TR Learning Study
TR Learning Study
1. AC Supply
2. Circuit Breaker
3. Transformer
4. Rectifying Element
5. Meter
6. DC output Terminal
7. Fuses
8. Surge Protector
Circuit breaker dipasang pada jalur AC input dengan tuas berada pada panel TR. Untuk AC
input sebesar 115 V biasanya digunakan satu Circuit breaker,sedangkan untuk AC input
sebesar 230 Volt atau lebih maka menggunakan 2 buah circuit breaker. Untuk TR 3 fasa
menggunakan masing masing satu circuit breaker untuk 3 line.
Jenis ini mempunyai element bimetal yang dialiri oleh arus listrik. Kelebihan arus yang
mengalir akan membuat bimetal panas yang kemudian mengembang dan bergerak
berlawanan arah sehingga koneksi terputus. Agar bisa terhubung kembali maka elemen
bimetal harus dingin terlebih dahulu.
Magnetic Breaker
Magnetic breaker tediri dari inti besi yang dililit kawat (Coil) berfungsi sebagai
electromagnet. Saat terjadi aliran arus yang menimbulkan medan magnet diatas spesifikasi
medan electromagnet normal dari lilitan inti besi maka akan mendorong tuas menjauh
sehingga akan memutus arus. Saat terjadi lonjakan arus listrik, magnetic breaker akan
memutus arus dengan sangat cepat. Karena itulah TR saat ini pada umumnya menggunakan
thermal breaker sebagai pemutus arus.
Prinsipnya sama dengan Thermal Breaker namun ditambahkan sebuah magnetic plate yang
tujuannya adalah mempercepat reaksi ketika terjadi lonjakan arus. Ketika terjadi lonjakan
arus istrik maka akan timbul medan electromagnetic pada plate yang kemudian menarik
plate pemutus arus dan memutus arus sebelum bimetal element menjadi panas. Thermal
magnetic breaker lebih cepat responnya dari pada thermal breaker namun sedikit lebih
lambat daripada magnetic breaker.
3. Transformer
Transformer berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan supply AC voltage tergantung
kebutuhan. Transformer terdiri dari inti besi yang terbuat dari besi lunak berlapis-lapis,
lilitan primer yang terhubung dengan input AC voltage dan lilitan sekunder sebagai ouput
AC voltage. Untuk Transformer step down akan memiliki lilitan sekunder lebih sedikit dari
pada lilitan primernya, sedangkan untuk transformer step up mempunyai lilitan sekunder
yang lebih besar daripada lilitan primernya.
Hubungan antara jumlah lilitan dan voltase output adalah sebagai berikut :
Contohnya adalah ketika sebuah transformer dengan 400 kali lilitan primer dan 100 kali
lilitan sekunder diberi voltase input sebesar 115 Volt maka voltase outputnya dapat dicari
dengan memasukkan nilai tersebut ke persamaan (asumsi tidak ada kehilangan beban)
sebagai berikut :
4. Rectifying Circuit
Rectifier terbagi menjadi satu fasa dan 3 fasa. Selain itu berdasarkan jumlah diode yang
dipakai maka dapat dibagi menjadi setengah gelombang (1 dioda), center Tap (2 dioda) dan
gelombang penuh yakni 4 gelombang. Saat ini tipe rectifier gelombang penuh menjadi
standard dalam pembuatan TR.
Kebanyakan panel meter setelah sekian lama terpasang tidak pernah dikalibrasi, karena itu
sebaiknya meter digunakan untuk sebagai indicator saja, sedangkan untuk mendapatkan
nilai actual output, tetap diukur dengan menggunakan multimeter.
Gambar 10. Komponen TR
6. DC Output Terminal
DC output terminal diberi label positif (+) dan negative (–) . Dan juga harus diberi tanda
agar terminal positif harus dihubungkan ke kabel anoda dan terminal negative dihubungkan
ke pipa. Jika hubungan ini sampai terbalik maka system proteksi katodik tidak akan bekerja
dan malah akan mempercepat reaksi korosi pada pipa
DC surge protector fungsinya adalah untuk mengarahkan lonjakan arus DC dari pipa
menuju anoda untuk digrounding tanpa melewati TR sehingga kerusakan komponen TR
dapat dihindari.