Anda di halaman 1dari 9

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

SISTEM PENDINGIN MENGGUNAKAN THERMO-ELECTRIC


COOLER DENGAN KONTROLER PROPORTIONAL-INTEGRAL-
DERIVATIVE
Wisnu Indrawan dan Suryono Suryono
Laboratorium Instrumentasi dan Elektronika, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan
Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
E-mail: suryono@fisika.undip.ac.id
ABSTRACT
The cooling is one of the processes can be used for various types of applications, starting from
maintaining food industry products and medical products such as drugs and vaccines. The
cooling process now still uses compression-based preservation technology using cooling gas.
The types of cooling gas used are R134a and R600a, however the R134a contains HFCs which
has been banned for used and the R600a contains HF gas which can reduce the ozone layer.
The current study designed hardware and software that is applied to thermoelectric coolers
(TEC), i.e. it was designed a device used for the air conditioning system using a thermoelectric
cooler with a Proportional Integral Derivative (PID) controller. This system used several tools
such as temperature sensors, transistor with TIP31 type, bluetooth module, fan, and
ATSAM3X8E microcontroller. In this study, temperature control was carried out based on the
desired set-point temperature and temperature of the sensor. From this study, it can be found
that the greater value of the voltage given, the greater the value of the Pulse Wave Modulation
(PWM) will be produced. The higher value of PWM, the faster the temperature decreases in
the cooler. From several tests, it can be concluded that the values of proportional control
parameter (Kp) of 2.55, integral control parameter (Ki) of 100 and deferential control
parameter (Kd) of 200, more stable graph is obtained and close to the set-point value, with an
error value of 2.86%.
Keywords : Cooling, thermoelectric, gas, controller, temperature

ABSTRAK
Pendinginan merupakan salah satu proses yang dapat digunakan untuk berbagai macam
penggunaan, antara lain untuk menjaga produk industri makanan dan produk medis seperti
obat-obatan dan vaksin. Proses pendinginan sekarang masih menggunakan teknologi
pengawetan berbasis kompresi menggunakan gas pendingin. Tipe gas pendingin yang
digunakan adalah tipe R134a dan R600a, tetapi tipe R134a mengandung gas HFCs yang sudah
dilarang penggunaannya dan tipe R600a mengandung gas HF yang dapat mengurangi lapisan
ozon. Penelitian ini bertujuan merancang perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat
diaplikasikan pada pendingin termoelektrik, dengan merancang sebuah alat yang digunakan
untuk sistem lemari pendingin menggunakan Thermoelectric Cooler (TEC). Sistem dibangun
dengan kontroler Proportional Integral Derivative (PID). Sistem ini menggunakan beberapa
alat antara lain, sensor suhu, Transistor tipe TIP31, modul bluetooth, kipas, dan
mikrokontroler ATSAM3X8E. Pengendalian suhu dilakukan dengan membandingkan set-point
suhu yang diinginkan dengan suhu dari sensor. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
semakin besar nilai tegangan yang diberikan maka semakin besar pula besar nilai Pulse Wave
Modulation (PWM) yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai besar PWM, semakin cepat
penurunan suhu pada kotak pendingin. Dari beberapa pengujian dapat disimpulkan bahwa
nilai parameter kontrol proporsional (Kp), parameter kontrol integral (Ki), dan nilai parameter

68
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

kontrol deferensial (Kd ), dimana pada nilai Kp = 255, Ki = 100, dan Kd = 200 mendapatkan
grafik yang lebih stabil dan mendekati nilai set-point, dengan nilai error sebesar 2,86 %.
Kata kunci : Pendinginan, termoelektrik, gas, kontroler, suhu

