Anda di halaman 1dari 6

PERUBAHAN SOSIAL YANG TERJADI

PADA MASYARAKAT DESA

TUGAS SOSIOLOGI PERDESAAN

Disusun Oleh :

Yuni Cristiany Munthe

E1D013065

Dosen Pengampu : Septri Widiono

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2013/2014
Soal.
Menjelaskan 10 bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat desa.
Jawaban.
Perubahan adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu bisa berupa
kemajuan maupun kemunduran. Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk
perubahan sosial dapat dibedakan menjadi :
1. Perubahan sebagai suatu kemajuan (progress)
Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan
membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan
itu bisa memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan
kondisi masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana,
menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi yang memberikan
berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan pembangunan yang
membawa kemajuan. Jadi, pembangunan dalam masyarakat merupakan bentuk
perubahan ke arah kemajuan (progress).
Perubahan dalam arti progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-alat
transportasi, dan penemuan alat-alat komunikasi. Masuknya jaringan listrik membuat
kebutuhan manusia akan penerangan terpenuhi; penggunaan alat-alat elektronik
meringankan pekerjaan dan memudahkan manusia memperoleh hiburan dan informasi;
penemuan alat-alat transportasi memudahkan dan mempercepat mobilitas manusia proses
pengangkutan; dan penemuan alat-alat komunikasi modern seperti telepon dan internet,
memperlancar komunikasi jarak jauh.
2. Perubahan sebagai suatu kemunduran (regress)
Tidak semua perubahan yang tujuannya ke arah kemajuan selalu berjalan sesuai
rencana. Terkadang dampak negatif yang tidak direncanakan pun muncul dan bisa
menimbulkan masalah baru. Jika perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi
masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai sebuah kemunduran.
Misalnya, penggunaan HP sebagai alat komunikasi. HP telah memberikan kemudahan
dalam komunikasi manusia, karena meskipun dalam jarak jauh pun masih bisa
komunikasi langsung dengan telepon atau SMS. Disatu sisi HP telah mempermudah dan
mempersingkat jarak, tetapi disisi lain telah mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi
secara langsung. Sehingga teknologi telah menimbulkan dampak berkurangnya kontak
langsung dan sosialisasi antar manusia atau individu.
Jika dilihat dari proses berlangsungnya, menurut Soerjono Soekamto perubahan dapat
dibedakan menjadi Evolusi dan Revolusi (perubahan lambat dan perubahan cepat).
1. Evolusi
Evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam
waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang
bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan
masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari
usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan
hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan
sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.
2. Revolusi
Revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi
diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-
ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat
dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu, antara lain :
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya pemimpin/kelompok yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa
tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan
program dan arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara revolusi adalah peristiwa reformasi (runtuhnya rezim
Soeharto), peristiwa Tsunami di Aceh, semburan lumpur Lapindo (Sidoarjo).

Jika dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu perubahan
social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang berpengaruh kecil.
1. Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian dan lain
sebagainya.
2. Perubahan besar
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial
yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola
kehidupan masyarakat.

Jika dilihat dari keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu, perubahan yang
Direncanakan dan Tidak Direncanakan.
1. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang
telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change,
yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk
memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk
mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan
pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata
pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi.
2. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Contoh perubahan
yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa
kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan
tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.

Disini yang dimaksud dengan aspek-aspek perubahan yaitu menyangkut tentang perubahan
khusus dalam masyarakat desa yang diperkirakan penting untuk memahami kehidupan
masyarakat desa. Hal ini dapat memperdalam pemahaman tentang dinamika kehidupan desa.
a. Urbanisasi dan Perkembangan Masyarakat Desa
Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagai proses pengotaan, adalah suatu bentuk
khusus modernisasi. Dengan kata lain, konsep modernisasi yang sangat luas cakupan
pengertiannya itu mendapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan dalam konsep
urbanisasi. Sebagaimana diketahui urbanisasi adalah proses pengotaan (proses
mengotanya suatu desa), proporsi penduduk yang tinggal di desa dan di kota, dan
perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanward migration).
Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya meng gambarkan proses
perubahan dari suatu wilayah dengan masyara katnya yang semula adalah desa atau
bersifat pedesaan kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau bersifat
kekotaan. Dalam kenyataannya secara umum desa memang selalu mengalami perubahan
dan perkembangan. Cepat-lambatnya atau besar-kecilnya perubahan dan perkembangan
yang terjadi tergantung pada banyak faktor, antara lain tergantung- kepada potensi
wilayah yang bersangkutan. Perubahan itu secara umum cenderung mengarah ke sifat
-sifat perkotaan. Namun, tidak semua perubahan dan perkembangan yang terjadi di desa
itu dapat disimpulkan sebagai proses pengkotaan (proses perubahan desa menjadi kota).
Proses perubahan itu seringkali hanya merupakan proses perubahan biasa saja, yang
hakekatnya secara umum terjadi di semua kelompok masyarakat.

