Anda di halaman 1dari 7

Huda, Hubungan Antara Daya Ledak Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh 32

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG


TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA
SISWA SMP NEGERI 02 SAMARINDA

Muchamad Samsul Huda


Program Studi Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Mulawarman Samarinda.
Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda

Abstract: Hubungan Antara Daya Ledak Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan
Kemampuan Lompat Jauh Pada Siswa Smp Negeri 02 Samarinda. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan daya ledak tungkai dan panjang
tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
dengan dua variabel bebas, yaitu, daya ledak tungkai dan panjang tungkai dan satu
variabel terikat yaitu kemampuan lompat jauh. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP
Negeri 02 Samarinda. Secara random sampling di pilih sample sebanyak 60 siswa.
Tehnik pengumpulan data menggunakan tes pengukuran daya ledak tungkai dan panjang
tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Tehnik analisis data yang digunakan adalah
analisis korelasi tunggal dan korelasi ganda yang di analisis dengan menggunakan
fasilitas computer melalui program SPSS.Berdasarkan analisis data diperoleh hasil : (1)
Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat
jauh, diperoleh nilai r hitung (ro) = 0.450 (P < 0.05). (2) Ada hubungan yang signifikan
antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh, diperoleh nilai r hitung (ro) =
0.629 (P < 0.05). (3) Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai dan
panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh, diperoleh nilai R hitung (Ro) = 0.664
(P < 0.05).

Kata Kunci: daya ledak tungkai, panjang tungkai, kemampuan lompat jauh.

Pendidikan jasmani dan olahraga dapat diatas mengandung pengertian bahwa


membentuk generasi muda yang lebih baik olahraga merupakan aspek kegiatan yang
dan potensial dalam rangka pembangunan harus dikembangkan dalam usaha
manusia seutuhnya, maka dari itu pembinaan bangsa, sehimgga olahraga
pemerintah telah menggalakkan olahraga diharapkan akan menjadi kebutuhan hidup
dengan cara memasyarakatkan olahraga bagi segenap bangsa Indonesia. Usaha
dan mengolahragakan masyarakat. pembinaan olahraga yang dimulai pada
Disamping penyebarluasan kegiatan tingkat sekolah sangat tepat, karena sekolah
olahraga sudah merata diseluruh pelosok merupakan tempat dimana anak didik
tanah air, olahraga juga mudah dimasukkan dibimbing dan dilatih agar dapat memiliki
kedalam kurikulum sekolah mulai dari mental fisik yang kuat, terampil, cekatan
Taman Kanak-kanak sampai ketingkat dan lincah. Usaha pembinaan olahraga di
sekolah lanjutan atas. Pembinaan olahraga sekolah merupakan hal yang penting bila
di Indonesia selain untuk membentuk ingin dicapai prestasi yang tinggi dimasa
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mendatang. Demikian pula yang dikatakan
mental, juga menanam dan memupuk oleh Soekarman (1997 : 4) ketahanan atau
kejujuran, sportifitas. Dengan melakukan stamina harus dicapai puncaknya pada
olahraga dapat menanam, memupuk dan masa remaja, dan untuk itu harus dilakukan
mengembangkan sikap mental, kejujuran, latihan bertahap sejak usia 9 tahun sampai
keberanian, daya juang dan semangat dewasa.
bersaing, jiwa sportivitas yang didalamnya Program pembinaan olahraga harus
terkandung nilai-nilai pendorong generasi mantap, berkesinambungan, sebagaimana
muda sebagai taman bangsa yang mampu yang dikemukakan oleh Soegiyono (1988 :
tumbuh menjadi generasi yang baik dan 13) bahwa : “Pembinaan dimulai sejak usia
berjiwa sehat dalam rangka mengisi dini tersusun secara sistimatik, yang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Pernyataan dimulai dari pemassalan, pembibitan dan

