Mahasiswa calon guru PKN melalui keterlibatan belajar dalam mata kuliah Hukum Perdata
memiliki kemampuan :
1. Memahami, mengevaluasi dan menganalisis Sejarah Perkembangan dan Sistematika
Hukum Perdata
2. Memahami, dan menganailisis subyek hukum dan kecakapan dalam hukum
3. Memahami dan mengkaji masalah-masalah hubungan hukum yang terjadi akibat
perkawinan, perwalian dan pengampuan” .
4. Memahami seluk beluk hukum perikatan yang diatur dalam KUH Perdata
5. Memahami dan mengkaji perihal benda dan hak-hak kebendaan.
6. Memahami dan mengkaji force-majeur (overmacht)
7. Memahami, menganalisis prosedur dan menghitung pembagian waris, baik menurut
ketentuan undang-undang maupun menurut wasiat”.
3. Deskripsi Isi
Dalam perkuliahan ini dibahas tentang Sejarah Perkembangan dan Sistematika Hukum
Perdata; subyek hukum dan kecakapan dalam hukum; masalah-masalah hubungan hukum
yang terjadi akibat perkawinan, perwalian dan pengampuan”; seluk beluk hukum perikatan
yang diatur dalam KUH Perdata; perihal benda dan hak-hak kebendaan; force-majeur
(overmacht); prosedur dan menghitung pembagian waris, baik menurut ketentuan undang-
undang maupun menurut wasiat”.
4. Pendekatan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran mata kuliah Hukum Perdata digunakan pendekatan Contekstual
Teaching and Learning (CTL), hal ini dikarenakan materi perkuliahan bukan hanya bersifat
teoritis, tetapi justru sebagian besar bersifat kontekstual, karena menyangkut berbagai
peristiwa hukum, terutama yang berkaitan dengan hubungan hukum antar individu yang ada
di masyarakat, seperti masalah sewa menyewa, perjanjian, jual beli, warisan, perkawinan,
hibah dsb.
Konsekwensi logis dari penerapan pendekatan CTL, mahasiswa dibebani tugas lapangan,
baik ke Departemen Agama/KUA, tokoh masyarakat, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama,
Instansi Pemerintah terkait, masyarakat.
Mengacu kepada pendekatan pembelajaran di atas (CTL), sistem penilaian yang digunakan
adalah Authentic Assessment (Penilaian Otentik), yaitu adalah proses pengumpulan
informasi oleh dosen tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
oleh mahasiswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan
dicapai.
Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (1) Menilai Kemampuan Individual
melalui tugas tertentu; (2) Menentukan kebutuhan pembelajaran; (3) Membantu dan
mendorong mahasiswa; (4) Membantu dan mendorong dosen untuk mengajar yang lebih
baik; (5) Menentukan strategi pembelajaran; (6) Akuntabilitas lembaga; dan (7)
Meningkatkan kualitas pendidikan.
Pada pelaksanaannya penilaian otentik ini digunakan berbagai jenis penilaian di antaranya
adalah: (1) Tes Buatan Dosen; (2) Catatan Kegiatan; (3) Koleksi Pekerjaan; (4) Tugas
individu; (5) Tugas kelompok atau kelas; (6) Diskusi;
1. Agus Somawinata ( 1996 ), Kapita Selekta Hukum Perdata I dan II, Bandung,Jurusan
PMPKN-FPIPS IKIP Bandung.
2. Agus Somawinata ( 1986 ), Beberapa Catatan Mengenai Perjanjian Khusus, Bandung,
Jurusan PMPKN FPIPS IKIP Bandung.
3. Satrio ( 1994 ), “ Hukum Waris” Perikatan pada Umumnya, Bandung, Alumni.
4. Subekti, ( 1994 ), Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta, Penerbit PT. Intermasa.
5. Subekti ( 1986 ), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta, PT.Pradnya Paramita.
6. Subekti ( 1990 ), Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta,Pradnya Paramita.
7. Tamakiran ( 1987 ), Asas-Asas Hukum Waris menurut Tiga Sistem Hukum, Bandung, Pionir.
8. Volmar ( 1993 ), Pengantar Studi Hukum Perdata, Jakarta, Radjawali Press.
9. Wirjono Prodjodikoro ( 1983), Azas-azas Hukum Perdata, Bandung, Sumur Bandung.