Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN SGD 1 LBM 1

Dengan Kasus

“ASMA BRONKIAL PADA ANAK”

Tutor : Ns. Rista Ayu Malida, S.Kep


LBM :1
Kelompok : SGD 9
1. Alif Rozi Nur Abidin (30901800009)
2. Ayu Andini (30901800026)
3. Diah Ayu Putri Utami (30901800044)
4. Evitasari Murni S (30901800062)
5. Hesti Rosita (30901800079)
6. Ita Purwanti (30901800098)
7. Milla Ainur R (30901800115)
8. Nurul Hikmah O (30901800134)
9. Rizki Pujiasih (30901800152)
10. Siti Ulfatun N (30901800172)
11. Umi Kulsum (30901800189)
12. Zulvi Ubaedah N.A (30901800206)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
Lembar Belajar Mahasiswa 1

Judul : Anakku kenapa sesak terus ...?


Skenario

Pasien anak perempuan, usia 4 tahun, berat badan 14 kg, datang dengan keluhan sesak
napas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai batuk dan muntah 6 kali berupa makanan
yang dimakan sebanyak ½ gelas belimbing. Saat sesak, bibir berwarna kebiruan dan
terdengar suara mengi. Batuk dan sesak dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat anak
banyak beraktivitas, yang biasanya berkurang setelah diberikan obat sirup batuk pilek.
Riwayat sebelumnya, pasien pernah dirawat di Rumah Sakit pada usia 1 tahun karena
sering mengalami sesak napas terutama malam hari, dikatakan menderita radang paru.
Setelah dinyatakan sembuh, sekitar 3 bulan kemudian pasien kembali sering mengalami
batuk dan sesak. Namun keluarga hanya memberikan obat sirup batuk pilek. Tidak ada
riwayat merokok pada keluarga, namun ibu dan nenek memiliki riwayat asma, alergi debu
dan dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sesak napas,
compos mentis, nadi 128x/menit, RR 45x/menit, suhu 37℃.
STEP 1

Kata Sulit

 Compos mentis (evita) : Kesadaran Penuh (Ulfa)  Keadaan Saat Normal (Hesti)
 Radang Paru (Hesti) : Penyakit akut yg ditandai dg infeksi paru yg terjadi di alveoli
 Mengi (Milla) : Bunyi saat udara melewati saluran yg sempit 
menggambarkan suara yg bernada tinggi saat bernafas seperti
bersiul (kiki)
 Alergi (kiki) : Kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak
normal terhadap benda asing (ulfa)
 Sesak nafas (zulvi) : -Suatu kondisi dimana kesulitan nafas akibat kurang udara yg
cukup (kiki)
-Suatu kondisi dimana yang terjadi akibat tdk terpenuhinya
asupan O2 ke paru.

Kata Kunci :

 Mengi (zulvi)
 Asma
 Sesak nafas
 Sianosis
 Batuk & pilek

Masalah : Asma Bronkhial


STEP 2

1. Apakah ada suntikan atau vaksin yg pasien butuhkan ? (hesti)


2. Apakah asma dpt menyebabkan kematian? Jelaskan (ita)
3. Mengapa terdapat bibir kebiruan (ulfa)
4. Bagaimana cara pencegahan asma secara individu/mandiri (mila)
5. Ada berapa pembagian tingkatan asma pada anak sebutkan (zulvi)
6. Apa manifestasi klinis pada kasus (rizqi pujiasih)
7. Sebutkan faktor predisposisi dan presitipasi (diah ayu)
8. Cara penanganan/penatalaksanaan keperawatan (umi)
9. Mengapa pasien mengalami batuk dan sesak saat melakukan aktifitas dan udara
dingin (nurul hikmah)
10. Apa etiologi pada kasus (ulfa)
11. Jenis komplikasi pada asma (alif)
12. Askep pada sekenario
13. Apa hubungan riwayat ps dengan keluarga pasien (alif)
14. Bagaimana peran kluarga pda pasien tersebut? (evita)
15. Tingkat derajat pada asma bronkhial? (ulfa)
16. Patofisiologi pada asma bronkhial?
17. Apa penyebab suara mengi pada pasien?
18. Definisi asma bronkhial?
19. Kebiasaan yang perlu dirubah dan diperbaiki untuk mengurangi gejala asma? (alif)
20. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada asma bronkhial?
STEP 3