b. Perubahan Kultural
Perubahan kultural (kebudayaan) adalah perubahan kebudayaan masyarakat desa
dari pola tradisional menjadi bersifat modern. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
kebudayaan desa yang awalnya bersifat tradisional mulai dari alat yang digunakan,
ideologi, pendidikan, sedikit demi sedikit menjadi berkembang ke arah yang lebih
modern.
Yang menjadi titik tolak utama pengertian pola kebudayaan tradisional adalah yang
dikemukakan oleh Paul H. Landis an Everett M. Rogers. Seperti telah diuraikan dalam
bab tersebut, nurut Paul H. Landis keberadaan pola kebudayaan tradisional tentukan oleh
tiga faktor. Ketiga faktor itu adalah:
a. Sejauh mana ketergantungan masyarakat terhadap alam.
b. Bagaimana tingkat teknologi nya.
c. Bagaimana sistem produksinya.
Pola kebudayaan tradisional akan tetap eksis apabila masyarakat desa memiliki
ketergantungan yang sangat besar terhadap alam, namun dengan tingkat teknologi yang
tinggi, dan produksi yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ini
berarti bahwa apabila ketergantungan terhadap alam berkurang atau bahkan hilang,
tingkat teknologinya tinggi, dan produksi ditujukan untuk mengejar keuntungan (profit
orientecl), maka kebudayaan tradisional menjadi kehilangan dasar eksistensinya. Dan hal
tersebut menunjukkan perubahan cultural pada masyarakat desa
yang sudah terlihat. Selain hal tersebut meningkatnya teknologi pada masyarakat desa
juga menunjukkan semakin berubahnya kebudayaan di desa. Akan tetapi masih ada
kendala dalam memajukan desa kearah modern. Hal ini disebabkan karena cara hidup
modern menuntut biaya tinggi. Sebaliknya, cara hidup tradisional adalah merupakan cara
hidup yang relatif murah. Oleh karena itu, sekalipun misalnya penduduk telah
mendapatkan dan menyerap pengetahuan baru dan budaya modern, namun pengaruhnya
hanya sebatas sikap dan pandangan hidup saja. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan hidup modern karena masalah struktural, yakni karena mereka
termasuk golongan miskin yang rendah tingkat keberdayaannya.

3. Perubahan Struktural
Senada dengan uraian tentang perubahan kebudayaan di atas, bagian ini juga
mencoba mengungkapkan perubahan struktur masyarakat desa yang menjadi semakin
bersifat kompleks.
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain
atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap
sistem. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena tergantung pada
asumsi kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka. Karenanya,
identifikasi kognitif suatu struktur berorientasi tujuan dan tergantung pada pengetahuan
yang ada.
4. Perubahan Lembaga dan Kelembagaan
Lembaga adalah sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan dalam suatu
masyarakat. Dalam kaitan ini kelembagaan adalah sebagai wujud dari suatu tindakan
bersama (Collective action). Jadi jika suatu masyarakat menginginkan suatu kebutuhan
baru dan beragam maka secara otomatis lembaga lama akan tidak berfungsi lagi.
Secara umum lembaga diartikan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan yang
ada dalam suatu masyarakat.
5. Perubahan dan Pembangunan dalam Bidang Pertanian
Perubahan dan pembangunan di bidang pertanian tidak lepas dari perubahan yang
ada di dunia ini khususya dalam IPTEK dan teknologi yang menunjang peningkatan
dalam sektor pertanian.

Anda mungkin juga menyukai