net/publication/333103120
CITATIONS READS
0 432
1 author:
Dahlan Tampubolon
Universitas Riau
5 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dahlan Tampubolon on 18 May 2019.
Tesis
Oleh :
Dahlan Tampubolon
992103003/PWD
Perencanaan Pembangunan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2001
Judul : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai
Barat Dan Pantai Timur Sumatera Utara
NIM : 992103003
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Wilayah pantai Barat propinsi Sumatera Utara terdiri dari satu kota dan
empat kabupaten dengan luas sekitar 35,33 persen dari seluruh luas propinsi
tetapi penduduknya hanya sekitar 18,34 persen dengan kepadatan rata-rata
hanya 86,67 jiwa per km2. Kondisi tersebut sangat berbeda dengan wilayah
pantai Timur yang terdiri dari dua kota dan empat kabupaten memiliki luas
sekitar 34,64 persen tetapi penduduknya mencapai 58,11 persen dari
penduduk Sumatera Utara dengan kepadatan rata-rata 279,81 jiwa per km2.
v
Ketimpangan ekonomi yang tergambar dari adanya perbedaan dalam
hal pendapatan per kapita suatu daerah dengan daerah lain terkadang
merupakan masalah. Ketimpangan ini harus diatasi dengan pelaksanaan
pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan antar
daerah, khsususnya dalam mempercepat pembangunan daerah.
vi
secara umum wilayah Pantai Timur digolongkan tipe daerah yang maju. Kota
Medan dan Tanjung Balai digolongkan tipe daerah yang stagnan.
vii
Keuntungan lokasi sektor pertanian relatif tinggi di Labuhan Batu, Asahan
dan Langkat. Konstruksi, perhubungan dan telekomunikasi, jasa-jasa
menguntungkan dikembangkan di Tanjung Balai dan Medan yang juga
menguntungkan di sektor utiliti. Sektor industri menguntungkan
dikembangkan di Deli Serdang dan pertambangan serta penggalian di
Langkat.
viii
KATA PENGANTAR
ix
5. Seluruh Civitas Akademika PPS-USU yang telah banyak membantu proses
administrasi dan kelancaran kegiatan akademik. Teman-teman di PWD’99
yang banyak membantu proses penyelesaian tesis ini, khususnya Efi,
Fahrul dan Dani yang telah memberikan bantuan fisik dan semangat
sehingga saya dapat mendahului mereka menyelesaikan studi.
6. Buat kedua orang tua, nenek adik-adik dan terutama istri yang
memberikan keleluasaan waktu tanpa rasa kesal sehingga dalam proses
penulisan tidak mengalami kendala yang berarti.
Dahlan TAMPUBOLON
x
RIWAYAT HIDUP
Dahlan anak dari Rivai Tampubolon, seorang supir taksi, dan Sutarni,
ibu rumah tangga, di Langkat tanggal 12 Mei 1973. Menyelesaikan Sekolah
Dasar (1985), SLTP (1988) dan SLTA (1991) di Medan. Memasuki Fakultas
Ekonomi USU tahun 1993 dan meraih Sarjana Ekonomi tahun 1997 dari
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Sejak tahun 1998 menjadi
pengajar pada beberapa PTS di Kota Medan. Tahun 2000 memperistri
Mardiana, SE, M.Si, teman sekampus. Menyelesaikan Magister Sains pada
Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan PPS-USU
tanggal 14 Agustus 2000.