1. Definisi asma bronkhial?


Jawab :
 Ketika saluran udara meradang sempit dan menyebabkan sulit bernaps (rizki
pujiasih)
 Infeksi saluran pernapasan menyebabkan penyempitan dan menyebabkan sesak
napas ditandai dg batuk nyeri dada dan suara mengi (ita)
 Ketika saluran udara mengalami inflamasi dan menghasilkan lendir berlebihan dan
menyempitkan saluran pernafasan. (alif)

2. Apa etiologi pada kasus (ulfa)


1. Faktor lingkungan
2. Alergi
3. Faktor makanan
4. Keturunan (rizki pujiasih)
5. Infeksi saluran nafas, perubahan cuaca ekstrim (dinginpanas), aktifitas
berlebihan, iritan (sprei, minyak wangi, asap rokok) (ayu)
6. Asma dicetuskan cuaca dingin
7. Faktor pencetus (infeksi virus, alergi) (diah ayu)

3. Apa manifestasi klinis pada kasus (rizki pujiasih)


Jawab
1. Batuk, sesak nafas, mengi, sianosis, demam (ulfa)
2. Cepat lelahh (ita)

4. Sebutkan faktor predisposisi dan presitipasi (diah ayu)


Jawab
1. Faktor predisposisi  genetik diturunkan adalah bakat alergi yang belum
diketahui cara penularanya, biasanya pasien menderita alergi karna bakat dari
keluarganya, saluran pernafasan dapat diturunkan
Faktor presipitasi – (Alergen) termasuk inhalan,ingestan dan konstaktan
- Inhalan  debu,bulu pada hewan
- Ingestan  melalui mulut seperti makan makanan yg membuat pasien alergi
- Konstaktan  alergi pada logam yang didapat pada benda seperti (perhiasan,
bendaa logam) (zulvi)
2. Predisosisi  usia 1 thn mengalami sesak nafas
 keluhan disertai batuk dan muntah 6x ( diah ayu)

5. Apakah ada suntikan atau vaksin yg pasien butuhkan ? (hesti)


Jawab :

6. Apakah asma dpt menyebabkan kematian? Jelaskan (ita)


Jawab :

 Bisa terjadi karena ps asma tdk segera ditolong maka resiko kematian lebih tinggi
dan O2 dalam tubuh berkurang. (Rizki P)

7. Mengapa terdapat bibir kebiruan (ulfa)


Jawab
1. Karena udara diparu sulit keluar  sesak nafas  sianosis
2. Karena o2 dalam darah rendah  kulit kehilangan pigmennya ( diah ayu )

8. Bagaimana cara pencegahan sebelum terjadi serangan asma secara individu/mandiri


(mila)
Jawab :
1. Memperbaiki faktor lingkungan (Ita)
2. Hindari asap rokok, pakai masker, rajin olahraga, makan sehat.
3. Menghindari faktor pencetus (Nurul Hikmah)
4. Mengenali pemicu dari asma , mengikuti rencana penanganan asma, mengenali
serangan asma, dan melakukan langkah pengobatan yg tepat , memonitor kondisi
saluran pernapasan.

9. Ada berapa pembagian tingkatan asma pada anak sebutkan (zulvi)


Jawab
10. Cara penanganan/penatalaksanaan keperawatan (umi)
Jawab
Non Farma
1. Berikan edukasi tentang penyakit yg dialami (zulvi)
2. Fisioterapi (ulfa)
3. Posisi semi fowler
Farmakologi
1. Nebulizer (hesti) cara? : obatnya apa? :
2. Bronkodilator --cintoh (zulvi)
3. Antiinflamasi dan anti biotik (nurul hikmah)
4. Kromolin (obat khusus anak) (rizki)
5. Oksigenasi

11. Mengapa pasien mengalami batuk dan sesak saat melakukan aktifitas dan pada udara
dingin (nurul hikmah)
Jawab :

12. Jenis komplikasi pada asma (alif)


Jawab
1. Psikologis  ansietas, stress,depresi.
2. Penurunan perfoma aktifitastubuh cepat lelah, BB turun, pneumonia, kerusakan
paru-paru, kematian. (ita)

13. Askep pada sekenario?


Jawab :
Ds : Pasien Mengeluh Sesak Nafas
Do : Pasien Terlihat Sesak Nafas, Sianosis, Dan Terdapat Mengi. RR : 45x/Menit N :
128x/M S ; 37 C
Dx : Pola Nafas Tdk Efektif