PENDAHULUAN Pendinginan dengan menggunakan


TEC telah digunakan untuk menghilangkan
Pendinginan merupakan salah satu
embun kaca depan kendaraan. Penggunaan
teknologi yang memiliki berbagai macam
TEC untuk pendingin telah menghasilkan
aplikasi, misalnya untuk menjaga produk
temperatur hingga 22,4 oC. Salah satu
makanan dari kebusukan dan berbagai
penggunaan sistem tersebut untuk
pengendalian suhu dalam bidang elektronik
pendingin kotak minuman dengan
dan industri lainnya. Salah satu teknologi
menggunakan 3 thermoelectric cooling,
pendinginan yang sekarang ini sering
dimana dapat menghasilkan temperatur
digunakan adalah teknologi berbasis
kotak minuman tanpa beban mencapai
kompresi uap karena mempunyai
14,3 oC, dengan beban pendingin air
coefficient of performance (COP) yang
sebanyak 1 liter sebesar 16,4 oC [4].
tinggi dan mempunyai harga yang lebih
murah dibandingkan teknologi alternatif TEC tidak hanya dapat
lainnya [1]. Dalam proses pendinginan, mendinginkan, tetapi dapat memanaskan
teknologi kompresi uap menggunakan gas pada waktu yang bersamaan. Sifat dari TEC
pendingin yang berfungsi untuk menyerap ini dapat dimanfaatkan untuk sistem 2
panas pada udara dalam lemari pendingin, pengaturan suhu lemari pendingin. TC
sehingga menjadi bersuhu rendah. Gas dapat dikontrol dengan mikrokontroler
pendingin yang digunakan secara luas yang merupakan keluarga mirkoprosesor
adalah tipe R134a dan R600a, tetapi tipe dengan ukuran kecil. Mikrokontroler
R134a mengandung gas HFCs yang sudah merupakan suatu chip yang mempunyai
dilarang penggunaannya dan tipe R600a kemampuan pengolahan data secara digital
mengandung gas HF yang dapat dengan progam perintah yang diberikan
mengurangi lapisan ozon [2]. user. Kode tersebut dapat berbentuk
progam komputer seperti bahasa C [5].
Selain itu, pada sistem kompresor
satu kipas yang menggunakan gas Penggunaan mikrokontroler sebagai
pendingin pada kompresor uap memiliki sistem kontrol dapat menambah akurasi
kesulitan dalam pengaturan temperatur dari dari suatu proses pengaturan suhu dan dapat
kompartemen target. Berdasarkan hal dipertimbangkan menggunakan sistem
tersebut diperlukan suatu teknologi kontrol loop tertutup dengan Proportional
pendingin alternatif. Thermoelectric cooler Integral Derivative (PID). Kelebihan dari
(TEC) adalah salah satu alternatif teknologi pemakaian kontroler PID di loop tertutup
pendingin, dikarenakan TEC memiliki adalah kontrol PID memiliki kemampuan
kelebihan seperti berukuran kecil, untuk penyetelan otomatis, dan dapat
kebisingan dan getaran yang lebih rendah, beradaptasi terhadap variasi waktu,
lebih mudah dalam pengaturan suhu, sehingga sistem dari kontroler PID
mebutuhkan perawatan yang sedikit, dapat menyediakan aplikasi didalam industri
menyerap panas dengan menggunakan dengan fitur kontrol yang lebih akurat dan
prinsip perbedaan panas sehingga selain dapat disesuaikan dengan kebutuhan [6].
dapat menjadi pendingin dapat juga Pengaturan PID pada umumnya
menjadi penghangat, dan selain itu dapat menggunakan alat yang memakan banyak
dihidupkan dengan arus DC [3]. biaya. Tetapi hasil penelitian menyatakan
bahwa kontroler PID menggunakan