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Luas, Kepadatan Penduduk, Produk Domestik Regional
Bruto dan PDRB Per kapita Daerah-daerah Di Sumatera
Utara Tahun 1999 .......................................................... 4
Tabel 2 : Perkembangan PDRB Per kapita Wilayah Pantai Barat dan
Sumatera Utara Tahun 1987 Sampai Tahun 1999 Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 1993 (Rupiah) .................... 41
Tabel 3 : Perkembangan PDRB Per kapita Wilayah Pantai Timur
Tahun 1987 Sampai Tahun 1999 Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 1993 (Rupiah) ...................................... 42
Tabel 4 : Typologi Perkembangan Ekonomi Wilayah Pantai Barat
Sumatera Utara Tahun 1975 – 1987 dan Tahun 1987 –
1999 ............................................................................ 43
Tabel 5 : Typologi Perkembangan Ekonomi Wilayah Pantai Timur
Sumatera Utara Tahun 1975 – 1987 dan Tahun 1987 –
1999 ............................................................................ 45
Tabel 6 : Korelasi Pearson dan Spearman Antara Koefisien Variasi
Sektoral Dengan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ............ 49
Tabel 7 : Analisis Regresi Berganda Perubahan Struktur Ekonomi
Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara ............................. 54
Tabel 8 : Analisis Regresi Berganda Perubahan Struktur Ekonomi
Wilayah Pantai Timur Sumatera Utara ............................ 55
Tabel 9 : Analisis Regresi Berganda Perubahan Struktur Ekonomi
Sumatera Utara ............................................................ 56
Tabel 10 : Lapangan Pekerjaan Tahun 1990 dan Tahun 1999
Menurut Sektor (orang) ................................................. 57
Tabel 11 : National Share, Proportional Share dan Differential Shift
Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara (orang) ................. 63
iii
Tabel 12 : National Share, Proportional Share dan Differential Shift
Wilayah Pantai Timur Sumatera Utara (orang) ............... 65
Tabel 13 : Perkembangan Indeks Williamson Wilayah Pantai Barat
Sumatera Utara dan Berbagai Faktor Yang
mempengaruhinya Tahun 1993 – 1999 .......................... 69
Tabel 14 : Perkembangan Indeks Williamson Wilayah Pantai Timur
Sumatera Utara dan Berbagai Faktor Yang
mempengaruhinya Tahun 1993 – 1999 .......................... 69
Tabel 15 : Perkembangan LQ PDRB Wilayah Pantai Barat Sumatera
Utara Tahun 1993 – 1999 ............................................. 74
Tabel 16 : Perkembangan LQ Tenaga Kerja Wilayah Pantai Barat
Sumatera Utara Tahun 1993 – 1999 .............................. 75
Tabel 17 : LQ PDRB Daerah-daerah Di Wilayah Pantai Barat
Sumatera Utara Tahun 1999 .......................................... 76
Tabel 18 : Produktivitas Tenaga Kerja Daerah-Daerah Di Wilayah
Pantai Barat Sumatera Utara Menurut Sektor Utama
Tahun 1999 (Rupiah Per Pekerja) .................................. 77
Tabel 19 : LQ Tenaga Kerja Daerah-daerah Di Wilayah Pantai Barat
Sumatera Utara Tahun 1999 .......................................... 77
Tabel 20 : Perkembangan LQ PDRB Wilayah Pantai Timur Sumatera
Utara Tahun 1993 – 1999 ............................................. 78
Tabel 21 : Perkembangan LQ Tenaga Kerja Wilayah Pantai Timur
Sumatera Utara Tahun 1993 – 1999 .............................. 79
Tabel 22 : LQ PDRB Daerah-daerah Di Wilayah Pantai Timur
Sumatera Utara Tahun 1999 .......................................... 80
Tabel 23 : Produktivitas Tenaga Kerja Daerah-Daerah Di Wilayah
Pantai Timur Sumatera Utara Menurut Sektor Utama
Tahun 1999 (Rupiah Per Pekerja) .................................. 80
Tabel 24 : LQ Tenaga Kerja Daerah-daerah Di Wilayah Pantai Timur
Sumatera Utara Tahun 1999 .......................................... 81
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi geografis wilayah Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari
ribuan pulau, sehingga untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif,
wilayah tersebut dibagi atas daerah-daerah. Demikian pula dengan
penyebaran penduduk yang tidak merata serta kegiatan-kegiatan ekonomi
yang bersifat terlalu terpusat ke wilayah perkotaan menyebabkan
terdapatnya perbedaan-perbedaan dan ketimpangan terhadap tingkat
kemakmuran regional (wilayah atau daerah) di Indonesia.
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 1999, Kantor Statistik Sumatera Utara
Pendapatan Regional (PDRB) Propinsi Sumatera Utara Menurut
Kabupaten/Kota 1993 – 1999, Kantor Statistik Sumatera Utara
Wilayah pantai Barat propinsi Sumatera Utara terdiri dari satu kota dan
empat kabupaten dengan luas sekitar 35,33 persen dari seluruh luas propinsi
tetapi penduduknya hanya sekitar 18,34 persen dengan kepadatan rata-rata
hanya 86,67 jiwa per km2. Kondisi tersebut sangat berbeda dengan wilayah
pantai Timur yang terdiri dari dua kota dan empat kabupaten memiliki luas
5
Perumusan Masalah
Ada beberapa hal yang perlu untuk dikaji sebagai permasalahan yakni:
1. Bagaimanakah daur perkembangan dan pola pertumbuhan ekonomi
wilayah pantai Barat dan pantai Timur Sumatera Utara ?
2. Bagaimana perubahan struktur dan alih-pangsa sektor-sektor ekonomi
wilayah pantai Barat dan pantai Timur Sumatera Utara ?
3. Faktor-faktor apa yang berpengaruh dan berhubungan dengan
ketimpangan wilayah pantai Barat dan pantai Timur Sumatera Utara ?
4. Sektor-sektor apa yang paling menguntungkan untuk dikembangkan di
wilayah pantai Barat dan pantai Timur Sumatera Utara ?
