Disusun oleh:
1. Reksa Satria Adijana A1D019199
2. Reza Dwianta A1D019203
3. Putri Prameshwari Andiani W A1D019209
i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan begitu
banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi
yang telah mereka kontribusikan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu bagi
para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatkan
isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun
berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
.
. Penyusun
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif tetapi tidak
dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negatif bagi kerusakan moral.
Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat
berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Misalnya : Video porno yang semakin
mudah di akses di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian yang tidak sempat belajar
ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau menanyakan kepada temannya lewat sms.
Hal tersebut memang sangat memudahkan tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada
mahasiswa itu sendiri sehingga menjadi awal dari kerusakan moral.
Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat
keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi
moral, Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu
dan institusi. Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki landasan agama yang
baik,maka apa berani dia memakan uang rakyat(Korupsi).
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika
dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya.
Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula. Pengaruh
budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk
mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
2
Karena itu dari tahun ke tahun posisi Indonesia sebagai negara terkorup selalu
menduduki peringkat 10 besar dunia dalam indeks persepsi korupsi (CPI) menurut data dari
Transperenscy International.
Eksploitasi alam adalah salah satu bentuk dari produk berpikir jangka pendek.
Sebagai contoh, pembalakan hutan mencapai 0,6-1,3 juta ha/tahun (Abdoellah, 1999), bahkan
angka tersebut diperkirakan telah melonjak menjadi 1,3–2 juta ha/tahun (KMNLH,
2002). Akibat dari berbagai eksploitasi alam telah menimbulkan berbagai bencana. Dalam
kurun waktu 2006-2007 bencana ekologis (banjir, longsor, gagal panen, gagal tanam,
kebakaran hutan) tercatat 840 kejadian bencana.
Hal tersebut diperkuat dengan laporan Komisi Ombudsman Nasional (KON) tahun
2002, bahwa berdasarkan pengaduan masyarakat menyebutkan penyimpangan di lembaga
peradilan menempati urutan tertinggi.
Media massa beberapa waktu yang lalu melaporkan adanya beberapa warga
masyarakat yang meninggal akibat kelaparan. Berita ini menunjukan bahwa kepedulian juga
telah menipis dalam kehidupan masyarakat.
Jika kita melihat potret kehidupan bangsa saat ini, maka jelas terlihat bahwa masalah
moral sesungguhnya merupakan hal yang tidak kalah penting dibanding masalah ekonomi.
Jika hal itu dibiarkan, akan mengancam masa depan bangsa. Namun sayang, masalah moral
ini kerap terpinggirkan dari agenda dan rencana para calon pemimpin bangsa
3
B. Solusi Mengatasi Dekadensi Moral
Untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi di masyarakat maka solusi yang
tepat untuk menanggapi masalah tersebut adalah dengan kembali menerapkan pancasila
sebagai identitas moral bangsa, seperti berikut:
1. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
Dengan kita mendekatkan diri kepada Allah,rajin beribadah,beramal shaleh,tentu akan
membuat kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak sesuai di jalan Allah.
2. Adanya mata kuliah Pendidikan moral dan Pengembangan karakter salah satunya
Pendidikan Kewarganegaraan yang didikuti mahasiswa untuk menanamkan pada diri
masing-masing akan pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki moral
bangsa. Lalu pendidikan agama yang didalamnya terdapat berbagai pendekatan untuk
menuju moral yang lebih baik serta memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mampu memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik-
baiknya.
4. Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
5. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama
dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini.
6. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
4
BAB III
A. Kesimpulan
Jadi, berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dekadensi moral dapat
diatasi dengan adanya pendidikan karakter melalui mata kuliah pancasila. Dengan adanya
pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa dapat mengontrol tingkah laku masyarakat
di Indonesia. Sehingga, dapat tercapai kehidupan yang lebih baik.
B. Saran
5
DAFTAR PUSTAKA