32
Huda, Hubungan Antara Daya Ledak Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh 33

pembinaan prestasi yang berbentuk dan unsur potensi bilogis. Kemampuan


piramida berjenjang dari bawah keatas”. daya ledak tungkai dan panjang tungkai
Bentuk program pembinaan yang serupa merupakan salah satu kemampuan fisik dan
dijelaskan oleh Imam Suyudi (1984 : 7-8) potensi biologis yang sangat berperan
bahwa: Program pendidikan jasmani untuk mencapai jarak lompatan yang
disekolah tidak terlepas dari program maksimal. Kemampuan daya ledak tungkai
pembinaan olahraga yang berjenjang dari sangat penting dalam setiap aktivitas pada
bawah keatas, dimulai dari program cabang olahraga terutama yang
pelajaran (instruksional), program kegiatan mengharuskan atlet untuk bertolak dengan
diluar jam sekolah (instramural), kegiatan kaki. Jadi dapat dikatakan bahwa daya
antar sekolah (intersemelastic), kegiatan ledak tungkai sangat menentukan hasil
tingkat nasional (POPSI) dan kegiatan lompatan dalam lompat jauh. Menurut Dick
tingkat internasional. Dengan demikian dkk, (1978) yang dikutip oleh Harsono
sasaran pemassalan, pembibitan, menuju (1988 : 199) bahwa : “Tenaga eksplosif
kepembinaan prestasi adalah sekolah yang penting untuk cabang-cabang olahraga
dimulai dari sekolah dasar sampai sekolah yang eksplosif seperti sprint lari gawang,
lanjutan atas. Salah satu tujuan pendidikan nomor-nomor lompat dalam atletik. Oleh
jasmani disekolah adalah untuk karena itu dalam tenaga eksplosif
meningkatkan kesegaran jasmani (physical mencakup dua unsure fisik yang terpadu
fitness) murid. Kesegaran jasmani dalam suatu pola gerak yaitu kekuatan dan
merupakan dasar untuk Moeloek (1984 : 2) kecepatan.
bahwa: Kesegaran jasmani merupakan hal Pada dasarnya seseorang yang
kompleks karena didalamnya terdapat mempunyai tungkai yang panjang akan
aspek fisik, terdiri dari daya tahan, dapat mencapai jarak lompatan yang lebih
kekutatan, kecepatan, tenaga ledak otot, jauh dibandingkan dengan orang yang
ketangkasan, kelentukan, keseimbangan, mempunya tungkai yang pendek, hal ini
kecepatan reaksi dan koordinasi. dikarenakan tungkai yang panjang dapat
