Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI PADA DAS NOEL -

PUAMES KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA


TIMUR

TUGAS TERSTRUKTUR

TEKNIK PENGAIRAN

Diajukan Sebagai Tugas Mahasiswa Semester VI

Mata Kuliah Teknik Konservasi Waduk Kelas D

Dosen Pengampu Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS.

Disusun Oleh :

Muhammad Shidqy Aufa

NIM. 175060400111005

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Teknik
Konservasi Waduk ini.
Makalah Tugas Teknik Konservasi Waduk ini dibuat sebagai salah satu tugas yang
harus ditempuh oleh Mahasiswa jurusan Pengairan Fakultas Teknik untuk dapat nilai mata
kuliah Teknik Konservasi Waduk, serta dapat lebih mengenal dan mengetahui karateristik
Teknik Konservasi Waduk sesuai dengan teori yang telah diberikan kepada Mahasiswa.
Dalam penyusunan Makalah Tugas Teknik Konservasi Waduk ini penyusun ingin
berterima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS., selaku dosen mata kuliah Teknik Konservasi
Waduk,
2. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari laporan yang telah kami susun.
Oleh karena itu kami mengharap masukan untuk memperbaiki kekurangan makalah kami
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua
sehingga bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca.

Malang, Maret 2020

Penyusun

ii
ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI PADA DAS NOEL-PUAMES
KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

1. Faktor Erosivitas Hujan (R)


Faktor erosivitas hujan adalah kemampuan hujan dalam menyebabkan erosi. Pada
penelitian ini data curah hujan menggunakan data tiga stasiun hujan yaitu stasiun Kaliwiro,
stasiun Limbangan, stasiun Sumberejo dari tahun 2010-2012. Dalam penentuan nilai
erosivitas hujan (R) digunakan persamaan menurut (Asdak, 2007).
i

R=
∑ EI
n
(100 X )
Rumus diatas merupakan rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai
erosivitas hujan pada satu tahun, sedangkan pada penelitian ini dibutuhkan nilai erosivitas
hujan pada satu tahun, bukan rata-rata. Sehingga dilakukan modifikasi rumus menjadi
sebagai berikut:
EI
R=
(100 x 1)
Dari persamaan tersebut dihasilkan nilai erosivitas hujan (R) tiap stasiun hujan yang
dapat dilihat pada Tabel 1. Dan distribusi parsial dari nilai erosivitas hujan (R) dan nilai
rata-rata curah hujan tiap luasan stasiun hujan dapat dilihat pada Gambar 1, 2, dan 3.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Erosivitas Hujan 2008-2010
Tahun EI (mm) R
2008 2266,75 22,6675
2009 1579,27 15,7927
2010 1875,98 18,7598

Contoh Perhitungan : (Tahun 2010)


EI
R =
(100 x 1)
1875,98
=
(100 x 1)
= 18,759

2. Faktor Erodibilitas Tanah (K)

1
Faktor erodibilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam menahan proses
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah karena energi kinetik air hujan. Data-
data mengenai jenis tanah diperoleh dari data sekunder berupa peta digital sebaran jenis
tanah beserta nilai erodibilitas nilai (K). Jenis tanah yang terdapat pada DAS Noel –
Puames didominasi oleh Regosol. Nilai K pada DAS Noel-Puames disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Faktor Nilai Erodibilitas Tanah (K) pada DAS Noel-Puames


Jenis Tanah Luas (Ha) % Luas dari DAS Nilai K
Komplek mediteran & Titosol 319,4 8,33 0,46
Latosol kuning merah & Litosol 58,8 1,53 0,212
Regosol 3456,4 90,14 13,826

