Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI

INFEKSI PASCA PARTUM

NAMA KELOMPOK : 1. ANANIA AZMI MIFTIA (201802091)


2. ANIS SULISTYANI (201802092)
3. RITA MARDICA (201802125)

DOSEN PEMBIMBING :
KARTIKA S.kep.,Ns.,M.kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019/2020
BAB I
1.1 Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dalam
sistem reproduksi, serta sistem dan prosesnya (Widyastuti, 2009).
WHO (World Health Organization) tahun 2013 memperkirakan bahwa 800/100.000 ibu
meninggal setelah melahirkan akibat komplikasi masa nifas. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) akibat
infeksi di Indonesia menempati 1 2 urutan tertinggi di ASEAN yaitu 359/100.000
kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menginginkan terjadi penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi sebesar 307/100.000 kelahiran hidup.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan “ persepsi ibu nifas tentang perawatan
genetalia “ di RSU Muhammadiyah Ponorogo.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui persepsi ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU Muhammadiyah
Ponorogo.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Intitusi (Fakultas Ilmu Kesehatan) Penelitian ini dapat digunakan sebagai media
untuk menambah beragam hasil penelitian dalam dunia pendidikan serta dapat dijadikan referensi
bagi pembaca lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut baik penelitian yang serupa
maupun penelitian yang lebih kompleks.
2. Bagi IPTEK Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian yang berkaitan dengan persepsi
ibu nifas tentang perawatan genetalia.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan hasil penelitian yang didapat secara langsung serta
mendapatkan informasi, tentang persepsi ibu nifas tentang perawatan genetalia.
2. Perkembangan Ilmu Keperawatan
Bagi perkembangan ilmu keperawatan dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai
dasar untuk pemberian informasi dan pengetahuan.
3. Profesi Keperawatan
Bagi profesi keperawatan dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai peningkatan
mutu asuhan keperawatan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dalam rangka mengembangkan profesi keperawatan.

BAB II

2.1 Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga di sebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelumhamil (Bobak,2010).

Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikas,terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinan selesai dalam 24 jam
(Bobak,2005).

2.2 Prevalensi/insidensi
Di Indonesia beberapa penelitian sudah dilakukan tentang depresi postpartum, menurut
penelitian yang dilakukan oleh Edward (2006) angka kejadian depresi postpartum di Indonesia
mencapai 23%, sedangkan skrinning dengan menggunakan EPDS didapatkan bahwa 14-17%
wanita postpartum berisiko mengalami depresi postpartum. Tingginya angka kejadian depresi
postpartum pada ibu pasca melahirkan dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
keadaan psikologis ibu.

Angka kejadian depresi postpartum menunjukkan data dasar untuk mengetahui dan
memprediksi kemungkinan risiko terjadinya depresi postpartum pada ibu pasca melahirkan. Ibu
yang pernah mengalami depresi postpartum akan berisiko mengalami depresi postpartum pada
kehamilan selanjutnya hingga 50% (Haque, 2015).

2.3 Etiology
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan.

Partus dibagi menjadi 4 kala :


kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien
masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam.

Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit,
dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan. Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
kepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar
paksi luar berlangsung kepala dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti
dengan sisa air ketuban.

Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan uterus menjadi
bundar, uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi perdarahan.

Kla IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang dilakukan yaitu
tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadinya
perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc
(Manuaba, 1989).

Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor
persalinan pervaginam.

 Faktor Ibu

Paritas

Menurut panduan Pusdiknakes 2003, paritas adalah jumlah kehamilan yang mampu
menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih dari 28 minggu). Paritas menunjukkan jumlah
kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa mengingat
jumlah anaknya ( Oxorn, 2003).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paritas adalah keadaan kelahiran atau partus.
Pada primipara robekan perineum hampir selalu terjadi dan tidak jarang berulang pada persalinan
berikutnya (Sarwono, 2005).

