1 3 1 PB
1 3 1 PB
ABSTRACT
Research on quality of dry beans circulating in the DIY market and the possibility of further
processing of the seed has been run. The purpose of this study was to determine the quality of dry
beans circulating in the DIY market in terms of some quality parameters and level of preference
panelist on processed products.
Cocoa beans come from the market Gunungkidul, Samigaluh and Pagilaran in the analysis of
the number of seeds / 100 grams, moisture content, fat content, impurities. Furthermore cocoa beans
processed into milk chocolate and sweet chocolate, tested favorite.
the result show that: dried cocoa beans from Mount Kidul and Pagilaran comprise less than 100/100
grams, the amount of dirt also meet the standard that is below 2%. While Samigaluh, numbered 137
seeds / 100 grams, the amount of dirt above the standard, amounting to 7.92%. The water content of
the three samples above the standard, which ranged from 8.89 to 10.39%. While the fat content of the
three samples as follows: beans from Gunungkidul 26.54%, from 31.97% Pagilaran and from
Samigaluh 22,01%.
31
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
Dari Tabel tersebut, ukuran biji dan dipengaruhi oleh kondisi pasta, seperti
tingkat fermentasi, kematangan buah serta suhu, kadar air, ukuran partikel dan
serangga ikut menentukan kualitas biji tekanan kempa. Lemak kakao akan relative
kakao kering. Kandungan kimia biji kakao lebih mudah dikempa pada suhu antara 40
hanya merupakan syarat tambahan yaitu – 45 0C (Sri Mulato dan Edy Suharyanto,
yang meliputi kadar lemak dan asam 2005). Rendemen pasta diperkirakan
lemak bebas. sebesar 80%.
B. Pengolahan lanjutan kakao biji. Bungkil kakao hasil pengepresan
Biji kakao kering, yang sebaiknya dapat diolah lebih lanjut menjadi bubuk
berkualitas baik , dibersihkan dari kotoran kakao yang digunakan sebagai bahan baku
yang terikut, kemudian dilakukan minuman dan bahan baku makanan.
pengangraian dengan suhu 105 – 120 0C Dengan tahapan sebagai berikut, bubuk
dengan waktu antara 10 sampai 35 menit coklat dapat dihasilkan dari bungkil kakao,
tergantung pada jumlah biji kakao yang dihaluskan, kemudian diayak, diperoleh
disangrai dan kadar airnya. Selanjutnya bubuk coklat. Selanjutnya bubuk coklat
dilakukan pemisahan kulit. Pemisahan dicampur dengan gula, susu dan bahan lain
kulit dapat dilakukan secara mekanis sehingga menjadi bubuk coklat yang siap
maupun manual. Supaya dapat digunakan untuk menjadi minuman penyegar.
sebagai bahan makanan maupun minuman, Disamping minuman, makanan
nib atau biji yang semula berbentuk dapat juga dibuat dari pasta coklat ,
butiran padat kasar harus dihancurkan dicampur dengan gula, lemak kakao, susu,
sampai ukuran tertentu (<20 mu ) dan dan bahan-bahan lain untuk kemudian
menjadi bentuk pasta cair kental. Proses dicampur, dihaluskan, dibiarkan dalam
pemastaan umumnya dilakukan dalam dua ruang (tempering) kemudian dicetak dan
tahap, yaitu penghancuran untuk merubah dikemas.
biji kakao padat menjadi pasta dengan Formula dasar untuk adonan
kehalusan butiran > 40mu. Selanjutnya makanan coklat dapat digambarkan seperti
dilakukan pengempaan terhadap pasta proporsi bahan-bahan penyusun campuran
tersebut untuk mengeluarkan lemak kakao. adonan makanan coklat dapat dilihat pada
Rendemen pengempaan sangat Tabel 3 berikut ini.
