Jawab :
1. Kelompok yang bersifat formal yaitu suatu kelompok kerja yang ditetapkan dan didefinisikan
oleh struktur organisasi. Sedangkan kelompok informal yaitu suatu kelompok yang tidak
ditetapkan strukturnya secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasional, misalnya
kelompok yang terlihat sebagai tanggapan atas kebutuhan untuk kontak sosial.
2. Tahap 5 langkah :
– tahap membentuk ,dikarakteristikkan dengan banyaknya ketidakpastian.
– Tahap mempeributkan,dicirikan dengan konflik didalam kelompok.
– Tahap menyusun norma, dicirikan dengan hubungan yang dekat dan kekompakkan.
– Tahap mengerjakkan, yang mana kelompok sepernuhnya fungsional.
– Tahap membubarkan, yang dicirkan dengan memusatkan perhatian pada mengakhiri
kegiatan dan bukannya kinerja tugas.
3. Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan dan kebutuhan setiap
manusia pasti berbeda Kebutuhan merupakan beberapa pernyataan di dalam diri seseorang
yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu objek atau
hasil. Begitu juga dalam organisasi seperti seorang karyawan yang didorong untuk
mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup satu bulan dengan keluarganya, tingkah
lakunya akan berbeda dengan seorang karyawan yang didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan jabatan, kedudukan agar mendapatkan harga diri didepan orang lain. Kadang
kala seseorang ketika sudah memenuhi kebutuhan yang satu dia akan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang belum tercapaikan. Pemahaman tentang kebutuhan yang
berbeda dari seseorang ini amat bermanfaat untuk memahami konsep perilaku seseorang
dalam organisasi.
4. Status memiliki efek yang lebih menarik pada kekuasaan norma dan tekanan untuk
mematuhi. Orang-orang yang memiliki status yang tinggi dapat menolak atas tekanan
kepatuhan daripada rekan-rekan yang memiliki status yang lebih rendah. Seorang individu
yang dinilai lebih tinggi oleh suatu kelompok tetapi tidak memerlukan atau mempedulikan
imbalan sosial kelompok dapat mengbaikan norma kepatuhan.
5. Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok dengan
memperhatikan kemalasan sosial(social loafing), kecenderungan bagi para individu untuk
mengeluarkan sedikit upaya ketika bekerja secara kolektif daripada sendiri. Hal ini secara
langsung menantang asumsi bahwa produktivitas kelompok sebagai suatu keseluruhan
sedikitnya sama dengan jumlah produktivitas para individu yang berada di dalamnya.
6. Salah satu kemungkinan efek samping dalam tim yang beragam terutama mereka yang
beragam dalam hal karakteristik level permukaan adalah Lini Kesalahan(faultlines) atau divisi
yang dipandang yang membagi kelompok menjadi dua atau lebih subkelompok yang
didasarkan pada perbedaan individu, misalnya jenis kelamin, ras, umur, pengalaman kerja,
dan pendidikan. Meskipun riset mengenai lini kesalahan menyarankan bahwa keragaman
dalam kelompok merupakan pedang bermata dua, riset terbaru mengindikasikan bahwa
mereka dapat secara strategis dipekerjakan untuk meningkatkan kinerja.
7. Keragaman terlihat untuk meningkatkan konflik kelompok, terutama dalamtahap awal
masa jabatan kelompok, yang mana sering kali menurunkan moralkelompok. Level
masa jabatan keragaman yang lebih tinggi tidak terkait dengan kinerja kelompok yang lebih
rendah ketika terdapat praktik sumber daya manusia yangberorientasi pada tim yang efektif.
Tim yang memiliki opini anggota yang berbedaakan cenderung lebih banyak mengalami
konflik, tetapi para pemimpin yang dapatmengarahkan kelompok untuk fokus pada
tugas dan mendorong pembahasan-permasalahan kelompok. Efek samping dalam tim
yang beragam adalah lini kesalahan,yaitu divisi yang dipandang membagi kelompok menjadi
dua atau lebih
subkelompokyangdidasarkanpadaperbedaanindividumisalnyajeniskelamin,ras,
umur,pengalaman kerja,dan pendidikan. Lini kesalahan yang didasarkan pada
perbedaanketerampilan, pengetahuan, dan keahlian dapat memberikan manfaat ketika
kelompok-kelompok dalam budaya organisasi yang menekankan kuat pada hasil.
8. Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok
Kelompok dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan
menggunakan sumber daya dari beberapa individu, maka kelompok akan membawa lebih
banyak input secara heterogenitas ke dalam proses keputusan. Mereka menawarkan
keragaman pada pandangan yang lebih luas. Hal ini akan membuka peluang untuk
mempertimbangkan lebih banyak pendekatan dan alternativ.
Pembahasan kelompok dapat didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota.Jika para
anggotanya hanya berkemampuan rendah dan medium, maka keseluruhan kelompok
menjadi kurang efektif. Keputusan kelompok yang lemah akan menimbulkan tanggung jawab
yang ambigu.
9. Bentuk yang paling umum dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok
yang berinteraksi (interacting groups) kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi
berhadapan muka satu sama lain. Sumbang pendapat dan teknik kelompok nominal dapat
menurunkan permasalahan-permasalahan dalam kelompok yang berinteraksi secara
tradisional. Sumbang pendapat (brainstorming) suatu proses menghasilkan gagasan yang
secara spesifik mendorong beberapa dan seluruh alternative sementara itu menahan
beberapa kritikan atas alternatif-alternatif tersebut. Sumbang pendapat dapat menghasilkan
gagasan-gagasan tetapi bukan suatu cara yang efisien. Dua teknik berikut ini jauh lebih maju
daripada sumbang pendapat yang membantu kelompok-kelompok agar sampai pada suatu
solusi yang diinginkan. Teknik kelompok nominal (nominal group technique) suatu metode
pengambilan keputusan kelompok yang mana para anggota individual akan bertemu
berhadapan muka untuk menyatukan pertimbangan-pertimbangan mereka dalam suatu
cara yang sistematis tetapi independen.
BAB 18
Jawaban :
1. Perubahan terencana adalah perubahan aktivitas yang disengaja dan berorientasi pada
tujuan. Sedangkan perubahan tidak terencana adalah perubahan yang terjadi di luar
kehendak atau perkiraan kita , biasanya perubahan seperti ini menjadi masalah bagi
masyarakat.
2. –
3. Model 3 Langkah Lewin’s
Pendekatan ini dikembangkan oleh Kurt Lewin. Ia berpendapat bahwa agar perubahan
didalam organisasi bisa berjalan dengan baik dan lancar, harus mengikuti 3 tahap. Tahap yang
pertama disebut sebagai unfreezing yakni mencairkan keadaan status quo. Tahap pencairan ini
bertujuan untuk mengatasi atau mengendalikan tekanan dari penolakan individu karyawan dan
konformitas grup atau kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan 3 cara. Yang
pertama adalah meningkatkan prilaku yang dapat mendorong perubahan prilaku, yang kedua adalah
meminimalisir prilaku yang dapat mencegah terjadinya perubahan dan cara yang ketiga adalah
mengkombinasikan kedua cara yang pertama.
Tahap yang kedua setelah unfreezing adalah tahap pergerakan atau movement kepada posisi
prilaku yang diinginkan. Tahap yang terakhir adalah refreezing yakni menstabilkan dari adanya
intervensi perubahan dengan menyeimbangkan kekuatan yang mendorong dan mencegah
terjadinya perubahan. Dari beberapa penelitian, juga dapat disimpulkan bahwa semakin cepat
sebuah organisasi berada dalam tahap unfreezing ini, maka akan semakin cepat juga sebuah
perubahan dapat dilakukan.
Faktor organisasional
- Tuntutan tugas
- Tuntutan peran
- Tuntutan interpersonal
Faktor pribadi
- Permasalahan keluarga
- Permasalahan ekonomi
- Kepribadian
6. Akibat yang biasanya timbul dari adanya stress adalah sebagai berikut:
- Gejala Fisiologis: menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan fungsi jantung,
membawa sakit kepala, serta meninmbulkan serangan jantungan.
- Gejala Psikologis: Ketidakpuasaan pada hasil kerja, seperti tegang, mara, bosan, kecemasan,
kecewa.
- Gejala Perilaku: stres yang berlebihan dapat mengubah kebiasaan seperti ketidakhadiran,
kerajinan pekerja, produktivitas, dan perputearan kebiasaan dalam menjalani aktifitas.
7. 1. Pendekatan Individual