Anda di halaman 1dari 4

Diaknosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang lazim pada pasien dengan gratitis kronis adalah sebagai berikut.

1. Nyeri b.d. iritasi mukosa lambung


2. Risiko ketidak seimbangan cairan elektrolit b.d. keluarnya cairan dari muntah yang berlebihan
3. Ketidak seimbangan nutrisi b.d intake nutrisi tidak adekuat sekunder akibat mual,
muntah, dan anoreksia
4. Kurang pengetahuan b.d. penatalaksanaan diet dan proses penyakit
5. Kecemasan b.d. kondisi penyakit dan program pengobatan

Rencana Keperawatan

Prioritas inteveresi dilakukan untuk menurunkan respons nyeri epis gatrium,penurunan risiko ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit. Pemenuhan intake nutrisi hairan, dan penurunan respons kecemasan.

Nyeri b.d. dengan iritasi mukosa lambung


Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang/hilang atau teradaptasi
Kriteria Evaluasi:
 Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptas
 Skala nyeri 1-4 (0-4)
 Dapat mengindentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
 Pasien tidak gelisah
Intervensi Rasional
Kaji skala nyeri 0-4 Perawat mengkaji tingkat nyeri dan kenyamanan
pasien setelah penggunaan obat-obatan dan
menghindari zat pengiritasi
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan Pendekatan dengan menggunakan relaksi dan
pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri
Lakukan manajemen nyeri:
 Istirahat pasien Istirahat secara fisiologis akan menurunkan
kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme basal.

 Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri Distraksi (pengalihan perhatian) dapat
menurunan stimulus internal.

 Manajemen pemberian diet dan Dengan menghindari makanan dari minuman


menghindari agen iritan mukosa lambung yang mengiritasi mukosa lambung,maka dapat
menurunkan intensitas nyeri
Tingkatan pengetahuan tentang sebab-sebab Pengetahuan yang akan membantu mengurangi
nyeri dan menghubungkan berapa lama nyeri nyerinya dan dapat membantu
akan berlangsung. mengenmbangkan kepatuhan paien terhadap
rencana terapeutik.
Tindakan kolaborasi Simetidin menghambat histamine H2 menurunkan
 Pemakaian penghambat H2 (seperti produksi asamlambung, meningkatkan pH
cimetidine/ranitidine) lambung, dan menurunkan iritasi pada mukosa
lambung, penting untuk penyembuhan dan
pencegahan lesi

 antasida Antasida untuk mempertahankan pH lambung


pada tingkat 4,5

Risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d. keluarnya cairan dari muntah yang
berlebihan
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Kriteria Evaluasi:
 pasien tidak mengeluh pusing
 membrane mukosa lembap, turgorkulit normal
 TTV dalam batas normal, CRT >3detik.
 Urine >600ml/hari.
 Laboratorium:nilai elektrolit normal,nilai hematokritis dan proteinderum meningkat,
BUN/kreatinin menurun
Interevensi Rasional
Monitor status cairan (turgor kulit, membrane Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari
mukosa, dan keluaran urine). keadaan status cairan. Penurunan volume cairan
mengakibatkan menurunnya produksi urinw <
600ml/hari karena hal tesebut merupakan tanda
tannda
Kaji sumber cairan Kehilangan cairan dari muntah dapat disertai
dengan keluarnya natrium per oral yang juga
akan meningkatkan risiko gangguan elektrolit
Pengukuran tekanan darah. Hipotensi dapat terjadi pada kondisi
hypovolemia. Hal tersebut menunjukan
manifestasi terlibatnya system kardiovaskular
untuk melakukan kompensasi mempertahankan
tekanan darah.
Manajemen pemberian cairan. Intake dan output cairan setiap hari dipantau
untuk mendeteksitanda-tanda awal dehidrasi
(keluaran urine minimal 30 ml/jam, masukkan
minimal 1.5 l/hari). Bila makanan dan minuman
ditunda, maka biasanya cairan intravena (3 l/hari)
diberikan. Masukan cairan ditambah nilai kalori
diukur (1| Dekstrose 5% dalam air =170 kalori
karbohidrat). Nilai elektrolit (natrium, kalium, dan
klorida) dapat dikaji setiap 24 jam untuk
mendeteksi indicator awal ketidak seimbangan
(Smeltzer,2002)

Risiko ketidak seimbangan nutrisi b.d. intake tidak adekuat sekunder akibat mual, muntah,
anoreksia
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan asupan , nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria evaluasi:
 Pasien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat.
 Pernyataan motivasi yang kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Intervensi Rasional
Kaji status nutrisi pasen , turgor kulit, berat Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah
badan dan derajat penurunan berat badan, untuk menetapkan pilihan intervensi yang tepat.
intergritas mukosa oral, kemampuan menelan,
riwayat mual/muntah, dan diare.
Fasilitas pasien memeroleh diet biasa yang Memperhitungkan keinginan individu dapat
disukai pasien (sesuai indikasi) memperbaiki.
Pantau intake dan output, anjurkan untuk Berguna dalam mengukur keaktifan nutrisi dan
timbang berat badan secara periodic (seminggu dukungan cairan. Makanan dan cairan tidak
sekali). diizinkan masuk per oral selama beberapa jam
atau beberapa hari sampai gejala akut berkurang.
Bila makanan diberikan, adanya gejala yang
menunjukkan berulangnya episode grastitis
dievaluasi dan dilaporkan
Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum Menurunkan rasa tidak enak sisa makanan dan
dan sesudah makan, serta sebelum dan sesdah bau obat yang dapat merangsang pusat muntah
intervensi atau pemeriksaan oral
Faslitas pasien memperoleh diet sesuai indikasi Konsumsi minuman yang mengandung kafein
dan anjurkan menghindari paparan dari agen dihindar karena kafein adalah stimulant system
iritan saraf pusat yang dapat meningkatkan aktivitas
lambung dan sekresi pepsin. Konsumsi alcohol
juga dihindari, demikian juga dengan rokok
karena nikotin akan mengurangi sekresi
bikarbonat pancreas sehingga akan menghambat
netralisasi asam lambung dalam duodenum.
Nikotin juga meningkatkan stimulasi parasimpatis
yang meningkatkan aktivitas stimulasi
parasimpatis yang meningkatkan aktivitas otot
dalam usus dan dapat menimbulkan mual dan
muntah.
Kolaborasi dengan ahli diet untuk menetapkan Merencanakan diet dengan kandungan nutrisi
komposisi dan jenis yang tepat yang adekuat untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan energy dan kalori sehubungan dengan
status hipermetabolik pasien.
Kolaborasi untuk pemberian anti muntah. Meningkatkan rasa nyaman pada gastrointestinal
dan meningkatkan keinginan intake nutrisi dan
cairan per oral.

Evaluasi

Kriteria evaluasi yang diharapkan pada pasien gastritis kronis setelah mendapatkan intervensi
keperawatan adalah sebagai berikut.

1. Nyeri epigastrium berkurang tau teradaptasi.


2. Ketidak seimbangan cairan atau teradaptasi.
3. Intake nutrisi terpenuhi.
4. Mematuhi program pengobatan dengan memilih makanan dan minuman yang bukan bersifat
iritan, serta menggunakan obta-obatan sesuai resep.
5. Tingkat kecemasan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai