan suatu cabang filsafat
baru yang berkembang dengan cepat yaitu filsafat lingkungan hidup. Salah satu ciri
khas sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan menaklukan alam.
Alam dipandang sebagai binatang buas yang perlu dijinakan oleh manusia. Tujuan itu
dibantu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang perlu disadari bahwa
hubungan manusia dengan alam tidak dapat dipisahkan apalagi bertentangan dengan
alam karena ia termasuk alam itu sendiri seperti setiap makhluk hidup lainnya.
Pandangan manusia modern dengan alam adalah antroposentris karena menempatkan
manusia pada pusatnya. Pandangan baru yang kita butuhkan bila kita ingin mengatasi
masalah lingkungan hidup maka harus bersikap ekosentris dimana menempatkan alam
dalam pusatnya. E. Polusi dan Pengendaliannya Polusi adalah kontaminasi dari air,
udara, dan tanah dengan unsur-unsur yang merugikan kita atu kepentingan kita, dan
dengan pengendalian polusi artinya mencegah kerusakan yang dapat dihindari yang
desebabkan oleh kegiatan manusia. Polusi sering merupakan suatu relatif. Beberapa
gas dan bahan kimia tidak berbahaya dalam jumlahyang sangat kecil akan tetapi
berbahaya bila dalam jumlah yang banyak. Sejumlah bahan kimia menimbulkan
polusi di air minum, sedangkan jumlah yang sama di air sungai tidak kita katakana
demikian. Sebagai bahan kimia walupun dalam jumlah
9. 9. sangat sedikit dapat dikatakan telah menimbulkan polusi karena sangat berbahaya
atau beracun. Oleh karena itu polusi berkaitan dengan kerusakan, maka kita ingin
mencegah tipe polusi yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian. F. Perbaikan
Lingkungan Perbaikan lingkungan memang diperlukan, akan tetapi perlu dijelaskan
lebih dulu beberapa hal, antara lain lingkungan yang diinginkan. Selanjutnya
bagaimana cara untuk memperbaiki lingkungan tersebut, dan terakhir adalah berapa
biayanya dan aspek- aspek lain yang berkaitan dengannya. Alokasi biaya untuk
menyelesaikan masalah populasi pada lingkungan adalah pemerintah dan bisnis
berkerja sama/ pemerintah seharusnya memulai program yang akan membuat bisnis
melakukan tindakan yang bertanggung jawab. Dari pandangan moral, standar seperti
ini adil karena diterapkan pada semua industri. Terdapat beberapa kelemahan dari
pendekatan seperti ini. Pertama, standar populasi biasanya meminta digunakannya
alat untuk pengendalian populasi yang paling kuat. Cara kedua adalah dengan cara
insetif, yaitu memberikan insetif pada mereka yang bersedia mengambil tindakan
khusus untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan cara yang lain adalah dengan
mekanisme harga, yaitu penerapan pajak perusahaan lingkungan, sehingga biaya ini
menjadi bagian dari biaya produk merreka.
10. 10. BAB III PENUTUP VII. Kesimpulan Ada beberapa kesimpulan yang dapat
diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi memperoleh keuntungan etika
sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan mempunyai tempat yang sangat strategis
dalam bisnis`dewasa ini. Karena memperoleh keuntungan dari etika menjadikan
penentu perusahaan tersebut untuk bertahan atau tidaknya. Meraup keuntungan dari
hasil yang tidak menerapkan etika bisnis dalam perusahaan dan tidak adanya
kejujuran dari para pegawai perusahaan tersebut menjadi faktor penyebab terjadinya
ke pailitan atau kebangkrutan perusahaan tersebut karena tidak menerapkan etika
didalam bisnis. Dengan kata lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika
bisnis memang relevan untuk dibicarakan. mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis
dan mencari keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang
terbuka dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu
perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait
dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. VIII. Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin
menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang
terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman
yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di
dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.

https://www.slideshare.net/frisellaCiNdy/paper-bab-13-etika-bisnis

Anda mungkin juga menyukai