Meneran

Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila pembukaan sudah
lengkap dan reflek ferguson telah terjadi. Ibu harus didukung untuk meneran dengan benar pada
saat ia merasakan dorongan dan memang ingin mengejang (Jhonson, 2004). Ibu mungkin merasa
dapat meneran secara lebih efektif pada posisi tertentu (JHPIEGO, 2005).

 Faktor Janin

Berat Badan Bayi Baru lahir

Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000 gram (Rayburn, 2001).

Makrosomia disertai dengan meningkatnya resiko trauma persalinan melalui vagina seperti
distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan kerusakan jaringan lunak
pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada perineum (Rayburn, 2001).

Presentasi

Menurut kamus kedokteran, presentasi adalah letak hubungan sumbu memanjang janin dengan
sumbu memanjang panggul

ibu ( Dorland, 1998).

Presentasi Muka

Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang, sikap extensi sempurna
dengan diameter pada waktu masuk panggul atau diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm.
Bagian terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu, sedang pada presentasi dahi bagian
terendahnya antara glabella dan bregma (Oxorn, 2003).

Presentasi Dahi

Presentasi dahi adalah sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini berlawanan dengan
presentasi muka yang ekstensinya sempurna. Bagian terendahnya adalah daerah diantara margo
orbitalis dengan bregma dengan penunjukknya adalah dahi. Diameter bagian terendah adalah
diameter verticomentalis sebesar 13,5 cm, merupakan diameter antero posterior kepala janin
yang terpanjang (Oxorn, 2003).

Presentasi Bokong

Presentasi bokong memiliki letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul
janin merupakan kutub bawah dengan penunjuknya adalah sacrum. Berdasarkan posisi janin,
presentasi bokong dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu presentasi bokong sempurna,
presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki, dan presentasi bokong lutut (Oxorn, 2003).

 Faktor Persalinan Pervaginam

Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan
ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat vacum yang dipasang di kepalanya
( Mansjoer,

2002).

Ekstrasi Cunam/Forsep

Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam
yang dipasang di kepala janin (Mansjoer, 2002). Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena
tindakan ekstrasi forsep antara lain ruptur uteri, robekan portio, vagina, ruptur perineum, syok,
perdarahan post partum, pecahnya varices vagina (Oxorn, 2003).

Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan pengurangan


volume atau merubah struktur organ tertentu pada bayi dengan tujuan untuk memberi peluang
yang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi

tersebut (Syaifudin, 2002).

 Persalinan Presipitatus

Persalinan presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat cepat, berlangsung kurang
dari 3 jam, dapat disebabkan oleh abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat, atau
pada keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu
tidak menyadari adanya proses persalinan yang sangat kuat (Cunningham, 2005).

2.4 Tanda gejala


Gejalapost partum depression atau postnatal depression bisa terjadi pada awal
kehamilan,beberapa minggu sesudah melahirkan,atau sudah setahun sesudah bayi lahir. Ketika
mengalami postpartum seseorang akan mengalami beberapa gejala-gejala berikut :

 Merasa cepat lelah atau tidak bertenaga


 Mudah tersinggung dan marah.
 Menangis terus-menerus.
 Merasa gelisah tanpa alasan yang jelas.
 Mengalami perubahan suasana hati yang drastis.
 Kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya.
 Tidak dapat tidur atau tidur lebuh lama.
 Sulit berpikiran jernih
 Munculnya pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.

2.5 Patophysiology/WOC
1.Adaptasi Fisiologi

a.Infolusi uterus

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap
ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan
bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24
jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus
dan simpisis pubis.

Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi
menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr 2 minggu setelah lahir. Satu
minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya
menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen dan progesteron bertabggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon
menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang
berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap
ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.

b. Kontraksi intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar.
homeostasis pasca partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium,
bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan
membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah
lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.

3. Adaptasi psikologis

Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :

 Fase taking in / ketergantungan

Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan
perlindungandan pelayanan.Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini
dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima.
Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal
baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang
membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik

 Fase letting go / saling ketergantungan

Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah
menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya
telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.