Aspek-aspek tersebut yang sangat melakukan ayunan kaki yang lebih baik
berguna dan perperan dalam pembinaan pada saat melakukan gerakan jangkauan
salah satu cabang olahraga menuju prestasi, kaki lebih jauh pada saat mendarat. Dari
salah satunya yaitu cabang olahraga atletik segi fisiologi dikemukakan oleh M. Anwar
khususnya nomor lompat jauh. Cabang Pasau (1998 : 81) bahwa: Orang yang
olahraga atletik merupakan salah satu mempunyai fisik yang tinggi dan besar
cabang olahraga yang penting karena rata-rata mempunyai kemampuan fisik
didalam mengandung nilai-nilai edukatif seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan
(pendidikan), dan hal itu memegang jantung paru-paru daya tahan otot dan lain-
peranan penting dalam mengembangkan lain, lebih baik dari pada orang yang
dan meningkatkan restasi yang optimal bertubuh kecil dan pendek. Berdasarkan
cabang-cabang olahraga lain.Nomor-nomor pendapat diatas menunjukkan bahwa
perlombaan pada cabang olahraga atletik kemampuan daya ledak tungkai kearah
merupakan gerak dasar alamiah seperti horizontal yang dimiliki oleh seorang
beralari, berjalan, melompat dan melempar. pelompat harus ditunjang dengan tungkai
Salah satu nomor yang sering yang panjang. Karena tungkai yang
diperlombakan yaitu nomor lompat yang panjang disertai adanya kemampuan dari
terdiri lompat jauh, lompat tinggi, lompat tungkai untuk mengarahkan kekuata dan
tinggi galah dan lompat jangkit. Lompat kecepatan diharapkan dapat
jauh merupakan salah satu jenis menunjangntercapainya jarak lompatan
perlombaan yang mempunyai tujuan yaitu yang maksimal.
untuk mencapai suatu jarak horizontal Berdasarkan penjelasan diatas,
maksimal. maka diketahui bahwa kemampuan daya
Untuk mencapai prestasi yang ledak tungkai dan panjang tungkai yang
maksimal dalam cabang olahraga atletik dimaksud dalam penelitian ini adalah
khususnya nomor lompat jauh, harus kemampuan yang berkembang secara
didukung oleh berbagai kemampuan fisik alamiah yang belum mendapat
Huda, Hubungan
34 Jurnal ILARA, Volume IAntara Daya Ledak
I, Nomor Tungkai
1, Juni 2011,Dan 32 – Tungkai
Panjang
hlm. 38 Dengan Kemampuan Lompat Jauh 34