35
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
Bahan-bahan mentah yang penting cokelat untuk minuman, es krim dan kue-
dalam pembuatan cokelat adalah nib kue.
kokoa, gula hasil pemurnian ulang, lemak Sebelum diproses menjadi
kakao, susu, lesitin dan penyedap. Untuk makanan dan minuman, biji kakao kering
pembuatan cokelat, penyangraian nib pada harus memenuhi syarat mutu fisik,
suhu rendah biasa dilakukan. Gula yang kimiawi dan kebersihan sesuai standard
digunakan sebaiknya bermutu tinggi, gizi, citarasa dan kesehatan. Penyangraian
kering dan bebas dari gula invert. Sedikit merupakan tahapan awal proses produksi
kadar air saja ataupun sedikit kadar gula makanan dan minuman cokelat dan
inert dapat mengganggu tahap pelembutan bertujuan untuk membentuk aroma dan
dan conching. Lemak kokoa yang dapat citarasa khas cokelat dari biji kakao.
digunakan untuk pembuatan cokelat susu Penyangraian dilakukan pada suhu 115 –
ialah lemak kokoa bercitarasa ringan. Susu 1200C. Biji kakao mengandung cukup
bubuk atau susu remah dapat digunakan banyak senyawa calon pembentuk citarasa
dalam pembuatan cokelat susu. Citarasa dan aroma khas cokelat antara lain asam
susu alami dapat sedikit diragamkan amino dan gula reduksi. Jika dipanaskan
dengan perlakuan panas. pada suhu dan waktu yang cukup,
Secara umum produk cokelat dapat keduanya akan bereaksi membentuk rasa
dibedakan menjadi dua, yaitu dalam dan aroma (Reaksi Maillard). Proses
bentuk padat (permen cokelat) dan bubuk sangrai juga menyebabkan penguapan air
36
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
sehingga daging biji mengkerut dan mudah Prosentase bahan tambahan dalam
dikupas kulitnya. Kulit biji (shell) dibuang formula makanan cokelat memberikan
sebagai limbah, sedangkan daging biji konsekuensi pada penamaan produknya.
(nib) merupakan bagian yang bisa dimakan Sebagai contoh, pada Tabel 5 berikut
dan digunakan sebagai bahan baku cokelat. menunjukkan deversifikasi produk
Produk makanan umumnya diolah makanan cokelat pada berbagai jenis
dari campuran bahan baku utama dan formula dengan penamaan produk yang
bahan-bahan tambahan. Demikian juga mengikuti proporsi bahan bakunya.
dengan produk makanan cokelat. Secara visual, proporsi kandungan
Formulasi makanan cokelat terdiri atas pasta kakao, lemak kakao, susu dan gula
pasta kakao (sebagai bahan baku utama) dalam makanan cokelat akan
bahan pemanis dan bahan penyedap yang menghasilkan perbedaan warna produk
masing-masing mempunyai fungsi saling cokelat yang menyolok.
melengkapi. Senyawa-senyawa kimia Proporsi masing-masing bahan penyusun
dalam bahan tambahan akan saling formula makanan cokelat dapat dilihat
berinteraksi secara kimiawi menghasilkan pada Tabel 6.
citarasa dan warna produk akhir yang
spesifik.
37
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
Tabel 5. Proporsi pasta, lemak kakao, susu dan gula berbagai produk cokelat
Jenis produk Pasta kakao Lemak kakao susu Gula
Cokelat gelap (dark chocolate) +++ + + x
Cokelat putih (white chocolate) x +++ + ++
Cokelat susu (milk chocolate) + + +++ ++
Cokelat manis (sweet chocolate) + + + +++
Tabel 6. Proporsi pasta kakao, lemak kakao, susu dan gula berbagai produk cokelat
Jenis Pasta Lemak Susu (%) Gula (%)
kakao (%) kakao (%)
Cokelat gelap (dark chocolate) 70 Maks 20 Maks 10 0
Cokelat putih ( white chocolate) 0 50 5 45
Cokelat susu (milk chocolate) 10 20 20 50
Cokelat manis (sweet chocolate) 15 15 5 65
1. Pengamatan kualitas biji kakao yang Sangrai lagi, sampai aroma khas
berasal dari Gunungkidul, Kulonprogo dan coklat keluar dan warna biji
Pagilaran menjadi lebih tua
2. Pembuatan kakao pasta yang dilanjutkan d. Masukkan biji kakao sangrai ke
dengan pembuatan cokelat susu dan dalam blender, di blender
cokelat manis sampai berminyak (keluar
Pelaksanaan Penelitian minyak dari bubuk kakao).
1. Pengamatan kualitas biji kakao e. Tambahkan susu 20 gram ,
kering yang berasal dari blender lagi, sampai homogen.