2.6 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan post partum menurut siswosudarmo,2008:

 pemeriksaan umum :tensi,nadi,keluhan dan sebagainya


 keadaan umum : TTV,selera makan dan lain-lain
 payudara : air susu,putting
 dinding perut,perineum,kandung kemih,rectum
 sekres yang keluar atau lochea
 keadaan alat kandungan

2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis

a) observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)


b) 6-8 jam pasca persalinan:istirahat dan tidur tenang,usahakan miring kanan kiri
c) Hari ke1-2 : memberikan KIE kebersihan diri,cara menyusui yang benar dan perawatan
payudara,perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,pemberian informasi tentang
masa nifas.
d) Hari ke-2:mulai latihan duduk
e) Hari ke-3:di perkenankan latihan berdiri dan berjalan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. SR DENGAN POST PARTUM
 
Asuhan Keperawatan Pada : Ny. SR
Dengan Diagnosa Medis : Post Partum
DiRuagan : Edelweis
Tanggal : 18 Sesember 2013

A.     Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Ny. SR
Umur klien : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nama suami : Tn. Wahyunta
Umur suami : 29 tahun
Alamat : Samboro
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Diagnosa medik : Post partum
Tanggal masuk RS : 03-11-2004
No. RM : 03 74 77
Tgl Pengkajian : 18/09/2013
2. Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.
3.  Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.
4.Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini
a. .Lama persalinan:
 Kala I 4 jam 20 menit
 Kala II 5 menit
 Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
b.  Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.
c.Tipe kelahiran spontan.
d.Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak diberikan analgesik dan
anestesi.
e. Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur perineum derajat I
dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala
IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.

5. Data Bayi Saat Ini


a.Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)
1) . Berat badan : 3100 Gram
2). Panjang badan : 45 Cm
3). Lingkar kepala : 32 Cm
4)      Lingkar dada : 33 Cm.
5)      Lingkar perut : 31,5 Cm.
6)      Lingkar lengan atas : 10,5 Cm.
b. Apgar Score
No Tgl/Jam Karakteristik Menit 1 Menit 5
Penilaian
1. 3-11-2004 Denyut jantung 2 2
2. 06.25 WIB Pernapasan 2 2
3. Refleks 1 1
4. Tonus otot 1 2
5. Warna kulit 1 2
Total 7 9
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.
6. Keadaan Psikologis Ibu

Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah
mengingat usia kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).

7. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,
gula, atau penyakit menurun lainnya. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular.
8. Riwayat Ginekologi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari dengan siklus
30 hari. Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah, dengan bau
amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HPHT) 09-12/2012 dengan hari perkiraan lahir
(HPL) 05/09/2013.
Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2 tahun sebelum gagal dan
diekstraksii pada bulan Maret 2012.
9. Riwayat Obstetri
Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200 gram, lahir
spontan, di RSUD Kabupaten Mamuju.
10. Review of System dan Pemeriksaan Fisik
a.       Penampilan umum : Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan
tertatih-tatih.
b.      Berat badan : 60 Kg.
c.       Tinggi badan : 151 Cm.
d.      Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24 kali/menit, S:
36,5 oC.
No Komponen Review of System Pemeriksaan Fisik
.
1. Kulit, rambut, Ibu mengatakan setelah Kulit bersih, turgor kulit baik,
kuku melahirkan langsung lembab, rambut bersih tidak
dimandikan oleh bidan, rontok, kuku rapi dan pendek.
kuku sudah dipotong sejak
dari rumah.
Tidak ada keluhan.
2. Kepala dan leher Ibu mengatakan tadi pagi Ekspresi wajah merintih ketika
sudah mencuci muka bergerak atau duduk. Tampak
sekalian mandi, tidak ada lelah.
keluhan. Tidak ada oedema,
konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik,
penglihatan normal, kelenjar
tiroid tidak membesar, kelenjar
limfe tidak teraba, vena
jugularis tidak meningkat,
tidak terdapat bekas operasi.
3. Telinga Tidak ada keluhan. Bersih, discharge tidak ada,
pendengaran normal.
4. Mulut, Tidak ada keluhan. Bersih, tidak terdapat karies
tenggorokan, gigi, tidak ada stomatitis,
hidung sekret hidung bersih, tidak
memakai alat bantu, fungsi
baik.
5. Thoraks dan paru- Tidak ada keluhan. Simetris kanan-kiri, tidak ada
paru ketinggalan gerak, paru dalam
batas normal, tidak terdengar
suara nafas tambahan.
6. Payudara Ibu mengatakan air susu Lunak, puting susu menonjol
sudah keluar dan akan keluar, ASI sudah keluar.
menyusui bayinya setelah
istirahat.
7. Jantung Tidak ada keluhan. Tidak membesar, ictus kordis
pada ICS ke 5, tidak ada bising
jantung.
8. Abdomen Ibu mengatakan perut Terdapat striae gravidarum,
terasa mual-mual dan tinggi fundus uteri 2 jari
seperti dipelintir. dibawah pusat, teraba lunak,
peristaltik positif agak lemah.
9. Genetalia Ibu mengatakan nyeri pada Lochia jumlahnya sedang,
daerah kemaluan terutama warna merah gelap, terdapat
jika untuk bergerak dan bekuan kecil.
duduk, nyeri tajam, perih,
lokasi pada daerah
perineum, nyeri sedang
skala 6.
Ibu menyatakan sudah
buang air kecil 1 kali.
10. Anus dan rektum Ibu mengatakan buang air Terdapat ruptur perineum
besar tadi malam sebelum dengan jahitan luar 1 jenis
melahirkan, setelah Zide. Luka tampak basah.
melahirkan sampai
sekarang belum.
11. Musculoskeletal Tidak ada keluhan. Refleks positif,, tidak ada
varises, tidak terjadi oedema,
tanda-tanda REEDA negatif,
kekuatan otot 5, ROM normal.

11.  Riwayat Kesehatan

No Komponen Hasil
.
1. Pola persepsi Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak kedua, anak
kesehatan- pertamanya dulu juga dilahirkan di Sardjito, jadi ibu
pemeliharaan merasa yakin atas kemampuannya untuk merawat
kesehatan bayinya ini.

Selama ini ibu rajin memeriksakan diri ke dokter


kandungan, jika merasa tidak enak badan juga langsung
ke Puskesmas atau dokter praktek.
2. Pola nutrisi- Ibu makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari,
metabolisme selama hamil muda merasa mual muntah tapi semakin
bertambah usia kehamilan gejala semakin hilang.
Sekarang ibu sudah mulai makan makanan kecil yang
dibawa oleh suaminya.
3. Pola aktifitas-latihan Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan
aktivitas sehari-hari apat dilakukan mandiri, sekarang
ibu merasa lelah dan ingin tidur, juga tampak berhati-
hati ketika bergerak di tempat tidur.
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi
sehingga aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.
4. Pola eliminasi Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan konsistensi
lunak dan bak 6-8 kali sehari selama hamil. Setelah
melahirkan bab belum sedangkan bak 1 kali tadi pagi.
5. Pola isitirahat-tidur Selama hamil istirahat/tidur tidak ada gangguan, tidur
siang selama 2 jam dan malam tidur jam 21.00 WIB
dan bangun pagi jam 04.30 WIB. Semalam ibu tiak
dapat tidur karena dalam proses persalinan, baru setelah
bayi lahir dan ibu dimandikan dapat tidur sebentar.
6. Pola persepsi-kognitif Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan.
Ibu juga mengatakan bahwa kehamilan yang sekarang
ini tidak disengaja karena gagalnya IUD, tetapi ibu dan
suaminya merasa senang juga dengan kehadiran anak
yang kedua ini.
7. Pola persepsi Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan keperawatan
terhadap diri yang diberikan dan meyakini bahwa semua tindakan itu
adalah untuk mempercepat menolong diri dan bayinya.
8. Pola hubungan-peran Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya yang selalu
mendampingi. Ibu mengatakan selama ini hubungan
antar anggota keluarga dan masyarakat sekitar baik-
baik saja.
9. Pola seksualitas- Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami
reproduksi untuk mengurangi frekwensi hubungan seksual. Tidak
ada gangguan dalam melakukan akttifitas tersebut, juga
tidak terjadi kontak bleeding.
10. Pola stress-koping Ibu berpenampilan rapi, berbicara pelan-pelan, dan
selalu minta pertimbangan suami atau ibunya jika ada
masalah atau harus mengambil keputusan.
11. Pola kepercayaan- Ibu berasal dari suku jawa dan beragama Islam
nilai-nilai sehingga kebudayaan yang umum di masyarakat masih
dilakukan seperti tujuh bulanan dan selamatan. Ibu
merasa sangat bersyukur bayinya dapat lahir selamat
mengingat usia kehamilan yang mundur.

