Dari semua proses yang telah saya jalani, menjadikan saya pribadi
yang lebih peka terhadap masalah sosial di tengah masyarakat.
Termasuk masyarakat di perkotaan yang masih berkutat dengan
masalah kemacetan, sehingga saya bermimpi bahwa suatu hari
Indonesia mampu menghadirkan transportasi massal yang aman,
nyaman, cepat, dan terjangkau sesuai dengan semangat nawacita
ketiga, di mana membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan. Sebagai lulusan Fisika Material, saya ingin bekerja bagi
masyarakat dan negara ini di PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta,
divisi Reseacrh and Development, di mana saya bisa mengembangkan
sistem pelapisan pada rel kereta agar tidak terjadi oksidasi dan korosi
sehingga Jakarta bisa memiliki trasnportasi massal yang baik, namun
untuk mewujudkan itu semua, saya harus belajar lebih dalam lagi
mengenai Fisika Material, khususnya sistem pelapisan di The University
of Manchester guna mendukung kemampuan akademis dan
pengalaman saya.”
Sering sekali saya bertanya kepada diri saya sendiri “sudah suksesah
diriku?” namun saya selalu gagal dalam menentukan apakah saya
sudah merasakan sebuah kesuksesan atau malah belum
mendapatkannya sama sekali. Saya pernah merasa bahwa pendidikan
dan prestasi yang sudah saya peroleh adalah sebuah kesuksesan,
namun ternyata sukses ini hanya dapat saya rasakan bagi diri saya
sendiri, sementara predikat sukses itu sendiri tidak bisa kita berikan
kepada diri kita sendiri karena kita perlu penilai dari luar pikiran dan
tubuh kita yang juga merasakan dampaknya.
Namun dari berbagai macam arti kesuksesan itu terdapat suatu
benang merah yang bisa ditarik, yaitu sebuah kepuasan dan
kenyamanan di dalam hati setelah melakukan suatu pekerjaan dengan
perjuangan dan kerja keras. Sehingga pencapaian tersebut benar-benar
memiliki makna bagi sesama dan meresap di dalam hati sanubari.
Tak terasa masa pengabdian pun tersisa beberapa hari lagi, di mana
saya harus merefleksikan diri saya selama setahun terakhir ini dengan
melihat indikator kemajuan di daerah dan juga kematangan pribadi
saya yang sudah ditempa selama setahun. Dengan demikian saya
menarik kesimpulan, bahwa ternyata kesuksesan yang saya harapkan
bukanlah semata tentang materi dan keberhasilan saya sendiri tetapi
juga tentang kemanfaatan bagi orang lain meski diri kita dalam
kondisi yang tidak ideal.
Saya meyakini bahwa setiap orang dilahirkan dengan sesuatu unik dan
khas sebagai pemberi warna dalam kehidupan. Dengan potensi dan
anugerah tersebut kita diharapkan mampu menebar kebaikan bagi
sesama. Dan kembali kepada pernyataan di atas “sudah sukseskah
diriku?”, bagi saya sukses terbesar dalam hidup ini adalah ketika kita
mampu memberi kemanfaatan kepada orang lain dengan anugerah
potensi yang telah diberikan kepada kita sesuai dengan “Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” dan
makna sukses ini akan selalu menjadi haluan hidup saya di setiap
perjalanan yang akan saya hadapi.”