pengembangan dan latihan secara intensif siswa dalam pelaksanaan lompat jauh yaitu
dan terprogram, yaitu seperti pada prestasi yang dimulai dengan lari secepat-cepatnya
lompat jauh siswa-siswa SMP Negeri 02 kemudian salah satu kaki bertumpu untuk
Samarinda. Berdasarkan penjelasan diatas, melakukan gerakan melompat dan terakhir
maka penulis mencoba untuk melakukan adalah mendarat. Jarak diukur dari balok
penelitian dengan judul “Hubungan antara tumpuan sampai dimana tempat jatuhnya
daya ledak tungkai dan panjang tungkai anggota badan yang terdekat dengan balok
dengan kemampuan lompat jauh pada tumpuan tersebut.
siswa SMP Negeri 02 Samarinda”. Setiap penelitian tentunya selalu
menggunakan obyek untuk diteliti atau
diistilakan dengan populasi. Populasi
METODE adalah keseluruhan dari individu yang
dijadikan obyek penelitian. Populasi suatu
Variabel penelitian Menurut penelitian harus memiliki karakteristik
Suharsimi Arikunto (1992:54), mengatakan yang sama atau hampir sama. Olehnya itu
bahwa : “Variabel meripakam obyek yang menjadi populasi pada penelitian ini
penelitian atau pa yang menjadi titik adalah seluruh siswa putri SMP Negeri 02
perhatian suatu penelitian”. Sedangkan Samarinda. Sampel dalam penelitian ini
menurut Nana Sudjana (1988 : 48) bahwa : adalah sejumlah siswa putri kelas I dan II
“variabel secara sederhana dapat diartikan yang sedang mengikuti pendidikan jasmani
cirri dari individu, obyek, gejala dan dan mempelajari nomor lompat jauh. Jadi
peristiwa yang dapat diukur secara teknik pengambilan sampel adalah random
kuantitatif atau kualitatif. Adapun variabel sampling. Setelah ditetapkan kelas I dan
penelitian yang ingin diteliti dalam kelas II selanjutnya dilakukan undian untuk
penelitian ini terdiri atas: Variabel bebas: menetapkan 60 orang siswa yang akan
Daya ledak tungkai, Panjang tungkai. menjadi sampel dalam penelitian ini.
Variabel terikat: Kemampuan lompat jauh. Sehubungan dengan penelitian ini
Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah jenis penelitian deskriptif , maka
yang digunakan dalam peneltian ini adalah tidak dilakukan perlakuan pada sampel
korelasional. akan tetapi langsung di tes sesuai dengan
Agar lebih terarah pelaksanaan data yang dibutuhkan penelitian ini yaitu
latihan maupun pengumpulan data data tentang panjang tungkai, kemampuan
penelitian, maka perlu diberi batasan atau daya ledak tungkai, dan kemampuan
defenisi operasional tiap variabel yang lompat jauh. Pengukuran panjang tungkai,
terlibat. Daya ledak tungkai biasa juga Peralatan: Meteran, Alat tulis, Formulir tes,
disebut dengan tenaga eksplosif atau daya Pelaksanaan tes: Orang yang akan diukur
ledak yang mempunyai batasan pengertian berdiri tegak diatas lantai pengetes meraba
daya ledak tungkai adalah kemampuan otot tonjolan disekitar pinggul tepatnya pada
tungkai untuk mengarahkan kekuatan trochanter mayor, disitulah ditempatkan
maksimal dalam waktu yang sangat singkat ujung meteran. Dalam posisi tegak diukur
atau memanfaatkan unsur kekuatan dan mulai dari tonjolan tersebut dan diturunkan
kecepatan secara bersama-sama. Dalam ketungkai bawah sampai ke malleolus.
nomor lompat jauh kemampuan daya ledak Penilaian: Panjang tungkai orang yang
tungkai atau tenaga eksplosif sangat diukur adalah jarak antara trochanter mayor
diperlukan untuk melakukan tahapan- sampai dengan malleolus. Satuan
tahapan gerakan pada lompat jauh. pengukuran panjang tungkai adalah
Panjang tungkai yang dimaksud centimeter.
dalam penelitian ini adalah jarak antara Tes daya ledak tungkai (standing
trohanter mayor sampai pada telapak kaki broad jump), Peralatan: Bak lompat yang
yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : berisi pasir, Meteran, Alat tulis, Formulir
pinggul, paha, betis dan kaki yang diukur tes, Pelaksanaan tes: Testee berdiri dengan
adalah panjang tungkai dalam satuan kedua ujung kaki agak terbuka tepat pada
centimeter. Kemampuan lompat jauh garis batas atau papan lompatan yang telah
adalah jarak lompatan yang dicapai oleh ditentukan. Tanpa mengambil awalan,
Huda, Hubungan Antara Daya Ledak Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh 35