12.  Profil Keluarga


a.       Pendukung keluarga
Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya. Jika ada apa-
apa biasa minta tolong kepada orang tuanya. Hubungan dengan masyarakat sekitar
juga baik.
b.      Jumlah anak
Dua dengan anak yang sekarang. Anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan.
c.       Tipe rumah dan komunitas
Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik dengan ventilasi
dan cahaya yang cukup. Sumber air PAM dan memiliki WC sendiri. Jarak dengan
tetangga dekat dan tipe komunitas masyarakat desa dengan budaya gotong royong.
d.      Pekerjaan
Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan suaminya adalah
seorang pegawaii negeri sipil (Guru).
e.       Tingkat pendidikan
Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.
f.        Tingkat sosial ekonomi
Menengah dengan penghasilan perbulan  Rp 750.000.00.

13.  Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana


Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak nyaman
akhirnya diekstraksi pada bulan Maret 2011. Ibu mengatakan berencana akan memakai
IUD lagi.

14.  Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya


Tanggal dan Jenis Hasil pemeriksaan dan Interpretasi
Pemeriksaan Nilai Normal
Tanggal 03-11-2013
Lab. Darah :
        HB 9,9 (11,5-16,5) Turun
        AL 13,3 (4-11) Naik

        AE 4.35 (3,8-5,8) Normal

        AT 152 (150-450) Normal


30 (37-47) Turun
        HCT
AB
Golongan Darah
 

15.  Terapi Medis yang Diberikan

Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi Terapi


Terapi
18/09/2013 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
Asam Oral 3 x 500 Mg infeksi)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Analgetik (mengurangi
Emineton nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
19/09/2013 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
Asam Oral 3 x 500 Mg infeksi)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Analgetik (mengurangi
Emineton nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
20/09/2013 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah
Asam Oral 3 x 500 Mg infeksi)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Analgetik (mengurangi
Emineton nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)

16.  Analisa Data

Data Penyebab Masalah


DS: Agen injuri fisik Nyeri akut
1.      Ibu mengatakan nyeri pada daerah Kontraksi uterus
kemaluan terutama jika untuk bergerak
dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi pada
daerah perineum, nyeri sedang skala 6.
2.      Ibu mengatakan perut terasa mual-mual
dan seperti dipelintir.
DO:
1.      Tampak berhati-hati ketika bergerak di
tempat tidur.
2.      Ekspresi wajah merintih ketika bergerak
atau duduk.
3.      Tanda-tanda vital : TD: 110/80
mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24
kali/menit, S: 36,5 oC.
DS: Faktor risiko: Risiko infeksi
Ibu mengatakan terdapat luka di Trauma jaringan
kemaluannya dan rasanya sakit. Tidak adekuatnya
DO: pertahanan
1.      Terdapat ruptur perineum derajat I dengan sekunder tubuh
jahitan luar 1 Zide.
2.      Luka tampak basah.
3.      Lb. Darah (3-11-2004):
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30
DS: Kelelahan Defisit perawatan
Ibu mengatakan merasa lelah dan ingin diri:
tidur. Mandi/kebersihan
DO: diri, Toileting
1.      Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari
kamar mandi.
2.      Tampak lemah.
3.      Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.