Ds : Pasien Mengeluh Batuk Dan Sesak Nafas


Do : Keluarga Pasien Hanya Memberi Obat Batuk Pilek. RR : 45x/Menit N : 128x/M S ;
37 C
Dx : Bersihan Jalan Nafas Tdk Efektif B.D Sekret Yg Berlebih
(Ulfa)

14. Apa hubungan penyakit ps dengan riwayat keluarga pasien (alif)


Jawab :
1. Karena keluarga memiliki riwayat asma  keturunan (evita)

15. Bagaimana peran kluarga pda pasien tersebut? (evita)


1. Memberi dukungan kpd pasien dg cara membawa ps kepelayanan kesehatan jika ps
kambuh (zulvi)
2. Menghindarkan pencetus asma  modifikasi lingkungan
3. Menerapkan edukasi dari tenaga medis tentang ketaatan pengobatan asma. (ita)
4. Tdk boleh merokok didekat anak
16. Tingkat derajat pada asma bronkhial? (ulfa)
Jawab :
1. Derajat 1  ditandai dg batuk berkala dan kering  iritasi pd mukosa
2. Derajat 2  sekret mengental/jernih
3. Derajat 3  tdk ada suara dari hembusan nafas pasien (rizki)

17. Patofisiologi pada asma bronkhial?


Jawab :
1. Merupakan kondisi yg diakibatkan inflamasi kronis pd saluran nafas yg kemdian
meningkatkan kontraksi otot polos dan disertai oleh faktor lain yg memicu terjadinya
asma. (alif)
2. Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain. Dengan adanya bahan iritasi atau
allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul
(immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. (zulvi)

18. Apa penyebab suara mengi pada pasien?


Jawab :
1. Terjadi penyempitan dan peradangan saluran pernafasan di tenggorokan dan paru’’
(ulfa)
2. Saluran pernafasan sensitif  karena paru’’ iritasi  otot saluran nafas kaku &
terjadi obstruksi (penyempitan)  produksi sekret meningkat  menyebabkan
kesulitan bernafas  dan suarannya mengi.  krn penyempitan (ita)

19. Kebiasaan yang perlu dirubah dan diperbaiki untuk mengurangi gejala asma? (alif)
1. Menjaga lingkungan  menghindari asap rokok, polusi udara (debu) dan udara
dingin (ulfa, ita)
2. Menjaga pola makan (hindari makanan yg alergi)
3. Mengurangi aktifitas berat
4. Merubah gaya hidup yg buruk (alkohol dll)
20. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada asma bronkhial?
Jawab :
Learning Issue

1. Apa manifestasi klinis pada kasus (rizki pujiasih)


Jawab
a. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk,
dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala
tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat ,
gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis,
gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal.
Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari (Dudut, 2003)
(Nurul H)
b. Batuk
c. Nafas sesak (dispnea)terlebih pada saat mengeluarkan nafas (ekspirasi)
d. Mengi (weezing)
e. Nafas dangkal dan cepat
f. Ronkhi
g. Retraksi diding dada
h. Pernafasan cuping hidung (menunjukkkan telah digunakannya semua otot-otot
bantu pernafasan dalam usaha mengatasi sesak yang terjadi)
i. Hiperinflasi toraks (dada seperti gentong)  (sumber : id.scribd.com)
(Mila A.R)
j. Pernapasan cuping hidung (menunjukan telah digunakanya semua otot otot bantu
pernapasan dalam usaha mengatasi sesak yang terjadi)
k. Hiperinflasi torax (dada seperti gentong)
Sumber : Waluyo Witomo,. 2013, FKM UI
(Alif)
l. Auskultasi : Wheezing, ronki kering musikal, ronki basah sedang, dyspnea
m. Dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung,
retraksi dada,dan stridor.Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan
lumen jalan nafas sempit. Tachypnea, orthopnea.
n. Diaphoresis
o. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.
p. Fatigue
q. Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan
bicara.Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran. Meningkatnya ukuran
diameter anteroposterior (barrel chest 
r. Akibat ekshalasi yang sulit karena udem bronkus sehingga kalau diperkusi
hipersonor.Serangan yang tiba-tiba atau  berangsur.Bila serangan hebat : gelisah,
berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.X foto dada
s. Atelektasis tersebar, “Hyperserated (Bull & price, 2007)
(Siti Ulfatun)