menumpu dengan kedua kaki, melayang penelitian ini untuk memberi interpretasi
dan mendarat sejauh mungkin kedepan. dari analisis data. Data hasil tes daya ledak
Kesempatan untuk melakukan tes sebanyak tungkai dan panjang tungkai dengan
tiga kali dan hasil yang terjauh dari tiga kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri
kali yang akan dijadikan sebagai hasil daya 02 Samarinda akan dianalisis dengan tehnik
ledak tungkai. Penilaian: Jarak lompatan statistik deskriftif dan statistik infrensial.
diukur dari garis batas permulaan lompatan Statistik deskriftif dimaksudkan untuk
ketitik yang terdekat dari tempat jatuhnya mendapatkan gambaran umum data
anggota badan pada pasir. Hasil yang penelitian setiap variabel. Sedangkan
dicatat adalah jarak lompatan dalam satuan statistik infrensial dimaksudkan untuk
pengukuran centimeter. menguji hepotesis yang diajukan dalam
Tes kemampuan lompat jauh, penelitian ini. Namun sebelum dilakukan
Peralatan: Lintasan awalan lompat, Bak analisis untuk menguji hepotesis dilakukan
lompat yang berisi pasir, Meteran, Alat pengujian persyaratan analisis dengan uji
perata /cangkul, Alat tulis, Formulir tes, normalitas data. Data daya ledak tungkai
Pelaksanaan tes: Testee mengambil awalan dan panjang tungkai dengan kemampuan
dan berlari secepatnya dan menumpu pada lompat jauh dapat dikemukakan sebagai
balok tumpuan yang telah ditentukan, yaitu berikut: Daya ledak tungkai, diperoleh total
1 meter dari bak pasir dan melakukan nilai 8380 rata-rata 139.67, data minimal
lompatan serta mendarat pada bak pasir. 112, data maksimal 170, rentang 58,
Kesempatan untuk melakukan tes sebanyak Panjang tungkai, diperoleh total nilai 5227,
tiga kali, dan hasil terbaik dari tiga kali rata-rata 87.12, data minimal 77, data
yang akan diambil. Penilaian: Jarak maksimal 99, rentang 22. Kemampuan
lompatan diukur dari balok tumpuan atau lompat jauh . Diperoleh total nilai 10129,
tempat tumpuan sampai dengan batas rata-rata 168.82, data minimal 135, data
terdekat dari mendarat. Hasil yang dicatat maksimal 230, rentang 95. Hasil analisis
adalah jarak lompatan dalam satuan data deskriftif tersebut diatas baru
pengukuran meter dan persepuluh merupakan gambaran umum data daya
centimeter. ledak tungkai dan panjang tungkai dengan
Data yang terkumpul melalui tes, kemampuan lompat jauh. Data tersebut
masih merupakan data kasar. Data tersebut diatas belum menggambarkan bagaimana
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan keterkaitan atau saling hubungan antara
uji statistik regresional dengan bantuan variabel penelitian tersebut. Untuk
paket SPSS dalam komputer. Analisis data membuktikan apakah ada hubungan yang
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah signifikan antara variabel bebas yaitu daya
analisis deskriptif, dan infrensial. Analisis ledak tungkai dan panjang tungkai dengan
deskriptif untuk menggambarkan data apa variabel terikat yaitu : kemampuan lompat
adanya, sedangkan analisis infrensial untuk jauh , maka perlu pengujian lebih lanjut
menguji hipotesis dengan menggunakan yaitu dengan uji normalitas data.
analisis korelasi sederhana dan analisis Salah satu asumsi yang harus
korelasi ganda. Sebelum menguji hipotesis, dipenuhi agar statistic parametric dapat
maka terlebih dahulu dilakukan analisis digunakan dalam penelitian ini adalah data
normalitas dengan menggunakan teknik harus mengikuti sebaran normal. Untuk
Kolmogorov Smirnov (KS-Z) dengan mengetahui sebaran data daya ledak
program SPSS dalam komputer. tungkai dan panjang tungkai dengan
kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri
HASIL DAN PEMBAHASAN 02 Samarinda, maka dilakukan uji
Kolmogorov Smirnov (KS-Z).
Hasil Hasil pengujian normalitas data
dengan menggunakan uji Kolmogorov
Penyajian hasil analisis statistik smirnov menunjukkan hasil sebagai
deskriftif dan inferesial. Kemudian berikut: Daya ledak tungkai; diperoleh nilai
dilakukan pembahasan hasil analisis dan Kolmogorof Smirnof hitung (KS – Z ) .888
kaitanya dengan teori yang mendasari (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data
Huda, Hubungan
36 Jurnal ILARA, Volume IAntara Daya Ledak
I, Nomor Tungkai
1, Juni 2011,Dan 32 – Tungkai
Panjang
hlm. 38 Dengan Kemampuan Lompat Jauh 36