69
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

mikrokontoler tipe P18F4685 yang METODE PENELITIAN


memiliki kapasitas 14 bit dapat Penelitian ini dilakukan dengan
menghasilkan kestabilan yang baik, dengan menggabungkan tiga elemen kontrol yaitu
overshoot yang sedikit, dan memiliki waktu proporsional, integral dan diferensial.
settling time yang sedikit pula [7]. Realisasi kontrol PID diekspresikan dalam
Kontrol PID merupakan gabungan bentuk kode pemprograman
dari tiga kontrol yang berkerja secara mikrokontroler 32 bit tipe ATSAM3X8E.
simultan untuk melakukan proses Pada program tersebut terdapat algoritma
pengontrolan. Tiga elemen kontrol tersebut pengontrolan proporsional yang keluaran
adalah elemen kontrol proportional (P), sinyalnya memiliki selisih antara nilai
integral (I), dan derivative (D). Elemen aktual dan set-point yang sebanding. Pada
kontrol tersebut dapat direalisasikan proses kontrol tersebut, sistem selalu
dengan mudah dalam bentuk mengeluarkan error dari sinyal yang
pemprograman komputer sehingga nilainya langsung dikalikan dengan
penggunaannya lebih sederhana [8]. Secara variabel pengalinya. Pada sistem kontrol
matematis elemen kontrol PID merupakan sering terjadi kesalahan yang disebabkan
proses penjumlahan dari masing-masing oleh keterlambatan respon terhadap waktu
elemen sehingga persamaannya ditulis: yang disebut steady-state error.
Penggunaan kontrol integral berfungsi
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
(1) Kontrol derivatif digunakan jika ada
error secara deferensial yang didasarkan
pada kecepatan perubahan sinyal
kesalahan. Diketahui bahwa untuk
Dari persamaan (1) terlihat bahwa menghasilkan proses kontrol PID, keluaran
nilai keluaran dari bobot pengontrolan u(t) sinyal pada mikrokontroler dilakukan oleh
tergantung pada variabel nilai penguatan aktuator yang terdiri dari penguat dan unit
kontrol proportional (Kp), penguatan pendingin. Proses kontrol dilakukan
kontrol integral (Ki), dan penguatan dengan cara mengumpan-balikkan hasil
kontrol derivative (Kd) yang masing- pengontrolan melalui sensor untuk
masing dikalikan nilai error (e) yang memperoleh error dari set-point. Diagram
berjalan secara terus menerus dalam jeda alur kontrol PID ditunjukkan pada Gambar
waktu (t) [9]. 1.
Dari latar belakang tersebut Diagram rancang bangun sistem
diperlukan suatu sistem lemari pendingin ruang pendingin menggunakan TEC
yang terkontrol secara otomatis dengan kontroler PID ditunjukkan pada
menggunakan teknologi pendingin ramah Gambar 2. Sistem lemari pendingin terdiri
lingkungan yang terkontrol dengan sistem dari software dan hardware. Software
kontrol loop tertutup, sehingga dapat merupakan perangkat lunak yang berfungsi
manjadi salah satu alternatif teknologi sebagai pengirim data dari smartphone
pendingin lemari pendingin. Berdasarkan yang digunakan untuk mengatur set-point.
potensi tersebut maka penelitian tentang Kemudian hardware dalam alat ini
rancang bangun sistem pendingin pada berfungsi untuk mendinginkan lemari
lemari pendingin menggunakan TEC pendingin dengan sistem kontrol PID.
dengan kontroler PID dilakukan. Sistem kerja dari alat ini adalah data set-

70
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

Gambar 1. Konfigurasi alur kontrol PID pada sistem pendingin menggunakan TEC.

Gambar 2. Diagram sistem ruang pendingin menggunakan TEC dengan


kontroler PID.

rangkaian transistor. Pompa pada alat


point dikirimkan menggunakan
berfungsi untuk mengalirkan air yang sudah
smartphone, kemudian data set-point
didinginkan ataupun dipanaskan ke dalam
diterima oleh bluetooth module. Data set-
kotak melewati selang, pompa pada alat
point yang sudah diterima oleh bluetooth
dinyalakan secara terus menerus yang
module diubah menjadi bentuk integer.
bertujuan untuk mensirkulasikan panas atau
Data tersebut digunakan oleh
dingin ke dalam kotak. Prinsip kerja PID
mikrokontroler sebagai acuan sensor suhu
pada penggerak motor adalah sebagai
dari sistem kontrol PID pada alat, sehingga
berikut: jika suhu yang diinginkan lebih
alat dapat menstabilkan suhu sesuai data
rendah dari pada suhu alat, penggerak
set-point yang diberikan oleh smartphone.
motor menaikkan tegangan lebih tinggi
Kendali panas dan dingin dari alat ini untuk menggerakkan kipas hingga
menggunakan pengaturan tegangan yang mencapai kestabilan. Tegangan berkurang,
diatur oleh penggerak motor menggunakan jika suhu sudah mulai mendekati suhu set-

