Disusun Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2019/2020
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan paper “Konsep Dasar Perilaku Keorganisasian” tepat
pada waktunya. Penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan paper ini. Penulis juga meminta
maaf jika ada kesaahan kata yang tersapat pada paper ini baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
a. Psikologi
Psikologi mencoba untuk mengukur, menjelaskan, serta kadang–kadang
mengubah perilaku manusia dan hewan-hewan lainnya. Pihak-pihak yang telah
berkontribusi dan menambah pengetahuan tentang perilaku organisasi adalah yang
paling penting psikologi industry dan organisasi. psikologi industri/organisasi awal
mempelajari masalah kelesuan, kebosanan, dan kondisi pekerjaan lainnya yang dapat
mengurangi kinerja yang efisien.
b. Psikologi Sosial
Psikologi sosial, umumnya dianggap cabang psikologi, menggabungkan konsep
psikologi dan sosiologi untuk fokus pada pengaruh manusia terhadap sesamanya. Satu
area kajian utama adalah perubahan - bagaimana mengimplementasikannya dan
bagaimana mengurangi rintangan untuk menerimanya. Psikologi sosial juga
berkontribusi untuk mengukur, memahami, dan mengubah perilaku, mengidentifikasi
pola komunikasi, serta membangun kepercayaan.
c. Sosiologi
Sosiologi mempelajari manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial atau
budayanya. Sosiologi berkontribusi pada perilaku organisasi melalui kajian perilaku
kelompok pada organisasi, terutama organisasi formal dan kompleks. Yang paling
penting, sosiologi mempelajari budaya organisasi, teori dan struktur organisasi formal,
teknologi organisasi, komunikasi, kekuasaan, serta konflik.
d. Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang masyarakat untuk mempelajari keberadaan
manusia dan aktivitasnya. Pekerjaan antropologi pada budaya dan lingkungan membantu
kita memahami perbedaan nilai-nilai dasar , sikap, dan perilaku antara orang-orang di
negara-negara yang berbeda dan dalam organisasi yang berbeda.
Manusia itu kompleks, serta sedikit, jika ada, prinsip yang sederhana dan universal yang
menjelaskan perilaku organisasi. Oleh karena kita tidak serupa, kemampuan kita untuk
membuat generalisasi yang sederhana, akurat, dan berlaku untuk umum menjadi terbatas.
Seperti dua orang bertindak sangat berbeda dalam situasi yang sama. Ini tentu saja tidak berarti
bahwa kita tidak dapat menawarkan penjelasan yang secara wajar akurat mengenai perilaku
manusia atau membuat prediksi yang valid. Ini berarti bahwa konsep perilaku organisasi harus
merefleksikan kondisi yang situsional atau kebetulan. Kita dapat mengatakan bahwa X
berujung pada Y, tetapi hanya dalam kondisi tertentu Z-variabel kontigensi. Ilmu perilaku
organisasi dikembangkan dengan menerapkan konsep-konsep umum dalam situasi, orang, atau
kelompok tertentu.
4. Tantangan dan peluang dalam perilaku keorganisasian
Memahami prilaku organisasi sekarang menjadi sangat penting bagi manajer. Resesi
global telah membawa ke permukaan tantangan bekerja dengan orang dan mengelola orang
selama waktu-waktu yang tidak pasti. tantangan saat ini membawa peluang bagi manajer untuk
menggunakan konsep perilaku organisasi. Dalam bagian ini, Robbin and Judge menyatakan
beberapa isu-isu terpenting yang di hadapi manajer dalam perilaku organisasi dapat
menawarkan solusi atau setidaknya pandangan yang berarti untuk mencapai solusi.
Luthans (2002) mendefinisikan perilaku organisasi positif sebagai sebuah studi dan
pengaplikasian dari orientasi positif kekuatan sumber daya manusia dan kapasitas psikologi yang
bisa diukur, dikembangkan, dan dikelola dengan efektif untuk meningkatkan peforma di tempat
kerja saat ini. Disamping positifnya, untuk dimasukkan sebagai kapasitas sumber daya psikologi
diatara kerangka perilaku organisasi positif, seharusnya sesuai dengan kriteria sebagi berikut: a).
kapasitas harus teori dan berdasarkan penelitian dan validasi yang terukur. b). kapasitas juga
harus state-lake dalam kata lain terbuka untuk perubahan dan pengembangan.
Dalam sebuah dunia orgaisasi dengan karakter ekspektasi produktivitas yang meningkat,
dan kompetisi yang ketat, tidak mengejutkan banyak pekerja merasa tekanan untuk melakukan
jalan pintas, melanggar peraturan dam terlibat dalam praktik-praktik lain yang dipertanyakan.
Apa yang menentukan prilaku etis yang baik tidak pernah ditetapkan secara jelas, dan
dalam tahun-tahun terakhir, batas pembeda antara benar dan salah telah samar. Manajer dan
organisasinya sedang merespons masalah perilaku yang tidak etis dalam sejumblah cara. Mereka
menulis dan menyebarkan kode etik untuk memandu pekerja saat dalam dilema. Mereka
menawarkan seminar, workshop, dan program pelatihan lainnya untuk mencoba meningkatkan
prilaku etis. Mereka menyediakan penasihat dalam kantor untuk menghadapi isu-isu dan mereka
menciptakan mekanisme perlindungan untuk pekerja yang mengungkapkan praktik tidak etis
internal.
Selain pandangan dari Robbin and judge, George and Jones (2002) memberikan lima
tantangan untuk mengelola perilaku organisasi yaitu;
Robbin, Stephen P. Judge, Timoty A. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. Salemba Empat
Supartha, Gede W. Sintaasih, Ketut D. 2017. Pengantar Perilaku Organisasi. CV. Setia Bakti
Carolyn, M Youssef. Fred Luthans. 2007. Positive organizational behavior in the workplace: the
impact of hope, optimism, and resilience. Journal of Management