daya ledak tungkai siswa SMP Negeri 02 akan diikuti dengan kemampuan lompat
Samarinda mengikuti sebaran normal atau jauh dengan baik pula. Keeratan hubungan
berdistribusi normal. Panjang tungkai daya ledak tungkai dan panjang tungkai
diperoleh nilai Kolmogorof Smirnof hitung secara bersama-sama dengan kemampuan
(KS – Z ) .939 (P>0.05), maka dapat lompat jauh dilakukan analisis korelasi
dikatakan bahwa data panjang tungkai ganda. Hasil perhitungan korelasi ganda,
siswa SMP Negeri 02 Samarinda mengikuti diperoleh nilai korelasi ganda hitung (Ro) =
sebaran normal atau berdistribusi normal. .664 (P < 0.05), berarti ada hubungan yang
Kemampuan Lompat jauh; diperoleh nilai signifikan antara daya ledak tungkai dan
Kolmogorof Smirnof hitung (KS – Z ) .832 panjang tungkai dengan kemampuan
(P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data lompat jauh siswa SMP Negeri 02
kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri Samarinda. Dalam hal ini apabila siswa
02 Samarinda mengikuti sebaran normal memiliki daya ledak tungkai dan panjang
atau berdistribusi normal. Oleh karena data tungkai yang baik maka akan diikuti
penelitian semuanya berdistribusi normal, dengan kemampuan lompat jauh dengan
maka pengujian hipotesis akan digunakan baik pula.
uji Statistik parametrik yaitu korelasi Ada tiga hepotesis yang diajukan
pearson. dalam penelitian ini. Ketiga hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam tersebut harus di uji kebenarannya melalui
penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan data empiris. Setelah dilakukan pengujian
melalui data empiris yang diperoleh dengan menggunakan uji korelasi person
dilapangan melalui tes dan pengukuran (Statistik parametrik) maka diperoleh hasil
terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya seperti berikut ini: Ada hubungan yang
data tersebut akan diolah secara statistik. signifikan daya ledak tungkai dengan
Oleh karena data penelitian mengikuti kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri
sebaran normal, maka untuk menguji 02 Samarinda, Hipotesis Statistik yang
hipotesis penelitian ini digunakan analisis akan diuji: Ho : ρx1.y = 0, H1 : ρx1.y ≠ 0,
statistic parametrik. Untuk pengujian Hasil pengujian: Dari analisis data
hipotesis tersebut maka dilakukan uji diperoleh nilai korelasi hitung (r) = .450
korelasi antara data daya ledak tungkai dan (P < 0.05), maka Ho ditolak dan H1
panjang tungkai dengan Kemampuan diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang
Lompat jauh dengan menggunakan tehnik signifikan antara daya ledak tungkai
korelasi pearson. Untuk mengetahui dengan kemampuan lompat jauh siswa
keeratan hubungan daya ledak tungkai SMP Negeri 02 Samarinda. Ada hubungan
dengan kemampuan lompat jauh dilakukan yang signifikan panjang tungkai dengan
analisis korelasi pearson. Hasil perhitungan Kemampuan Lompat jauh siswa SMP
korelasi pearson, diperoleh nilai korelasi Negeri 02 Samarinda, Hipotesis Statistik
hitung (r) = .450 (P < 0.05), berarti ada yang akan diuji: Ho : ρx2.y = 0, H1 : ρx2.y ≠
hubungan yang signifikan antara daya 0, Hasil pengujian: Dari analisis data
ledak tungkai dengan kemampuan lompat diperoleh nilai korelasi hitung (r) = .629
jauh siswa SMP Negeri 02 Samarinda. (P < 0.05), maka Ho ditolak dan H1
Dalam hal ini apabila siswa memiliki daya diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang
ledak tungkai yang baik maka akan diikuti signifikan antara panjang tungkai dengan
dengan kemampuan lompat jauh dengan kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri
baik pula. Keeratan hubungan panjang 02 Samarinda. Ada hubungan yang
tungkai dengan kemampuan lompat jauh signifikan daya ledak tungkai dan panjang
dilakukan analisis korelasi pearson. Hasil tungkai dengan kemampuan lompat jauh
perhitungan korelasi pearson, diperoleh siswa SMP Negeri 02 Samarinda, Hipotesis
nilai korelasi hitung (r) = .629 (P < 0.05), Statistik yang akan diuji: Ho : Rx1,2y = 0, H1
berarti ada hubungan yang signifikan antara : Rx1,2y ≠ 0, Hasil pengujian: Dari analisis
panjang tungkai dengan kemampuan data diperoleh nilai korelasi ganda,
lompat jauh siswa SMP Negeri 02 diperoleh nilai R hitung(Ro) = .664 (P <
Samarinda. Dalam hal ini apabila siswa 0.05), maka Ho ditolak dan H1 diterima.
memiliki panjang tungkai yang baik maka Hal ini berarti ada hubungan yang
Huda, Hubungan Antara Daya Ledak Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh 37