2. Apakah Ada suntikan atau Vaksin yg pasien Butuhkan? (hesti)


Jawab
a. Pernah ada Vaksinasi Influenza untuk pencegahan asma tetapi menurut
Berdasarkan telaah kritis yang telah dilakukan terhadap dua studi yang ada,
dapat ditarik kesimpulan bahwa vaksinasi influenza tidak berpengaruh
signifikan terhadap pencegahan asma eksaserbasi (ditandai dg gejala dyspnea)
akut usia dewasa. Namun secara umum, telah diketahui bahwa pemberian
vaksin influenza dapat mengurangi keparahan gejala infeksi yang terjadi.
Sumber : Nabella Q.L. Dewi. 2017. Jurnal Efektivitas Vaksinasi Influenza.
Vol. 5, No.3
(Zulvi Ubaedah)
b. Vaksin pneumonia
Pneumonia merupakan bentuk komplikasi asma dan flu, sehingga ada
kecenderungan dengan timbulnya flu akan menimbulkan asma. Dengan cara
menyuntikkan vaksin pneumonia merupakan pencegahan dan pertolongan
asma yang cukup tepat.
c. Vaksin Influenza
Influenza merupakan penyakit infeksi virus akut dan menular yang menyerang
saluran pernapasan. Virus ini menyebar melalui udara dan kontak fisik dengan
penderita. Jika tidak diobati penyakit flu ini dapat memicu kekambuhan
penyakit penyerta seperti asma atau infeksi sekunder karena bakteri.
(Sumber : dr. Kevin Adrian, 2017)
(Ita Purwati)
3. Mengapa Terdapat kebiruan (ulfa)
Jawab

sianosis yang terjadi pada tubuh kita dapat dibagi menjadi 2 jenis, nih, teman-teman,
yaitu sianosis sentral dan sianosis perifer.

Sianosis sentral biasanya akan terlihat di lidah dan bibir karena penuruanan tingkat
oksigen pada darah yang mengalir di pembuluh darah utama.

Biasanya, sianosis jenis ini terjadi karena adanya gangguan jantung ataupun
pernapasan dan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

Kondisi pertama yang menyebabkan sianosis sentral adalah adanya gangguan pada
paru-paru yang berkaitan dengan penyakit seperti asma, infeksi paru-paru, atau
bronkiektasis.

Gangguan pada jalan napas juga bisa menyebabkan terjadinya sianosis pada tubuh
kita, Beberapa hal yang bisa menjadi gangguan jalan napas misalnya tersedak,
pembengkakan, atau penyempitan jalan napas yang bisa diakibatkan oleh infeksi dan
alergi.

Sementara, sianosis perifer adalah perubahan warna kebiruan yang terjadi di tangan
atau kaki yang diakibatkan kadar oksigen dalam sel darah merah yang rendah atau ada
kondisi yang menghalangi aliran darah yang membawa oksigen.

(Hesti)

- Saat jumlah oksigen dalam darah sangat rendah, maka warna darah akan berubah
dari warna merah terang menjadi lebih gelap. Hal inilah yang membuat kulit dan bibir
terlihat berubah menjadi kebiruan. Umumnya, warna biru lebih mudah ditemukan di
bibir, gusi, dan di sekitar mata.

- Sianosis dapat dibagi menjadi sianosis sentral dan perifer. Sianosis sentral terlihat di
lidah dan bibir karena penurunan saturasi oksigen pada darah yang mengalir pada
pembuluh arteri utama, akibat gangguan jantung maupun pernapasan.

Sumber : Jurnal Keperawatan tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma,