4.      Diagnosa Keperawatan

Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:


a.       Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.
b.      Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan
Kelelahan.
c.       Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak
adekuatnya pertahanan sekunder tubuh.

5.      Rencana Pendidikan Kesehatan

Area Rencana Tindakan


Kerja Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum
diperbolehkan bekerja keras, seperti mengangkat ember, barang-
barang yang berat, dan memperbolehkan bekerja ringan seperti
menyapu, menyetrika, dan memasak.
Istirahat Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur,
hal ini sangat baik untuk memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak
punya masalah dengan keadaan tidur.
Latihan Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama
post partum seperti menaiki tangga, senam post partum.
Hygiene Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan
perineum setelah bak atau bab dengan air sabun.
Koitus Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia
berubah menjadi putih dan luka perineum sudah sembuh sempurna
serta ibu merasa nyaman untuk melakukan hubungan.
Kontrasepsi Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga
minggu post partum dan apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak
memberikan makanan tambahan pada bayi bisa dipergunakan untuk
kontrasepsi selama enam bulan post partum.
Follow up Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan
selanjutnya kontrol sampai 42 hari post partum
Lain-lain -
No Tanggal/Jam Tindakan Catatan Perkembangan TTD
DX
1 Rabu,18/09/20131.      Mengkaji nyeri klien: S:
Jam 09.45 Wita PQRST. 1.  Ibu mengatakan masih
2.      Mengukur TTV. merasa nyeri pada daerah
3.      Menganjurkan klien sekitar kemaluan meskipun
untuk melakukan sudah berkurang dibanding
mobilisasi bertahap. tadi pagi.
Rabu,18/09/20134.      Membatasi pengunjung. 2.  Nyeri tajam, perih, nyeri
Jam 21.10 Wita sedang skala 5, waktu
1.      Mengkaji nyeri klien: ketika melakukan
PQRST. mobilisasi/ambulasi.
2.      Menyarankan klien untuk3.  Ibu mengatakan sudah
mengubah posisi tidur mencoba turun dari tempat
secara teratur. tidur dengan bantuan kursi
3.      Mengajarkan klien tehnik dan posisi tidur berubah-
napas dalam dan masase ubah.
pada daerah ekstremitas O :
dan punggung. 1.      Ekspresi wajah ketika
4.      Membatasi pengunjung. melakukan ambulasi
tampak menahan nyeri.
Kamis,19/09/2013 2.      Posisi tidur miring ke
Jam 06.00 Wita kanan.
3.      Ibu mampu
mempraktekkan teknik
napas dalam dan masase.
1.      Mengkaji nyeri klien:
4.      Penunggu 1 orang ibu
PQRST. klien.
2.      Mengukur TTV. A : Tujuan belum berhasil.
3.      Memberikan analgetik P : Lanjutkan intervensi.
asam mefenamat 500 Mg S : Ibu mengatakan nyeri
oral. jauh berkurang
4.      Menjelaskan tentang dibandingkan kemarin,
nyeri pada post partum. nyeri ringan, skala 3, lokasi