Gambar 1. Peta Jenis Tanah DAS Noel-Puames

3. Faktor Kemiringan Lereng (LS)


Faktor indeks topografi L dan S, masing-masing mewakili pengaruh panjang dan
kemiringan lereng terhadap besarnya erosi. Panjang lereng mengacu pada aliran air
permukaan, yaitu lokasi berlangsungnya erosi dan kemungkinan terjadinya deposisi
sedimen. Dalam menentukan kelas kelerengan digunakan peta digital persebaran
kemiringan lereng. Secara umum wilayah DAS Noel – Puames memliki kemiringan lereng
yang paling dominan ialah 5-15% dimana dalam kelas kemiringan lereng tersebut masuk

2
kedalam klasifikasi agak curam. Distribusi kemiringan lereng pada DAS Noel-Puames
dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai LS pada DAS Noel-Puames


Nilai
Kemiringan Lereng Luas (Ha) % Luas dari DAS
LS
0-5% 585,8 15,26 0,25
5 - 15 % 2476,4 64,52 1,2
15 - 35 % 775,7 20,21 4,25

Gambar 2. Persebaran Kemiringan Lereng DAS Noel-Puames

4. Faktor Penggunaan Lahan dan Tindakan Konservasi Tanah (CP)


Faktor penggunaan lahan/penutup lahan dan konservasi tanah dapat diketahui dari peta
digital Tata Guna Lahan. Pada penelitian ini penggunaan lahan/penutup lahan didominasi
dengan semak belukar dengan luas 830,9 ha atau sekitar 21,67% dari luas DAS. Tabel nilai
CP untuk penggunaan lahan yang ada pada DAS Noel-Puames dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai CP untuk Penggunaan Lahan DAS Noel-Puames


Nilai
Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) % Luas dari DAS
CP
Pemukiman 15,40 0,40 1
Tanah terbuka 187,90 4,90 1

3
Nilai
Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) % Luas dari DAS
CP
Rumput 293,10 7,64 0,287
Perladangan 637,80 16,63 0,4
Semak belukar 830,90 21,67 0,3
Kebun campuran - kerapatan rendah 746,60 19,47 0,1
Kebun campuran - kerapatan sedang 617,50 16,10 0,2
Kebun campuran - kerapatan tinggi 381,10 9,94 0,5
Hutan produksi - tebang pilih 124,40 3,24 0,2

Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan

5. Perhitungan Nilai Erosi dengan Metode USLE


Berdasarkan variabel USLE yaitu R, K, LS, CP masing-masing diatas selanjutnya di
overlay dan dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan keseluruhan variabel pada
masing-masing tahun, sehingga diperoleh data besaran erosi tiap unit satuan lahan. Hasil
penjumlahan besaran erosi tiap unit satuan unit lahan merupakan nilai total besaran erosi
yang terjadi pada suatu DAS pada tahun tertentu. Nilai total erosi yang terjadi pada DAS
Noel – puames dengan luas 3834 ha dapat dilihat pada Tabel 5. Persamaan USLE untuk
memperkirakan erosi adalah sebagai berikut:
A = R . K . LS. CP
Dari persamaan tersebut, didapatkan hasil nilai total erosi tiap tata guna lahan sebagai
berikut.
Tabel 5. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Pemukiman
4
A A
Tahun R (mm) K LS CP
(ton/ha/thn) (ton /thn)

2008 22,668 0,4 0,25 1 2,27 8699,56


2009 15,793 0,4 0,25 1 1,58 6061,08
2010 18,760 0,4 0,25 1 1,88 7199,82

Tabel 6. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Tanah Terbuka

A A
Tahun R (mm) K LS CP
(ton/ha/thn) (ton /thn)
2008 22,668 0,4 0,25 1 2,27 8699,56
2009 15,793 0,4 0,25 1 1,58 6061,08
2010 18,760 0,4 0,25 1 1,88 7199,82

Tabel 7. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Rumput

A A
Tahun R (mm) K LS CP
(ton/ha/thn) (ton /thn)
2008 22,668 0,4 1,2 0,287 3,12 11984,5
2009 15,793 0,4 1,2 0,287 2,18 8349,74
2010 18,760 0,4 1,2 0,287 2,58 9918,48