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008

(Siti Ulfatun)
4. Ada berapa pembagian tingkatan asma pada anak sebutkan (zulvi)
Jawab
1. ASMA ALERGI (ALLERGIC ASTHMA)
asma jenis ini disebabkan akibat dari reaksi alergi. Maksudnya, penyakit asma
ini akan timbul jika alergen memasuki tubuh si penderita asma, maka dengan
secara otomatis asma ini akan kambuh atau muncul. Adapun alergen yang bisa
memixu penyakit asma jenis ini kambuh adalah serbuk sari, tungau, jamur,
debu, asap, makanan, udara dingin dan lain sebagainya.
2. EXERCISE-INDUCED ASTHMA (EIA)
asma jenis ini adalah tipe asma yang dipicu akibat pergerakan fisik yang terlalu
berlebihan, yang mana penderita asma jenis ini tidak diperkenankan melakukan
aktivitas fisik yang demikian, seperti lari, marathon, olahraga berlebih dan lain
sebagainya.
3. ASMA NON ALERGI (NON-ALLERGIC ASTHMA/ INTRINSIC ASTHMA)
Asma jenis yang satu ini dapat terjadi sebagai akibat dari udara yang tercemar
yang masuk kedalam tubuh si penderita asma, hanya saja tidak termasuk dengan
alergen karena si penderita asma tidak memiliki riwayat alergi. Pemicunya
diantaranya adalah asap rokok, polusi udara, parfum, debu dalam rumah,
kepulan asap kendaran dan segala udara yang tercemar yang akan dapat
menimbulkan gejala sulit bernapas bagi si penderita asma itu sendiri.
4. NOCTURNAL ASTHMA
Kondisi asma jenis ini adalah asma yang seringkali kambuh atau muncul
dimalam hari. Adapun kondisi yang akan ditimbulkan dari asma ini cukup
parah. Gejalanya itu sendiri dapat muncul kapan saja di malam hari, bahkan saat
si penderita sedang terlelap, serangan asma jenis ini biasanya cukup parah dan
membuat si penderitanya kepayahan karena batuk kering yang menyertainya.
Gejala-gejala yang bisa ditimbulkan dari asma jenis ini adalah dada yang terasa
sesak dan diikuti batuk kering yang cukup menyakitkan. Asma nocturnal yang
menyerang bisa membuat si penderitanya kepayahan saat malam pagi hari.
Sumber:https://bidanku.com/kenali-jenis-jenis-asma-dan-cara-penanganannya | 
Bidanku.com
(Hesti)
a. Klasifikasi derajat serangan asma
Berdasarkan keaadaan klinis dan keperluan obat menjadi 3 golongan yaitu:
asma episodik jarang, persisten sering, dan persisten berat.
b. Klasifikasi derajat serangan asma
Berdasarkan derajat serangan dan dibagi atas serangan ringan,sedang, berat.
Seorang penderita asma persisten sedang atau berat dapat mengalami serangan
ringan saja, sebaliknya seorang penderita tergolong episodik jarang (asma
ringan) dapat mengalami serangan berat, bahkan ancaman henti napas, tetapi
umumnya anak dengan asma persisten sering akan mengalami serangan asma
berat atau sebaliknya.
(Umi Kulsum)

5. Cara penanganan/penatalaksanaan keperawatan (umi)

Jawab

1) Pengobatan Non farmakologi


a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Pemberian cairan
d. Fisioterapi
e. Beri O2 bila perlu
2) Pengobatan Farmakologik
Bronkodilator : Obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam
Golongan
a. Simpatomimetik / andrenergik (adrenalin dan efedrin).
Nama obat : Orsiprenalin (Alupent), Fenoterol (berotec), terbutaline
(bricasma).
b. Santin (teofilin). Nama obat : Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin
(Euphilin Retard), Teofilin (Amilex). Penderita dengan penyakit lambung
sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
c. Kromalin
Kromalin bukan bronkodilatortetapi merupakan obat pencegah serangan
asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain
dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.
d. Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya
diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan
secara oral.
(Sumber : Deni Aryadi, 2012)
(Ita Purwati)
Penatalaksanaan pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan non farmakologik:
1) Memberikan penyuluhan
2) Menghindari faktor pencetus
3) Pemberian cairan
4) Fisiotherapy
5) Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik :
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan :
a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,
sirup, suntikan dan semprotan.
b. Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada
serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung kepembuluh
darah, karena sering merangsang lambung.
e. Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah
serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama
anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang
lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
f. Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini
adalah dapat diberika secara oral. Sumber : Bratawidjaja, 2009
(Ayu Andini)