signifikan antara daya ledak tungkai dan maka pada dasarnya hasil penelitian ini
panjang tungkai dengan kemampuan mendukung dan memperkuat teori dan
lompat jauh siswa SMP Negeri 02 hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah
Samarinda. ada. Jika panjang tungkai dianalisis dari
segi fisik yang terlibat didalamnya, maka
Pembahasan unsur panjang tungkai mendukung
kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri
Hasil analisis data melalui tehnik 02 Samarinda. Seorang siswa memiliki
statistik diperlukan pembahasan teoritis panjang tungkai yang baik akan dengan
yang bersandar pada teori-teori dan sendirinya mampu melakukan lompatan
kerangka berpikir yang mendasari dengan baik pula. Analisa peranan dari
penelitian ini. Hasil uji hipotesis pertama : panjang tungkai sangat nampak ketika
Ada hubungan yang signifikan daya ledak orang melakukan dorongan pada saat akan
tungkai dengan kemampuan lompat jauh melakukan lompatan.
siswa SMP Negeri 02 Samarinda. Hasil Hasil uji hipotesis Ketiga: Ada
analisis statistic menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan daya ledak
hubungan yang signifikan antara daya tungkai dan panjang tungkai dengan
ledak tungkai dengan kemampuan lompat kemampuan lompat jauh siswa SMP Negeri
jauh siswa SMP Negeri 02 Samarinda. 02 Samarinda. Hasil analisis statistic
Apabila hasil penelitian ini dikaitkan menunjukkan bahwa ada hubungan yang
dengan teori dan kerangka berpikir yang signifikan antara daya ledak tungkai dan
mendasarinya, maka pada dasarnya hasil panjang tungkai dengan kemampuan
penelitian ini mendukung dan memperkuat lompat jauh siswa SMP Negeri 02
teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu Samarinda. Apabila hasil penelitian ini
yang sudah ada. Jika daya ledak tungkai dikaitkan dengan teori dan kerangka
dianalisis dari segi fisik yang terlibat berpikir yang mendasarinya, maka pada
didalamnya, maka unsur daya ledak dasarnya hasil penelitian ini mendukung
tungkai mendukung kemampuan lompat dan memperkuat teori dan hasil-hasil
jauh siswa SMP Negeri 02 Samarinda. penelitian terdahulu yang sudah ada.
Seorang siswa memiliki daya ledak tungkai Apabila siswa memiliki daya ledak tungkai
yang baik akan dengan sendirinya mampu dan panjang tungkai yang baik akan
melakukan lompatan dengan baik pula. mampu melakukan lompatan yang lebih
Dalam hal ini, daya ledak tungkai akan jauh.
memberikan sumbangan yang berarti dalam
melakukan lompatan. Oleh karena itu, KESIMPULAN DAN SARAN
dapat disimpulkan bahwa untuk
menghasilkan kemampuan lompat jauh Kesimpulan
secara maksimal, maka daya ledak tungkai
sangat memegang peranan penting, yaitu Penelitian tentang daya ledak
terjadinya perpaduan antara kecepatan dan tungkai dan panjang tungkai dengan
daya ledak tungkai dalam berlari dengan kemampuan lompat jauh dapat
idikator irama dan frekuensi langkah yang disimpulkan sebagai berikut: Ada
cepat serta kekuatan ayunan kaki dalam hubungan yang signifikan antara daya
melangkah. ledak tungkai dengan kemampuan lompat
Hasil uji hipotesis Kedua : Ada jauh siswa SMP Negeri 02 Samarinda.
hubungan yang signifikan panjang tungkai Ada hubungan yang signifikan antara
dengan kemampuan lompat jauh siswa panjang tungkai dengan kemampuan
SMP Negeri 02 Samarinda. Hasil analisis lompat jauh siswa SMP Negeri 02
statistic menunjukkan bahwa ada hubungan Samarinda. Ada hubungan yang signifikan
yang signifikan antara panjang tungkai antara daya ledak tungkai dan panjang
dengan kemampuan lompat jauh siswa tungkai dengan kemampuan lompat jauh
SMP Negeri 02 Samarinda. Apabila hasil siswa SMP Negeri 02 Samarinda.
penelitian ini dikaitkan dengan teori dan
kerangka berpikir yang mendasarinya,
Huda, Hubungan
38 Jurnal ILARA, Volume IAntara Daya Ledak
I, Nomor Tungkai
1, Juni 2011,Dan 32 – Tungkai
Panjang
hlm. 38 Dengan Kemampuan Lompat Jauh 38