Tabel 8. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Perladangan

A A
Tahun R (mm) K LS CP
(ton/ha/thn) (ton /thn)
2008 22,668 0,4 1,2 0,4 4,35 16703,2
2009 15,793 0,4 1,2 0,4 3,03 11637,3
2010 18,760 0,4 1,2 0,4 3,60 13823,7

Tabel 9. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Semak Belukar

A A
Tahun R (mm) K LS CP
(ton/ha/thn) (ton /thn)
2008 22,668 0,4 1,2 0,3 3,26 12527,4
2009 15,793 0,4 1,2 0,3 2,27 8727,96
2010 18,760 0,4 1,2 0,3 2,70 10367,7

5
Tabel 10. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Hutan Produksi – Tebang Pilih

A A
Tahun R (mm) K LS CP
(ton/ha/thn) (ton /thn)
2008 22,668 0,4 4,25 0,2 7,71 29578,5
2009 15,793 0,4 4,25 0,2 5,37 20607,7
2010 18,760 0,4 4,25 0,2 6,38 24479,4

Tabel 11. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Kebun Campuran – Kerapatan Rendah
A
A
Tahun R (mm) K LS CP (ton/ha/thn
(ton /thn)
)
2008 22,668 0,4 1,2 0,1 1,09 4175,79
2009 15,793 0,4 1,2 0,1 0,76 2909,32
2010 18,760 0,4 1,2 0,1 0,90 3455,92

Tabel 12. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Kebun Campuran – Kerapatan Sedang
A
A
Tahun R (mm) K LS CP (ton/ha/thn
(ton /thn)
)
2008 22,668 0,4 1,2 0,2 2,18 8351,58
2009 15,793 0,4 1,2 0,2 1,52 5818,64
2010 18,760 0,4 1,2 0,2 1,80 6911,83

Tabel 13. Nilai Erosi untuk Tata Guna Lahan Kebun Campuran – Kerapatan Tinggi
A
A
Tahun R (mm) K LS CP (ton/ha/thn
(ton /thn)
)
2008 22,668 0,4 1,2 0,5 5,44 20878,9
2009 15,793 0,4 1,2 0,5 3,79 14546,6
2010 18,760 0,4 1,2 0,5 4,50 17279,6

Contoh perhitungan : (Tata Guna Lahan Pemukiman Tahun 2010)


R = 18,76
K = 0,4
LS = 0,25
CP =1
Potensial Erosi (A) = R . K . LS . CP
= 18,76 . 0,4 . 0,25 . 1
= 1,88 ton/ha/th
= 1,88 . Luas DAS
6
= 1,88 . 3834
= 7199,82 ton/th

6. Hasil Sedimen (Sediment Yield)


Sedimen merupakan hasil dari erosi, hasil sedimen sendiri merupakan jumlah total
sedimen yang mencapai sungai atau outlet DAS per tahunnya, jumlahnya selalu lebih kecil
daripada total erosi yang terjadi di DAS tersebut. Analisis sedimen pada waduk perlu
dilakukan karena berpengaruh langsung pada pengurangan kapasitas atau daya tampung
waduk. Analisis hasil sedimen pada waduk dapat dilakukan dengan persamaan:
Y = E (SDR) Ws
Dalam perhitungan hasil sedimen diperlukan nilai nisbah pelepasan sedimen. Nilai
nisbah pelepasan sedimen merupakan rasio antara jumlah sedimen yang terangkut ke
dalam sungai terhadap jumlah erosi yang terjadi di dalam DAS disebut dengan Nisbah
Pelepasan Sedimen atau Sediment Delivery Ratio (SDR). Dalam mendapatkan nilai SDR
digunakan tabel pengaruh luas DAS terhadap SDR sebagai berikut:

Tabel 14. Pengaruh Luas DAS Terhadap SDR


No Luas DAS (Ha) Rasio Pelepasan Sedimen (%)
1 10 53
2 50 39
3 100 35
4 500 27
5 1.000 24
6 5.000 15
7 10.000 13
8 20.000 11
9 50.000 8,5
10 2.600.000 4,9
Sumber : Robinson (1979) dalam Arsyad (2012)