di daerah sekitar kemaluan.
O:
1.      Tanda-tanda vital: TD:
120/70 mmHg, N: 80
kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S:
36,6 oC.
2.      Obat diminum.
3.      Wajah tampak segar,
tenang.
4.      Dapat turun dari tempat
tidur dan berjalan.
A : Tujuan berhasil
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
2 Kamis,19/09/2013
1.      Mengkaji kemampuan S:
Jam 09.45 Wita mandi ibu. 1.      Ibu mengatakan sudah bisa
2.      Mengkaji kemampuan ibu membersihkan daerah
ke toilet. perineal yaitu dengan sabun
3.      Mengkaji keadaan kuku. dan selalu dijaga
kekeringannya, mengganti
pembalut jika basah.
2.      Ibu mengatakan kalau
mandi dan ke toilet
sementara waktu dibantu
Kamis,19/09/2013 oleh ibunya, tadi sore.
Jam 21.30 Wita
1.      Melakukan diskusi
dengan ibu cara O : Aktif dalam diskusi.
membersihkan daerah A : Tujuan berhasil
perineal. sebagian.
2. Menganjurkan ibu pada P : Lanjutkan intervensi.
saat mandi untuk:
Kamis,19/09/2013     Menggunakan suhu air
Jam 05.30 Wita yang nyaman.
     Memonitor kondisi kulit.
     Menempatkan alat mandi
sesuai kondisi. Kamis, 19/09/2013 Jam
     Menyediakan alat mandi 07.00 WIB
pribadi. S:
1.      Ibu mengatakan pagi ini
Kamis, 19/09/2013 Jam akan mencoba mandi
05.30 WIB sendiri ke kamar mandi.
1.      Memfasilitasi ibu untuk 2.      Keluarga menyatakan akan
mandi dengan membantu semua
menyediakan air hangat, kebutuhan klien.
menjaga privasi, O:
melibatkan keluarga 1.      Ibu tampak berjalan ke
dalam membantu mandi kamar mandi.
dan toileting. 2.      Ibu mampu mandi dan
2.      Mengkaji kemampuan melakukan eliminasi di
klien ke toilet. kamar mandi.
3.      Keluarga membantu
menuntun klien dan
menyediakan alat
mandinya.
4.      Ibu tampak segar dan
berbau haru
A : Tujuan berhasil.
P : Lanjutkan dengan
motivasi ibu untuk
melakukan aktivitas lainnya
secara mandiri.
3 Jumat,20/09/20131.      Membatasi jumlah S : Ibu mengatakan akan
Jam 09.45 Wita pengunjung. melakukan hal-hal yang
2.      Mengajarkan cara disarankan meskipun
mencuci tangan kepada selama ini juga sudah
orang tua. melakukannya.
3.      Menganjurkan orang tua O : Klien dan keluarga aktif
untuk mencuci tangan dalam diskusi.
sebelum dan sesudah Tidak ditemukan tanda-
kontak dengan bayi. tanda infeksi.
4.      Memonitor tanda infeksi A : Tujuan berhasil
lokal dan sistemik. sebagian.
5.      Memonitor AL. P : lanjutkan intervensi.
Jumat,20/09/20136.      Mengukur tanda-tanda
Jam 21.30 Wita vital.
7.      Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
8.      Mengobservasi kontraksi
uterus. S : Ibu mengatakan cairan
yang keluar berwarna
1. Menganjurkan ibu dan merah dengan jumlah
keluarga untuk: lumayan banyak, perut juga
     Menjaga kebersihan masih terasa mulas tapi
kamar. sudah berkurang dibanding
     membatasi jumlah kemarin.
Jumat,20/09/2013 pengunjung.
Jam 05.30 Wita      Memberikan nutrisi yang
adekuat. O:
1.     
     Memberikan cairan dan Kulit intact, mukosa

