Summarry Tugas 1
Summarry Tugas 1
Disusun Oleh :
01619190006 - Kevin Pratama
JAKARTA
2020
I. PENDAHULUAN
Ada perbedaan besar antara pengembalian saham dan surat berharga pendapatan
tetap. Sejak 1926 pengembalian riil tahunan pada saham telah sekitar 7 persen,
sedangkan pengembalian riil treasury bills telah kurang dari 1 persen. Meskipun
faktanya demikian, para peneliti jurnal menyadari bahwa sedikit investor yang mau
menyimpan uangnya dalam bentuk saham meski marjin keuntungannya cukup menarik.
Mereka mempertanyakan mengapa para investor lebih menyukai investasi dalam
bentuk saham premium maupun menahan obligasi yang mereka punya sampai jatuh
tempo meski keuntungannya lebih sedikit ? Selain itu, para peneliti juga memiliki
perhatian khusus pada perilaku investor yang sebenarnya memiliki waktu untuk
mengevaluasi portofolionya, tetapi tetap tidak mau mengambil resiko untuk
berinvestasi pada instrument yang lebih beresiko. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut,terdapat 3 variabel dalam menentukannya yaitu loss aversion dan mental
accounting dan mental accounting.
Variabel pertama adalah konsep loss aversion. Loss aversion adalah konsep
perilaku ekonomi yang menjelaskan bahwa manusia cenderung menghindari kerugian,
karena rasa sakit akibat kerugian, lebih besar dibandingkan potensi keuntungan yang
akan diterima dimasa depan. Sebagai contoh, seseorang akan merasa sakit ketika
kehilangan uang sebesar Rp 10.000.000, dibandingkan ketika memenangkan undian
dengan nilai uang yang sama. Dalam kesempatan lain, Kahneman bahkan pernah
menegaskan bahwa rasa sakit akibat kehilangan adalah 2 kali lipat dibandingkan rasa
bahagia ketika mendapatkan sesuatu. Seseorang dikatakan loss averse apabila dia tidak
menyukai taruhan yang simetrik (50:50), serta tingkat penghindaran mereka terhadap
taruhan akan meningkat sesuai dengan peningkatan ukuran absolut taruhannya.
Variabel ini diukur dengan formula v(x) = x,x ≥ 0, v(x) = 2.25 x,x < 0.
Variabel kedua adalah konsep mengenai mental accounting. Mental accounting
merupakan serangkaian tindakan kognitif yang dilakukan para pelaku ekonomi dalam
mengelola, mengevaluasi, dan menjaga aktivitas keuangannya baik konsumsi,
investasi, bahkan judi.
Variabel ketiga adalah equity premium puzzle, merupakan perilaku investor
dalam berinvestasi yang lebih aman dengan mengabaikan tingkat return yang lebih
tinggi merupakan fenomena dalam pasar modal yang sangat sulit dijelaskan dengan
model ekonomi dan menjadi teka-teki.
Research Question:
Apakah Equity Premium Puzzle yang menyatakan bahwa Stock performanya jauh
lebih baik dibanding Bond benar?
Hipotesis:
Kekuatan premium equity telah dibuat oleh Siegel (1991,1992) yang memeriksa
returns sejak 1802. Dia menemukan kembalinya equity yang stabil.Keuntungan
investasi dalam jumlah besar selama periode 1876-1990 didokumentasikan dalam
cara yang berbeda oleh MaCurdy dan Shoven (1992). Mereka melihat bukti historikal
dari cara pandang cadangan anggota fakultas untuk pensiun. Asumsi mereka 10% gaji
member fakultas diinvestasikan tiap tahun, dan tanyakan bagaimana member fakultas
akan berinvestasi dalam portofolio dalam seluruh stock/seluruh ikatan selama
kerjanya.
Metode ini mengambil contoh dari sejarah (1926-1990) return bulanan pada
saham, obligasi, dan surat berharga yang disediakan oleh CRSP. Variabel diukur
dengan menggunakan rentang waktu evaluasi sebagai variabel y dan prospective
utility sebagai variabel x. Kedua variabel ini dipakai untuk perhitungan Stocks dan
Bonds. Variabel x sendiri (prospective utility) dihitung dengan mencampurkan 100%
portfolio Stocks dan 100% portfolio Bonds dengan kenaikan 10%.
Pada Figure 1, stocks menjadi lebih menarik karena periode evaluasi meningkat.
Observasi ini mengarah pada pertanyaan alami : dengan seberapa banyak
keseimbangan equity premium jatuh jika periode evaluasi meningkat?
Hasil pada Gambar II, menggunakan nominal kembali. Seperti terlihat pada
gambar, portofolio antara sekitar 30 persen dan 55 persen saham semua Yield punya
nilai yang sama. hasil ini kurang lebih konsisten dengan perilaku yang diamati.
Sebagai contoh, Greenwich Associates melaporkan bahwa lembaga berinvestasi,
rata-rata, 47 persen dari aset pada obligasi dan 53 persen pada saham. Untuk
perorangan, pertimbangkan peserta di TIAA-CREF, program pensiun iuran pasti di
banyak universitas, dan yang terbesar dari jenisnya di Amerika Serikat. Alokasi
yang paling sering antara CREF (saham) dan TIAA (kebanyakan obligasi) adalah
50-50, dengan alokasi rata-rata untuk saham di bawah 50 persen.
Gambar III menunjukkan hasil analisis ini menggunakan hasil nyata pada saham,
dan kembali nyata pada obligasi lima tahun sebagai aset perbandingan. Dengan
parameter kita telah menggunakan, premi ekuitas yang sebenarnya dalam data 6,5
persen per tahun konsisten dengan periode evaluasi satu tahun. Jika periode evaluasi
dua tahun, premi ekuitas akan jatuh ke 4,65 persen. Selama lima, sepuluh, dan
periode evaluasi dua puluh tahun, yang sesuai angka yang 3,0 persen, 2 0 persen, dan
1,4 persen. Salah satu cara untuk berpikir tentang hasil ini adalah bahwa untuk
seseorang dengan horizon investasi dua puluh tahun, perkiraan biaya mengevaluasi
portofolio setiap tahunnya adalah 5,1 persen per tahun!Artinya, seseorang dalam
waktu dua puluh tahun akan menjadi acuh tak acuh antara saham dan obligasi jika
premium ekuitas hanya 1,4 persen, dan remaming 5.1% adalah potensi bayar sewa ke
orang yang mampu menahan godaan untuk sering menghitung uang mereka. Dalam
arti 5,1 persen adalah harga kewaspadaan berlebihan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Referensi :
Benartzi, Shlomo, and Richard H. Thaler. 1995. “Myopic Loss Aversion And The
Equity Premium Puzzle,” Quarterly Journal of Economics, vol. 110, pp. 73–92.