Hipotesis
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pembangunan Ekonomi
sektor dan untuk keseluruhan masyarakat dan perekonomian. Hal ini karena
dorongan atau peransang untuk sesuatu perusahaan untuk mengadakan
penanaman modal sering kali tidak cukup besar karena terbatasnya pasar.
Tetapi jika ditinjau dari segi industri secara keseluruhan, maka peransang
tersebut sangat besar sekali, karena apabila sejumlah besar industri
dikembangkan maka secara serentak setiap industri mengalami perluasan
pasar yang besar untuk hasil produksinya.
produksi dan tingkat produksi pada sektor-sektor lain, terutama sektor yang
erat hubungannya dengan sektor yang pertama di sebutkan tadi.
alam yang akan menyediakan lapangan, bahan baku dan fasilitas pendukung
terjadinya perubahan tersebut serta sumber daya manusia. Apabila faktor-
faktor tersebut dapat dipenuhi maka tentu saja proses perubahan akan
berlangsung dengan baik.
Regional
Disparity
(Vw)
Divergence Convergence
1. Akumulasi Modal
3. Kemampuan Teknologi
Kerangka Pemikiran
Sosial-
Demografi
Ekonomi
Daerah Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dikumpulkan berdasarkan data runtut waktu (time series) dari berbagai
publikasi resmi antara lain Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda juga dari
sumber lainnya seperti buku-buku, majalah, hasil penelitian, jurnal-jurnal dan
sebagainya.
Analisis Data
yj = rj – r ................................................................................... (2)
I tj
xj = .................................................................................... (3)
It
dimana :
xj = perbandingan pendapatan per kapita daerah j dengan Sumatera
Utara
yj = selisih pertumbuhan pendapatan per kapitadaerah j dengan
Sumatera Utara
r = pertumbuhan pendapatan per kapita Sumatera Utara
rj = pertumbuhan pendapatan per kapita daerah j
Itj = pendapatan per kapita tahun t daerah j
It = pendapatan per kapita tahun t Sumatera Utara
y y’
K. II K. I
Developing Developed
Region Region
(0,0) (1,0) x
Underdeveloped Stagnant
Region Region
K. III K. IV
Sj =
1 1 n
∑ (g ij − G j )2 ............................................................. (4)
Gj n i=1
Di mana:
Sj = koefisien dispersi
Gj = pertumbuhan ekonomi daerah j
gij = pertumbuhan sektor i daerah j
n = jumlah sektor yang diamati
35
Perubahan Tenaga
Kerja Wilayah Perbandingan Perubahan Tenaga
Kerja Wilayah Dengan
Sumatera Utara
100
0 100
X Perubahan Tenaga
Kerja Sumatera Utara
Gambar 3 : Pertumbuhan Relatif
Sektor-sektor
36
ekonomi tertentu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat di daerah tersebut
dibandingkan dengan tingkat Sumatera Utara.
(P+D)j = Ejt – (Et/Eo) Ejo .......................................................... (8)
= (Gj – Nj)
Pj = Σ i [(Eit/Eio) – (Et/Eo)] Eijo ............................................ (9)
Eio = tenaga kerja sektor i Sumatera Utara awal
Eit = tenaga kerja sektor i Sumatera Utara tahun ke t
Eijo = tenaga kerja sektor i wilayah j awal
Dj = Σ t [Eijt -(Eit/Eio) Eijo] ................................................... (10)
Eijt = tenaga kerja sektor i wilayah j tahun ke t
= (P+D)j –(Pj)
∑ (I )
n
2 Pi
i −I
i=1 P
Vw = .................................................................. (11)
I
Dimana :
Vw = indeks Williamson
Ii = pendapatan per kapita wilayah i
I = pendapatan per kapita Sumatera Utara
Pi = penduduk wilayah i
P = penduduk Sumatera Utara
Karakteristik wilayah yang dianggap berpengaruh terhadap
ketimpangan adalah sosial-demografi (produktivitas pekerja, tingkat
38
Y ij E ij
Yj Ej
LQ ij = atau LQ ij = ......................................................... (13)
Yi Ei
Y E
dimana :
LQij = indeks Location Quotient sektor i wilayahj
Yij = PDRB sektor i wilayah j
Yj = total PDRB wilayah j
Yi = PDRB sektor i Sumatera Utara
Y = total PDRB Sumatera Utara
Eij = penyerapan tenaga kerja sektor i wilayah j
Ej = total penyerapan tenaga kerja wilayah j
Ei = penyerapan tenaga kerja sektor i Sumatera Utara
E = total penyerapan tenaga kerja Sumatera Utara
HASIL PENELITIAN
Kwadran I I II III IV IV I
As
Ds'
Ds
As'
Si
Pt' Lb'
Ts Ts'
Pt Tb X
(0,0) O Tt Tt' P (1,0)
Lk' Tb'
Lb
Pb' Lk
Md
Ni' Pb Md'
Ni
Mn
Keterangan :
Korelasi
Daerah
Pearson (r) ρ)
Spearman (ρ
artinya jika PDRB meningkat 10 persen, sektor ini akan meningkat lebih dari
10 persen. Sedangkan turunnya pertumbuhan jumlah penduduk akan
meningkatkan pertumbuhan kedua sektor tersebut. Dengan demikian
wilayah pantai Barat mengalami perubahan struktur ekonomi yang lebih
cepat ke arah industri dan jasa. Industri yang berkembang umumnya
industri yang berkaitan dengan sektor pertanian demikian pula dengan jasa-
jasa. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 7 berikut ini :
•Tr
170
Ss
160
•
Tc •
150 • Ma
140
130 Ag•
120
•
Co
110
Ut •
Fs •
100
90
80
70
60
50
Mi •
Keterangan :
Ag = pertanian Tr = perdagangan
Mi = pertambangan Tc = perhubungan dan komunikasi
Ma = industri Fs = jasa keuangan
Ut = utiliti Ss = jasa sosial
Co = konstruksi
59
Sektor konstruksi (Co), listrik, air dan gas (Ut) wilayah mengalami
pertambahan relatif lambat demikian pula di lingkup propinsi. Bahkan sektor
pertambangan (Mi) wilayah pantai Barat mengalami perubahan yang negatif
(turun) selama periode penelitian.