6. Mengapa pasien mengalami batuk dan sesak saat melakukan aktifitas dan pada udara
dingin (nurul hikmah)
Jawab
Asma bisa kambuh disaat cuaca sekitar sangat dingin. Asma terjadi karena
debu alergi debu dan udara yang lembab yang tidak dapat mengalahkan tubuh akan
menyebabkan batuk dan sesak.
(Milla A.N)
Karena pada saat kondisi dingin terjadi peningkatan konsentrasi partikel
alergenik. Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air
dan udara. Perubahan tekanan atmosfer dan suhu inilah yang memperburuk asma
dengan serangan sesak nafas dan pengeluaran lendir yang berlebihan.
oleh karena itu pada saat kondisi dingin pada pasien asma saluran udaranya
membengkak dan meradang karena adanya pollen yang terbawa oleh udara sehingga
saluran pernafasan menjadi lebih sempit dan tidak bisa menampung banyak udara,
yang akhirnya menyebabkan sesak nafas.
Sumber : Jurnal Keperawatan tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008
(Evita)
7. Jenis komplikasi pada asma (alif)
Jawab
a. Pneumototaks
b. Pneumomediastinum
c. Gagal nafas
(Diah Ayu)
d. emfisema dengan hiperinflamasi kronis
e. Pneumothoraks
f. Atelektasis
g. gagal pernafasan yang memerlukan bantuan mekanis
h. Bronkhitis
i. Aspergilosis bronkopulmoner alergik
j. fraktur iga
(soeparman, dkk, 1999; 34) (Siti Ulfatun)

8. Askep pada Skenario


Jawab
Identitas pasien
Nama : An. A
No RM : 325573
Umur : 4 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : jl. Raya Indah
Agama : Islam
- Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 30th
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. Raya Indah
Hubungan : Ibu
Keluhan utama : ibu klien mengeluh anaknya sesak napas sejak 1 hari yang
lalu.
Riwayat penyakit sekarang : ibu klien mengatakan keluhan sesak napas sejak 1 hari
yang lalu. Keluhan disertai batuk dan muntah 6 kali berupa
makanan yang dimakan sebanyak ½ gelas belimbing.Batuk
dan sesak dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat
anak banyak beraktivitas.
Riwayat penyakit sebelumnya : ibu klien mengatakan pasien pernah dirawat di
Rumah Sakit pada usia 1 tahun karena sering mengalami
sesak napas terutama malam hari, dikatakan menderita
radang paru. Setelah dinyatakan sembuh, sekitar 3 bulan
kemudian pasien kembali sering mengalami batuk dan
sesak. Namun keluarga hanya memberikan obat sirup batuk
pilek.
Riwayat Keluarga : ibu klien mengatakan ibu klien dan nenek memiliki
riwayat asma, alergi debu dan dingin

Diagnosa Keperawatan
I. DS : Klien mengeluh sesak nafas
DO : Pasien terlihat sesak nafas , sianosis, dan terdapat mengi. RR : 45x/menit
N : 128x/m S ; 37 c
Dx : Pola nafas tidak efektif b.d Respon alergi, Spasme Jalan Nafas
II. Ds : pasien mengeluh batuk dan sesak nafas
Do : keluarga pasien hanya memberi obat batuk pilek. RR : 45x/menit N :
128x/m S ; 37 c terdengar suara wheezing, sianosis pada bibir.
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Respon Alergi
Sumber : Skenario & SDKI
(Zulvi Ubaedah)
9. Apa hubungan penyakit ps dengan riwayat keluarga pasien (alif)
Jawab
Infeksi virus semasa bayi yang menimbulkan bronkiolitis dengan gejala mengi
terutama disebabkan oleh virus sinsitial respiratori (RSV)  (infeksi virus yang
dapat menyerang orang-orang dari segala usia), virus parainfluenza, dan adenovirus.
Kecenderungan bayi mengi untuk menjadi asma sangat ditentukan oleh faktor genetik
atopi. Karena Sebagian besar bayi tersebut jelas mempunyai riwayat keluarga atopi
serta menunjukkan positivitas lgE anti-RSV serum, dibandingkan dengan bayi mengi
yang tidak menjadi asma. Kemampuan bayi untuk membentuk lgE anti RSV ini
diyakini sebagai status sensitisasi (langkah pertama pada respon alergi) terhadap
alergen secara umum. Jadi bayi mengi dengan ibu atopi yang mengandung lgE anti-
RSV tersebut sudah dalam keadaan tersensitisasi, dan hal ini merupakan faktor risiko
terjadinya asma.
Referens : Sari Pediatri & Arwin AP Akib. 2012. Asma pada Anak. Article kesehatan.
Vol. 4, No.2.
(Zulvi Ubaedah)
Karena faktor predisposisi Genetik yaitu Dimana yang diturunkan adalah
bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan . Dan dikasus sudah
dijelaskan bahwa sang ibu dan nenek pasien memiliki riwayat asma, alergi debu dan
dingin .
Sumber : Abdul Rosyid, FKM UI, 2014
(Alif Rozi)