Gunungkidul, Kulonprogo dan f. Pasta kakao dan susu yang
Kebun Pagilaran, dengan urutan sudah homogen dipindahkan ke
kerja sebagai berikut : panci, kemudian ditambah gula
a. Ditimbang 100 gram biji kakao 50 gr yang terdiri atas 40 gram
dari ketiga sampel gula halus dan 10 gram gula cair
b. Kemudian dihitung berapa serta air 10 ml (perlakuan B1) .
jumlah biji kakao yang ada g. Variasi yang lain sebagai B2
dalam setiap 100 gram sampel. adalah penambahan 50 gram
c. Dihitung juga benda asing yang gula yang terdiri atas 35 gram
terikut dalam 100 gram biji gula halus dan 15 gram gula cair
kakao dan daging buah yang serta air 15 ml (perlakuan B2) .
masih melekat h. Dipanaskan dengan api kecil
d. Dilakukan analisis kadar air dan sampai mengental, matikan
kadar lemak kompor, kemudian dicetak.
2. Pembuatan cokelat susu (milk i. Dilakukan uji organoleptik
chocolate) terhadap kesukaan warna, rasa,
a. Ditimbang 30 gram biji kakao aroma dan tekstur
kering dari ketiga sampel (A1= 3. Pembuatan cokelat manis
wonosari, A2= kulonprogo dan a. Ditimbang 30 gram biji kakao
A3= pagilaran) kering dari ketiga sampel (A1,
b. Disangrai dengan menggunakan A2 dan A3)
wajan, sambil diaduk, sampai b. Disangrai dengan menggunakan
kulit ari mudah lepas wajan, sambil diaduk, sampai
c. Selanjutnya kulit dipisahkan kulit ari mudah di lepas.
39
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil pada Tabel 7, ditentukan yaitu 7%. Sedangkan kadar
maka dapat dikatakan bahwa, jumlah biji lemak sampel dari samigaluh (kulonprogo)
pada 100 gram biji kakao dari gunungkidul mempunyai kada lemak paling rendah
dan pagilaran berjumlah kurang dari 100, yaitu 22,01%, biji kakao dari gunungkidul
berarti kedua sapel tersebut termasuk biji mempunyai kadar lemak sebesar 26,54%
kakao yang mempunyai ukuran besar , dan dari Pagilaran mengandung lemak
masuk kelompok I-A yaitu jumlah biji 86 sebesar 31,97%. Apabila dibandingkan
– 100 untuk 100 gram biji. Sedangkan dengan SNI dinyatakan kadar lemak biji
sampel biji kakao dari kulonprogo kakao berkisar 55%. Artinya kadar lemak
berjumlah 137 biji, berarti masuk pada ketiga sampel ada di bawah standar ketiga
kelompok S yaitu jumlah biji > dari 120 nya. Hal ini kemungkinan disebabkan
biji per 100 gram kakao. Jumlah kotoran karena jenis kakao yang diusahakan
biji kakao dari gunungkidul dan pangilaran berbeda, tingkat kematangan buah pada
masih masih dibawah batas maksimum, saat panen tidak tepat dan pengolahan hasil
sedangkan kotoran dalam biji kakao dari yang kurang tepat.
kulonprogo sebanyak 7,92, artinya lebih
besar daripada standar yaitu 2%. Hal ini B. Uji kesukaan cokelat manis
seperti yang disampaikan dalam syarat Pada cokelat manis yang dihasilkan
khusus mutu biji kakao (Haryadi dan disajikan pada 20 panelis untuk dinilai
Supriyanto, 2012). rasa, warna, aroma dan tekstur. Kemudian
Kadar air pada ketiga sampel hasil penilaian dirata-rata untuk
besarnya antara 8,89 sampai dengan mengetahui kesukaan panelis terhadap
10,39%, artinya kadar air ketiga sampel parameter kesukaan tersebut. Hasil
tersebut lebih besar daripada standard yang
41
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
42
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
Tabel 9. Hasil uji kesukaan panelis terhadap cokelat susu (chocolate milk)
Warna Aroma Rasa Tekstur
A1B1 5,00 5,05 4,15 4,25
A2B1 4,40 5,05 4,75 3,85
A3B1 5,00 4,25 4,70 4,00
A1B2 5,00 4,60 4,90 4,85
A2B2 5,65 4,55 4,20 4,05
A3B2 4,40 4,70 4,30 3,50
44
Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015 Hasil Penelitian
45