71
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

12

10

Tegangan (Volt)
8

4 y = 0,0383x + 0,8009
R² = 0,9954
2

0
0 50 100 150 200 250 300
Bobot PWM

Gambar 3. Grafik hasil karakterisasi rangkaian penggerak motor menggunakan PWM.

cara membandingkan dengan alat ukur suhu


point, sehingga kipas mulai berkurang
standar tipe Thermo-300. Hasil kalibrasi
kecepatannya dan kemudian mati pada saat
tersebut tunjukan pada Tabel 1 yang masih
suhu mencapai set-point.
menunjukkan perbedaan pembacaan antara
sensor dengan alat ukur standar. Hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN disebabkan karena kurang stabilnya besar
nilai suhu (oC) yang dihantarkan oleh
Pada penelitian ini dilakukan pengujian dari panas dari korek api, sehingga nilai yang
elemen kontroler PID yang digunakan dan diperoleh tidak konstan pada saat
kinerja sistem kontrol PID. Pengujian dari pengukuran dilakukan.
elemen kontrol PID dilakukan pada sistem
sensor suhu dengan cara membandingkan
antara suhu yang terukur dengan Tabel 1. Hasil kalibrasi sensor suhu.
termometer standar.
Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan Sensor Suhu
pengujian pada penggerak motor dengan Alat ukur Error
DS18B20
menggunakan rangkaian transistor. Standar (oC) (%)
(oC)
Pengujian dilakukan pada salah satu 28,94 28,50 1,52
penggerak PWM dalam sistem kotak 29,00 28,50 1,72
pendingin. Pengukuran tegangan dalam
29,37 29,00 1,25
rangkaian tidak memerlukan resistor
tambahan, sehingga multimeter dirangkai 29,50 29,10 1,35
secara paralel terhadap tegangan keluaran 29,94 29,60 1,13
kipas. Pengujian kali ini dilakukan untuk 30,25 29,90 1,15
mengetahui perbandingan nilai PWM 30,56 30,30 0,85
terhadap nilai tegangan yang didapatkan 30,75 30,51 0,78
oleh kipas. Hasil pengujian kalibrasi 30,94 30,63 1,00
penggerak motor ditunjukkan pada Gambar 31,06 30,80 0,83
3.
31,19 30,90 0,92
Pada penelitian ini, sensor suhu Error rata-rata 1,13
DS18B20 waterproof dikalibrasi dengan

72
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

sama yakni 23,8 menit untuk setiap sampel.