Hasil perhitungan nilai hasil sedimen pada DAS Noel – Puames dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 15. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Pemukiman)


Tahun A (ton/tahun) Hasil Sedimen

7
(ton/tahun)
2008 8699,56 1533,03
2009 6061,08 1068,08
2010 7199,82 1268,75

Tabel 16. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Tanah Terbuka)


Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 8699,56 1533,03
2009 6061,08 1068,08
2010 7199,82 1268,75

Tabel 17. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Rumput)


Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 11984,51 2111,90
2009 8349,74 1471,39
2010 9918,48 1747,83

Tabel 18. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Perladangan)


Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 16703,15 2943,42
2009 11637,27 2050,71
2010 13823,66 2436,00

Tabel 19. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Semak Belukar)


Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 12527,37 2207,56
2009 8727,96 1538,03
2010 10367,75 1827,00

Tabel 20. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Hutan Produksi – Tebang Pilih)
Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 29578,50 5212,30
2009 20607,67 3631,47
2010 24479,40 4313,74
Tabel 21. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Kebun Kerapatan Rendah)
Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)

8
2008 4175,79 735,85
2009 2909,32 512,68
2010 3455,92 609,00

Tabel 22. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Kebun Kerapatan Sedang)
Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 8351,58 1471,71
2009 5818,64 1025,36
2010 6911,83 1218,00

Tabel 23. Hasil Sedimen DAS Noel – Puames (Kebun Kerapatan Tinggi)
Hasil Sedimen
Tahun A (ton/tahun)
(ton/tahun)
2008 20878,94 3679,27
2009 14546,59 2563,39
2010 17279,58 3044,99

Contoh Perhitungan: (Semak Belukar Tahun 2008)


Potesial Erosi (A) = 12.527,37 ton/tahun
Rasio Pelepasan Sedimen atau Sediment Delivery Ratio (SDR) = 17,62 % (interpolasi)
Hasil Sedimen atau Sediment Yield = 12.527,37 x SDR
= 12.527,37 x 17,62%
= 2.207,56 ton/tahun

Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Sedimen DAS Noel – Puames


Erosi Potensial Erosi Potensial Sedimentas
Sedimentasi
Tahun (A) (A) i
(m3/tahun)
(ton/ha/tahun) (ton/tahun) (ton/tahun)
2008 31,68 121598,97 21428,08 15305,8
2009 22,07 84719,36 14929,18 10663,7
2010 26,22 100636,25 17734,05 12667,2

Konversi ke satuan m3/tahun (contoh perhitungan tahun 2008)


Berat jenis tanah = 1,40 g/cm3 = 1400 kg/m3 = 1,4 ton/m3
21428,08
Maka, sedimentasi = = 15.305,8 m3/tahun
1,4
Diketahui tampungan mati pada Bendungan Raknamo sebesar 3,8 juta m3.

9
7. Perhitungan Usia Guna Waduk
Diketahui tampungan mati pada Waduk Raknamo sebesar 3,8 juta m 3, sehingga apabila
dihitung sisa usia guna Waduk Raknamo adalah sebagai berikut:

Volume tampungan mati = 3800000 m3


Hasil sedimentasi (2010) = 12667,2 m3/tahun
Adapun Rumus untuk menghitung sisa umur waduk adalah:

3800000
Sisa usia guna waduk (Tw) =
1 2667,2

= 300 tahun

Tamp. Mati

Volume
Sedimen

Diketahui volume sedimentasi yang akan mengendap di Waduk Raknamo pada tahun 2010
sebesar 12667,2 m3/thn = 0,013 juta m3/tahun. Apabila diperiksa pada lengkung kapasitas
waduk, volume sebesar 0,013 juta m3/tahun masih berada dibawah tampungan mati dan
diperkirakan pada 300 tahun mendatang tampungan mati akan penuh.

10

Anda mungkin juga menyukai