10. Tingkat derajat pada asma bronkhial? (ulfa)


Jawab
Tingkat 1 :
Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru
Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan tes provokasi
bronkial dilaboratorium.
Tingkat 2 :
Tanpa keluahan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukka adanya
tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
Tingkat 3 :
Tanpa keluhan
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukka adanya obstruksi jalan nafas
Penderita susah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali
(Milla A)

Derajat asma intermiten


Ini terjadi jika penyakit asma kambuh kurang dari 1 kali dalam seminggu,
tidak memberikan gejala ketika tidak kambuh. Serangan asma derajat ini juga singkat,
yakni hanya terjadi kurang dari 2 kali saat malam hari.
Derajat asma persisten ringan
Ini terjadi jika penyakit asma kambuh lebih dari 1 kali dalam seminggu, tetapi
kurang dari 1 kali per hari. Saat terjadi, gejalanya akan sangat mengganggu aktivitas,
dan kenyamanan saat tidur. Derajat asma persisten ringan biasanya terjadi lebih dari 2
kali selama seminggu saat malam hari.
Derajat asma persisten sedang
Asma dapat dikategorikan memiliki derajat persisten sedang jika gejalanya
timbul setiap hari. Ini biasanya membutuhkan obat bronkodilator setiap harinya untuk
membantu mengurangi keluhan. Saat ini terjadi, penderita harus mulai sangat
waspada.
Derajat asma persisten berat
Asma derajat ini memberikan gejala yang terjadi secara terus-menerus,
sehingga penderita akan sangat terbatas untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Derajat
asma ini sangat membutuhkan perhatian khusus dari dokter.
(Hesti)
11. Patofisiologi pada asma bronkhial?
Jawab
Asma merupakan kondisi yang diakibatkan inflamasi kronis pada saluran
napas yang kemudian dapat meningkatkan kontraksi otot polos.di sekeliling saluran
napas. Hal ini, bersama dengan faktor lain menyebabkan penyempitan saluran napas
sehingga menimbulkan gejala klasik berupa mengi. Penyempitan saluran napas
biasanya dapat pulih dengan atau tanpa pemberian terapi.Adakalanya saluran napas
itu sendiri yang berubah.[16] Biasanya terjadinya perubahan di saluran napas,
termasuk meningkatnya eosinofil dan penebalan lamina retikularis. Dalam jangka
waktu lama, otot polos saluran napas bisa bertambah ukurannya bersamaan dengan
bertambahnya jumlah kelenjar lendir.Jenis sel lain yang terlibat yaitu: Limfosit T,
makrofag, dan neutrofil. Kemungkinan ada juga keterkaitan komponen lain sistem
imun yaitu: antara lain sitokin, kemokin, histamin, and leukotrien.
Sumber : Brian Rizqi,. Asma bronchial,. FKU UNDIP,. 2009
(Alif Rozi)
Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi terpapar dengan
alergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari dan membentuk imunoglobulin E
( IgE). Faktor atopi itu diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui
saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan ditangkap makrofag yang bekerja sebagai
antigen presenting cell (APC). Setelah alergen diproses dalan sel APC, alergen
tersebut dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal kepada sel B dengan
dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma dan
membentuk imunoglobulin E ( IgE ). IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit
yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalan sirkulasi. Bila proses ini terjadai
pada seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi atau baru menjadi rentan. Bila
orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama,
alergen tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada dalam permukaan mastoit dan
basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk Ca++ kedalam sel dan perubahan didalam
sel yang menurunkan kadar cAMP. Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan
degranulasi sel. Degranulasi sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator-
mediator kimia yang meliputi : histamin, slow releasing suptance of anaphylaksis
( SRS-A), eosinophilic chomotetik faktor of anaphylacsis (ECF-A) dan lain-lain. Hal
ini akanmenyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu : kontraksi otot-otot polos
baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan menimbulkan
bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya
edema mukosa yang menambah semakin menyempitnya saluran nafas ,
peningkatansekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus. Tiga reaksi
tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata
dengan sirkulasi darah paru dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan
terjadi hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut,
BUKU AJAR KMB 1 (Ns. Retno Setyawati ,M.kep.Sp.KMB)
(Rizki P)

12. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada asma bronkhial?