Dengan kata lain tidak mudah untuk
Pada penggunaan nilai PWM 100 terdapat
mendapatkan kondisi nilai suhu yang
selisih penurunan suhu lemari pendingin
sama pada awal hingga akhir
sebesar 5 oC dari suhu 28,5 oC hingga
pengambilan data. Berdasarkan kalibrasi
mencapai 23,5 oC. Pada penggunaan nilai
yang dilakukan menunjukkan bahwa error
PWM 255 terdapat selisih penurunan suhu
rata – rata percobaan dengan menggunakan
yang lebih tinggi dibandingkan nilai PWM
sensor sebesar 1,13 %.
100 yakni 7 oC dari suhu 28,5 oC hingga
Pengujian aktuator pendinginan mencapai 21,5 oC. Dapat disimpulkan
dilakukan dengan menentukan hubungan bahwa semakin tinggi nilai PWM semakin
kecepatan kipas terhadap suhu yang cepat penurunan suhu kotak pendingin.
dihasilkan. Pengujian tersebut pada intinya
Sebelum dilakukan proses
adalah melakukan variasi PWM terhadap
pengontrolan, dilakukan pengujian tanpa
nilai kecepatan kipas pendingin TEC yang
menggunakan algoritma PID pada kotak
berpengaruh langsung kepada suhu
pendingin. Pengujian dilakukan pada
ruangan. Hasil pengujian tersebut berupa
kondisi temperatur lingkungan sebesar 26
laju pendinginan seperti ditunjukkan pada o
C, dengan menggunakan kecepatan PWM
Gambar 4. Pada Gambar 4 ditunjukkan
konstan sebesar 255. Pengujian ini
bahwa, terdapat 4 variasi pengujian dari
dilakukan untuk mengetahui respon
perbandingan PWM terhadap suhu.
pendinginan elemen peltier pada TEC
Pengujian dilakukan dengan terhadap kotak pendingin dan pengaruh
perbandingan besar nilai PWM, dari 100, lama waktu pendinginan terhadap
150, 200, dan 250. Pengambilan data penurunan suhu. Hasil pengujian respon
dilakukan pada suhu lemari pendingin 26 pendinginan elemen peltier terhadap kotak
o
C dengan waktu pengambilan data yang pendingin ditunjukkan pada Gambar 5.

35

30

25
Suhu ruangan (oC)

20

15 PWM 255

PWM 200
10
PWM 150
5
PWM 100

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Waktu (detik)

Gambar 4. Hasil pengujian laju pendinginan ruangan menggunakan TEC.

73
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

35

30

Suhu pendinginan (oC)


25

20

15

10

0
0 5000 10000 15000 20000 25000
Waktu (detik)

Gambar 5. Hasil pengujian respon pendinginan pada TEC.

35

30

25
Suhu ruangan (oC)

20

15
Suhu 22 C
10
Set point
5

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Waktu (detik)

Gambar 6. Hasil pengujian variasi KP, KI, dan KD pada kontrol PID terhadap respon sistem
pendinginan ruangan menggunakan TEC.

Pengujian sistem kendali, diperlukan osilasi yang lebih sedikit dan memiliki nilai
untuk mengetahui nilai KP, KI, dan KD yang error yang lebih sedikit. Pada pengujian
optimal. Pada pengujian ini dilakukan tersebut, diperoleh error relatif sebesar
dengan metode trial and error, dengan 2,47%. Dari beberapa percobaan variasi
menyesuaikan nilai KP, KI, dan KD untuk nilai KP, KD, KI dapat disimpulkan bahwa,
mendapatkan respon sistem sesuai dengan jika KP memiliki nilai yang kecil, sistem
yang diinginkan. Hasil pengujian variasi kontrol hanya mampu melakukan koreksi
KP, KI, dan KD terhadap respon sistem dapat kesalahan yang kecil, sehingga akan
dilihat pada Gambar 6. Pada gambar menghasilkan respon sistem yang lambat.
tersebut ditunjukkan hasil trial and error. Jika nilai KP dinaikkan, respon atau
Nilai KP = 255, KI = 10, dan KD = 10 seperti tanggapan sistem akan semakin cepat
ditunjukkan pada grafik tersebut memiliki mencapai keadaan stabil. Namun jika nilai