• Tr
Mi•
160 Ss • Tc
Ma • •
150
140
• Co
130
•
120
110
Ut
100
Ag •
90
80
70
• Fs
60
50
sektor yang dalam skala propinsi tumbuh dengan cepat, dan negatif di
wilayah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang dalam skala propinsi
tumbuh lambat atau bahkan menurun.
Ketimpangan Wilayah
Indeks ini berkisar antara nol dan satu, di mana pada kesimpulan
akhirnya menyatakan semakin tinggi nilai indeks tersebut maka ketimpangan
pendapatan wilayah semakin besar. Dan sebaliknya semakin rendah nilainya
maka ketimpangan semakin kecil, dengan kata lain pendapatan propinsi yang
ada sudah dibagi lebih merata di antara wilayah.
1999. Kondisi ini menunjukkan semakin baik pendidikan yang ada di sana,
baik sarana-prasarana maupun keinginan masyarakat sendiri untuk
bersekolah. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari Tabel 13 di bawah ini:
Keterangan :
Vw = Indeks Williamson
RD = Kerapatan kabupaten dengan kondisi baik dan sedang jalan (Km/Km2)
PD = Kepadatan penduduk (jiwa/Km2)
EDU = Penduduk 10 tahun ke atas berpendidikan SLTA dan ke atas (orang)
TP = Tingkat partisipasi angkatan kerja (%)
SA = Pangsa sektor pertanian terhadap PDRB (%)
SM = Pangsa sektor pengolahan terhadap PDRB (%)
Pro = Produkstivitas pekerja (rupiah per orang)
Potensi Wilayah
Tahun
Sektor
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
Tahun
Sektor
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
konstruksi di Nias, Mandailing Natal dan Sibolga. Jasa keuangan juga dapat
dikembangkan di Nias, Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan kemudian jasa
sosial di Nias, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Sektor perdagangan
menguntungkan dikembangkan di Sibolga karena akan menyerap tenaga
kerja yang lebih besar dengen LQ penyerapan tenaga kerja lebih dari satu.
Tahun
Sektor
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
Tahun
Sektor
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
lb as ds lk tb md wpt
1. Pertanian -0,0888 0,0118 -0,9252 -0,128 -0,9362 0,4811 -0,2987
2. Pertambangan -0,4369 3,5718 1,3467 0,0572 0,0303 -1,4956 0,0156
3. Industri 1,4116 -0,6096 1,5169 -2,0092 -1,1775 -1,5099 0,484
4. Utiliti -0,9632 -1,6358 1,1649 -0,5952 -2,2749 -0,0021 0,4516
5. Konstruksi 0,0024 1,3043 0,9894 -0,3536 0,1131 -0,8585 0,2193
6. Perdagangan 0,7311 0,5003 0,6816 -1,6804 0,4907 -0,0395 0,2308
7. Transportasi & 0,7194 1,0357 1,1671 -0,274 0,3453 -0,8607 0,2083
Komunikasi
8. Jasa Keuangan 4,4586 0,6007 9,9103 -4,1869 0,154 0,2229 0,2893
9. Jasa Sosial 0,1580 0,6801 0,9613 0,2355 -0,7742 0,8892 0,8479
Total 0,1616 0,2126 0,1713 -1,8861 -0,2295 -0,3408 0,0055
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara Dalam Angka 1998, Kantor Statistik
Sumatera Utara, Medan.
Baran, P.A., 1980. The Political Economic of Growth. Stanford Press.