istirahat yang cukup. tampak basah, kemerahan,

     Menjaga kebersihan dan dan tidak ada perlukaan.

melakukan perawatan 2.      Lokhia rubra.

kulit. 3.      Involusi uterus baik.

     Melakukan aktivitas dan 4.      TFU 2 jari dibawah pusat.


mobilisasi. 5.      Tanda-tanda vital: TD:

2.      Mengajarkan ibu dan 120/70 mmHg, N: 80

keluarga tentang tanda- kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S:

tanda infeksi, cara 36,6 oC.

mencegah infeksi. 6.      Tidak terdapat tanda


REEDA.
7.      Obat diminum.
1.      Meginspeksi kulit dan A : Tujuan berhasil.
mukosa dari kemerahan, P : Monitoring hasil
panas, atau drainase. implementasi.
2.      Memonitor pengeluaran
lokhia.
3.      Memonitor involusi
uterus dan tinggi fundus
uteri.
4.      Memonitor tanda-tanda
vital.
5.      Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
6.      Mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan
tindakan.
7.      Memberikan antibiotik
Amoxycillin 500 Mg per
oral dan derivat besi
Emineton 1 tablet.

Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
18/09/2013
1.      Nyeri akut Setelah diberikan 1.      Kaji ulang 1.      mengidentifikasi
berhubungan asuhan keperawatan skala nyeri kebutuhan dan
dengan trauma diharapkan nyeri ibu2.      Anjurkan ibu intervensi yang
mekanis , edema / berkurang dengan agar tepat
pembesaran criteria evaluasi : menggunakan2.      untuk
jaringan atau skala nyeri 0-1 , ibu teknik mengalihkan
distensi efek – efk mengatakan nyerinya relaksasi dan perhatian ibu dan
hormonal berkurang sampai distraksi rasa rasa nyeri yang
hilang , tidak merasa nyeri dirasakan
nyeri saat mobilisasi3.,       Motivasi : 3.      memperlancar
tanda vital dalam untuk pengeluaran
batas normal . S = 37 mobilisasi lochea,
C . N = 80 x/menit , sesuai mempercepat
TD = 120/80 indikasi involusi dan
mmHG , R = 18 – 204.      Berikan mengurangi
x
/ menit kompres nyeri secara
hangat bertahap.
5.      Delegasi 4.      meningkatkan
pemberian sirkulasi pada
analgetik perinium
5.      melonggarkan
system saraf
perifer sehingga
rasa nyeri
berkurang

19/09/2013
1.      Resiko tinggi setelah diberikan 1.      Kaji lochea 1.      untuk dapat
terhadap askep diharapkan (warna, bau, mendeteksi tanda
kekurangan infeksi pada ibu tidak jumlah) infeksi lebih dini
volume cairan terjadi dengan KE : kontraksi dan
berhubungan dapat uterus dan mengintervensi
dengan penurunan mendemonstrasikan kondisi dengan tepat.
masukan / teknik untuk jahitan 2.      pembalut yang
penggantian tidak menurunkan resiko episiotomi. lembab dan
adekuat , infeksi, tidak terdapat
2.      Sarankan banyak darah
kehilangan cairan tanda-tanda infeksi. pada ibu agar merupakan media
berlebih mengganti yang menjadi
( muntah , pembalut tiap tempat
hemoragi , 4 jam. berkembangbiakn
peningkatan 3.      Pantau tanda- ya kuman.
keluaran urine ) tanda vital. 3.      peningkatan suhu
4.      Lakukan > 38C
rendam menandakan
bokong. infeksi.
5.      Sarankan ibu4.      untuk
membersihka memperlancar
n perineal sirkulasi ke
dari depan ke perinium dan
belakang. mengurangi
udema.
5.      membantu
mencegah
kontaminasi rektal
melalui vaginal.

20/09/2013
1.      Resiko tinggi setelah diberikan
1.      Ajarkan ibu 1.      memberi
terhadap infeksi askep ibu diharapkan agar massage rangsangan pada
berhubungan tidak kekurangan sendiri fundus uterus agar
dengan trauma volume cairan uteri. berkontraksi kuat
jaringan , dengan KE : cairan
2.      Pertahankan dan mengontrol
penurunan Hb , masuk dan keluar cairan peroral perdarahan.
prosedur seimbang, Hb/Ht 1,5-2 2.      mencegah
invasive , pecah dalam batas normal Liter/hari terjadinya
ketuban , (12,0-16,0 gr/dL) 3.      Observasi dehidrasi.
malnutrisi perubahan 3.      peningkatan suhu
suhu, nadi, dapat
tensi. memperhebat
4.      Periksa ulang dehidrasi.
kadar Hb/Ht.4.      penurunan Hb
tidak boleh
melebihi 2 gram
%/100 dL.
BAB IV
Penutup
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga di sebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelumhamil
(Bobak,2010).
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan. Partus
dibagi menjadi 4 kala yaitu kala 1, kala 2, kala 3, dan kala 4.
Gejalapost partum depression atau postnatal depression bisa terjadi pada awal
kehamilan,beberapa minggu sesudah melahirkan,atau sudah setahun sesudah bayi lahir.

Anda mungkin juga menyukai