Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa yang berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Penerapan belajar dalam konteks perkembangan fisik, otak, dan
kognitif ”.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan banyak


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah kami ini. Terutama kepada kedua orang tua kami
yang telah membesarkan kami dengan susah payah sehingga dapat menjadi
seperti sekarang ini dan insyaallah akan terus menjadi lebih baik
kedepannya. Kemudian kepada guru pembimbing kami yang telah
memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini yang akan
sangat berguna ilmu ini pastinya di masa yang akan datang. Dan kepada
teman-teman kami yang selalu mendukung dan memotivasi kami untuk
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Dan untuk hal itu, kami mengharapkan dengan sangat
kritik dan saran dari semua pihak untuk kami pelajari dan diterapkan demi
kemajuan hasil makalah yang kami tulis kedepannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di ambil sebagai


pelajaran dan pemahaman bagi segenap pihak yang membacanya.

Medan, 24 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Penghantar i

Daftar Isi ii

Daftar Gambar iii

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

Bab II Pembahasan 1

2.1 Perkembangan Fisik 1


2.2 Perkembangan Otak 1
2.3 Perkembangan Kognitif 1

Bab III Penutupan 1

3.1 Kesimpulan 1
3.2 Saran 1

Daftar Pustaka 1
A. Perkembangan Diri

Pada perkembangan tentang teori psikososial tampak perlunya


keseimbangan antara perkembangan diri dengan perkembangan sosial dalam
belajar. Konsep dalam perkembangan diri adalah konsep diri dan harga diri.
Konsep ini secara umum diartikan sebagai pengetahuan atau keyakinan
individu tentang dirinya, tentang ide-ide, perasaan, sikap dan harapannya
(pajares & shunk, 2001 dalam Woolfolk, 2009).

Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada


berbagai macam situasi. Konsep diri menjadi baik, jika individu memiliki
gambaran tentang citra diri idealnya sejalan dengan citra diri yang
dikembangkannya tentang gambaran dirinya menurut pandangan orang lain.

Pada usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan


penampilan fisik dan penerimaan sosial. Konsep diri dianggap sebagai dasar
perkembangan sosial maupun emosional.

Satu konsep, yang erat dengan konsep diri adalah penghargaan diri,
yaitu pandangan keseluruhan individu tentang dirinya. Rogers (1961)
menyebutkan bahwa perasaanrendah diri menunjukkan self esteem yang
rendah. Hal ini timbul akibat seseorang tidak mendapat dukungan emosional
dan penerimaan sosial yang memadai. Jika konsep diri dan penghargaan diri
dihubungkan dengan belajar, maka kedua hal ini merupakan kondisi yang
mendorong suasana belajar sisiwa. Jika kedua hal ini baik, konsep diri dan
penghargaan diri juga baik maka akan memberikan suasana nyaman dalam
belajar. Begitu juga sebaliknya.

Menurut prayitno, 2013 bahwa seseorang yang mandiri dan mampu


mengendalikan diri perlu mengalami proses belajar yang dapat
mengembangkan kemampuannya dalam dua hal :

1. Kemampuan berpikir agar diri berkembang ke arah pribadi yang


cerdas
2. Kemampuan bertanggung jawab agar dikembangkan nya semuanya
menjadi tuntas.

B. perkembangan Moral

Hal ini berhubungan dengan penalaran moral yaitu pikiran tentang


benar dan salah serta konstruksi aktif pertimbangan moral. Damon 1995
mengemukakan bahwa perkembangan moral yang paling awal yang
berlangsung di dalam kelas di sekolah adalah moral untuk berbagi dalam
menggunakan bahan-bahan ataupun perlengkapan sekolah secara bersama-
sama.

Bidang lain yang memerlukan pertimbangan moral adalah


pemahaman tentang aturan. Bila suatu aturan dilanggar, anak percaya bahwa
hukuman harus sebanding dengan besar kerusakan yang diakibatkannya,
misalnya, hukuman untuk anak yang memecahkan tiga gelas harus lebih
besar daripada anak yang memecahkan satu gelas. Konsep moral ini disebut
piaget (1965) dengan realisme moral. Pada perkembangan berikutnya anak-
anak ketika anak-anak tersebut sudah semakinbanyak berinteraksi
denganorang lain, perkembangan kemampuan emsionalnya dalam perspektif
mulai memahami bahwa ada perbedaan orang-orang dalam melihat dan
memiliki peraturan.

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhubungan


dengan aturan dan konvensi dai interaksi yang adil antar orang.
Perkembangan itu dapat dikaji melalui kognitif, behavioral dan emosional.
Pada doamain kognitif kuncinya adalah bagaimana siswa memikirkan
aturan untuk perilaku yang sopan. Dalam behavioral yaitu bagaimana murid
berperilaku secara aktual, bukan pada dari moralitas dari pemikiran dan
dalam emosional penekanannya pada bagaimana siswa merasakan secara
moral.

Perkembangan moral siswa dapat diupayakan melalui pendidikan


karakter yaitu pendekatan yang langsung dengan memberi pelajaran kepada
sisiwa tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan
perilaku yang tidak bermoral atau membahayakan diri sendiri dan orang
lain. Satu bentuk positif perkembangan moral adalah proporsial. Proporsial
adalah perilaku yang dianggap bersifat adil, berbagi perhatian dan empatik.

Anda mungkin juga menyukai