Jawab
a. lung function test untuk mendiagnosis asma dan tingkatnya
b. Skin test  untuk mengetahui penyebab dari asma
c. Chest X-ray  untuk komplikasi (pneumotoraks) atau untuk memeriksa
pulmonaty shadows dengan allergic bronchipulmonary aspergilosis
d. Histamine bronchial provocation test
untuk mengidentifikasi adanya airway yang hiperresponsif, biasanya ditemukan
pada seluruh penyakit asma, terutama pada pasien dengan gejala utama batuk
e. Blood and sputum test
(Nurul Hikmah)
f. Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spirometer
g. Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
h. Uji reversibilitas (dengan brokodilator)
i. Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hipereaktivitas bronkus
j. Uji alergi (tes tusuk kulit/skin prick test) untuk menilai ada tidaknya alergi
k. Foto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyakit selain
masma
l. Pemeriksaan gas darah : analisa gas darah  Hanya di lakukan pada serangan
asthma berat karena terdapat hipoksemia, hyperkapnea, dan asidosis respiratorik
Sputum.
Sumber : permenkes RI nomor 1023/MENKES/SK/XI/2008
j. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang
bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai
berikut:
• Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah.
• Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen
akan semakin bertambah.
• Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
• Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada
paru-paru.
k. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
l. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi
menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema
paru yaitu :
a. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi
dan clock wise rotation.
b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB
(Right bundle branch block).
c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan
VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
m. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi
udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
n. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan
dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah
pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.
Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis
asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan
spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting
untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa
keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
(Rizki P)
MAPPING KONSEP

FAKTOR PENCETUS

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR PRESIPITASI


(Alergi yang Diturunkan) (Alergen)
1. InhalanAlergi debu,
bulu pada hewan, serbuk
2. IngestanAlergi makanan
3. KonstaktanAlergi pada
logam

MANIFESTASI KLINIS Pemeriksaan Penunjang


ASMA BRONCHIALE
1. Batuk 1. Spirpmetri
2. Dispnea, 2. Pemeriksaan sputum
3. Weezing, ASUHAN 3. Chest X-Ray
4. Ronkhi KEPERAWATAN 4. Skin Test
5. Retraksi dinding dada 5. Pemeriksaan kadar
6. Fatique Ig E total dan
7. Sianosis spesifik dalam
sputum
6. AGD
KOMPLIKASI
PENGKAJIAN
1. Pneumotoraks
2. Gagal nafas
3. Atelektasis DIAGNOSA
4. Emfisema KEPERAWATAN
5. Bronkhitis
I. Pola nafas tidak efektif
6. Aspergilosis
b.d respon alergi,
bronkopulmoner
spasme jalan nafas
alergik
II. Bersihan jalan nafas
tidak efektif b.d respin
alergi
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, D. K. (2017).

Anak, K. d. (2020, Februari). Sekenario SGD 1 LBM 1. Anakku Kenapa Sesak Terus, p. 1.

Aryadi, D. (2012).

Bidanku. (n.d.). Asma. Kenali jenis-Jenis Asma dan Cara Penanganannya.

Bratawidjaja. (2009).

Dewi, N. Q. (2017). Efektivitas vaksinasi Indluenza. Kesehatan, Vol.5, No.5.

Indonesia, K. R. (2008). pedoman pengendalian penyakit asma. Kepeawatan.

Pediatri, S., & A.P, A. (2012). Asma Pada Anak. Kesehatan, Vol.4, No.2.

PPNI, T. S. (2017). SDKI Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Price, B. &. (2007). Hyperserated.

RI, K. K. (2008). pedoman Pengendalian Penyakit Aska. Keperawatan.

RI/MENKES/SK/XI, P. (2008). Nomor 1023.

Rizqi, B. (2009). Asma Bronchial. FKU UNDIP.

Rosyid, A. (2014). FKM UI.

Setyawati.M.Kep>Sp.KMB, N. R. (n.d.). BUKU AJAR KMB 1.

Soeparman, d. (1999). p. 34.

Witomo, W. (2013). FKM UI.

Anda mungkin juga menyukai