74
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

KP diperbesar sehingga mencapai harga KESIMPULAN


yang berlebihan, akan mengakibatkan Sistem lemari pendingin menggunakan
sistem bekerja tidak stabil atau respon TEC yang terkontrol dengan kontroler PID
sistem akan berosilasi. Selain itu, pada telah berhasil dibuat dan mendapatkan hasil
pengontrol diferensial dapat menghitung sistem lemari pendingin dengan hasil
nilai error yang akan datang, sehingga pengujian alat mampu menurunkan suhu
pengontrol ini dapat menghasilkan koreski hingga 22 oC. Dari hasil penelitian ini
yang lebih baik sebelum sistem melakukan diketahui pengaruh dari sistem kontrol PID
kesalahan yang lebih besar. Koreksi ini pada TEC, didapatkan bahwa sistem
memberikan koreksi yang signifikan kontrol PID berbasis mikrokontroler
sebelum pembangkit kesalahan menjadi ATSAM3X8E dapat mengendalikan
sangat besar. Jadi, pengontrol diferensial kestabilan suhu pada 22 oC, dengan
dapat menghitung error yang akan datang mempengaruhi kecepatan PWM, dan
dari sistem, sehingga memberikan aksi didapatkan nilai optimal KP = 255, KI =
yang bersifat korektif dan cenderung
10, dan KD 10, pada error 2,47 %.
meningkatkan stabilitas sistem.
Penambahan KD terlalu besar dapat
berakibat pada nilai koreksi yang terlalu DAFTAR PUSTAKA
besar pula, sehingga menyebabkan ketidak- [1] Tangwe SL, Simon M, Meyer EL.
sesuaian dengan set-point yang diinginkan. Prediction of coefficient of
Selain itu pada keluaran pengontrol integral performance and simulation design of
membutuhkan selang waktu tertentu untuk an air-source heat pump water heater.
mengakumulasi nilai error sebelumnya, Journal of Engineering, Design and
sehingga pengontrol integral cenderung Technology. 2017;15(3):378-394.
memperlambat respon. Dari beberapa
pengujian yang telah dilakukan dapat [2] Gökçek M, Şahin F. Experimental
diketahui bahwa nilai KP = 255, KI = 10, performance investi-gation of
dan KD = 10 memperoleh nilai kestabilan minichannel water cooled-
yang paling baik dan mendekati nilai set- thermoelectric refrigerator. Case
point, dengan nilai error sebesar 2,47 %. Studies in Thermal Engineering.
2017;10:54-62.
Nilai kestabilan sistem maksimum
diperoleh pada nilai set-point suhu 22 oC. [3] Söylemez E, Alpman E, Onat A.
Nilai tersebut memberikan informasi Experimental analysis of hybrid
penting dari spesifikasi sistem kontrol PID household refrigerators including
yang telah direalisasikan. Pemberian set- thermoelectric and vapour
point yang dilakukan diluar nilai tersebut compression cooling systems.
menghasilkan error yang berbeda dan lebih International Journal of Refrigeration.
besar dari nilai yang diharapkan. Nilai suhu 2018;95:93-107.
22 oC tersebut juga menginformasikan [4] Nulhkaim L. Uji untuk kerja pendingin
perkiraan jelajah suhu sistem kontrol PID berbasis thermoelectric cooling
yang telah direalisasikan yang berada di simetris. Jurnal Teknik Mesin, Elektro
antara nilai suhu kamar hingga 22 oC. Oleh dan Ilmu Komputer. 2017,8(1), 85-90.
karena itu sistem kontrol PID ini tidak dapat
digunakan secara optimal di sembarang [5] Suryono S. Teknologi sensor konsep
nilai set-point. fisis dan teknik akuisisi data berbasis
mikrokontroler 32 bit AT91SAM3X8E
(Arduino DUE). Semarang: Undip
Press; 2018.

75
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 22, No. 2, April 2019, Hal. 68-76

[6] Al-Odienat A, Al-Lawama AA. The tuning rules. IFAC Proceedings


advanteges of PID fuzzy controllers Volumes. 2000;33(4):211-216.
over the conventional types. American [9] Wardhana DW, Wahyudi A, Nurhadi
Journal of Applied Sciences. H. Perancangan sistem kontrol PID
2008;5(6):653-658. untuk pengendali sumbu azimuth turret
[7] El-Nagar AM, El-Bardini M. Practical pada turret-gun kaliber 20mm. Jurnal
implementaiton for the interval type-2 Teknik ITS. 2016;5(2):A512-A516.
fuzzy PID controller using a low cost
microcontroller. Ain Shams
Engineering Journal. 201;5(2):475-
487.
[8] O'Dwyer A. A Summary of PI and PID
controller tuning rules for processes
with time delay. Part 2: PID controller

76

Anda mungkin juga menyukai