Saran Harsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek


psikologi dalam coaching. Jakarta :
Berdasarkan kesimpulan penelitian P2LPTK Depdikbud.
tersebut diatas, maka dapat disarankan
sebagai berikut: Dalam memilih atlet yang IAAF, LEVEL I 1994. Teknik-teknik atletik
akan di latih sebaiknya, guru pendidikan dan tahap-tahap mengajarkan.
jasmani dan pelatih selalu memperhatikan Jakarta : PASI.
unsur komponen fisik yang ikut berperan Imam Suyudi. 1994. Aspek pendidikan
seperti daya ledak tungkai dan panjang dalam olahraga. Jakarta Pusat Ilmu
tungkai. Kepada rekan-rekan peneliti di Olahraga KONI Pusat.
sarankan untuk melakukan penelitian Jansen, C. R., Gordon, W. I and Bengester,
lanjutan dengan cakupan yang luas dan BL. 1983. Aplied kinesiology and
melihat kemungkinan adanya variabel lain biomekanic. New York : Mc. Graw
yang juga memiliki kontribusi atau Hill Book Company.
pengaruh yang positif terhadap pembinaan Moeloek, Dangsina. 1984. Dasar fisiologi
olahraga atletik. Kemampuan lompat jauh kesegaran jasmani dan latihan fisik
sebagai salah satu opsi variabel dalam dalam kesehatan dan olahraga.
penelitian dengan pertimbangan Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
pendekatan karekteristik anak sekolah perlu Pasau, M. Anwar. 1998. Pertumbuhan dan
di informasikan secara meluas kepada guru perkembangan fisik. Ujung
pendidikan jasmani agar terjadi Pandang : FPOK IKIP Ujung
kesepahaman dalam pemberian materi Pandang.
sajian terutama pada cabang olah raga Rani, Abd. Adib. 1993. Pembinaan prestasi
atletik. olahraga. FPOK IKIP Ujung
Pandang.
DAFTAR RUJUKAN Rorimpandey, F. G. E. 1960. Lari, lompat,
dan lempar. Jakarta : PT.
Adisasmita, Yusuf, 1992. Olahraga pilihan Pembangunan.
atletik. Dirjen Dikti Jakarta. Mochammad Sajoto. 1988. Pembinaan
Ateng, Abd. Kadir. 1992. Asas dan kondisi fisik dalam olahraga.
landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.
Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud. Sudjana. 1992. Teknik analisis regresi dan
Barrow, M. Harold. Mc. GEE, Rasemary. A korelasi. Bandung : Tarsito.
proctical approach to measurement Soekarman, R. 1997. Dasar olagraga untuk
in physical education. Philadelphia pembina, pelatih atletik. Jakarta :
: Lea & Febiger. PT. Inti Idayu Press.
Barry, L. Johnson. 1986. Practical Sugiyono. 1988. Pelaksanaan pendidikan
measurement for evaluation in jasmani dan masalahnya. Makalah
physical education. Mnaesota : seminar nasional pengkajian
Burgess sounders college teknologi olahraga. Jakarta : PPS
publishing. IKIP Jakarta.
Fox, E. L., Borws, R. W., Foss, M. L. 1988. Sumosardjuno, S. 1986. Pengathuan
The psiological basic of physical praktis kesehatan dalam olahraga.
education and atletics. New York : Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Sounders college publishing. Utama.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar dalam Syarifuddin Aip. 1992. Atletik. Jakarta :
pendidikan. Surabaya : Usaha P2TK Ditjen Dikti Depdikbud.
Nasional. Willmoer. J. H. 1977. Atletic training and
Hadi, Sutrisno. 1994. Metodologi research. phisical fitness. Sidney : Allyn and
Yogyakarta : Andi Offset. Bacon Inc.

Anda mungkin juga menyukai