Anda di halaman 1dari 2

Erlangga Yudha Spautra

19/438683/EK/22216

Rangkuman Bab 3 Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategis

Organisasi merupakan struktur sosial formal yang mengambil sumber daya dari
lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan suatu hasil. Organisasi juga suatu lembaga
resmi yang berbadan hukum yang memiliki aturan-aturan dan prosedur internal yang tunduk
pada hukum negara. Organisasi berpegang pada prinsip “memaksimalkan output dengan
menggunakan input yang terbatas”. Setiap organisasi memiliki perbedaan atau ciri khusus dari
organisasi lain seperti berikut. Pengembangan rutinitas untuk memproduksi barang dan jasa.
Politik organisasi yang terdiri dari orang-orang yang menempati posisi dengan spesialisasi,
kepentingan dan perspektif yang berbeda-beda. Kemudian Budaya organisasi yang berupa sendi
dasar tak tergoyahkan sebagai upaya mencegah konflik politis. Lalu organisasi berada di dalam
lingkungan tempat mereka memperoleh sumber daya serta menyediakan hasil akhir (barang dan
jasa). Yang terakhir ada Struktur organisasi yang terinci menjadi 5 jenis pokok antara lain
strategic apex, operating core, middle line, technostructure, dan support staff.
Sistem informasi dan organisasi saling memengaruhi antara satu dengan yang lain.
Sistem informasi dirancang untuk melayani kebutuhan kelompok penting dalam organisasi dan
akan dibentuk melalui struktur organisasi, proses bisnis, tujuan organisasi, budaya, politik, dan
manajemen. Oleh karena itu, terkadang penerapan sistem informasi baru dapat merusak pola
kerja dan kekuatan hubungan organisasi yang telah terbentuk sebelumnya sehingga sering kali
terjadi penolakan. Sistem informasi ini memiliki berbagai dampak di beberapa bidang. Dalam
bidang ekonomi, sistem informasi memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta mengubah
nilai ekonomis suatu informasi. Sistem informasi dapat disebut sebagai faktor produksi yang
menggantikan modal dan tenaga kerja yang tradisional. Teknologi informasi, dalam penggunaan
jaringan, dapat membantu perusahaan dalam menekan biaya partisispasi pasar dan menjadikan
kontrak dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang menggunakan sumber daya
internal sehingga perusahaan dapat mengurangi jumlah karyawan untuk meningkatkan daya
saing dalam pangsa pasar.
Sistem informasi juga berdampak pada struktur dan perilaku organisasi. Sistem teknologi
informasi ini memungkinkan manajer untuk dapat menerima informasi yang lebih akurat dan
cepat sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan dan menghemat waktru yang ada.
Selain itu, dengan adanya sistem teknologi informasi, jumlah karyawan yang diperlukan juga
menjadi lebih sedikit sehingga proses bisnis menjadi lebih sederhana serta persentase pendapatan
dan struktur organisasi menjadi lebih efisien. Sistem teknologi informasi juga dapat mendorong
organisasi menggunakan pemberdayaan jaringan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga
mereka dapat berkumpul secara elektronis.
Penggunaan sistem informasi dapat digunakan untuk pencapaian keunggulan kompetitif.
Menurut Michael Porter, model daya kompetitif memberikan gambaran umum tentang suatu
perusahaan, pesaingnya serta lingkungan di sekitar perusahaan tersebut. Ada 5 daya kompetitif
yang dianggap menentukan nasib suatu perusahaan yaitu pesaing tradisional, pendatang baru di
pasar, produk dan jasa pengganti atau substitusi, pelanggan, serta pemasok. Kemudian
perusahaan dalam menghadapi seluruh tekanan persaingan memiliki 4 strategi umum yang dapat
dilakukan yaitu biaya manajemen yang rendah, diferensiasi produk, fokus pada ceruk pasar, serta
memperkuat keakraban dengan pelanggan dan pemasok. Strategi biaya manajemen yang rendah
menggunakan sistem informasi untuk menghasilkan produk dan jasa pada harga yang lebih
rendah dari pesaing dengan peningkatan kualitas dan pelayanan. Strategi diferensiasi produk
menggunakan sistem informasi untuk membedakan produk dan mengadakan produk dan jasa
baru. Strategi fokus pada ceruk pasar menggunakan sistem informasi untuk memungkinkan
strategi yang fokus pada peluang pasar dan spesialisasi. Strategi memperkuat keakraban dengan
pelanggan dan pemasok menggunakan sistem informasi untuk mengembangkan hubungan kuat
dan kesetiaan pelanggan dan pemasok
Internet memiliki dampak bagi keunggulan kompetitif antara lain, memperkuat daya tawar
pelanggan terhadap ketersediaan harga dan informasi produk, memberikan keuntungan bagi
pemasok atas berkurangnya hambatan untuk masuk pasar, memperluas pasar geografis sehingga
meningkatkan jumlah pesaing, serta menghadirkan ancaman bagi beberapa bisnis, seperti
peminat majalah dan surat kabar berkurang, pemasang iklan menyusut, dan banyaknya
pembajakan film. Model Rantai Nilai mengidentifikasi secara spesifik, poin-poin yang memiliki
pengaruh penting di mana perusahaan dapat menggunakan teknologi informasi untuk
memperbaiki posisinya di kancah persaingan.
Sistem informasi strategis mengubah organisasi beserta dengan produk, layanan, dan
prosedur operasionalnya. Perubahan tersebut mengarahkan organisasi ke dalam pola perilaku
yang baru. Keberhasilan penggunaan sistem informasi dalam mencapai keunggulan kompetitif
merupakan tantangan yang membutuhkan koordinasi di bidang teknologi, informasi, dan
manajemen. Keunggulan kompetitif yang diberikan sistem informasi tidak perlu diterapkan
dalam jangka waktu yang panjang karena para pesaing dapat meniru sistem strategis tersebut
sehingga keunggulan kompetitif tidak selalu dapat dipertahankan. Pengimplementasian sistem
strategis sering kali memerlukan perubahan organisasi secara meluas yang sulit dan menyakitkan
untuk dicapai yang disebut dengan transisi strategis. Namun, beberapa organisasi bisnis justru
teknologi informasinya mengambil alih sepenuhnya tanpa memperhatikan kepentingan pihak
manajemen dan pemegang saham dengan baik. Disini, peran manajer dibutuhkan dalam
memahami apa yang dapat dilakukan oleh teknologi informasi dan bagaimana dia bekerja.

Anda mungkin juga menyukai